home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Juice

Juice

Share:
Author : ainins
Published : 14 Feb 2017, Updated : 14 Feb 2017
Cast : Kim Yugyeom, Min hyeji (oc) , and Choi Youngjae
Tags :
Status : Complete
0 Subscribes |306 Views |1 Loves
Juice
CHAPTER 1 : Juice

“Hoi, memangnya wajar bila ada ulangan dihari pertama masuk pergantian semester?”

Sosok pria tinggi menepuk pelan pundak temannya yang duduk dikursi depan. Dengan dramatis, temannya tersebut menoleh dan memasang wajah datar.

“Tanyakan pada Seojoon Saem, kenapa bertanya padaku? Memang aku guru? Dan memang kau siapa berani bertanya padaku, huh? Kim bodoh.” marah temannya itu.

Pria ‘Kim bodoh’ yang dimaksudkan itu adalah Kim Yugyeom. Anak tinggi yang tidak bisa dibilang jelek tersebut kini sangat kesal. Namun ia berusaha menahan emosinya agar tidak terjadi bencana lokal.

“Baiklah, aku hanya bertanya oke? Hanya. Bertanya. Bodoh.” balasnya dengan penuh penekanan dikalimat akhir. Dengan hentakan langkah ia keluar kelas. Tidak peduli dengan makian temannya tadi.

Dari koridor, banyak sekali murid yang bersantai diluar kelas. Entah mereka sedang melakukan apa, yang jelas sekali Yugyeom tidak peduli. Awalnya ia sibuk memfokuskan pandangan kearah lapangan, namun kini pandangannya menuju kedepan.

Tepat sekali saat ia ingin menuruni tangga lantai dua, indera matanya melihat wali kelas dan seorang perempuan sedang menaiki tangga. Berhubung saat ini memang belum jam istirahat, Yugyeom sangat panik saat melihat guru. Bisa-bisa ia terkena marah oleh guru kesiswaan karena berkeliaran saat jam pelajaran.

“Yugyeom-ah, mengapa kau-“

“Cepat masuklah ada Seojoon Saem!” saking terburunya, Yugyeom memotong pertanyaan teman kelas sebelah dan memilih untuk berlari masuk kelasnya. Tanpa sengaja membuat semua temannya yang masih berada dikoridor terpaksa membubarkan diri.

“Menyebalkan. Hari pertama sudah buat kesal tingkat dewa!” gumamnya berlebihan seraya memukul pintu kelas dengan keras. Niat untuk pergi ke kantin batal dan sepertinya waktu ulangan sudah didepan mata.

Seisi kelas meliriknya kaget bercampur kesal. Siapa yang tidak kesal bila melihat orang yang tiba-tiba datang memukul pintu dengan keras seperti itu?

“Sialan kau, Yugyeom. Mau ribut, hah?”

“Ribut saja dengan Seojoon Saem” balas Yugyeom sarkastik. Lagi-lagi tadi Youngjae yang bersuara. Jangankan mendengar suaranya, melihat pria itu bergerak sedikit saja rasanya Yugyeom kesal sekali.

Tepat saat Youngjae ingin menendang bokong Yugyeom, pintu kelas kembali terbuka dan kini sosok Seojoon Saem-lah yang masuk. Membuat seisi kelas benar-benar diam dan terbirit untuk duduk rapi ditempat duduknya.

Terutama Youngjae yang sibuk menyembunyikan malu karena tadi sempat tersandung saat ingin berlari ke kursinya. Membuat seisi kelas juga menahan tawa hingga terlihat mengenaskan sekali wajah mereka semua.

Dasar bodoh kau. Hujat Yugyeom dalam hati sambil tertawa juga dalam hati.

“Pagi semua. Sebelum memulai pelajaran, saya akan mengenalkan murid pindahan yang hadir pada hari ini. Ia pindahan dari salah satu Junior High School khusus putri di Jeju”

Semua mata tertuju pada gadis yang berdiri disamping Seojoon Saem. Gadis itu terlihat tegang dan sangat canggung bahkan untuk tersenyum. Melihat isi kelas ini didominasi oleh banyak murid lelaki.

“Perkenalkan dirimu” bisik Seojoon Saem pelan. Gadis itu mengangguk dan maju selangkah.

“Namaku Min Hyeji, salam kenal semua.” ia membungkuk 90 derajat sehabis memperkenalkan dirinya. Setelah itu, Seojoon Saem segera menyuruhnya mencari kursi dan duduk dengan tertib karena hari ini ada ulangan pertama.

Yugyeom memperhatikan Hyeji yang menghampiri kursi kosong sebelah Mina. Selanjutnya ia memfokuskan pandangan pada papan tulis dimana sudah terisi dengan tulisan Seojoon Saem.

“Ah, maaf Hyeji-ssi. Kursiku sudah ada yang tempati. Kau bisa duduk dengan Yugyeom, dibelakang sana” ujar Mina saat Hyeji meminta izin untuk duduk bersamanya. Ia menunjuk Yugyeom yang sedang fokus melihat papan tulis, sehingga tidak tahu gerakan Mina tersebut. Hyeji menoleh ke objek yang ditunjuk oleh Mina.

Tanpa diketahui Mina, wajah Hyeji berubah kecewa. Dan untungnya gadis itu dapat memaklumi dan menyembunyikan kekecewaannya. Karena sebelumnya Hyeji selalu duduk dengan perempuan. Ia tidak pernah sekalipun duduk dengan seorang lelaki. Jadilah sekarang ia meratapi nasipnya harus duduk dengan laki-laki tinggi yang menurutnya seperti tiang listrik didekat gang rumahnya.

“Tidak apa, Mina. Terimakasih ya!” jawabnya ceria namun tetap mengecilkan suaranya. Setelah mendapat anggukan Mina, ia menghampiri kursi Yugyeom.

“Ehm,” Hyeji berdeham pelan, yang sebenarnya menutupi rasa canggung.

Yugyeom menoleh segera dan kaget saat melihat Hyeji berdiri disamping kursi kosongnya. Baru saja Hyeji ingin berujar, Yugyeom dengan segera menariknya untuk duduk.

“H-hei, jadi aku boleh duduk disini?” tanya Hyeji bingung. Ia merasa jika lelaki disampingnya ini terlalu peka. Atau mungkin ia adalah cenayang yang bisa mengetahui pikiran orang lain? Hyeji bingung sendiri memikirkannya.

“Iya, dan diamlah. Sekarang sedang ulangan, kau mau bapak itu mengusirmu keluar kelas?” jawab Yugyeom cepat. Hyeji melirik Seojoon Saem yang kini sedang duduk dikursinya sambil menatap dingin seluruh murid yang sedang menulis.

Hyeji menepuk dahinya pelan dan mengeluarkan alat tulis serta kertas. Tanpa banyak bicara, ia mulai menorehkan tinta diatas kertasnya. Tidak tahu bahwa Yugyeom sedari tadi sibuk memperhatikan aktivitasnya.

“Oh jadi kau dari Jeju?” tanya Yugyeom tanpa menoleh, ia sibuk bermain game yang ada dalam PSP-nya. Hyeji hanya mengangguk sekilas sambil membaca novel.

Saat ini sedang istirahat. Tidak banyak orang yang menetap dikelas, karena hampir semua seisi kelas menginjakan kakinya dikantin. Jadilah sekarang kantin sepertinya sudah menjadi lautan manusia kelaparan. Jelas sekali Yugyeom malas ke kantin, mungkin ia akan pergi saat jam kosong.

Yugyeom itu agak berandal, wajar ia sangat menyebalkan dan nakal.

“Ehm, kau mau ini?” Yugyeom melirik botol tumblr bening yang isinya berwarna orange. Ia menekan pilihan pause lewat tombol pada PSP-nya dan menaruh perhatian penuh pada botol itu.

“Apa itu?” tanya Yugyeom terkesan bodoh, membuat Hyeji merotasikan bola matanya malas.

“Sudah jelas kan ini jus jeruk” jawabnya datar. Sebenarnya Yugyeom tahu tapi entah kenapa ia ingin bertanya. Dan setelah mendapat jawaban, ia hanya mengangguk. Membuat Hyeji berdecih kesal.

“Kukira kau akan bertarnya ‘jus jeruk darimana itu?’. Ternyata malah pertanyaan bodoh yang dikeluarkan” cibir Hyeji saat melihat Yugyeom mengambil dan memandangi isi botolnya.

“Jus jeruk darimana ini?” Hyeji mendecih untuk yang kedua kalinya. Ia heran, padahal saat tadi mengerjakan ulangan Matematika si Kim ini sangat cepat dan tanpa ragu mengumpulkan pertama. Hyeji sempat kagum betapa pintarnya Yugyeom. Namun kini ia harus berfikir dua kali untuk kagum.

“Jus itu asli dari jeruk Jeju.” jawabnya dengan sedikit ceria saat mengatakan kata Jeju. Ia sangat senang jika sedang membicarakan kota asalnya itu.

Yugyeom mengangguk pelan, ia membuka tutup botol dengan dramatis. Membuat Hyeji sungguh penasaran dengan reaksi Yugyeom mengenai jus jeruk buatannya.

“Tapi ini untukku, kan?”

Senyuman ceria diwajah Hyeji menghilang, kini wajahnya berubah kesal dan gemas ingin segera memukul wajah Yugyeom dengan botol tumblr berisi jus jeruk itu.

“Hyeji-chan, kenapa kau mau duduk dengannya sih? Dia bodoh, asal kau tahu!” ujar seseorang seraya menepuk pelan pundaknya, membuat Hyeji berjengit kaget dan segera menoleh kebelakang. Namun ia melihat sosok itu sudah berlari keluar kelas sambil tertawa-tawa.

“Aish kurang ajar, lihat saja nanti kau, Choi busuk!” maki Yugyeom yang setelahnya langsung meneguk jus jeruk pemberian Hyeji. Berhubung gadis itu sedang bingung, niatan memukul wajah Yugyeom ia urungkan.

“Anyway, namja tadi siapa? Aku tidak sempat lihat namanya” tanya Hyeji masih fokus pada pintu kelas, menunggu sosok tadi kembali masuk dan ia bisa berbincang banyak dengannya. Karena menurut Hyeji, sosok itu sepertinya asik.

“Ah dia Choi busuk. Jangan mau berkenalan dengannya. Tidak ada berkahnya, percaya padaku!” jawab Yugyeom yang kemudian meneguk seluruh jus jeruknya hingga habis tak tersisa. Sepertinya karena faktor haus yang menggila setelah menjalani ulangan tadi.

“Choi Busuk? Ah begitu namanya ya? Aneh sekali” balas Hyeji polos. Yugyeom hanya mengangguk saja karena tidak begitu mendengarkan Hyeji. Bahkan ia tidak tahu bahwa sekarang, Hyeji sudah keluar kelas. Karena ia sudah sibuk dengan game-nya lagi. Tanpa memuji rasa jus jeruk Hyeji yang enak ataupun berterimakasih.

Yugyeom sungguh menyebalkan, bukan?

Hyeji berlarian dikoridor, entah mengapa ia ingin sekali buang air kecil. Berhubung sebentar lagi bel masuk, ia ingin cepat-cepat agar tidak terlambat masuk kelas.

“Tadi ia memanggilku ‘Hyeji-chan’? Apa aku tidak salah dengar?” Hyeji bertanya pada dirinya sendiri sambil mencuci tangannya setelah buang air. Kebetulan toilet putri sedang sepi, jadilah tidak ada yang melihat aktivitas anehnya sekarang yang bicara sendiri seperti orang gila.

Saat ingin bercermin, bel masuk sudah berbunyi. Dengan cepat ia kembali masuk kelas dengan senyuman yang terus ia pasang dibibirnya.

Sejujurnya Yugyeom bingung saat pertama kali bersekolah ini. Biasanya hari-hari sekolahnya sangat monoton, hanya itu-itu saja tidak ada yang menarik. Jelas karena ia tidak punya pacar seperti teman-teman kelasnya yang hits. Ah bukan berarti tidak ada yang tertarik pada Yugyeom, hanya saja ia sulit untuk menyukai seseorang.

Namun tadi, baru hari pertama saja ia sudah merasa hari-hari sekolahnya akan berbeda dari biasanya. Pertama, Youngjae si Choi busuk cerewet tidak terlalu sering mengganggunya. Hanya tadi pagi saat sebelum ulangan Matematika. Dan selebihnya Youngjae hanya sibuk dengan urusannya sendiri.

Kedua, hadir murid baru yang awalnya Yugyeom sungguh tidak peduli. Bahkan ia malas hanya sekedar menatap Hyeji selaku murid baru tersebut. Ya itu tadinya.

Ketiga, jus jeruk pemberian Hyeji membuat semua beban dan emosinya menghilang. Ia bertanya-tanya apakah Hyeji penyihir yang bisa meracik minuman ajaib? Ah terlalu fantasi pikiran Yugyeom ini. Mungkin saja Hyeji punya bakat farmasi yang bisa meracik minuman herbal untuk kesehatan?

Kesimpulannya, hari ini Yugyeom senang karena emosinya tidak terlalu banyak muncul. Walaupun sebenarnya ia dan Youngjae masih sering meledek, namun ia merasa hari ini sungguh berbeda. Yugyeom merasa sangat alay saat sadar bahwa ia sangat senang hari ini hanya karena sebuah jus jeruk.

.

Beda Yugyeom, beda lagi Hyeji. Gadis itu juga senang sekali dihari pertamanya masuk sekolah baru. Bahkan ia berfikir sekolah di Seoul lebih menyenangkan.

Pertama, ia kagum melihat wali kelas yang mengantarnya sungguh tampan. Walaupun Hyeji sadar sepertinya pria itu sudah menikah, karena Seojoon Saem memakai cincin dijari manisnya. Memang bukan hanya ia yang tertarik dengan guru Matematika yang masih muda itu.

Kedua, ia mengira duduk dengan anak lelaki akan menyusahkan, menyebalkan, dan menjijikan. Menurutnya tidak saat ia duduk bersama Yugyeom. Anak itu memang menyebalkan, tapi ia pintar dan sebenarnya baik. Walaupun ia menyebalkan dan agak sedikit alay. Dan yang terpenting, Yugyeom tidak jorok seperti apa yang Hyeji sempat pikirkan.

Ketiga, inilah hal yang paling tidak wajar. Bahkan lebih tidak wajar dan tidak se-menarik alasan Yugyeom sangat senang hari itu. Hanya karena panggilan ‘Hyeji-chan’ yang diucapkan sangat tidak elit oleh sosok lelaki membuat Hyeji senang. Atau mungkin jatuh cinta?

Namun sayang, Hyeji belum sempat mengobrol dengan sosok itu karena entah mengapa saat ia ingin menghampirinya, Yugyeom selalu menghalangi keinginannya. Dan selalu berkata ‘Jangan ajak bicara si Choi busuk, nanti kau gila’.

Jujur saja, Hyeji merasa aneh dengan Yugyeom dan nama lelaki itu yang bisa dibilang unik. Sebenarnya unik menurut Hyeji saja. Polos sekali atau memang bodoh ya Hyeji itu?

Bukan salah Hyeji, siapa suruh Youngjae lupa memakai name tag-nya?

Tanpa sadar, Yugyeom dan Hyeji pulang dengan rasa senang dan juga rencana manis yang dibuatnya. Sama-sama rencana manis namun berbeda maksud dan tujuannya. Pada intinya mereka sama-sama pulang kerumah dengan senang dan mempunyai rencana manis untuk esok harinya disekolah.

Hyeji menoleh ke kanan dan kirinya dengan was-was. Ia mengingat dengan benar disinilah kursi lelaki yang baru semalam ia tetapkan sebagai sasaran hatinya. Padahal tahu namanya dengan benar saja belum.

“Beruntung hari ini aku piket, dan baru aku yang datang, hehe” gumamnya sambil tersenyum melihat benda ditangannya. Kemudian ia menyimpan benda itu didalam laci. Ia sempat ingat kegiatan ini sering dilakukan dalam drama-drama yang ia tonton.

Hyeji segera mengambil sapu dan menyapu ruang kelas sesuai tugasnya untuk piket hari ini. Selama membersihkan kelas, ia tersenyum misterius dan agak sedikit kurang waras. Membuat teman piketnya yang satu persatu datang menjadi keheranan. Takut ia kesurupan penghuni sekolah.

Youngjae hampir saja telat hari ini, alasannya karena ia kehilangan kunci gembok sepedanya dan harus mencari dulu disetiap sudut rumahnya. Baiknya sih ketemu jika tidak, ia tidak sudi naik bus. Padahal lebih cepat elit naik bus.

Sudah tahu telat, ia masih sempatnya menari bodoh dikoridor lantai dua. Entah motivasinya apa, dipagi hari yang mendung begini ia malah menari. Baguslah jika itu menunjukkan bahwa suasana hatinya sedang baik. Saking asiknya menari yang sungguh tidak penting, ia tidak sadar bahwa Nana Saem berjalan dibelakangnya. Dengan susah payah menahan tawa.

“Hari ini tidak bawa jus?” Yugyeom bertanya tanpa menoleh pada Hyeji yang sibuk memperhatikan pintu. Sedari tadi ia bergumam ‘mana dia’ yang membuat Yugyeom stress mendengarnya.

“Tidak” sudah menunggu lama, ternyata hanya dijawab hanya satu kata. Sedih hati Yugyeom.

“Yah padahal aku kepingin,” Yugyeom mengeluarkan botol tumblr yang berisi cairan berwarna pink kemerahan. Ia sengaja meletakkan dengan keras botol itu keatas meja agar Hyeji segera melihatnya.

Dan benar saja, Hyeji menoleh kaget dan langsung menatap botol itu. Namun tak lama ia kembali menoleh kearah pintu yang kini terbuka dan masuklah Youngjae serta Nana Saem dengan wajah merahnya.

Seisi kelas bingung dengan warna wajah Nana Saem yang terlihat seperti tomat. Dan juga Youngjae yang tersandung saat ingin duduk dikursinya. Membuat Nana Saem tidak tahan untuk tertawa dan tanpa sengaja mengajak semua murid dikelas untuk mentertawakan Youngjae. Kecuali Youngjae sendiri tentunya.

“Hehehe, sial” gumam Youngjae cemberut dan duduk tenang dikursinya. Mengabaikan tatapan geli Soonyoung, teman sebangkunya.

Yugyeom tadi sempat tertawa terbahak-bahak, namun tak lama ia kembali kesal karena Hyeji tidak menggubris botol isi jus yang diberikan Yugyeom. Ia sedih dan juga kesal, ada hasrat ingin memukul kepala Hyeji dengan botol itu. Tapi itu terlalu sadis, pikirnya.

“Pagi yang mendung ini sepertinya tetap terasa ceria berkat Youngjae, hahaha. Choi Youngjae bisa maju kedepan? Dan beritahu temanmu apa yang sedang kau pegang!” ujar Nana Saem yang awalnya ceria sambil terkekeh pelan dan berakhir dengan dingin saat melihat Youngjae sibuk menggoyangkan benda pink ditangannya, tanpa menghiraukan wanita cantik itu yang bahkan sedang memujinya.

Youngjae dan Hyeji yang kaget saat tahu Nana Saem ingin benda itu ditunjukkan kepada semua teman sekelasnya. Tambah malulah Youngjae dan mampuslah Hyeji.

Walau begitu, Youngjae tetap maju kedepan kelas dan berdeham pelan sebelum menunjukkan benda merah yang merupakan amplop. Ia membukanya dan mengeluarkan sepucuk surat yang berada didalamnya.

“Aku senang saat kau memanggil namaku seperti itu, terasa sangat manis. Tanpa kau tahu, aku selalu mengingat suaramu saat memanggilku dengan semanis itu. Disaat aku mandi, belajar, atau bahkan sebelum tidur. Sepertinya aku suka padamu, Choi Busuk. Tanda love

Seisi kelas kaget dengan isi surat yang baru saja Youngjae bacakan. Bahkan Youngjae juga sangat kaget. Terlebih ada dua kata sangat menyebalkan disana, “E-eh, apa-apaan ini?” malu serta kesal menjadi satu, itulah yang sekarang dirasakan Youngjae.

Melihat Nana Saem tertawa, semua murid ikut tertawa. Menertawakan Youngjae (lagi) yang sepertinya sudah sangat malu dan kesal. Wajahnya sudah berwarna seperti tomat busuk sekarang.

 Semua tertawa kecuali Yugyeom dan Hyeji. Ah jangan lupakan Youngjae.

Yugyeom mencolek pundak Hyeji gemas, hampir memukulnya namun ia urungkan. Gadis itu menoleh dan menatap bingung Yugyeom.

“Kau mengabaikanku? Jahat sekali, ini aku berikan jus stoberi. Cobalah!” ujar Yugyeom yang terkesan sangat memaksa. Tapi Hyeji yang memang baru sadar, tanpa sengaja langsung merebut botol itu dan meminum airnya. Kebetulan ia sangat suka stoberi.

“Wah, ini enak Yugyeom-ah. Manisnya pas, terimakasih!” balas Hyeji lalu menghabiskan jus itu dalam sekali teguk. Membuat Yugyeom kagum dan senang sekali, namun tak lama ia kembali kesal.

“Kau yang memberikan surat itu pada Youngjae?” Hyeji tersedak saat mendengar pertanyaan Yugyeom. Dan ia sangat malu saat mengetahui nama lelaki yang ia sukai sebenarnya adalah Choi Youngjae, bukan Choi Busuk.

Sebelum Hyeji menjawab, Nana Saem sudah berdiri didepan kelas sambil memegang sebuah kertas dan menyuruh Youngjae untuk duduk.

“Kebetulan tadi saya bertemu Seojoon Saem. Ia menitipkan nilai ulangan kemarin. Nilai tertinggi diperoleh Yugyeom, yaitu sembilan puluh” ujar Nana Saem yang membuat seisi kelas seketika ribut.

Hyeji menoleh kearah Yugyeom yang masih sibuk menatapnya. Kemudian ia menoleh kearah Youngjae yang sedang menatapnya dan Yugyeom. Tatapan Youngjae terlihat kesal saat menatap Yugyeom. Ia meremas surat pemberian Hyeji, yang tanpa disengaja membuat sedih gadis itu.

“Iya, aku yang berikan. Anyway, kau hebat sekali! Nilai ulangan Matematikamu tinggi!” pekik Hyeji senang. Ia tidak tahu bahwa Yugyeom sedang berfikir keras tentangnya.

Seisi kelas masih ramai saat Nana Saem menyebutkan nilai mereka satu persatu.

“Kau mau aku ajarkan Matematika?” tanya Yugyeom yang dengan cepat diangguki oleh Hyeji. Yugyeom terdiam sejenak, ia melihat sekeliling kelas dan tak sengaja bertemu tatap dengan Youngjae yang terlihat kesal sekali saat menatapnya.

Meluruskan kesalahpahaman, Yugyeom mengambil kertas kecil dan menuliskan pesan kepada Youngjae.

“Ehm, jadi bagaimana? Kau beneran ingin mengajariku?” kini Hyeji yang bertanya dengan gemas, sampai ia tidak sadar bahwa Yugyeom sedang sibuk beragumen jarak jauh dengan Youngjae.

Yugyeom menoleh saat merasakan tangannya disenggol Hyeji. Ia terdiam lumayan lama, membuat Hyeji bosan dan malas. Hyeji memilih membuka-buka buku tulisnya secara random. Hingga akhirnya Yugyeom berkata, “Boleh saja, asal kau mau jadi pacarku.”

Hyeji kaget mendengar perkataan Yugyeom, ia mengerjapkan matanya seraya menatap Yugyeom kaget. “K-kau s-serius?” tubuh Hyeji bergetar saat tangan Yugyeom mengelus kepalanya dan mengangguk seraya tersenyum manis.

Hyeji menoleh kearah Youngjae yang ternyata sedang melempar senyuman kepada Mina lalu tertawa bersama. Hyeji terdiam melihat Youngjae memberikan love sign kepada Mina.

Kali ini Hyeji dapat peka terhadap situasi, Youngjae sudah memiliki pacar. Melihat suratnya diremas kuat oleh Youngjae dan mengetahui Youngjae sudah memiliki pacar membuat hati Hyeji menangis.

Ia kembali menoleh pada Yugyeom dengan mata berkaca-kaca. Dengan mantap mengangguk dan menjawab, “Ya aku mau!”

Setelahnya Yugyeom memeluk erat Hyeji yang menangis setelah berkata seperti itu. Ia tahu jelas Hyeji menyukai Youngjae, ya baru hari itu ia tahu. Walaupun Hyeji sudah menerimanya, tapi Yugyeom tetap akan membuat Hyeji hanya menyukainya. Bukan Youngjae atau lelaki lainnya.

 

“Awalnya aku hanya suka jusmu, namun sekarang aku sadar. Bahwa aku juga menyukaimu” - Kim Yugyeom.

 

END

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK