Matahari senja yang menarik. Tapi ada hal yang menarik lebih dari apapun. Mata yeoja itu. Kim Yoonhae. Walaupun pemandangan laut sore sangat menakjubkan, tak mampu mengalihkan pandanganku dari matanya itu. Matanya menghipnotisku untuk selalu menatapnya. Walau saat ini matanya fokus melihat pemandangan laut, mata itu tetap mampu menghisap kesadaranku untuk tidak berhenti mengagguminya. Aku berterima kasih mata coklat itu mau di tatap lama-lama olehku, walau dia sama sekali tidak pernah menatapku. Menatapku sebagai seorang pria.
Flash back
Di bangku taman sekolah menengah atas Inha. Di bangku yang sama. Yeoja berambut sebahu itu menekuk kepalanya mengerjakan sesuatu. Sangat serius sampai ia tak menyadari ada orang beberapa langkah di belakangnya sedang menatapnya dengan tatapan yang mengerikan.
“yak! Cho kyuhyun! Berhenti menggangguku! Kau tau aku sedang mengerjakan tugas,” teriak yoonhae dengan wajah kesal.
“kalau begitu berhenti mengerjakannya,” kata kyuhyun santai, sambil merebut catatan yoonhae.
“yak! Yak! Kau ingin ku kubur hidup hidup?!” teriakan yoonhae makin nyaring. Kyuhyun tak peduli.
“yak chingu, kenapa kau lebih mementingkan tugas-tugas mu ini dibandingkan dengan sahabatmu yang tampan?” kata kyuhyun sambil tersenyum miring.
“ kembalikan pabo! Kau sahabat yang menyebalkan!” teriaknya sambil berdiri. Ia kemudian mendekat kearah kyuhyun sambil menggapai-gapai bukunya yang di acungkan tinggi-tinggi oleh kyuhyun . Karena perbedaan tinggi yang bisa di bilang cukup jauh buku itu tak kunjung mampu di gapai oleh yoonhae.
“aku menyerah. Katakan apa yang kau inginkan kyu?” kata yoonhae sambil mengerecutkan bibirnya kesal.
“ah… uri chingu. Kau sungguh lucu saat marah. Neomu kyeopta….” kata kyuhyun dengan nada yang dilembut-lembutkan. Yoonhae semakin kesal. Ternyata kyuhyun mengganggunya hanya untuk menggodanya?
Dengan sekuat tenaga yoonhae menendang tulang kering kyuhyun.
“yak! Apa yang kau lakukan?! Kau ku pecat jadi sahabat!” kata kyuhyun sambil memegang tulang keringnya. Iapun akhirnya duduk di bangku yang tadi yoonhae duduki. Yoonhae pun tanpa rasa bersalah mendekat kearah kyuhyun membungkuk sedikit menatap kyuhyun tepat dimatanya. Memajukan wajahnya hingga hanya berjarak beberapa senti saja.
“pecat saja aku kalau kau bisa. Aku bahkan tak mengajukan lamaran untuk jadi sahabatmu. Dan satu lagi perjanjian sahabat kita. Sahabat s.e.l.a.m.a.n.y.a. “ kata yeoja itu sambil mengambil bukunya dari tangan kyuhyun.
“sahabatku yang tampan. Jangan menangis arra? Aku cuman menendangmu, bukan mencekikmu” katanya lagi mengusap tulang kering kyuhyun sambil tersenyum evil -walau tidak bisa dibilang evil- lalu pergi meninggalkan kyuhyun sendirian.
Kyuhyun hanya diam. Matanya berkedip berkali-kali. Lima tahun ia bersama dengan yeoja itu. Baru kali ini ia menatap mata yeoja itu tepat dimatanya. Ia merasa masih terhipnotis dengan mata itu sampai ia tidak mengeluarkan kata-kata apapun. Bergerakpun tidak. Beberapa saat setelah itu ia baru tersadar. Degupan jantungnya yang semula berhenti kembali memacu. Bahkan memacu sangat cepat sampai napas kyuhyun sedikit tercekat.
“ada apa ini?” gumam kyuhyun sambil memegang dadanya yang bergemuruh.
Flashback off
“sampai kapan kau memandangku seperti itu,” kata yoonhae yang matanya masih fokus dengan laut sore. Aku tersenyum ‘sampai kau melihatku’.
“sampai kau tersenyum, dan melupakan kejadian yang tadi,” kataku pada akhirnya.
“kurasa aku tidak akan pernah tersenyum lagi kyu,”ia masih saja menatap lautan yang mulai memerah.
“aku akan membuatmu tersenyum”
“ani. Walaupun kau sahabatku,aku rasa sangat susah untukku tersenyum” aku hanya tesenyum miris mendengar tuturan yeoja ini.
“kalau begitu aku akan menatapmu selamanya” kataku sambil tertawa. Walau sebenarnya menyakitkan, mengingat aku sahabat yang tidak bisa kau percayai. Mengingat kalau kau sahabatku. Sahabatku yoonhae.
Flashback on
Di bangku taman universitas kyunghee. Kyuhyun dan yoonhae duduk dalam diam. Kyuhyun asyik memainkan pspnya sambil sesekali memakan sandwich bekal yoonhae yang selalu yoonhae siapkan untuk mereka berdua. Yoonhae menerawang kedepan. Tersenyum sedikit kemudian melihat kyuhyun penuh minat.
“kyu, aku sepertinya sedang jatuh cinta,” kata yoonhae sedikit malu-malu. Seketika itu juga detak jantung kyuhyun berhenti sesaat. kemudian rasa sakit menelusup seiring detak jantungnya kembali memompa.
“eoh? Benarkah?” kata kyuhyun sedikit gagap. Ia kembali berusaha memainkan pspnya walau sekarang ia tidak bisa fokus dengan benda itu.
“yak! Apa cuman itu tanggapanmu?! Sahabat apa kau yang lebih mementingkan psp dari pada aku,”
“arra.. arra.. apa yang kau inginkan?” kata kyuhyun lagi. Ia bahkan tak tahu harus bagaimana saat ini.
“aku.. aku menyukai namja itu kyu. Namanya Choi Siwon. Sunbae kita, dan kemarin dia baru saja menyatakan perasaannya padaku. Akhirnya aku punya namjachingu kyu” kata yoonhae dengan mata yang berbinar-binar. Seketika itu juga langit seakan runtuh menimpa kyuhyun. Dadanya sangat sakit bahkan sampai membuat ia mengeluarkan air mata yang menggenang di pelupuk matanya.
“kau kenapa kyu?” kata yoonhae melihat mata mata kyuhyun. Kyuhyun juga menatap matanya. Seketika itu juga air matanya tumpah.
“ani. Akhirnya uri yoonhae normal juga,” kata kata kyuhyun tertawa sambil mengusap air matanya.
“yak! Memangnya kau normal! Sampai saat ini belum mempunyai yeoja?” kata yoonhae ikut tertawa bersama kyuhyun.
“aku normal. Kau pikir di luar sana tidak banyak yeoja yang ingin jadi pacar sahabatmu yang tampan ini. Hanya saja aku menunggumu untuk menjadi yeoja normal,” kata kyuhyun sambil tersenyum miring. ‘ah ani. Menunggumu untuk menjadi yeoja ku’.
“hahaha… ya sudah aku ada kencan dengan siwon oppa. Kau cepatlah punya yeojachingu,”
“aku tidak mau,”
“wae? Ternyata kau yang tidak normal,”
“ani. Aku tidak mau di kelilingi yeoja. Satu yeoja cerewet saja sudah membuatku susah,” kata kyuhyun. Sambil pergi meninggalkan yeoja itu.
“yak!! Siapa maksudmu cho kyuhyun?!”
“pergilah… kurasa siwon hyung sudah menunggumu,” kata kyuhyun tanpa menoleh kearah yoonhae. Ia tetap berjalan menjauhi yeoja itu. Yeoja itu hanya mendengus menatap punggung namja itu sambil pergi berlawanan arah dengan kyuhyun.
Tiba-tiba kyuhyun berhenti berjalan. Kemudian menatap kebelakang. Melihat yeoja itu semakin menjauh. Dan seketika itu juga kyuhyun merasa sakit di dadanya. Entah kenapa ia menjadi lemah saat itu.
“ternyata menjadi sahabatmu sangat menyakitkan yoonhae-ah”
Flashback off
“kyu, bolehkah aku menangis kyu?” kata yoonhae. Matanya terpejam. Kemudian cairan bening keluar dari sudut matannya.
“tidak. Kau tidak boleh menangis,” aku menatap buliran-buliran bening kembali meluncur dari matanya yang terpejam itu.
“tapi aku ingin menangis, kyu. Aku.. ingin.. menangis..,” suaranya bergetar.
Kemudian aku membalikkan badannya menghadap kearahku. Matanya masih terpejam seiring buliran itu kembali meluncur deras. ‘kau masih belum menatapku’kataku dalam hati. Ku peluk yeoja itu.
“kalau begitu jangan sampai aku melihat matamu yang penuh air mata. Karena aku akan membunuh orang membuat .. sahabatku menangis,”
Ia membalas pelukanku lebih erat. Bahunya bergetar hebat. Dia membenamkan wajahnya yang penuh air mata ke dadaku. Terdengar isakan-isakan kecil dari suaranya.
“aku tak ingin percaya dengan yg kulihat kyu. Aku tidak ingin….”
Flash back on
Dengan sedikit frustasi kyuhyun menyusuri tiap toko-toko agar ia bisa menemukan kado yang tepat untuk ulang tahun yoonhae. Besok adalah ulang tahun yoonhae. Yeoja yang telah sepuluh tahun menjadi sahabatnya. Satu-satunya orang yang diakui sebagai sahabatnya. Mengingat yeoja itu yang dua bulan lagi akan menjadi milik orang lain. Meninggalkannya sendiri. Yeoja yang telah bertunangan dengan cinta pertamanya. Mengingat hal itu kyuhyun tersenyum miris.
“kau beruntung yoonhae-ah bisa bertunangan dengan cinta pertamamu. Cinta pertamaku saja tidak memandangku sebagai seorang pria,” gumamnya.
Tiba-tiba sebuah pemandangan asing menarik perhatian pria itu sehingga memberhentikan mobilnya di tepi jalan. Matanya melebar melihat namja didepannya tengah merangkul seorang yeoja yang tak lain adalah teman baik yoonhae di universitas. Kim sangmi. Kyuhyun ingat ketika yoonhae dengan bangganya mengatakan kalau posisinya akan terancam oleh sangmi kalau kyuhyun tak bersikap baik padanya.
Tapi kenapa sangmi dirangkul oleh… siwon? Dengan perasaan yang berkecamuk kyuhyun mengikuti kedua makhluk itu menuju kafe. Mereka memesan bangku kosong di sudut ruangan tanpa melepaskan genggaman tangan yang betautan diantara mereka.
“siwon hyung, apa yang kau lakukan terhadap yoonhae-ku,” gumam kyuhyun yang masih menguntit kedua makhluk itu. Ia duduk persis di belakang siwon yang tengah asyik membelai puncak kepala gadis itu.
Pelayan datang mencatat pesanan mereka. Saat pelayan pergi kedua makhluk yang berada di depan kyuhyun tersebut saling mempertemukan bibir mereka. Kyuhyun tak tahan lagi. Sahabatnya di permainkan oleh namja saeki dengan yeoja murahan yang dianggap yoonhae teman!
Dengan menghentakkan kursinya kyuhyun berjalan menuju mereka berdua. Siwon dan sangmi yang mendengar hentakan kursi itu terkejut seketika melepaskan tautan bibir mereka dan semakin terkejut lagi melihat kyuhyun berada tepat didepan mereka.
“kyu..hyun-ssi..” ujar siwon terbata-bata.
“annyeong hyung. Ah ani. Annyeong brengsek! Beraninya kau mempermainkan sahabatku! Kenapa kau melakukan itu padanya?! Kau bahkan sudah menjadi tunangannya!!” teriak kyuhyun sambil mencengkram kemeja siwon. Pengunjung kafe yang lain sedikit terkejut mendengar teriakan kyuhyun.
“kyuhyun-ssi. Itu bukan salah siwon oppa. Hanya temanmu saja yang bodoh tidak menyadari kalau siwon oppa tidak mencintainya. Melainkan aku!” kata sangmi tanpa gentar sedikitpun.
“yeoja murahan! kalau kau tidak ingin aku mematahkan lehermu sebaiknya kau diam!” desis kyuhyun sambil menghempaskan siwon ke lantai. Seketika itu juga yeoja itu terkesiap mendengar kata-kata kyuhyun. Ia kembali memasang ekspresi datarnya berusaha tidak memperlihatkan rasa takutnya tatkala kyuhyun menatapnya tajam.
“kyuhyun-ssi. Kau tidak tahu kalau temanmulah yeoja murahan itu. Apa dia tidak mengerti kalau siwon oppa hanya mencintaiku. MENCINTAIKU!” kata sangmi. Plak!! Kyuhyun menampar pipi sangmi hingga sudut bibir gadis itu berdarah. Wajah yeoja itu seketika memucat.
“beraninya kau memukul yeoja!” siwon kemudian berdiri dan memukul rahang kyuhyun. Terasa sangat panas. Kyuhyun membalas pukulan siwon. Lebih banyak. Dan siwon tak dapat membalas sehingga namja itu hanya terhuyung-huyung tidak berdaya.
“kau namja brengsek! Jika kau tidak menjauhi kehidupannya kau akan kubunuh. Dan kau yeoja sialan. Sekali lagi kau mengatakan temanku murahan akan kurobek mulutmu itu,” kata kyuhyun sambil meninggalkan kedua pasangan itu.
Pengunjung kafe yang lain hanya terdiam. Beberapa saat kemudian pihak keamanan datang sambil memegang lengan kyuhyun.
“kalian tidak perlu mengusirku, aku akan pergi”
Saat kyuhyun hendak meninggalkan kafe itu, ia melihat yeoja tengah berdiri sambil menatap lantai. Kyuhyun terkejut. Dengan cepat ia meraih tangan yeoja itu membawanya pergi.
Flashback off
“kyu, ajarkan aku memiliki tatapan dingin sepertimu,” kata yoonhae sambil melepaskan pelukannya dariku.
“ani. Aku tidak mau chinguku memiliki tatapan yang dingin,”
“ajarkan aku,” katanya lagi sambil melihat langit yang memerah menuju gelap itu.
“aku tidak ingin melihat matamu yang indah itu berubah,” GREEP!! Aku menutup mulutku. Apa yang baru aku katakan?!
“mwo!?” katanya tersentak. Seketika dia berpaling menatapku tepat di mataku. Dan seketika itu juga aku mengalami penurunan fungsi kerja tubuh dan terlihat seperti orang idiot.
“ani..”
“katakan sekali lagi……” katanya dengan tatapan serius.
“aku tidak ingin kau memiliki tatapan sepertiku. Kau bukan master dibidang itu,” akhirnya aku dapat mengontrol sikapku.
“ahh…” katanya. Aku bersyukur dia tidak terlalu mendengar ucapanku tadi.
“padahal kau hampir membuatku tertawa kyu. Kau hampir saja membuatku senang,” gumamnya. Mwo?!
“jadi apa yang terdengar di telingamu saat aku berbicara tadi?” ujarku memastikan. Dia terlihat sedikit gelagapan.
“ani. Hanya sesuatu yang membuatku senang.”
“apa kalau aku memujimu kau akan senang?”
“ah.. ani.. aku lebih senang kalau kau disini saja. Kau tidak usah memujiku,aku bukan pengemis pujian” ucapnya ketus.
“apa kau marah kalau aku mengatakan aku menyukai matamu?” kataku sedikit berani. Aku harap setelah ini bebanku menjadi sahabatnya akan hilang.
“uhm? Kau menyukai mataku? Tidak. Aku tidak marah,” pipinya sedikit memerah.
“apa kau tidak marah aku mengatakan kalau aku mencintaimu?” kataku dengan senyuman miring untuk menetralisir kegugupanku.
“jangan bercanda. Aku baru saja melihat tunanganku selingkuh dan kau sudah mulai menggodaku. Kita sudah dewasa kyu,” katanya sok mengguruiku.
“uhm.. kalau begitu anggaplah kata-kataku tadi bukan candaan agar terdengar dewasa,” aku menatap matanya serius. Kali ini aku harus mengungkapkannya. Aku tidak ingin menderita lagi.
“kyu.. kita itu adalah sahabat… kau lupa dengan perjanjian persahabatan kita. Kita akan bersahabat selamanya?” dia mulai menatapku dengan wajah kaku.
“ kalau begitu ubah saja perjanjiannya. Kita akan bersama dalam suka dan duka, saling mencintai menghadapi segalanya bersama selamanya”
“kau mencari kesempatan dalam kesempitan,”
“jangan menceramahi ku, katakan saja. Kau mau mengubah perjanjian itu atau tidak?!”
“tidak mau!” katanya lagi sambil mengerucutkan bibirnya. Lucu sekali. Aku kemudian mendekatkan wajahku padanya dan menempelkan bibirku padanya.
“kalau sekarang?” kataku semakin mempersempit jarak diantara kami. Aku menatap matanya yang coklat bening itu. Merasakan sensasi terkena hipnotis di setiap kali melihatnya.
Dia hanya diam. Wajahnya seperti kepiting rebus. Sangat lucu.
“ahh.. uri chingu.. neomu kyeopta..” kataku menggodanya.
Wajahnya semakin memerah mendengar penuturanku. Dia membalikkan wajahnya. Dan aku memaksanya menatap wajahku.
“aku ingin melihat matamu lebih lama,” kataku padanya.
“saranghae chinguya..” kataku lagi. Dia kemudian berpaling membelakangiku bergumam sesuatu.
“aku baru saja melihat tunanganku selingkuh dan kemudian aku menyadari kalau aku mencintai sahabatku. Padahal besok aku ulang tahun. Apa-apaan ini?!” gumam yeoja itu yang terdengar jelas di telingaku.
Aku kemudian memeluknya dari belakang. Dia sedikit terkesiap.
“jawaban yang bagus. Aku anggap kau setuju. Besok batalkan pertunanganmu karena minggu depan kita menikah,”
“MWO?! Yak!”
FIN