Tidak ada impian dan cita-cita yang dapat dicapai dengan mudah. Butuh perjuangan dan juga pengorbanan. Bukankah jelas kau harus memperjuangkan impianmu demi masa depanmu?
***
Kwon Jiyong, seorang trainee sebuah agency besar di Korea Selatan, menjadi sorotan utama di social media dan juga situs online karena video-video cover serta rapp yang viral di youtube dikabarkan akan segera debut akhir bulan ini. Jiyong yang menunjukkan bakatnya selama tiga bulan terakhir mampu mencuri perhatian para KNetizen karena kemampuannya dalam bermusik. Sebuah single debut sudah dipersiapkan sejak tiga bulan lalu, sejak sang agensi memperkenalkan Jiyong pada publik.
***
Tepat dimalam sebelum hari debutnya, Jiyong menemui seseorang yang berharga baginya. Seorang wanita yang Ia cintai dan juga mencintainya selama beberapa tahun terakhir. Wanita yang selalu mendukungnya dan juga memberikannya semangat selama Ia menjadi trainee. Selama menunggu wanita itu, Jiyong mengingat kembali kebersamaan mereka. Air mata itu menetes, mengingat malam ini akan menjadi malam terakhir keduanya bisa bertemu.
"Oppa!" Terdengar suara yang tak asing bagi Jiyong. Suara yang selalu menghiburnya, yang mampu menenangkan emosi serta meningkatkan suasana hatinya. Wanita itu bernama Sandara Park.
"Kau datang..." Jiyong menunjukan segaris senyum yang berbeda. Senyum yang tak leluasa seperti biasanya.
"Eoh.. Oppa sudah menunggu lama? Maaf.. Aku tadi membelikan sesuatu untuk Oppa.. Ini..." Sandara memberikan sebuah paper bag berisi dus sepatu bermerk.
"Memang bukan merk yang mahal, tapi aku membelinya menggunakan tabunganku. Aku ingin memberikan sesuatu untuk Oppa pakai saat debut. Berjanjilah untuk memakainya? Eoh?" Senyum tulus itu terlukis diwajah Sandara. Senyum yang selalu membuat jantung Jiyong berdebar.
Jiyong tak menjawab dan langsung memeluknya. "Maafkan aku..." Kata-kata itu keluar begitu saja dari bibir Jiyong.
Sandara membalas pelukan Jiyoung, senyumannya memudar. "Maaf? Maaf untuk apa?" Jiyong melepaskan pelukannya, menatap dalam kearah mata Sandara. Wajahnya terlihat sendu meski Ia tak mengeluarkan air mata.
"Kita tidak bisa bertemu lagi. Kita tidak bisa bersama lagi. Aku harus mengakhirinya disini. Hari ini..." Jiyong menggenggam tangan Sandara. Mengusap lembut punggung tangannya.
"Hubungan kita?" Sandara terlihat memamerkan senyumnya, tetapi bibirnya terlihat jelas bergetar.
"Oppa jangan khawatir... Aku tidak akan keberatan jika Oppa ingin mengakhiri hubungan ini. Aku bukan orang yang tabu tentang dunia Idol. Oppa tak perlu mengkhawatirkan hal yang tak penting. Aku baik-baik saja Oppa..." Sandara membalas genggaman tangan Jiyong.
"Aku sudah mempersiapkan diriku untuk hari ini. Aku tahu ini akan terjadi. Oppa tidak perlu terlalu jauh memikirkan perasaanku. Jangan sampai hal ini membuatmu terganggu. Besok kau akan berada dipanggung impianmu, bukan?" Sandara mengusap pipi Jiyong dengan tangan yang bergetar. Ia masih tersenyum menatap lurus wajah Jiyong.
Jiyong hanya diam tak menjawab. Menatap dalam wajah cantik Sandara sebanyak yang Ia bisa sekarang. Wajah Jiyong mendekat, dan bibirnya mendarat di kening Sandara.
"Aku memikirkannya berkali-kali. Antara kau dan Impianku. Mana yang harus aku lepaskan dan mana yang harus aku perjuangkan. Langkahku terasa berat karena harus meninggalkanmu." Jiyong mengusap tangan Sandara yang masih menangkup wajahnya.
"Tentu saja impian Oppa. Oppa sudah sejauh ini, Oppa sudah berjuang sampai saat ini. Dan Oppa mencintai musik lebih dari apapun. Oppa pantas memperjuangkan Impian Oppa dan mendapatkan hasilnya sekarang." Sandara langsung memeluk Jiyong dan mengusap punggungnya penuh kasih Sayang.
"Lepaskan rasa bersalah Oppa. Yakinkan diri Oppa untuk terus memperjuangkan impian Oppa. Aku disini akan terus mendukung Oppa meski Oppa tak bisa lagi menggenggam tanganku. Aku akan berdoa untuk kesuksesan Oppa, meski aku tak bisa bertemu dengan Oppa lagi. Aku tidak akan berubah. Aku akan tetap sama. Disini menunggu Oppa." Sandara tak bisa membendung air matanya. Ia menangis saat mengingat kebersamaan mereka selama lima tahun terakhir. Bagaimana Ia menemani Jiyong selama menjadi trainee. Menghiburnya saat Ia kehilangan semangatnya, dan tentu mensupport Jiyong agar tidak menyerah pada Impiannya selama ini.
"Kau adalah yang terbaik untukku. Aku mencintaimu." Jiyong melepaskan pelukan sandara dan mengecup puncak kepala Sandara dengan bibir yang bergetar.
***
Hari ini adalah hari yang dinanti oleh Jiyong, Sandara dan juga para penggemar Jiyong. Konser debut Jiyong. Jiyong menatap sepatu pemberian Sandara yang tak bisa Ia gunakan karena Ia telah memiliki desaigner pribadi. Jiyong tersenyum miris, merasa telah melukai perasaan Sandara.
"Jiyong ssi, berssiaplah." Seorang crew meminta Jiyong bersiap karena hanya tersisa lima menit sebelum konser debutnya dimulai.
Jiyong mengambil sebuah selca sebelum Ia tampil, dan mengunggahnya diakun instagram miliknya. Ia tersenyum memandang sepatu pemberian Sandara yang hanya tergeletak di meja riasnya.
Jiyong tampil dengan single debut miliknya yang tentu saja disambut meriah oleh para fansnya. Ia berhasil membuat penggemar terpukau dengan kemampuannya dan tidak mengecewakan ekspetasi para penggemar. Jiyong tersenyum menatap ribuan fans, dan matanya terfokus pada salah satu fans yang berada di kursi VIP yang sedang menatapnya dengan mata yang berbinar. Wanita itu tersenyum menunjukkan rasa bangganya dengan mengangkat banner bertuliskan 'Kwon Jiyong, Kau yang Terbaik!' .
Jiyong merasa bangga dengan apa yang telah Ia capai sampai saat ini, tentu bukan sebuah perjuangan yang mudah untuk menjadi seorang Idol di Korea mengingat banyaknya persaingan. Menjalani masa traine yang sulit, berlatih tanpa henti serta mengorbankan hal-hal yang kau sukai.
Karena impian ada untuk kau perjuangkan, bukan hanya kau tuliskan dalam sebuah perencanaan. Untuk memperjuangkannya kau harus berusaha bahkan setelah jatuh berkali-kali, kehilangan beberapa hal atau mengorbankan sesuatu untuk mendapatkan impian besarmu. Jangan menyerah dan jangan pernah merasa putus asa hanya dengan satu atau dua kegagalan. Karena impian adalah suatu hal yang mahal, hal yang tak sembarang orang bisa mewujudkannya, hanya orang-orang yang gigih yang sukses dengan impiannya.
*****
-Prolog-
Jiyong mengambil sebuah selca dan mengunggahnya di akun instagramnya, Ia mengunggah foto selca yang secara sengaja memamerkan sepatu pemberian Sandara yang tak bisa Ia pakai dengan caption yang begitu dalam.
"Aku menerima semua cinta dari kalian, meski aku tak bisa mengucapkan terima kasih pada satu persatu dari kalian. Aku sungguh berharap kalian terus mendukungku. Aku mencintai kalian, dan akan melakukan yang terbaik yang aku bisa, mohon terus mendukungku dan jangan pernah meninggalkanku."
Sandara yang menyadari makna tersirat yang tersembunyi dari postingan Jiyong yang meminta Sandara untuk terus mendukungnya dan tidak meninggalkannya. Sebab Sandaralah yang paling memahami Jiyong, lebih dari siapapun.