See My BLUE MOON
“Selamat datang” terdengar sapaan hangat dari seorang gadis yang berdiri di belakang meja kasir. Seperti biasanya dia selalu tersenyum manis setelah mengucapkan salam kepada pelanggan. Aku sangat suka melihatnya tersenyum seperti itu karena seakan-akan menyerap semua letih dan penatku selama sehari ini. Aku melangkah masuk, toko dvd ini tidak begitu besar namun nyaman. Setiap kali aku datang selalu disambut dengan lagu-lagu klasik, pop, dan berbagai jenis musik yang sedang disukai oleh remaja-remaja saat ini. Lagu-lagu tersebut bukan pilihan pelanggan melainkan gadis yang tadi menyambutku yang memutarnya. Dia seakan tahu apa yang kurasakan karena apa yang dia putarkan selalu sesuai dengan perasaanku. Tak jarang dia juga memutar lagu-lagu bandku dan dia ikut bernyanyi. Tingkahnya itu membuatku terkadang tersenyum dan hampir tertawa tetapi aku harus menahannya karena jika tidak orang-orang disini akan mengetahuinya termasuk gadis itu.
*suara getaran handphone*
“hyung kau dimana? Sebentar lagi kita akan tampil” terdengar suara Min Hyuk yang sepertinya sudah pusing mencariku. Aku baru menyadari jika dari tadi sudah berapa panggilan dan pesan yang ku abaikan. Ah sebenarnya aku masih ingin berlama-lama disini tetapi jika aku tidak pergi secepatnya aku bisa terkena amuk dari manajer, member lain dan bahkan pimpinan.
“ada yang bisa saya bantu?” suara itu tampaknya tak asing bagiku, ya ini adalah suara gadis itu. Ya ampun dia berdiri dihadapanku. Apa yang harus aku lakukan. Jika aku memperlihatkan wajahku apa dia akan mengenaliku? “maaf, anda sedang mencari DVD apa? Mungkin bisa saya bantu carikan”
Aku masih menundukan wajahku dan aku yakin dia pasti mengira aku orang yang aneh “tidak, aku.. harus pergi. Maaf” ah bodoh hanya itu yang bisa ku lakukan. Aku pun pergi begitu saja dan terdengar dia mengatakan sesuatu,
“mengapa sekarang banyak sekali orang aneh, tapi rasanya aku seperti pernah melihatnya”
ya tuhan, apa dia mengenaliku? Jika iya apakah itu berarti aku tidak bisa lagi datang ke toko tersebut. Padahal aku sudah berusaha menutupi wajahku dengan menggunakan masker dan topi.
~Setibanya di salah satu acara musik
“hyung kau kemana saja? Sulit sekali untukku menghubungimu” setibanya aku disana aku langsung disambut oleh omelan Jung Shin. Anak ini memang sangat cerewet tapi aku akui ini adalah salah ku. Jelas saja mereka sepanik itu, ini adalah acara comeback album kedua kami.
“maafkan aku, tadi aku ada perlu dengan seseorang dan tidak tahu jika hp ku berbunyi. Ayo kita masuk”
Aku menaiki panggung dengan perasaan yang gugup dan tegang, selalu seperti ini dan tangan ku pun mulai berkeringat. Memang bukan pertama kalinya aku tampil didepan banyak orang tetapi perasaaan gugup ini selalu menghantuiku.
“hyung, kau belakangan ini sering sekali melamun, apa yang kau fikirkan? Ayo kita mulai” suara Jong Hyun mengejutkanku. Aku mulai mencoba menenangkan diriku, dan mulai memetik gitar, penonton pun mulai bersorak dan menggerakkan lighstick berwarna biru terang. Terlihat dihadapanku seperti lautan biru yang sangat terang dan perasaanku mulai tenang setiap kali aku melihat para ‘Boice’ mulai menikmati dan bernyanyi bersama kami. Rasa haru seakan merasuk kedalam dadaku, mataku seakan berkaca-kaca tetapi aku harus menahannya karena ini siaran langsung. Aku tidak ingin mengacaukan penampilan kami setelah hampir setahun vakum untuk mempersiapkan album ini.
Setelah selesai mengisi acara tersebut kami pergi ke salah satu restauran untuk merayakan kemenangan kami.
“bersulang” *suara dentingan gelas* “selamat atas kerja keras kalian, penampilan tadi sangat mengagumkan dan pimpinan tampak sangat puas” kata manajer Kim yang dari tadi menonton penampilan kami di belakang panggung.
“terimakasih hyung, ini semua berkat hyung dan kerja sama dari kalian semua, karena berkat kalian lagu kita mendapat peringkat pertama” aku memeluk manajer Kim, selama ini dia selalu menemani kami dan berusaha sangat keras untuk mempromosikan kami. Tak terbayang rasanya jika tidak ada dia mungkin kami tidak akan bisa seperti ini.
“Yong Hwa kau bisa saja, tapi terimaksih ya karena tadi kau menyebut namaku karena hari ini putriku Mina sedang menonton acara musik tersebut dan dia pasti sangat senang mendengar namaku” manajer Kim sudah menikah dan memiliki seorang putri, kami terkadang merasa bersalah karena melihat jam kerjanya dia menjadi jarang bertemu dengan putrinya.
“oh ya hyung, tadi kau mengatakan kau habis bertemu seseorang, siapa? Apakah kau sudah memiliki kekasih?”
*terbatuk*
Aku tersendak ketika Jung Shin tiba-tiba menanyakan hal itu. “ah.. oh itu aku” mengapa aku menjadi gugup seperti ini “dia hanya teman”
“oh teman, yeoja? Namja?” dari matanya saja aku dapat melihat jika sekarang rasa penasarannya sedang memuncak dan aku tidak mungkin dapat menghindar darinya.
“yeoja” jawabku singkat berharap semoga saja dia tidak menyakan hal-hal yang lain. Tapi jika dipikir-pikir mengapa aku merasa segugup ini jika memikirkan gadis itu. Jantungku seolah berhenti berdetak jika mengingat suara dan senyumnya. Ah aku kini mulai merindukannya lagi, tapi aku tidak mungkin datang ke toko itu lagi. Sebentar lagi kami masih ada beberapa penampilan di stasiun TV lain.
“hyung, apakah kau sedang jatuh cinta? Ah benar kau sedang jatuh cinta. Jelas saja sekarang kau sering melamun. Siapa gadis itu? Apakah dia artis? Atau seorang penyanyi? Hyung cepat beri tahu aku” anak ini sungguh sangat cerewet.
“kau cerewet sekali” aku menghindarinya dan duduk disebelah Min Hyuk yang dari tadi sibuk bermain dengan stick drumnya. Dan untung saja Jung Shin tiba-tiba dibawa pergi oleh manajer Kim jadi untuk sementara waktu aku dapat terbebas darinya. “Jong Hyun boleh aku pinjam gitarmu”
Aku seakan mendapat beberapa inspirasi dari kejadian tadi siang, beberapa nada bergulir begitu saja dari petikan gitarku dan tanpa terasa aku sudah menyelesaikan sebuah lagu.
“bagus hyung, bagaimana kau bisa mendapat lagu sebagus itu dan terasa sangat menyentuh” ternyata dari tadi Jong Hyun dan Min Hyuk memperhatikanku dan Min Hyuk mencoba mengikuti ketukan nadaku dengan stick drumnya.
“entahlah, tiba-tiba saja terfikirkan olehku”
~Beberapa hari kemudian menjelang konser
Sudah hampir seminggu aku tidak ketempat ini, tapi hari ini aku tidak melihatnya. Sepertinya dia tidak datang hari ini.
Saat aku sedang melihat-lihat beberapa DVD seseorang menghampiriku “ada yang bisa saya bantu” kata-kata itu seperti pernah ada yang mengatakan tetapi suaranya mengapa berbeda. Aku pun menoleh kepadanya, ternyata memang bukan dia.
“sepertinya aku belum pernah melihat anda sebelumnya” tanyaku, dia tampak sedikit berfikir namun kemudian tersenyum simpul seakan baru mengerti.
“kebetulan hari ini Yura sedang ada kuliah jadi kami bertukar shift” Yura? Apakah itu nama gadis itu.
“Yura?” ulangku
“ya, Kim Yura yang biasanya jaga dari sore-malam. Mungkin yang anda sering temui disini adalah dia. Sepertinya anda sering ke toko kami”
“oh jadi namanya Kim Yura”
“apakah anda ada perlu denganya? Mungkin nanti bisa aku sampaikan”
“oh tidak perlu. Aku ambil ini” aku memilih sebuah DVD FT Island terbaru meskipun sebenarnya aku sudah memilikinya karena kemarin Hong Ki yang memberikan
“baiklah tunggu sebentar agar saya bungkuskan” perempuan itu pun kembali ke meja kasir. KIM YURA nama itu seakan terus terngiang-ngiang di telingaku, nama yang bagus dan sangat sesuai dengannya.
“ini tuan, terimakasih atas kunjungannya semoga terkesan” aku pun mengambil DVD yang tadi aku beli tapi kemudian aku teringat sesuatu.
“maaf, bisa tolong berikan ini kepada Kim Yura” aku memberikan sebuah amplop berisi tiket konser yang sudah aku siapkan sejak tadi, awalnya aku ingin memberikan langsung kepadanya.
~Kim Yura
“Yura ini ada titipan untukmu” Jihyo yang tadi menggantikannya memberikan sebuah amplop berwarna biru.
“titipan? Dari siapa?” tanyanya tampak bingung
“tadi sore ada seorang pria yang memakai topi dan masker meberikan ini, katanya tolong berikan kepadamu. Baiklah aku pulang dulu ya. Kau hati-hati sekarang banyak orang jahat”
“iya kau juga” Yura membuka amplop tersebut dan menemukan sebuah tiket konser CNBlue. “tiket konser? Mengapa dia memberikan aku tiket ini?” kemudian sebuah kertas terjatuh ke lantai
Aku harap kau akan datang karena aku akan menunggumu
J.Y.H
“JYH? Siapa ya? Sepertinya aku tidak memiliki kenalan beriinisial JYH”
~Hari konser
Ah persaanku semakin campur aduk, sebentar lagi konser dimulai tapi aku belum melihatnya. apa dia tidak bisa hadir? Atau dia tidak mau hadir? Atau dia tidak menerima tiket tersebut? Sungguh membuatku gila. Apa yang harus aku lakukan sekarang
“hyung sepertinya dari tadi kau sedang menunggu seseorang? apakah yeoja itu?” Jung Shin menunjuk ke arah seorang gadis berambut panjang menggunakan dres biru panjang dengan jaket kulit berwarna hitam, dia sedang duduk manis dibangku nomor urut tiket yang sengaja aku pilih paling depan.
“bagaiman kau bisa mengetahuinya?” melihatku kebingungan dan tak percaya membuat Jung Shin tertawa senang.
“hyung kan tahu aku sangat penasaran. Jadi beberapa hari yang lalu aku mengikutimu dan aku baru tahu ternyata kau jatuh cinta dengan seorang gadis yang bekerja paruh waktu di sebuah toko DVD”
“kau ni benar-benar” aku memukulinya tapi dia hanya tertawa puas setelah meledeki ku.
“lalu hyung apa yang akan kau lakukan”
“kau lihat saja nanti, ayo mulai sudah waktunya” aku menyeretnya kedalam ruang ganti karena sedari tadi kami berdiri di balik layar panggung.
Aku mulai menyanyikan beberapa lagu, dan perhatianku tak lepas darinya. Malam ini dia terlihat sangat cantik. Dan dia selalu menikmati setiap penampilan kami, dia ikut berteriak, mengayunkan lighstick bahkan melompat-lompat. Dia seakan larut dalam acara tanpa sadar jika aku memperhatikannya. Kini tiba saat yang sudah aku siapkan, aku turun ke arah penonton dan mulai berjalan menghampirinya. Semua penonton berteriak histeris saat aku menarik tangannya dan membawanya ke atas panggung.
Mungkin orang lain dan dia berfikir jika dia adalah lucky fans yang beruntung terpilih untuk maju kedepan tetapi sesungguhnya semua ini sudah aku rencanakan. Aku menyuruhnya duduk di salah satu bangku yang sudah disediakan dan aku pun duduk disebelahnya dengan membawa gitar. Aku mulai menyanyikan lagu yang berjudul “see my eyes” yang saat itu kuciptakan secara tidak sengaja.
uyeonhido geureoke uri sijakdoennabwa
cheoeumen sarangilkkeorago
kkumedo mollanneunde geuge sarangiljuriya
simjangi mak jakkuman dugeundugeun georigo
nalbomyeon misoman heureugo nimamdo
moreuge nal saranghage doengeoya
neon naege banhaesseo banhaesseo
dalkomhan naesarange nogabeoryeosseo
neon naege banhaesseo banhaesseo
hwangholhan nae nunbiche chwihaebeoryeosseo
see my eyes neon naege ppajyeosseo
see my eyes neon naege banhaesseo
sarangeun neul gapjagi unmyeongcheoreom onabwa
eoneunal chajaon sonagicheoreom nal
jeoksyeonoko geuge sarangiljuriya
nungamado jakkuman mundeungmundeuk tteoolla
ppalgaejin eolgureul bolttaemyeon
nimamdo moreuge nal saranghage doengeoya
Jong Hyun, Jung shin dan Min Hyuk pun kembali kepanggung, aku kebelakang panggung mengambil setangkai bunga yang sudah kusiapkan kemudian kembali. Aku memberikan bunga itu dan dia tampak terharu menerimanya, dia mulai menundukan wajahnya, sepertinya dia menangis.
nado neol saranghae saranghae
ije neol saranghanda gobaekhal geoya
nado neol saranghae saranghae
naemami saranghanda malhago isseo
see your eyes naman barabwajwo
see your eyes nan neoreul saranghae
Aku memeluknya, aku dapat mendengar suara isakan tangisnya. Aku tatap wajahnya dan menghapus air mata yang mengalir dipipinya “I Love You” bisikku. Dia mengangkat wajahnya. Aku pun tersenyum kepadanya “sekarang lihatlah dihadapanmu adalah bulan biru yang bersinar sangat terang” dia melihat ke arah penonton yang tak henti-hentinya histeris bahkan ada yang menangis. Dalam hati aku menyesal telah membuat mereka menangis, maafkan aku tapi aku harap kalian mengerti. Sesungguhnya kalian yang teristimewa di hidupku ‘Boice’.
(see my eyes) isigani jinado yeongwonhi
(see my eyes) nado moreuge neon naege banhaesseo
The END