-DongHae PoV
‘Hari ini hujan turun lagi. Semakin sering hujan turun, semakin sering aku melihatnya... dari dekat’, pikirku sambil merapikan peralatan tulis dan buku, lalu kumasukkan semua ke dalam tas. Perkenalkan aku, Lee DongHae, seorang mahasiswa tingkat tiga di salah satu Universitas khusus seni di Seoul. Aku mudah bergaul, ramah dan banyak disukai para yeoja. Hahaha..
“DongHae-yah! Apa hari ini kau sibuk?” tanya seniorku saat aku melangkah keluar pintu kelas.
“Sangat sibuk, hyung! Mungkin lain kali saja. Mianhaeyo, hyung”, kataku sambil membungkuk sekilas dan berlari menuju perpustakaan.
‘Itu dia! Ternyata dia memang akan selalu disini jika hujan turun’, pikirku saat menitipkan tasku di tempat penitipan barang. Aku pun berjalan perlahan dan duduk tidak jauh darinya. Aku langsung membuka buku yang ada di depanku dan sesekali meliriknya. Dia adalah yeoja yang bisa membuat mataku tak bisa berpaling lama. Aku menyukainya, ah tidak, mungkin aku telah mencintai yeoja ini.
Aku mulai menyukainya saat minggu pertama di tingkat dua. Saat itu aku sedang bermain basket bersama teman-temanku. Tak kusangka bola yang ku oper ternyata meleset dan keluar lapangan. Bola itu hampir saja mengenainya. Dengan cekatan, dia menjatuhkan buku yang sedang dibaca dan menangkap bola basket itu. Aku pun langsung berlari menuju salah satu pohon di taman kampus, tempat dia berteduh sambil membaca bukunya. Dia melihatku sekilas sambil melempar bola itu. Tanpa berbicara satu kata pun, dia mengambil bukunya dan lanjut membaca. Saat aku bilang maaf padanya, dia hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum sekilas padaku. Yeoja yang dingin tapi senyumnya sangat manis walau hanya sekejab.
Entah kenapa saat kejadian itu aku mulai memikirkan yeoja yang berada tidak jauh dariku ini. Sudah setahun ini aku mencari tahu informasi tentangnya. Siapa namanya dia, dia tingkat berapa, jurusannya apa, alamat rumahnya dimana, bahkan sampai no.handphone-nya. Ya, aku sudah memiliki no.handphone-nya, tapi aku tidak berani untuk meneleponnya, bahkan aku tidak berani untuk mengirimkan sms padanya.
Harus ku akui, aku memang tidak pandai untuk mendapatkan yeoja yang benar-benar aku sukai. Makanya sampai saat ini aku belum punya pacar, walaupun banyak yeoja yang mendekatiku dan menyatakan perasaannya padaku.
Tersadar dari tidurnya, yeoja itu pun menguap dan mengedarkan pandangannya untuk melihat sekeliling. Pandangannya terhenti saat dia melihat ada orang di sampingnya. Aku langsung menatap buku yang ku pegang dan pura-pura membacanya. Sekiranya sudah cukup lama, aku pun memandang ke arahnya lagi.
-DongHae PoV eNd
-SunHwa PoV
Hoamm...
Aku terbangun dari tidurku dan melihat sekelilingku. Ternyata ada namja ini lagi di sebelahku. Saat aku melihatnya, dia langsung buru-buru membaca buku yang dipegangnya. ‘Whoaa, dia sangat lucu!’ pikirku sambil tersenyum kecil.
Oh iya, perkenalkan. Namaku Cha SunHwa, mahasiswi tingkat tiga di kampus yang sama dengan namja ini. Aku seorang yeoja yang sangat suka baca buku dan tidak mudah untuk bergaul. Mungkin itu saja yang bisa aku beritahu.
Huft, sudah hampir dua bulan aku selalu pergi ke Perpustakaan saat jam kuliahku telah usai. Biasanya aku langsung pergi ke taman kampus dan membaca buku. Tapi karena akhir-akhir ini hujan selalu turun, aku pun pergi ke Perpustakaan. Sebenarnya aku tidak suka membaca di Perpustakaan, suasananya terlalu sepi dan membuatku mudah mengantuk.
Entah kenapa sekarang aku malah senang. Aku bisa melihat namja yang ada di sebelahku ini dari dekat. Dulu aku hanya bisa melihatnya yang sedang bermain basket dari bangku taman sambil sesekali aku membaca bukuku. Tanpa kusadari, melihat dia tersenyum riang di bawah cahaya matahari, membuatku ikut tersenyum juga. Makanya saat hujan turun, aku menjadi kesal karena tidak bisa melihatnya lagi. Tapi ternyata malah aku bisa melihatnya dari dekat di perpustakaan ini.
Aku hanya mengaguminya, mungkin menyukainya, atau mungkin mencintainya, tapi aku tidak bisa lebih dari ini, berharap untuk memiliki dirinya. Yah, aku cukup tahu diri karena dia adalah salah satu namja yang terkenal di kampus. Banyak yeoja yang berlomba-lomba untuk bisa dekat denganya dan menyatakan cinta padanya. Maka dari itu, bisa memandangnya dari dekat seperti ini saja sudah lebih dari cukup untukku.
Tapi aku tidak bisa memandangnya terlalu lama karena aku takut nanti dia akan mengira kalau aku itu yeoja yang tak tahu diri karena telah menyukainya. Secara, aku ini tidak populer dan tidak sesuai dengan kriterianya. Hanya sekilas aku memandangnya, aku pun langsung membaca buku yang sedari tadi menjadi alas tidurku. Mungkin aku ini terlalu banyak berimajinasi, karena aku merasa sekarang dia sedang menatapku lagi!
“10 menit lagi perpustakaan akan ditutup”, ucap ahjumma penjaga perpustakaan dengan cukup lantang.
Tak terasa ternyata waktu berkunjung ke perpustakaan telah usai. Aku pun beranjak dari tempat duduk dan berjalan menuju tempat penitipan tas. Namja itu pun berjalan di belakangku. Aku pun menahan senyumku agar tidak ketahuan olehnya. Setelah mengambil tas, aku berjalan keluar perpustakaan. Ternyata di luar masih hujan, walaupun tidak selebat tadi.
“SunHwa-ssi !”
Mendengar ada yang memanggil, aku pun menoleh ke arah sumber suara. Mataku langsung membulat dan nafasku serasa tertahan. Dia! Namja itu memanggilku! Demi apapun, ternyata dia tahu namaku.
-SunHwa PoV eNd
-Author PoV
“10 menit lagi perpustakaan akan ditutup”, kata ahjumma penjaga perpustakaan dengan cukup lantang.
DongHae pun tersontak kaget mendengarnya padahal dia sudah sering mendengar itu. Melihat SunHwa beranjak dari tempat duduknya, DongHae pun ikut beranjak dan berjalan mengikutinya dari belakang. Setelah mengambil tas, DongHae langsung keluar dari perpustakaan.
“SunHwa-ssi!” panggil DongHae untuk pertama kalinya. Yeoja itu pun menoleh dan memandang kaget. DongHae hanya memandang heran. ‘Ada apa dengan yeoja ini?’ pikir DongHae sambil mengerutkan dahinya.
“Kau tahu namaku?” kata SunHwa memandang dengan tatapan tidak percaya.
“Mmm, ne! Waeyo?” tanya DongHae salah tingkah karena ditatap oleh SunHwa.
“Ahh, tidak kenapa-kenapa. Hanya saja aku tidak mengira namja sepopuler dirimu itu bisa tahu namaku”, kata SunHwa menjelaskan. “Aku sangat senang~”, kata SunHwa pelan sambil menunduk.
“Apa aku sepopuler itu? hehe..” kata DongHae sambil mengusap pelan leher bagian belakangnya. SunHwa langsung menganggukkan kepalanya dengan cepat dan hal itu membuatnya tertawa. SunHwa hanya tersenyum melihatnya.
Mereka berdua pun duduk di depan perpustakaan. Terdiam untuk beberapa saat sambil menatap tetesan air hujan yang berjatuhan dari atap bangunan dan sesekali melirik satu sama lain. Udara yang berhembus semakin dingin karena bulan ini sudah mulai memasuki musim dingin. SunHwa mulai mengusap lengannya. Yeoja ini mulai membuka tasnya sibuk mencari sesuatu di dalamnya.
“Ahh~ paboya. Aku lupa membawa jaket..” kata SunHwa pelan sambil menutup tasnya.
“SunHwa-ssi!” panggil DongHae saat SunHwa memeluk erat tas kainnya. SunHwa pun menoleh dan melihat ke arah DongHae. “Waeyo?”
“Pakai ini!” kata DongHae sambil menyerahkan jaket merah yang dipakainya sedari tadi.
“Tapi..”
“Cepatlah pakai! Nanti kamu kedinginan”, kata DongHae memutus perkataan SunHwa. Karena udara semakin dingin, SunHwa pun menerima jaket itu dan memakainya.
“Gamsahamnida (Terima kasih)..” kata SunHwa dengan sopan.
“Tidak perlu formal seperti itu. Kita kan seumuran” kata DongHae tersenyum manis.
“Bagaimana kamu tahu hal itu?” tanya SunHwa heran.
“Nggg.... Aku... Aku pernah melihatnya di bukumu waktu bola basketku hampir mengenaimu..”, kata DongHae mengatur ekspresinya.
“Kamu masih mengingat kejadian itu?” kata SunHwa terkejut. Dia tidak percaya kalau DongHae masih mengingat kejadian setahun yang lalu. DongHae hanya menganggukkan kepalanya sambi nyengir(?).
“Kamu sangat hebat saat menangkap bola itu. Aku tidak menyangka kau sadar kalau ada bola yang mengarah padamu”, kata DongHae terkesan.
‘Karena aku selalu melihat ke arahmu. Jadi aku tahu kalau bolamu menyasar keluar lapangan’, pikir SunHwa.
“Aku hanya refleks saja. Aku tidak begitu hebat dalam menangkap bola. Aku kaget saat melihat bola yang terlepar ke arahku. Ahh.. hujannya sudah reda. DongHae-ssi, aku pulang duluan ya!” kata SunHwa beranjak dari tempatnya duduk barusan sambil mengangkat tasnya. Melihat hal itu, DongHae pun mencoba beranjak dari tempat duduknya dan melihat SunHwa yang mulai melangkah jauh. DongHae hanya bisa terdiam dan berharap bisa seperti ini lagi esok hari.
Author PoV eNd
DongHae PoV
Dua minggu kemudian...
‘Yak! DongHae-yah! Kau sudah bisa mengobrol dengannya, menyapanya dan membantunya walaupun tidak seberapa. Mungkin sudah saatnya kamu untuk menyatakan perasaanmu’ pikirku saat berdiri di depan perpustakaan. Dengan niat yang mantap(?), aku membuka pintu perpustakaan dan melangkah masuk. Setelah menitipkan tas, aku berjalan ke arahnya.
Seperti biasanya, dia sedang tertidur sekarang. Aku pun duduk di sampingnya dan merebahkan kepalaku di atas meja. Begitu dekat wajahnya dengan wajahku. Bentuk alisnya, matanya, pipinya, hidungnya, dagunya dan bahkan bibirnya sangat terlihat jelas di hadapanku. ‘Neomu yeppeo (Sangat cantik)~’ pikirku sambil tersenyum melihatnya. Rasanya aku ingin menghentikan waktu dan memandang seperti ini terus. Aku langsung mengeluarkan handphone-ku dan memotret wajahnya yang sedang tertidur dengan pulas.
“SunHwa-yah, saranghaeyo” kataku sambil menatap hasil fotoku tadi di layar handphone. Wajahnya begitu polos seperti anak kecil. Lucunya!
Aku pun menaruh handphone-ku di atas meja dan memandang ke arahnya lagi. Aku terkejut saat SunHwa sudah membuka matanya.
“Kau sudah bangun?” tanyaku mencoba tenang.
“Mmm, tapi aku masih mengantuk.. Hoamm...” kata SunHwa sambil menguap dan mengucek pelan matanya. “DongHae-yah, kamu sudah datang daritadi ya?” tanya SunHwa dengan ekspresi yang masih mengantuk. Aigoo! Aku ingin sekali mencubit pipinya. Ekspresinya itu sangat menggemaskan!
“Aniya. Aku baru saja datang” kataku sambil tersenyum padanya.
“DongHae-yah, barusan aku bermimpi. Mimpiku sangat aneh” kata SunHwa dengan lemas.
“Memangnya kamu mimpi apa?” tanyaku penasaran.
“Aku bermimpi kalau kamu...”
“Aku? Aku kenapa?”
“Tapi kamu jangan tertawa ya..!” kata SunHwa memperingatkanku. Aku pun menganggukkan kepalaku.
“Aku bermimpi kalau kamu itu mengucapkan ‘SunHwa-yah, saranghaeyo’. Itu aneh kan?” kata SunHwa sambil menunduk. Aku tersontak kaget, ternyata perkataanku tadi bisa masuk ke dalam mimpinya. Aigoo~
“Bagaimana kalau mimpi itu menjadi kenyataan?” kataku sambil menatap SunHwa.
“DongHae-yah..” kata SunHwa memandangku terkejut.
“SunHwa-yah, saranghaeyo..” kataku sambil tersenyum manis. SunHwa hanya terdiam mendengar perkataanku barusan. Sesaat kemudian, dia memalingkan kepalanya dariku.
‘Bagaimana ini? Apa dia kesal mendengar perkataanku tadi?’ pikirku tidak karuan. “SunHwa-yah, mianhaeyo.. Mungkin perkataanku sudah membuatmu kesal tapi aku benar-benar menyukaimu. Sudah lama aku menyukaimu. Mianhaeyo..” kataku menunggu responnya. SunHwa pun menoleh kearahku.
“DongHae-yah, apa ini sungguh-sungguh nyata? Aku tidak ingin bangun jika sekarang ini adalah mimpi” katanya sambil mencoba mencubit pipinya. Aku langsung memegang tangannya. “Ini sungguh-sungguh nyata, SunHwa-yah~ Tak perlu kamu mencubit pipimu itu..” kataku sambil tersenyum dan menatap matanya dalam-dalam.
“Na do saranghaeyo..” kata SunHwa terdengar sangat pelan sambil menunduk. Aku pun mencium lembut dahinya.
“SunHwa-yah, saranghaeyo” kataku sambil tersenyum manis padanya. “DongHae-yah, na do saranghaeyo..” katanya sambil tersenyum.
When it rains, I’m close to you..
When it rains, I’m on your side..
When it rains, You be mine..
Tamat