Yeri bangun pagi seperti biasa. Dia menunggu saudara kembarnya keluar dari kamar mandi sambil bermain handphonenya. Tiba-tiba handuk melayang ke arah Yeri.
“Cepatlah mandi. Aku akan berangkat lebih dulu” Saeron sudah ada di depan Yeri
“Wae? Apa ada ulangan di sekolahmu??”
“Ani. Aku sudah ada janji dengan seseorang”
“Nugu???” Yeri menghentikan kursi roda Saeron yang ingin keluar kamar
“Meolla.. Dia menyuruhku menunggu di depan gerbang sekolah pagi ini”
“Mwoya? Apa kau mendapat surat rahasia atau semacamnya??”
“Eoh..” Saeron memberikan sepucuk surat
“Daebak.. Apa sekarang masih ada yang melakukan ini??” Yeri terkejut membaca isi surat itu
“Kau jangan sampai telat ke sekolah. Aku berangkat duluan” Saeron meraih tas yang tidak jauh darinya
“Arasseo.. Hati-hati, Saeron’ah”
Yeri langsung mengambil handuk dan menuju kamar mandi..
Tidak berapa lama kemudian, Yeri keluar dari kamarnya dan menuju meja makan. Kedua orang tua nya tampak sibuk mencatat sesuatu. Ayah Yeri merupakan pemilik kedai yang terkenal di daerahnya. Ibunya hanya sebagai ibu rumah tangga biasa.
“Apa kau yakin hanya ini saja??” Ayah Yeri sibuk dengan kertas di tangannya
“Eoh. Aku sudah mengeceknya beberapa kali”
“Jinjjayeo??”
“Eoh. Wae??”
“Kita bisa menabung lebih banyak bulan ini. Tagihan bulan ini tidak terlalu tinggi seperti bulan-bulan kemarin”
“Ttaenginae” Ibu Yeri sedikit tersenyum sambil membereskan kertas-kertas di depannya
“Aku merasa beruntung bisa menikahimu, Ji won’ah” Ayah Yeri mengusap lembut kepala istrinya itu
Yeri yang melihat mereka berdua hanya bisa tersenyum sambil menikmati sarapannya.
“Aku berangkat….”
Yeri menuju halte bus seperti biasa. Setelah menunggu beberapa lama, dia menaiki bus untuk menuju ke sekolah. Selama perjalanan, Yeri sibuk dengan handphonenya. Sampai seseorang menepuk pundaknya..
“Apa kau masih sibuk melihat-lihat media sosialnya??”
“Soo-hyun’ah…” Yeri melihat yeoja yang duduk di sampingnya
“Apa kau tidak bosan terus-terusan mengaguminya seperti ini??”
“Ani. Dia merupakan satu-satunya namja yang sempurna di sekolah kita”
“Kau terlalu berlebihan. Lihatlah foto-fotonya. Apa yang bisa kau lihat? Dia hanya memposting gambar pemandangan saja” Temannya itu menunjuk ke arah handphone Yeri
“Aishhhh kau ini..” Yeri merasa terganggu dengan sikap temannya itu
“Apa kau sudah mengerjakan tugas?”
“Eoh…” Yeri kembali fokus ke handphonenya
Mereka berdua turun dari bus dan berjalan masuk ke dalam sekolah. Langkah Yeri terhenti melihat seorang namja berjalan ke arahnya dari kejauhan…
“Wae??” Soohyun memperhatikan Yeri yang berhenti berjalan
Mata Soohyun mengikuti arah pandang Yeri yang tampak terbengong..
“Kebetulan sekali.. Taehyung, sunbae..!!” Soohyun tampak berteriak ke arah namja itu
Dengan cepat, Yeri menutup mulut Soohyun dan menyeretnya..
“Mwowanenggoya??” Yeri masih menutup mulut Soohyun
“Apa kau masih tidak berani berbicara langsung di depannya?? Sampai kapan kau harus seperti ini, eoh??”
“Ani… Aku hanya…tidak ingin membuatnya terkejut. Lihatlah, dia sangat fokus pada kamera yang dibawanya” Yeri menunjuk ke arah Taehyung
“Lalu apa salahnya untuk sekedar menyapanya saja??”
Yeri hanya terdiam dan masih memperhatikan namja itu
“Kenapa kau tidak ikut komunitas dia saja ?? Kau pasti bisa sering bertemu dengannya”
“Ani. Apa kau tidak dengar tentang rumor yang beredar? Dia menolak seorang yeoja yang ingin bergabung. Jadi dia hanya menerima namja saja”
“Mwo?? Jinjjayeo? Apa Taehyung sunbae adalah……..”
“Yaa, jangan berpikir yang macam-macam tentangnya” Suara Yeri agak keras
Taehyung yang melihat mereka berdua, langsung mengarahkan kameranya..
“Walaupun dia merupakan alumni sekolah ini, dia tidak mungkin menyukai namja. Jadi jangan pernah berbicara seperti itu tentangnya” Yeri masih sedikit kesal kepada Soohyun.
Soohyun menyadari ada yang memperhatikan mereka. Dia menyenggol lengan Yeri..
“Yaa, pelankan suaramu” Soohyun sedikit berbisik dan menunjuk sesuatu
Yeri melihat Taehyung yang tidak jauh darinya sedang mengarahkan kamera ke arahnya..
-------------------------------------------To Be Continued-------------------------------------------