Kirana, seseorang yang menemaniku dari awal ruh ku ditiupkan kedunia ini. Seseorang yang sangat berarti didalam hidupku. Kami berdua lahir dihari yang sama, Kirana yang lebih dulu melihat dunia dan 20 menit kemudian akupun menyusulnya bertemu ayah ibu yang sangat menyayangi kami. Sudah hampir 20 tahun kita hidup bersama, makan bersama, menonton acara televisi bersama, tidurpun harus bersama dengannya. Tuhan selalu mempunyai rencana yang indah untuk kami.
Namaku Kirani, dan ya seperti apa yang kalian fikirkan Kirana adalah saudara kembar ku. Kata ibu kita ini dilahirkan sebagai manusia yang paling beruntung didunia, ibu selalu mengajarkan apa itu rasa syukur kepada kami. Namun, Tuhan mempunyai cerita lain kepada Kirana, saat kami masih didalam kandungan kata ibu pertumbuhan janin Kirana lebih lambat dari pada ku, kata dokter ia khawatir jika Kirana tidak akan bisa melihat dunia bersama ku. Tuhan membuat kirana bisa terlahir didunia ini, dari sejak umur ku meninjak 7 tahun ibu dan ayah sudah mulai mengajarkan kepadaku untuk berpuasa sampai full, tapi tidak dengan Kirana karena ia selalu dalam pengawasan dokter. Saat itu ibu bilang, Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat mulia selain sholat lima waktu Kirani harus mulai belajar untuk berpuasa, Kirana boleh berpuasa tapi setengah hari saja karena kirana harus tetap minum obat. Setiap tahun merupakan tahun yang spesial untuk kami menghabiskan waktu bersama. Apa yang kami lakukan pun menjadi sebuah kebiasaan yang setiap tahun kami lakukan. Disaat sahur tiba ibu mulai membangunkan kami berdua untuk sahur bersama, sampai saatnya adzan subuh berkumandang ayah memimpin sholat subuh berjamaan. Kami selalu berdoa ya Allah berikanlah kesebuhan untuk Kirana kami yakin jalanmu adalah yang terbaik.
Sampai saat kami berumur 15 tahun, kesehatan Kirana sudah mulai melemah. Kami tidak bisa pergi kesekolah bersama lagi, Kirana melanjutkan sekolahnya dirumah disaat kondisinya stabil. Sampai saatnya aku lulus sekolah menengah atas, aku melihat ibu setiap malam menangis dan berdoa yang terbaik untuk kesembuhan kirana. Ibu memintaku untuk menunda kuliah ku dan menghabiskan waktu bersama kirana.
Bulan Ramadhan terakhir bersamanya. “kirana, ayo bangun kita sahur bersama.” Kata ku. Sambil mendorongnya di kursi roda dan dengan tangan dengan infusannya. “hari ini ibu akan pergi membeli baju lebaran untuk kalian, ingat kan baju yang kemarin ibu tunjukkan? Ibu sudah memesannya Kirana warna putih kirani warna pink ibu warna biru saja kali ya” kata ibu dengan senyumnya sambil memberikan semangkuk bubur hangat kepada kirana. Setelah makan aku membantu kirana untuk membersihkan dirinya dan kita bersiap untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah, dan seperti biasa ayah yang selalu mengimami kita. Hari-hari pun berlalu dengan cepat, setiap hari aku membuat to do list untuk membuat kirana agar tidak merasa kesepian, karna aku selalu ada disini untuknya.
Menjelang dua minggu sebelum lebaran. “ibuk..” kata kirana pelan. “ ia sayang, kirana mau apa? Mau ibu buatkan susu hangat?” kata ibu sambil membereskan tempat tidur. “ibu nanti buka puasa kirana mau di kamar aja, kirana gak mau duduk dikursi roda lama-lama” sambil tersenyum menatap ibu. Menjelang magrib tiba, ayah sudah pulang lebih cepat dari biasanya, saat itu ayah pulang dengan membawa sebuah kardus besar, kata ayah itu parsel dari bos ayah untuk kirana. Aku pun bergegas ke kamar untuk membangunkannya. “kiranaa... ayah pulang.. ayah bawa sesu...ayaaaahhhh aayyaaahh sini ayaahhh. Kirana tidak sadarkan diri, hari yang panjang untuk kami, kirana dilarikan segera kerumah sakit, keadaannya sudah semakin memburuk. “kiranaa..kiranaa harus kuat, kan sebentar lagi lebaran nanti kita bisa main kembang api lagi, makan ketupat.” Sudah tiga hari kirana koma belum sadarkan diri, aku melihat ayah yang gelisah setiap hari bersujud memohon yang terbaik atas putrinya, ibu pun demikian.
Di hari itu, kirana membuka matanya, tak lama setelah sadarkan diri ia berkata “ibu kirana sudah menemukan tempat kirana, kirana mau pergi kesana tapi ibu, ayah, kirani jangan sedih ya, tempatnya indah ibu kirana suka” didalam genggaman tangannya dan dengan apa yang dokter katakan, aku mulai membimbing orang yang aku cintai untuk kembali menghadap-NYA.
Kata ibu Allah SWT itu sayang dengan kirana walau demikian Allah SWT juga sayang kepada kita, Allah SWT meminjamkan Kirana kepada keluarga kami dengan waktu yang banyak, sehingga kami bisa menanam kebahagiaan yang teramat sangat. Sejak saat itu, suasana Ramadhan agak sedikit berbeda, tak ada canda tawa mu, tak ada teman bermain, tak ada lagi ruangan dengan aroma khas obat-obatan.
Dia yang aku rindukan.....
Dia yang aku sayangi.....
Dia belahan jiwaku...
Rumah ini terasa kosong dan hampa tanpa mu, ibu dan ayah rindu akan kehadiran mu, Bulan Ramadhan yang penuh berkah akan hadirmu akan selalu ku kenang. Terimakasih Kirana.
Nb: Bagi kalian yang bertanya kirana sakit apa? Kalian bisa menebak-nebak sesuai dengan apa yang kalian fikirkan.
Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membacanya J