--YUNHO in BLUE--
.
.
Kau dengan wajah arogan mu,
aku kembali jatuh. Jatuh pada seluruh yang melekat padamu.
Kau ibarat manusia yang hidup dalam dinding es.
Datar, dingin, keras, sepi dan sulit untuk ditebus.
Hanya putih yang ada disekelilingmu.
Tidak bisakah kau membuat dindingmu berwarna?
Tidak bisakah hanya aku yang memberikan warnanya?
Kau tau, sesuai namaku.
Aku akan melakukan apapun demi dirimu?
Bisakah?
Berubahlah. Hancurkan. Lenyapkan.
Seluruh dinding es yang melindungimu.
Lihat aku, walaupun hanya sekilas.
Tatap aku walau hanya sebelah mata.
Yang aku mau, hanya kau berwarna.
Yunho Zanquen.
Dariku yang mungkin tak terlihat lagi olehmu,
Blue Razeilly.
.
--Secret admirer selama 10 tahun? Hanya orang-orang yang memiliki hati terbuat dari titanium saja yang mampu menjalaninya. Itu aku. Blue--
.
1st of Ramadhan 20xx, Tuesday at 09:30 PM
“Baiklah. Saatnya memulai untuk mencoba. Jadi, mari dengarkan aku, okay Silver?
Kau tau Silver, 10 tahun memendam rasa yang sama pada orang yang sama itu rasanya seperti naik roller-coaster? Terkadang aku sangat lelah. Lelah karena dengan bodohnya menunggu sebuah ketidakpastian. Lelah karena menunggu kabarnya yang sekarang tidak tahu keberadaannya. Lelah karena membayangkan wajahnya. Lelah karena harus menunggu waktu yang benar-benar ‘tepat’ saat kami bisa berkumpul bersama. Lelah karena harus kembali menunggu. Apapun itu aku harus menunggu. Menunggu dan menunggu. Hal yang paling melelahkan yang aku rasakan. Senang? Pastinya aku juga merasakannya. Senang karena terkadang masih bisa bertukar kabar, meskipun melalui jarak jauh. Senang karena bisa melihat dirinya kembali meskipun hanya melalui informasi dan penuturan sang kakak. Yah, apapun itu di social media, aku berteman dengannya bahkan dengan kakaknya. Walaupun kami jarang bahkan tidak lagi bertemu, namun ada saat-saat aku bertanya mengenai dirinya sang kakak selalu memberikan kabarnya padaku. Senang itu karena sang kakak mengakui diriku sebagai teman masa kecilnya. Secuil harapan kembali tumbuh dalam diriku yang sudah terlalu rapuh. Dan tentunya senang saat ‘kami’ berdua masih saling mengucapkan ‘Happy Birthday” di setiap tahunnya.
Huft… Kejadian tersebut terjadi sekitar setahun yang lalu. Disaat-saat aku disibukkan dengan kegiatan praktek, aku masih sempat mengucapkannya. Yang biasanya hanya sekedar sebuah pesan biasa, namun waktu itu aku mengucapkannya melalui rekaman suara. Kau tau Silver, apa yang aku katakana padanya? ‘Happy Birthday my little boy. Happy birthday my childhood. Everything the best for you’. Entah kenapa saat aku mengungkapkan seperti itu, aku merasa wajahku tiba-tiba saja memerah dan degub jantungku kembali berdetak tidak normal. Yah, apa sepertinya aku masih mengharapkannya selama 10 tahun ini? Bahkan akupun tak tau apa yang ia rasakan padaku. Menurutku tetap saja ia menganggapku sebagai teman terdekat dan teman masa kecilnya. Cerita masa kecil kami pun sangat menyenangkan.
…. Hoam… sepertinya sudah larut, Silver. Saatnya terbang ke alam mimpi. (Blue Razielly)”
3rd Ramadhan 20xx, at 11:00 PM.
“We meet again, Silver. Sepertinya yang kita bahas ini selalu ‘dia’ ya? Apa kamu tau siapa ‘dia’ yang aku maksud? Namanya Yunho Zanquen. Namanya yang indah, bukan? Sesuai dengan dirinya yang dulu. Dulu? Ya, hanya dulu. Hanya saat kami masih bisa berdekatan membahas apapun tanpa ada kecanggungan dan lagi tanpa halangan apapun. Sekarang? Dia sudah berubah dengan sangat total. Berbeda dengan Yunho yang aku kenal. Beberapa waktu yang lalu aku pernah bertemu dengannya dan juga sempat bertukar pesan. Cara dia bicara dan menjawab saja sepertinya dia sudah gak suka padaku. Aku tak tau apa salahku padanya. Seolah-olah aku ini ‘tak kasat mata’. Jawab sekenanya saja. Hal apapun itu, akulah yang selalu memulai pembicaraan. Dan sepertinya Yunho tak benar-benar menanggapiku.
Hah… Yunho sebenarnya kamu kenapa?
Kalimat sederhana itu selalu terngiang dipikiranku. Sampai-sampai aku tidur selalu larut dari biasanya. Rasanya selama kami berteman selama ini, aku hampir tidak pernah melakukan hal-hal aneh atau mengatakan apapun yang menyinggung perasaannya. Sekalipun pernah, kami tak pernah bisa berdiam diri lebih dari 2 hari. Setelah itu kami berbaikan lagi.
… Miss my old Yunho. Kenapa kamu berubah? – (Blue)”
.
Toho High School Canteen…
“Blue… Blue… Hei, Biru…!!!” teriak Dean.
“Ssstt… tolong kecilin dikit suara mu. Kita dikantin bukan dihutan” ucap Hyran pada Dean.
“Apaan sih. Lagian lama banget pesan makanannya, lapar nih. Dan ingat aku juga tau kalo kita ada di kantin Hyhy” jawab Dean.
“Stop! Jangan panggil aku dengan nama itu. Menggelikan” Hyran mendengus tak suka jika ia dipanggil Hyhy.
“Dan kau juga, De. Sekarang bulan Ramadhan, tahan dulu nafsu makanmu. Kita di kantin karena aku yang mengajak kalian untuk bersantai sedikit. Bosan banget di kelas terus” jelas Hyran.
“Kalau mau dipanggil orangutan yang suka teriak dimana aja. Lebih baik duduk manis , De. Dan tolong jangan membuka file apapun di laptopku” tiba-tiba saja Blue sudah duduk disamping Hyran.
“Wah… Kisah yang sangat menyedihkan. Kalau aku jadi dirimu, lebih baik langsung aja bilang ‘Yunho, aku suka denganmu’. Selesai. Apa kabar Yunho-mu itu? Udah pernah bertemu lagi?” ucapan Dean cukup membuat Blue terdiam untuk sementara waktu.
“Yaaa… Kau membacanya, De. Sudah aku katakan berapa kali agar kebiasaanmu berubah, huh? Dan tolong jangan katakan pada siapapun. Hanya kita” ucap Blue berapi-api. Dia memang sangat sensitif jika hal-hal pribadinya dibaca orang lain dan kebiasaan Dean yang selalu saja ‘kepo’. Dean gak bakalan berhenti kalau ‘kepo’ nya belum terlaksana dengan baik, apapun caranya.
“Apa susahnya mengatakan itu? Yang aku tau, Blue itu gak pernah nyerah. Keras. Kayak batu. Gak bakalan berhenti sebelum selesai. Sekarang lihat?” kali ini Hyran yang menyambung.
“Dan ternyata aku salah. Kau juga membacanya, Hyran? Kenapa sih kalian selalu ‘kepo’ dengan masalahku? Huaaaa…… Aku kesal sama kalian!!!!!!” kali ini Blue benar-benar mengamuk di depan sahabatnya. Tak peduli anak-anak lain yang sedang bersantai disekitar mereka yang kini sibuk memperhatikan Blue mengamuk. Ini hal langka, Blue yang sangat sopan dengan siapapun ternyata sangat mengerikan saat mengamuk. Lihat saja Twins, mereka sudah menutup telinganya duluan sebelum Blue mengamuk.
“10 tahun bukan waktu yang sebentar, Blue. Itu sudah lama. Sangat lama. Mungkin sebentar lagi berdebu. Keropos. Karatan. Tertimbun dan tenggelam dengan sendirinya. Kenapa masih mengharapkannya? Lihat, bagaimana usaha Jammie saat bersamamu? Sejak awal dia memang berniat untuk bisa dekat denganmu. Sebagai teman awalnya. Tapi perlahan-lahan mungkin akan lebih dari ini. Kalau ini masih prediksi aku aja. Tolong jangan cuek dan sok jual mahal sama Jammie. Dia tulus ingin dekat denganmu. Jangan selalu mengganggapnya tak ada. Artinya, dirimu sama dengan Yunho. Mengganggap orang yang selalu didekatnya hanyalah angin lalu” ucap Hyran tulus.
“Tapi, bisa-bisanya kamu tau hal ini. Dan tidak menegurku? Aku sadar kok, selama ini Jammie berusaha mendekatiku. Tapi aku selalu cuek dan menjaga jarak. Aku hanya takut kembali merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan kepada Yunho. Kami memang awalnya seperti itu. Namun, yah… seperti yang kalian tau. Akhirnya aku yang tak dianggapnya. Atau aku salah? Memangnya aku pernah berbuat apa?” seketika Blue kembali mengingat kesalahan yang terdahulu.
“Apa kau masih ingat Gennie? Anggota cheers yang beberapa waktu lalu selalu bersama Yunho? Melihatnya aja, udah buat aku pengen menarik rambut palsunya dan menampar wajah plastiknya. Astagfirullah… Yunho jelas-jelas gak tau apa-apa soal Gennie si manusia modifikasi” seketika Kyran datang dan langsung duduk disamping Hyran.
“Ya ampun…. Kyky. Kau benar-benar mengejutkanku. Hampir saja aku melemparkan laptopnya Blue ke wajahmu. Kalau terjadi sesuatu padaku, awas aja. Setelah ramadhan ini berakhir, kau harus mentraktirku makan sepuasnya selama sebulan penuh” Dean kembali berteriak. Kali ini bukan memanggil sahabatnya, tapi teriak karena terkejut. Tiba-tiba aja Kyky atau Kyran datang dan langsung duduk disamping Hyran, ngomong-ngomong mereka kembar. Hyran dan Kyran. Si kembar identik.
“Hah… Bisa tidak kalian tahan dulu emosinya? Kalau mau teriak-teriak atau berantam silahkan saja di lapangan. Dengan senang hati aku akan menunggu kalian hingga selesai. Apa kalian gak ingat sekarang bulan apa? Mau aku adukan ke Ustad Raffy agar kalian dihukum lagi?” tegas Blue. Sejak tadi ia sudah jengah dengan Kyran dan Dean, saat bertemu mereka berdua memang tak bisa akur sama sekali.
“Adukan aja mereka ke Ustad Raffy. Saat pengajian sore ini biar mereka yang membersihkan toilet masjid dan bertugas membangunkan sahur selama seminggu” dengan santainya Changmin mengutarakan pendapatnya, lalu duduk di samping Dean.
“Ya Allah, kak Changmin. Kenap tiba-tiba sekali datangnya? Biasanya selalu berdua dengan kak Yunho” sapa Blue.
“Biasalah. Mengurung diri di perpustakaan. Oh ya, kenapa akhir-akhir ini kalian berdua tak belajar dan pengajian bersama lagi?” tanya Changmin.
“Mereka sedang ada masalah, kak” jawab Hyran.
“Huh? Sejak kapan? Kenapa hanya aku yang tak apapun mengenai kalian, Blue?” tanya Changmin lagi.
“Aku hanya mau menyelesaikan sendiri masalahku, kak”
“Dan akhirnya kau tak bisa, kan? Ingat apa kata Ustad Raffy saat kita pengajian minggu lalu?”
“Huh? Yang mana, kak?”
“Allah menciptakan manusia agar bisa bersosialisasi. Jangan merasa bahwa kau sendiri. Masalah gak akan pernah selesai kalau kau hanya menyimpannya. Ingat ‘ber-so-si-a-li-sa-si’. Kau itu gak sendirian. Masih ada aku, Twins dan Dean. Bahkan orang tuamu juga bisa membantumu jika kau ada masalah. Dan Allah juga menciptakan manusia sebagai berpasang-pasangan. Dan aku berharap suatu saat kau dan Yunho akan menjadi pasangan. Aku sangat mendukung kalian. Aku juga tau kalau kau juga menyimpan rasa terhadap Yunho, kakakku selama 10 tahun ini, kan?” jelas Changmin panjang lebar.
“Terima kasih kak. Aku akan berusaha bersikap terbuka dengan kalian” jawab Blue sambil tertunduk.
Tiba-tiba saja…
“Maksudnya apa? Apa karena aku pernah menanyakan hal-hal tentang Gennie ke Yunho? Ahhh…. Aku ingat sekarang. Sebelumnya pernah ada berita kalau Yunho melakukan pelecehan ke Gennie? Awalnya aku gak suka ngikutin berita-berita yang kebanyakan bohong di sekolah. Tapi,setelah melihat fotonya perlahan-lahan aku percaya dan menanyakan hal ini ke Yunho. Saat itu Yunho benar-benar murka dan marah padaku. Dia juga bilang, kalau aku yang mengadukan hal ini ke Mommy-nya dan dia di skors selama seminggu. Kalian tau? Aku menanyakan hal itu karena aku penasaran, jika dilihat dari fotonya memang terlihat Yunho yang menindih Gennie. Tapi, saat diperbesar gambarnya, terlihat Gennie tersenyum saat Yunho menindihnya. Padahal itu hal yang direncanakan sendiri oleh Gennie dan genk-nya. Karena aku selalu bersama Yunho. Saat aku bertemu Yunho, aku benar-benar ingin mengatakan kalau itu hanya jebakan. Gennie gak mau ada lagi saingan terbaiknya. Baginya dialah yang pertama, utama. Karena sebelumnya Gennie juga pernah menyingkirkan Demian dengan cara yang sama. Hasilnya Demian mengundurkan diri dari sekolah dan pindah ke Milan” terang Blue kepada sahabat-sahabatnya.
“Wow, selama ini sikap Yunho yang selalu bersikap dingin padaku, ternyata ini masalahnya. Kenapa kalian gak jelasin ke kakakku?” hangmin berujar.
“Maaf kak. Selama ini kami berusaha sebisa kami. Tapi sepertinya kak Yunho selalu menghindar jika melihat kami” terang Kyran.
“Dan sepertinya usahaku untuk kembali mendekati Yunho ternyata gagal. Awalnya berdasarkan cinta. Namun, semakin lama karena kau belum berani mengatakannya. Rasa cinta itu perlahan memudar, berubah menjadi seorang sahabat. My other-half. Setengah dari diriku. Itu yang selalu Yunho katakan saat kami pergi berdua dan ada orang yang menanyakan hubungan kami. Aku melakukan ini semua agar Yunho bisa kembali seperti Yunho yang dulu. Selalu jujur dan terbuka padaku jika ada masalah apapun. Rasanya aku hampir menyerah untuk meruntuhkan dinding es yang dibangun Yunho disekelilingnya. Dan sudah tidak peduli lagi denganku. Aku hanya ingin, setidakya sejak kejadian itu, berpaling saat aku memanggilnya. Seolah-olah aku ini orang lain. Asing. Tak dikenal. Yunho benar-benar menjadi manusia es yang paling tak bisa dihancurkan, menjadi penyendiri dan pendiam” Blue kembali melanjutkan ceritanya.
“Setidaknya rasa cintamu yang tulus untuk membuat Yunho kembali berubah, gak akan berubah. Tetap semangat dan jangan gampang nyerah. Ini bukan Blue yang kami kenal” Changmin menyemangati Blue.
“Ahh… Secret admirer. Gak berani ungkapin. Bodoh. Pengecut. Kenapa aku jadi begini, ya?” seketika Blue menyadari sikapnya selama ini.
“Dan kau masih memendamnya selama ini. 10 tahun? Aku menghargai usahamu menunggunya” Hyran masih takjub dengan sahabatnya yang satu ini. Unik.
.
Diam-diam ternyata Yunho mengikuti mereka. Karena dia sendiri sebenarnya ingin mendengarkan penjelasan dari Blue, namun saat itu ia dalam keadaaan emosi tinggi sehingga mengabaikan Blue dan teman-temannya sementara waktu. Ia menghindar. Bahkan ia juga bersikap dingin kepada adiknya, Changmin yang dasarnya tidak mengerti masalahnya. Yang membuatnya semakin terkejut adalah pengakuan Blue. Selama ini Yunho berpikir bahwa Blue hanya mengambil keuntungan selama mendekatinya, namun itu berbanding terbalik saat ia sendiri mendengar ucapan jujur Blue kepada teman-temannya. Bagaimana pun juga, Yunho berjanji akan merubah dirinya dan berusaha kembali seperti yang dulu. Yunho langsung berlari menuju kelasnya.
.
.
Kau berbeda. Unik. Mungkin juga langka. Terlalu susah untuk bisa mendapatkanmu.
Emosi. Ego. Sabar. Keras kepala. Semua menjadi satu. Tapi aku suka.
Suka dengan semua yang melekat padamu. Iri. Karena aku tak bisa sepertimu. Seandainya, aku tidak egois. Tidak akan ada seperti ini. Utuh. Pecah. Retak. Hancur.
Maaf atas segala tindakanku selama ini. Terima kasih telah mengubah hidupku.
Berwarna seperti yang kau mau. Aku akan melihatmu, seluruhnya.
Aku akan menatapmu, sepenuh hatiku. Dariku yang lebih pengecut darimu.
--Y.Z--
Yunho, kembali menuju kelasnya setelah ia menyelipkan sebuah surat pada loker Blue. Ia berharap setelah ini, ia akan berusaha kembali mengambil hatinya Blue dan merubah sikapnya. Ahh… sepertinya ramadhan ini memberikan pelajaran baru untuknya yaitu, mendengarkan penjelasan terlebih dahulu sebelum menyalahkan seseorang.
“Sore nanti aku harus bertemu Ustad Raffy dan menceritakan semuanya…”gumam Yunho.
-END-
Hello, Let's be friend with me, follow me on my IG: @Lauralidya
Thank you