home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > MIRACLE IN DECEMBER

MIRACLE IN DECEMBER

Share:
Author : lugvrls
Published : 05 Dec 2013, Updated : 10 Jul 2014
Cast : EXO MEMBER AND OC
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |32159 Views |1 Loves
MIRACLE IN DECEMBER
CHAPTER 3 : 3rd SERIE [KRIS VERSION]

[SPECIAL REQUEST BY @kriselca]

[NB : gender switch]

Pernikahan.

Sejatinya sebuah pernikahan terjadi karena adanya dua insan yang saling mencintai.

Namun,tak sedikit orang yang menikah bukan karena cinta.

Perjodohan,perusahaan,akui sisi,dan entah apa lagi alasan lain yang membuat orang menikah tanpa memikirkan perasaan mereka sediri. Melainkan perasaan orang lain.

Mungkin itulah yang dialami Kris dan Tao.

Terikat dalam sebuah pernikahan yang bahkan tak mereka inginkan.

Terluka?

Mungkin saja

***

Terdengar suara nyaring dan getaran yang berasal dari ponsel Kris. Dia lupa kalau hari ini ia akan bangun pagi untuk melihat rumah barunya. Rumah yang ia beli satu hari sebelum pernikahan. Hari ini adalah hari pertamanya menjadi seorang suami. Resepsi tadi malam benar-benar membuatnya lelah, bagaimana tidak, 2000 tamu undangan menghadiri pesta pernikahanya yang di adakan besar-besaran di hotel milik keluarganya. Beberapa tamu penting dari kenegaraanpun turut hadir tadi malam.

Ya , Kris merupakan putra dari mentri pendidikan Korea Selatan, Lee Jung Hyun. Ia baru saja menikah dengan Tao , putri dari seorang pengacara ternama Korea yang berasal dari China, Huang Li Wei.

Ia benar-benar merasa kalau tenaganya telah terkuras habis, matanya pun sedikit terbuka, ia meraih-raih ponselnya yang ia pasang alarm, dan mematikannya. Lalu ia pun kembali tertidur. Di menit berikutnya, matanya baru terbuka lebar, ia mengedipkan matanya dan memandangi langit-langit kamar hotel.

“ah,punggung ku sakit sekali” pada akhirnya ia bangun dan mencoba meregangkan otot-otot tubuhnya.

Ia lalu kembali mnegecek ponselnya dan mendapati sebuah pesan.

“turunlah ke lobby setelah kau bangun,keluarga mu dan keluarga ku meminta kita untuk sarapan bersama”

Kris mengacak rambutnya dan bangun dari tempat tidurnya.

Menatap wajahnya didepan cermin.

“aku ber-istri sekarang,heol....”

***

Sebuah meja makan tampak penuh dengan dua keluarga.

“bagaimana bisa istri mu bangun lebih pagi,sementara kau masih tidur eoh?”

“aku lelah sekali,mianhae” Kris mengunyah sarapanya.

“gwenchana omoni,dia pasti lelah” Tao tersenyum simpul dan melanjutkan sarapanya.

Tak ada topik pembicaraan lain selain pernikahan , pernikahan , resepsi , resepsi ,rumah baru , rumah baru , anak laki-laki, anak perempuan, bla bla bla.

***

“siapa yang akan di kamar utama?”

“terserah kau saja,kau yang membelinya”

Diam. Mereka memang selalu dingin sejak awal. Keduanya sama-sama memiliki karakter yang kuat ,baik Tao maupun Kris.

“geurae ,kau di kamar utama. Aku di kamar ini” Kris menarik kopernya dan menuju kamar ke 2.

Tao lalu memasukan barang-barang nya ke rumah baru mereka.

Hanya pakaian dan sebagainya saja, karena rumah mewah ini sudah terisi dengan perabotan yang se-level denganya.

Sepertinya mulai detik ini kehidupan Tao benar-benar berubah, ia sudah menjadi bagian dari keluarga Lee Jung Hyun. Ke dua orang itu tidak pernah menyangka kalau mereka telah di satukan dalam sebuah ikatan pernikahan. Ya , Tao dan Kris bukan tak saling mengenal sebelumnya. Mereka pernah merasakan itu. Sesuatu yang orang sebut dengan cinta. Dulu,dua tahun yang lalu.

Sebuah pertengkaran hebat melanda keduanya. Mantan kekasih Kris kembali dan membuat Kris mulai renggang dengan Tao. Pada akhirnya , mereka memang harus brakhir. Tao sudah terlanjur sakit atas kelakuan kris. Siapa pun akan merasakan hal yang sama jika mereka berada di posisi Tao.

Namun takdir berkata lain , orang tua mereka ternyata memiliki keinginan untuk menikahkan mereka. Tak ada yang tau bahwa dua insan ini pernah berada dalam suatu hubungan. Baik Kris maupun Tao , keduanya sangat mematuhi orangtua nya.

Tuhan telah mempertemukan mereka kembali dengan cara seperti ini. Ini adalah sebuah awal bagi Kris dan Tao. Bagaimana kehidupan suami-istri mereka nanti tergantung bagaimana mereka menjalani nya.

Mungkinkah perasaan yang telah lama hilang itu akan kembali?

***

Sebulan berlalu ...

Tak ada yang berubah.

Dingin.

Seperti itulah suasana rumah Kris dan Tao.

Tak ada cinta maupun kasih sayang di dalam rumah semewah ini.

Tao berbaring di sofa dan menonton sebuah film. Ia baru saja pulang dari kantornya. Ini akhir tahun , dan sudah selayaknya perusahaan akan sangat sibuk karena tutup buku.

Pukul 10 malam.

Kris pulang dengan raut wajah yang berantakan. Bisa dipastikan ia mabuk karena bau alkohol sangat menyengat saat ia masuk ke rumah.

Tao yang melihatnya hanya diam dan tak terlalu memperdulikanya.

Bagaimana pun,Tao adalah seorang wanita.

Bohong kalau Tao bisa menjaga perasaanya sampai sekarang.

Ia mulai goyah.

Satu atap dengan orang yang pernah ia cintai tentu saja tidak mudah. Tak salah jika Tao masih menyukai Kris. Bagaimanapun ,Kris adalah yang terbaik baginya.

Kris terjatuh , Tao refleks berteriak.

“omo !!”

Ia segera bangun dari duduknya dan menghampiri Kris , mencoba membangunkan pria itu. Pria berdarah korea-canada yang pernah mengisi hatinya.

Tao merindukan sosok ini. Sosok yang pernah ada dalam hidupnya.

Ia lalu membantu Kris berjalan dengan susah payah samapi ke sofa tempat ia duduk tadi.

Ia mengambil selimut dari kamar Kris dan menutup Kris dengan selimutnya.

“Tao-ya” Kris tiba-tiba menahan tangan Tao yang hendak pergi. Terkejut , itulah yang Tao rasakan.

“mianhae Tao-ya , mianhae telah menyulitkan hidup mu”

Tao diam , tak tau harus merespon seperti apa.

“tidurlah” Tao melepaskan tangan Kris pada pergelangan tanganya. Dan lalu pergi meninggalkan Kris di sofa.

***

Kris mengerjapkan matanya beberapa kali.

Ia dapat mencium dengan jelas bau yang keluar dari dapur rumah nya.

Ia memegangi kepalanya.

Pusing.

Mungkin karena semalam , pikirnya.

“aku sudah menyiapkan bubur untuk mu. Makanlah” Tao tau Kris sudah bangun , ia membawa nampan berisi semangkuk bubur. Ia lalu meletakanya di atas meja.

Kris tak henti-hentinya menatap tao.

“gomawo Tao-ya”

Tao tak menggubrisnya dan meninggalkan Kris di ruang tengah.

Bukan tak soapan atau .. atau apapun itu.

Tao hanya tak ingin firasat nya menjadi kenyataan.

Sulit untuk mengendalikan perasaanya. Ia tak pernah menyangka akan sesulit ini. ia mengira bahwa ia sudah benar-benar melupakan Kris. Ini sudah dua tahun lamanya. Tapi nyatanya ?

Tidak sama sekali.

***

Tuhan sepertinya memang punya berbagai macam cara untuk mempersatukan insan yang telah di kehendakinya.

Seperti apapun kita mengelak , jika sudah takdir kita tak akan bisa menghindar.

Kris mondar mandir di kamarnya.

Bingung.

Harus kah ia menelpon Tao?

Ini sudah pukul 1 malam dan Tao belum juga pulang.

“mungkinkah sesuatu terjadi padanya? Aishh ,kenapa dia tidak menghubungi ku?”

Kris menatap layar ponselnya dan berharap tao menghubunginya.

tapi ternyata tidak , ia akhirnya memutuskan untuk menghubungi Tao.

Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka.

Itu Tao.

Kris langsung menuju ruang tamu dan mendapati pelayan nya sedang membuka pintu untuk istrinya.

“kau baru pulang?” tanya Kris , cemas.

“eoh ,seperti yang kau lihat” Tao berlalu begitu saja melewati Kris. Sedangkan Kris hanya menatap punggung istrinya dari belakang.

Ia lalu mengikuti Tao menuju kamar.

“kenapa kau kesini? Aku lelah,pergilah ke kamar mu” Tao yang hendak menutup pintu tiba-tiba tertahan oleh Kris.

“bisakah kau menghargai sedikit rasa cemas ku? Aku khawatir karena kau belum pulang. Ini hampir jam 2 pagi,sebenarnya kau darimana? Kenapa tak menghubungi ku?” Kris sedikit berteriak.

“cemas?” Tao mengangkat kedua alis nya.

“untuk apa kau mencemaskan ku? Aku baru saja kembali dari rumah dan meminta orang tua ku untuk mengakhiri pernikahan ini”

“mwo?” Kris tampak begitu terkejut.

“wae? Bukankah begitu lebih baik. Aku lelah Kris. Lebih baik aku tidak menikah sama sekali dari pada seperti ini. berpura-pura didepan orang tua ku dan juga semua orang. Kau pikir itu menyenangkan?” wajah Tao memerah , ia mulai berkaca-kaca. Emosi nya meluap-luap.

“aku lebih lelah ! aku lebih lelah karena aku masih mencintai mu”

DEG ..

Bohong jika Tao tidak terkejut.

“menurut mu aku baik-baik saja satu atap dengan mu?” Tao membalas perkataan Kris.

Membuat Kris tercekat. Dan tak tau harus merespon seperti apa.

“jadi ...”

“eoh ,aku juga masih mencintai mu ,Kris” entah datang kekuatan darimana, Tao begitu saja mengucapkan kata-kata yang selama ini ia pendam.

Jarak mereka yang sedari tadi terpisah sejauh 4 meter , tiba-tba saja hanya tinggal 30 cm. Entah sejak kapan Kris berada dihadapan Tao,semuanya begitu tiba-tiba.

“mari kita memulai semuanya dari awal” Kris tersenyum dan lalu menarik Tao kedalam pelukanya.

Mungkin inilah yang selama ini tuhan rencanakan ,sebuah kebahagiaan untuk Kris dan Tao.

***

Semenjak kejadian waktu itu, kehidupan Kris dan Tao berubah 180 derajat. Mereka sekarang saling memahami. Terlebih lagi,sekarang perasaan yang dulu pergi kini telah kembali. Memang benar, cinta akan bersemi lambat laun seiring berjalannya waktu. Bagi Kris, sekarang Tao adalah sandaran terbaiknya. Tempat dimana ia melepaskan semua rasa rindu dan lelah selama ia bekerja. Ia akan begegas pulang ketika pekerjaan telah selesai agar bisa melihat istrinya itu.

Sudah pukul delapan lebih, tapi Kris belum juga pulang. Tentu saja Tao kesal, meskipun ia tahu alasan Kris pulang terlambat adalah karena alasan pekerjaan.

Tao memegangi perutnya yang masih rata.

“lihatlah , appa mu bahkan tak menghubungi ku”

Ia tersenyum sendiri berbicara dengan calon bayi nya. ya , usia kehamilan Tao sudah 6 minggu. Kris belum mengetahuinya. Ia sengaja. Ia ingin memberikan kejutan pada Kris dimalam natal. Kris pasti akan sangat senang,pikirnya.

“Yoboseyo.” Terdengar suara Kris di seberang sana menerima telepon dari Tao

“Kau pulang jam berapa?”

“Hampir selesai, kenapa?”

“Entah kenapa aku ingin salad buah.”

“MWO?” Kris terdengar begitu terkejut mendengarnya

“Toko akan segera tutup, jadi cepatlah dan bawa salad itu pulang!” Tao tertawa kecil dan segera menutup teleponnya.

***

Jam sepuluh tepat, dan Kris pulang. Tao masih setia menunggunya di ruang tengah. Sekarang ke dua sudut bibirnya terangkat gembira melihat apa yang diinginkannya ada di tangan Kris.

“Ini salad buahnya, hasil kerja kerasku mengelilingi seluruh toko di kota ini”. Ujar Kris sambil memberikan salad itu pada istrinya.

“Gomawo.. kau mau menghabiskan nya bersamaku?”

“Aniyo.. Aku lelah, aku akan pergi mandi.”

Dan malam itu Tao melahap salad buah, kemudian tidur menyusul suaminya yang sudah mendengkur di atas kasur.

***

Ini hari senin, harusnya Kris bangun lebih pagi. Tapi sepertinya ia terlalu lelah. Ia masih tertidur pulas di tempat tidur tanpa menyadari matahari sudah meninggi, Tao telah terbangun ia menuju pintu kamar untuk keluar namun, mual menyerang hingga ia muntah. Kris membuka matanya mendengar suara, ia memandang istrinya kemudian menghampiri.

“Kau sakit?” Tanya Kris.

“Tidak. Hanya mual…” Jawab Tao.

Kris membawa istrinya ke kamar untuk merebahkan tubuhnya di  tempat tidur.

“Kalau begitu aku akan libur dan merawat mu seharian ” Ucap Kris tersenyum.

ia lalu membuatkan bubur abalone untuk istrinya. Meskipun ia tak yakin kalau masakannya itu enak.

“Habiskan ini!” Suruh Kris.

Tao tersenyum dan melahap buburnya. Ia tak pernah menyangka kalau Kris bisa seperti ini padanya. Ia yakin Kris akan lebih perhatian saat tahu kalau dia hamil. Tao tersenyum membayangkannya.

“Sayang… bisa olong ambilkan obatku di lemari obat?” Pinta Tao pada Kris.

Kris segera menuju dapur dan mengambil obat yang di maksud. Tapi tiba-tiba ia terkejut melihat amplop di samping obat, kemudian ia membacanya.

Tak satu paragraf pun terlewatkan.

Sampai akhirnya ia tau apa maksud dari isi amplop itu.

“Apa ini?” Tanya Kris dengan nada geram

Tao kaget, ia tak menyangka amplop itu sekarang ada di tangan Kris.

            “Kenapa tidak memberitahuku?” Kris mendesak.

“Karena.. Karena..”

            “Kenapa kau menyembunyikanya? Harusnya aku yang berhak tahu hal ini pertama kali, karena aku AYAHnya .. atau bukan aku?”

Ucapan Kris membuat Tao tersinggung, ia bahkan sekarang telah menangis, karena Kris kembali membentaknya setelah sekian lama.

“Bagaimana mungkin bukan anak mu? Kenapa kau bicara begitu?”

            “Mianhae, aku terlalu kecewa pada mu, kalau kau memberitahuku dari awal mungkin aku akan bangga.” Kris mengambil kunci mobilnya dan meninggalkan Tao dalam keadaan menangis.

Tao tak mengira Kris akan semarah itu, apa memang ia terlalu menyembunyikannya. Bukankah itu baik? Ternyata pernikahan sangat terlalu sensitife, dimana setiap pasangan harus dapat memahami situasi dan kondisi kapan sebuah hal yang besar harus diungkapan dan kapan harus disembunyikan.

***

Natal hampir tiba. Siang itu, langit kota Seoul, ibu kota negeri ginseng, Korea Selatan sangat cerah. Meski begitu, sengatan sinar matahari tak sedikit pun terasa menembus pori-pori kulit. Justru sebaliknya, hembusan angin tengah hari seakan membekukan tulang. Pasalnya, suhu udara di musim dingin kali ini mencapai 8 derajat celcius meski matahari terasa pendek dari langit kota Seoul dan minus lima derajat celcius menjelang malam.

Tao dengan santai meneguk coklat panasnya di dekat perapian. Sudah seminggu lebih ia kembali ke rumahnya semenjak kepergian Kris waktu itu. Ayah Kris sendiri sangat kecewa atas perbuatan anaknya. Li Wei yang paling kecewa karena Kris yang dikiranya baik tega menuduh yang bukan-bukan kepada  anaknya. Tapi tetap saja, semua itu sudah tak ada gunanya untuk disesali. Semuanya telah terjadi, sekarang Tao hanya perlu menikmati hari-harinya sebagai wanita hamil. Ia akan bertekad membesarkan anaknya sendiri kalau memang Kris tak akan kembali lagi.

Tiba-tiba saja lamunannya pecah oleh suara ponselnya yang berdering.

“Yoboseyo.” Sapa Tao.

“Kau dimana?” Tanya suara di seberang sana. Tao terkejut, suara itu… ia kenal suara itu.

“Nuguseyo?” Tanya Tao memastikan.

“Ini aku, Kris.”

Tebakan Tao benar, ini Kris, orang yang telah meninggalkannya: haruskan aku menutup teleponya? Pikir Tao.

“Kau dimana?” Tanya Kris mengulangi pertanyaanya.

“Memang kenapa?”Tao kembali bertanya.

“Datanglah ke hotel, aku telah memesan ruangan khusus untukmu!”

“Alasan apa hingga  aku harus datang?”

“Aku tunggu 30 menit!”

Dan telepon pun terputus.

Tao menghela napas, ia tengah berpikir sekarang: Haruskah aku datang? Apa aku akan menyesal kalau tidak datang? Akhirnya setelah beberapa kali ia memikirkannya Tao pun pergi ke hotel milik keluarga Kris itu. Hotel yang menjadi saksi pernikahannya beberapa bulan yang lalu. Tao ingin menangis kalau mengingatnya

***

Tepat jam tujuh malam, Tao tiba hotel, ia sekarang telah berada di ruang yang dimaksud. Tapi ia tak mendapati Kris disana. Hanya sebuah ruangan makan malam untuk dua orang yang romantis. Sebuah tirai merah di sebelah kiri dan sebuah pemandangan kota Seoul yang indah pada malam hari di luar sana yang dapat di lihat dari jendela kaca.

Sebuah pesan masuk ke ponselnya

tunggulah sebentar, kau nikmati saja makanan pembukanya.

Tao semakin tak mengerti. Dan keraguan masih menyelimuti hatinya. Tiba-tiba lampu di ruangan itu mati. Tao panik bukan main, ia bingung, dan memikirkan bagaimana caranya keluar dari tempat itu. Tapi tak lama kemudian lampu kembali menyala. Tirai merah tadi sekarang telah terbuka, Nampak seorang pria di sebuah kursi dengan gitar di tangannya dan lilin-lilin kecil yang mengelilinginya. Tao mencoba melihat dengan mata bulatnya siapa pria itu dan ternyata itu Kris. Ia memetik gitarnya.

“Lagu ini untuk orang yang telah aku kecewakan.” Ucap Kris.

nun teugodo neol baraboji mothae

jichin chueoke heuryojin neoui mameul nan chatji mothae

manhi ulgo jichyeo deo isang mothae

saenggakhaedo neoreul bomyeon gwaenchaneul got gata

 

jikyeo jugo sipho neoui jalmotdwin nappeun boreutdeul kkajido

himdeun nal utge mandeuneun geoya

jom himdeulgetjiman neol saranghae rago maldo halgeoya

meonjeo nae phume oneun nal kkaji

 

utji mothae useodo gieok mothae

oneul harudo kkumcheoreom nunteumyeon sarajil got gateun

neol bogodo gyeothae obneun got gata

pyeohyeoni seothureun gabwa neol saranghagien

 

jikyeo jugo sipheo neoui jalmotdwin nappeun beoreutdeul kkajido

himdeun nal utge mandeuneun geoya

jom himdeulgetjiman neol saranghae rago maldo halgeoya

meonjeo nae phume oneun nal kkaji

hokshi dareun ongireul chatja

 

naege tteonaga haengbokhae halgeoni

geuraedo neol bonael su eobseo

baby jukgiboda deo apeultaende

 

naega neol saranghae dareun nugudo ani ne aphe itjanha

naega ni soneul jabgo itjanha

nugungaui pheume julsu obseo aesseo utgo itjanha

bonael su obseo haneun mameul wae

(Kim Jaejoong – I’ll protect you.)

Tao masih terpaku tak percaya. Kris berjalan mendekati Tao dan memberikannya sebuah cincin.

“Cincin ini sebagai tanda permintaan maaf, anggaplah aku telah melamar ulang mu. Maafkan aku karena aku selalu membuat mu kecewa, menangis dan selalu membuat sedih. Aku berjanji akan jadi suami dan ayah yang baik mulai saat ini.” Kris tersenyum ke arah Tao, ia pun mendaratkan ciumannya di dahi Tao.

“Kau mau memaafkan aku kan?” Tanya Kris lagi.

Tao mengangguk pelan dan tersenyum. Kris pun memakaikan cincin itu dan duduk dihadapan Tao.

 

***

Tao tak pernah menyangka kalau Kris akan memberikanya kejutan seperti ini. Tak ada yang lebih bahagia darinya malam ini.

“Oh ya, kau tidak ingin tahu alasan ku meninggalkan rumah waktu itu?” Tanya Kris sambil menikmati makanannya

“Apa?”

“Aku takut.”

Mendengar jawaban Kris, Tao mengerutkan keningnya.

“Jadi suami saja belum baik, apa lagi jadi ayah. Konyol alasanku.” Kris tertawa.

“Kenapa berpikir begitu?”

“Entahlah, waktu itu sepertinya aku belum siap jadi ayah. Tapi sebenarnya aku juga kecewa karena kau tidak memberitahuku, terima kasih atas hadiahnya.” Kris tersenyum.

“Hadiah apa?”

“Bukankah itu untuk hadiah natal ku? Kau lupa? Terimakasih, karena hadiah ini membuat ku jadi lebih dewasa lagi.”

Tao tersenyum simpul melihat Kris yang sekarang, ia yakin suaminya ini telah berubah manjadi lebih dewasa, ia yakin ia akan bahagia sampai anaknya lahir dan seterusnya.

 

***

“appa !! tak bisakah appa lebih cepat sedikit? Ayo kita pergi sekarang” Kevin menarik – narik ayah nya yang sedang memakai mantel dikamarnya.

“geurae ,geurae . appa akan segera selesai. Tunggulah bersama eomma didepan” Kris tersenyum dan mengacak rambut Kevin,putra nya.

Ya , 6 tahun berlalu.

Tak terasa.

Mereka tak pernah menyangka akan berlanjut seperti ini. tak ada yang tau kalau rencana tuhan begitu indah.

“eomma~~” Kevin , anak laki-laki berusia 5 tahun itu berlari menghampiri Tao di depan rumahnya.

“ne? Appa sudah siap?”

“belum,aku kesal sekali appa terus menatap cermin” Kevin cemberut,Tao lalu meraih putra nya dan membawanya kedalam pelukanya.

“hahha,anak eomma sepertinya sudah tak sabar”

“eoh , aku ingin melihat pohon natal yang besar itu. Pasti sangat bagus”

Tak lama,Kris pun keluar dan siap memboyong keluarga kecilnya kesebuah pusat perbelanjaan di china,ya mereka sedang menghabiskan liburan natal mereka di negara kelahiran Tao.

“yay!! Appa sudah siap,kajja !!” Kevin bersorak riang.

Kris dan Tao saling pandang , memberi sebuah tatapan penuh cinta. Kris merangkul pundak Tao dan melihat putra nya yang sedang bermain ice skating.

“dia mirip seperti mu” Tao tertawa kecil.

“benar,sangat tampan” Kris mengacak rambut Tao.

“mwoya , kau percaya diri sekali”

“appa ~~~ eomma ~~ lihat ,aku bisa” Kevin melambaikan tanganya ke arah kedua orang tuanya. Kris dan Tao membalas lambaian putranya.

“ayo kita buat yang mirip seperti mu” Kris memberikan wink ke arah istrinya.

“aishh ,kau ini” Tao memukul Kris. Mereka tertawa bersama.

Suasana natal semakin kental dan menyelimuti kebahagiaan keluarga kecil itu.

suasana natal bertabur keajaiban~

THE END...

[COMING SOON : 4th SERIE [SUHO VERSION]

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK