home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > WHEN NIGHT FALLS

WHEN NIGHT FALLS

Share:
Author : tavxoc
Published : 30 Sep 2018, Updated : 30 Sep 2018
Cast : Jae, Brian (Young K) Day6
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |730 Views |0 Loves
WHEN NIGHT FALLS
CHAPTER 1 : PART 1

Hari ini Jae yang pergi.

            Aku dan Brian dengan berat hati mengantarnya di bandara pagi ini. Aku tidak tahu perasaan apa yang mengeluti hati ku setelah sekian lama. Saat Jae menarik napasnya, menatap lalu memelukku. "Jangan mencoba melupakan ku, ya!" Katanya dalam pelukkannya sambil memegang kepalaku dengan sayang. 

            "Sepertinya kita semua akan berpencar sebentar lagi..." ujarku, hampir menangis. 

            "Tenang, Brian yang akan menemani mu beberapa bulan ke depan." Aku menarik diri dari pelukkannya. Namun dia masih ingin medekap ku lebih lama. "Brian..." katanya lagi dengan dagu yang ditempelkan di atas kepalaku. "Jaga adik manis ku ini... Kau tau dia sangat manja... dia makan banyak... dan..." Dia mengecup keningku yang sontak membuatku serba salah... lalu memukulnya dengan pelan karena malu. "Jangan sakiti dia... cukup aku saja yang membuatnya menangis. Ah.. setidaknya dia sudah tidak menagis lagi." Dia tertawa pelan dan akhirnya mau melepaskan pelukannya dan mengucapkan salam perpisahan.

            Setelah memastikan Jae benar-benar tidak terlihat lagi di lobi, aku dan Brian memutuskan untuk kembali pulang. 

***

Aku dan Jae sebenarnya adalah mantan kekasih. Kami berpacaran selama dua tahun setengah, dan melanjutkan dua bulan untuk menjalani hubungan tanpa status. Namun, sepertinya perasaan kami salah alamat... Aku dan Jae tidak ditakdirkan untuk menjadi sepasang jodoh—setelah menyadari hubungan kami yang begitu tidak baik untuk menjadi sepasang kekasih, Jae dan Aku akhirnya sepakat untuk menjalani kehidupan menjadi seorang sahabat. Namun, Jae lebih suka menganggapku sebagai adiknya dibandingkan menjadi sahabatnya. 

            Jae sudah berupaya untuk melupakan ku, bahkan dia pernah pergi sangat jauh hanya untuk menghilangkan aku dari bayang-bayangnya... namun usahanya gagal. Dia tidak bisa, itu mengapa dia memutuskan kembali hanya untuk menjadi seorang sahabat. Dan disatu sisi, kini aku sudah mengikhlaskan hubungan kami di masa lalu hanya untuk menjadi sebuah batu sandungan kami di masa depan. Syukurnya, kini Jae sedang menjalani pendekatan dengan seorang wanita yang menuntunnya mendapatkan beasiswa di negara tempat kelahirannya bukan negara asalnya, setidaknya kami benar-benar menjadi seorang sahabat (adik-kakak) sekarang.

            Mengenai Brian. Brian adalah sahabat terdekatku, semua aib-aib ku dan semua segalanya tentangku sudah di ketahui Brian. Aku dan Brian berkenalan terlebih dahulu sebelum bertemu Jae. Brian adalah teman satu Band Jae dari SMP sampai sekarang—mereka memutuskan untuk hiatus, sedangkan aku dan Brian hanya teman satu tempat kerja dan ternyata juga teman satu kampus. Brian adalah senior. Dia berkuliah di jurusan Teknik, sedangkan aku di jurusan sastra.

            Namun sebaliknya, Brian sangat mahir merangkai kata-kata dibandingkan aku, dan aku lebih suka berurusan dengan hal teknis hardware komputer dibandingkan Brian.

            Brian itu... tidak terlalu banyak bicara…agak sedikit dingin dilihat dari luar, namun sangat peduli dan hangat saat kau sudah sangat dekat dengannya.

            Sebenarnya aku sempat salah paham dengan Brian, Hmm... agak terlalu rumit, namun aku tidak bisa membohongi perasaan ku, bahwa dulu aku sempat jatuh hati dengannya. Ah, dia sangat baik dan sangat hangat... Aku yakin siapa pun yang melihat Brian akan jatuh hati meskipun dia terlihat dingin dari luar—apalagi saat kau tahu dia seperti apa. Namun, semenjak aku menengenal Jae, beberapa bulan setelah pertemuan ku dengan Brian... dan mengetahui sepertinya Brian menyukai Eries pemilik kafe tempat kami berkerja, harapan dan perasaan itu berguguran begitu saja. 

            "Kenapa kau ingin bekerja disini?" Tanya ku pada Brian waktu itu.

            "Karena seorang?" jawabnya 

            "Karena masalah ekonomi juga?" dia mengeleng. Lalu tersenyum.

            "Terkadang jika aku memikirkan hal itu, aku ingin selalu tersenyum."

            "Oh, apa itu karena masalah hati—Perempuan?" Dia tersenyum malu-malu sambil menyetem gitarnya. "Apa itu juga alasanmu datang lebih awal kalau kerja?"

            "Aku hanya ingin menjadi orang pertama yang menyambut..."

            "Menyambut? Ah... aku tahu..." Aku memotong pembicaraannya

            "tahu apa?"

                "Kau sedang jatuh cinta... aku tahu siapa orangnya. Dia Eries, kan?" Tapi dia hanya menunduk tidak ingin menunjukan wajahnya.

***

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK