Begitu terik pancaran sang surya hari ini, bak berada diatas puncak, semilir angin pun terasa memabukkan serta membius siapa saja yang merasakan hembusannya. Seberapapun terangnya cahaya, pasti ada kegelapan bersembunyi di baliknya.
Ditengah hutan belantara, pepohonan rimbun yang jauh dari hiruk pikuk keramaian dengan sebuah bangunan megah yang menjadikannya pusat perhatian. Kerajaan Gotse yang dipimpin oleh Raja Mark memiliki seorang putra mahkota bernama Jaebum yang sedang mencari sebuah benda pusaka yang masih misterius keberadaannya. Dia mencari benda tersebut demi kelangsungan hidupnya sampai akhir hayat.
Disisi lain ada seorang putri bangsawan yang sangat cantik, yang bernama Dahyun. Akan tetapi dia tidak seperti manusia normal pada umumnya yang bisa bebas berinteraksi dengan siapapun. Dia akan merasa sangat lemas seperti orang mati jika ia berada didekat manusia. Tapi, kutukan itu tidak berlaku jika ia berada disekitar keluarga dan cinta pertamanyanya.
Seperti biasanya, di pagi menjelang siang hari ini Jaebum sedang berkeliling ke seluruh penjuru kerajaan untuk mencari benda pusaka yang telah dicarinya selama 10 tahun lamanya. Selama 10 tahun itulah Jaebum menghabiskan waktunya untuk mencari benda pusaka tersebut.
“Kemana lagi aku harus mencari benda pusaka itu? Sudah 10 tahun aku mencarinya tapi aku masih belum menemukannya.” Jaebum berkata dengan nada kesal dan frustasi. “Pengawal! Pengawal!” teriak Jaebum memanggil pengawalnya. Pengawal yang bernama Jackson pun bergegas menghampiri Jaebum seraya bertanya. “Ada apa tuanku?”
“Apa kau menemukannya?” Tanya Jaebum pada Jackson. “Tidak tuanku, maafkan hamba” jawab Jackson seraya meminta maaf. “Bukan masalah. Hari sudah siang dan matahari sudah tepat berada diatas kepala. Lebih baik kita kembali ke istana terlebih dahulu.” Ucap Jaebum pada Jackson. “Baik tuanku” jawab Jackson. Mereka pun bergegas kembali ke istana. Sesampainya di istana Jaebum langsung menuju ke kamarnya, sedangkan Jackson pergi menuju rumah pengawal. Saat di kamar Jaebum langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur.
“Benda pusaka, benda pusaka, benda pusaka. Kemana lagi aku harus mencarinya? Dan kenapa hidupku harus bergantung pada benda pusaka tersebut?” banyak pertanyaan yang terlintas didalam benak Jaebum, dan tidak ada satupun yang dapat ia jawab. Karena kehilangan banyak tenaga untuk mencari benda pusaka dan berfikir, Jaebumpun akhirnya jatuh ke alam mimpinya.
Haripun menjelang sore. Sementara Jaebum tertidur, di tempat lain Dahyun sedang memohon kepada ayahandanya untuk memperbolehkannya pergi ke sungai dekat rumahnya. “Ayah ayolah izinkan aku untuk keluar sebentar saja. Aku bosan jika harus diam didalam rumah terus” rengek Dahyun kepada ayahnya. “Tidak nak, bagaimana jika nanti kau bertemu dengan manusia diluar sana? Tidak! Kau tidak bisa keluar” ujar ayahandanya. “Ayahanda, aku hanya akan pergi ke sungai dibelakang rumah ayah. Aku tidak akan pergi ke tempat yang jauh dari rumah. Ayolah ayah izinkan aku, kali ini saja” ucap Dahyun masih merengek kepada ayahandanya. “Ibunda bantu aku” lanjut Dahyun meminta pertolongan kepada ibundanya. Akhirnya ibunda Dahyun yang memiliki nama Jisoopun iba melihat anaknya yang ingin menghirup udara bebas, “sudahlah yah izinkan saja anak kita untuk pergi ke sungai. Dia juga harus menyegarkan fikirannya, kasihan jika dia terus-terusan didalam rumah seperti ini” Dahyunpun sangat senang karna mendengar ibunya membela dirinya. “Baiklah, baiklah. Kamu boleh pergi ke sungai nanti sore. Tapi ingat, jangan pergi terlalu lama dan berinteraksi dengan manusia”. Akhirnya ayahanda Dahyunpun pasrah dan mengizinkan Dahyun untuk pergi ke sungai sore hari nanti. “Benarkah? Terima kasih ayahanda” ucap Dahyun berterima kasih kepada ayahandanya (red:yang merupakan seorang panglima bernama Jinyoung) seraya memeluknya.
Waktupun bergulir, tak terasa satu jam sudah berlalu. Disalah satu kamar kerajaan terlihat Jaebum yang masih tenggelam dalam alam mimpinya. Akan tetapi, mimpi Jaebum harus terganggu karna sebuah ketukan di pintu kamarnya. Setelah mendengar ketukan pintu tersebut Jaebumpun langsung terbangun dan bertanya. “Ya? Siapa itu?”. “Ini aku kak, Youngjae” jawab Youngjae yang merupakan adik dari Jaebum. “oh rupanya itu youngjae, ada apa dia membangunkanku?” batin Jaebum. “Ada apa youngjae? masuklah” Tanya Jaebum pada Youngjae dengan setengah berteriak. Krieettt…. Youngjaepun masuk kedalam kamar Jaebum dan berkata “ayahanda dan ibunda menunggumu di ruang kerja kak”. “Baiklah, aku akan segera kesana. Kau bisa pergi sekarang Youngjae” jawab Jaebum. Youngjaepun meninggalkan kamar Jaebum. Sepeninggal Youngjae, Jaebumpun mengganti pakaiannya dan bergegas menuju ruang kerja ayahandanya.
“Tok tok tok” Jaebum mengetuk pintu ruangan raja Mark. “Masuk” jawab suara didalam ruangan tersebut. Jaebumpun masuk ke ruang raja Mark dan duduk di sofa yang berhadapan dengan kedua orangtuanya. “Ada apa ayahanda dan ibunda memanggilku kesini?” Tanya Jaebum kepada ayahanda dan ibundanya. “Ayahanda dan ibunda ingin menanyakan perihal benda pusaka yang sedang kau cari. Apa kau sudah menemukannya?” Tanya raja Mark. “Belum ayah, aku belum menemukannya. 2 hari lagi sampai batas waktu ulang tahunku. Tapi, aku masih belum menemukannya. Apa yang harus aku lakukan?” jawab Jaebum lesu. “Kau tidak boleh putus asa nak. Ibunda yakin kau pasti akan menemukannya” ucap ratu Suzy menyemangati anaknya. “Ibundamu benar Jaebum. Kau tidak boleh putus asa, jika kau menggunakan waktu yang tersisa dengan benar, ayahanda yakin tuhan akan memberikan jalan.” Nasihat raja Mark pada Jaebum. “Baiklah. Ayahanda, ibunda aku pamit. Aku akan mencarinya lagi ke utara Kerajaan Gotse.” Pamit Jaebum pada orangtuanya. “Baiklah, hati-hati dijalan nak. Doa kami selalu menyertaimu” ucap raja Mark dan ratu Suzy menyemangati anak mereka. Jaebum pun pergi menuju utara Kerajaan Gotse dengan ditemani Jackson.
Disebuah rumah yang terletak dibagian utara Kerajaan Gotse, terlihat Dahyun sedang merapikan diri sembari bersenandung. Dahyun sangat senang karena akhirnya ia diperbolehkan untuk keluar rumah walaupun hanya sebentar. “Ayahanda, ibunda aku akan pergi ke sungai sekarang” pamit Dahyun pada ayahanda dan ibundanya. “Iya berhati-hatilah nak” pesan ibu Jisoo pada Dahyun. “Jangan lupa pesan ayah untuk tidak berkomunikasi dengan manusia lain” ujar panglima Jinyoung mengingatkan anaknya. “Iya ayah, aku tidak akan pernah melupakan pesanmu ayah” ucap Dahyun pada panglima Jinyoung. “Aku berangkat ayah, ibu” pamit Dahyun. “jangan pulang terlalu malam nak” ibu Jisoo mengingatkan. “Baik bu”. Dahyunpun pergi ke sungai dengan perasaan gembira.
Limabelas menit kemudian Dahyun telah sampai di sungai utara Kerajaan Gotse. Sesampainya di sungai ia langsung melepas sepatunya dan duduk disalah satu batu yang ada dipinggiran sungai seraya memasukan kakinya kedalam sungai. “Senang rasanya bisa menghirup udara segar diluar sini.” Gumam Dahyun merasa lega. “Andai aku bisa seperti ini setiap hari, setiap waktu kapanpun aku mau. Andai ayahanda selalu mengizinkanku untuk keluar rumah. Lagipula mengapa aku harus mendapat kutukan seperti ini? Pasti akan sangat senang jika aku bisa merasakan kehidupan seperti manusia lainnya.” Lanjut Dahyun meratapi kehidupannya. “Ah, tapi tidak apa. sudah bisa hidup sampai saat ini pun aku sudah bahagia” ucap Dahyun mensyukuri kehidupannya. Setelah bergulat dengan fikirannya Dahyunpun memejamkan matanya untuk menghayati semilir angin yang berhembus. Angin yang berhembus memang terasa sangat memabukkan sehingga dapat membuat siapapun tertidur karenanya, termasuk Dahyun.
Ditempat lain Jaebum bersama dengan Jackson pergi menuju utara Kerajaan Gotse sedangkan. Ditengah-tengah perjalanan Jaebum mendengar suara riak air yang sangat menarik perhatiannya, yang membuat Jaebum sangat ingin pergi menuju sumber suara tersebut. “Jackson, kau bisa melanjutkan pencarian sendiri aku akan beristirahat di dekat sungai sana sebentar” ucap Jaebum pada Jackson. “Apakah tidak apa-apa jika tuanku hanya sendirian saja?” Tanya Jackson pada Jaebum. “Tidak apa-apa aku hanya akan pergi ke sungai itu saja.” Ucap Jaebum meyakinkan Jackson. “Baiklah tuanku. Hamba mohon pamit.” Pamit Jackson pada Jaebum. “iya, pergilah” ucap Jaebum mengiyakan perkataan Jackson.
Sepeniggal Jackson, Jaebum pun mengikatkan kuda-nya pada salah satu pohon didekat sungai. Setelah mengikat kuda-nya di pohon Jaebum pun berjalan menuju sungai tersebut. Dari kejauhan Jaebum melihat seorang wanita yang sedang tertidur di tepi sungai yang berseberangan dengannya. Karena penasaran Jaebum pun menghampiri wanita tersebut “cantik sekali” gumam Jaebum, “Tapi, siapa wanita ini? Kenapa dia tertidur disini? Apakah dia tidak memiliki rumah? Tapi sepertinya aku tidak asing dengan wajahnya” lanjut Jaebum. “tunggu sebentar, sepertinya aku mengenal kalung yang dipakainya.” Batin Jaebum. “Ah Ya!!!! Kalung itu adalah benda pusaka yang selama ini kucari.” lanjut Jaebum didalam batinnya seraya mengulurkan lengannya untuk menyentuh kalung pusaka tersebut. Sang wanitapun perlahan-lahan terbangun dari tidurnya karena merasa ada yang memperhatikannya. Matanya mulai terbuka sedikit demi sedikit, dan saat matanya sudah terbuka sepenuhnya ia baru menyadari ada seorang pria dihadapannya dan sedang ingin menggapai kalungnya.
“Siapa kau?! Apa yang akan kau lakukan padaku?! Menjauhlah dariku!!!” teriak wanita itu pada Jaebum sembari memegangi lehernya. “Hei, tenanglah. Aku bukan orang jahat. Aku tidak akan melukaimu.” Ucap Jaebum menenangkan wanita tersebut. Wanita itupun akhirnya merasa sedikit tenang, “siapa namamu?” Tanya Jaebum. “Da..dahyun. Namaku Dahyun” jawab wanita tersebut yang ternyata adalah Dahyun. “dahyun? Seperti nama teman masa kecilku” batin Jaebum. Tidak mau berlarut dalam pemikirannya Jaebumpun merespon jawaban wanita yang bernama Dahyun tersebut. “Nama yang bagus. Sedang apa kau disini sesore ini dan sendirian?” Tanya Jaebum lagi pada Dahyun. “a..aku hanya ingin menghirup udara segar saja” jawab Dahyun. Dahyun yang tiba-tiba mengingat pesan ayahnya pun langsung berteriak pada Jaebum. “Aaaaa tidaakkk!!! Aku melupakannya!!” teriak Dahyun dihadapan Jaebum. “Apa? Apa yang kau lupakan?” Tanya Jaebum pada Dahyun. “Tidak! Menjauhlah dariku. Jangan mendekat” Dahyun masih berteriak. Jaebum pun perlahan-lahan mundur menjauhi Dahyun dan bertanya “ada apa? Mengapa aku tidak boleh mendekatimu?” Tanya Jaebum heran. “Kau tidak boleh mendekatiku. Kau akan sial jika kau mendekatiku!! Aku harus pergi sekarang juga!” teriak Dahyun dengan panic seraya pergi menjauh dari Jaebum. Sepeninggal Dahyun, Jaebum hanya diam termenung di tepi sungai utara Kerajaan Gotse.
Limabelas menit telah berlalu, tapi Jaebum masih memikirkan kata-kata yang dimaksud Dahyun dan selama itu pula ia tidak mendapatkan jawabannya. “Kreekk…” tiba-tiba ada suara ranting terinjak yang membangunkan Jaebum dari lamunannya. ”Suara apa itu?” batin Jaebum bertanya-tanya. “Siapa disana?” Tanya Jaebum dengan waspada. Satu detik dua detik tiga detik… “Hamba Jackson, tuanku” jawab suara disana yang ternyata Jackson yang menjawabnya. “Ah, rupanya kau Jackson.” Ucap Jaebum merasa lega, “kemarilah Jackson” lanjut Jaebum. “Baik tuanku” jawab Jackson.
Setibanya Jackson dihadapan Jaebum, Jackson langsung memberi tahu bahwasanya dirinya tidak menemukan benda pusaka yang sedang dicari tuannya. Mendengar perkataan Jackson Jaebum langsung memberi tahu bahwa dirinya tahu dimana keberadaan benda pusaka tersebut. “Benarkah? Dimana itu tuanku. Hamba akan mengambilkannya untukmu” ucap Jackson dengan semangat. “Tidak perlu, kau tidak perlu mengambilkannya untukku. Kau hanya cukup mencari tahu asal usul seorang wanita yang bernama Dahyun didaerah dekat sini.” Perintah Jaebum, “tapi mengapa tuanku?” Tanya Jackson. “Kau tidak usah banyak tanya. Cukup jalani perintah dariku!” jawab Jaebum, “sekarang lebih baik kita kembali ke istana karna hari sudah mulai gelap.” Lanjut Jaebum. “Baik tuanku”. Jaebum dan Jackson pun bergegas menuju ke tempat kuda mereka diikat dan pulang ke istana.
Malam pun tiba, tapi Dahyun masih belum bisa melupakan kejadian sore hari tadi disungai. Dia masih membayangkan sesosok manusia yang sangat tampan yang membuatnya merasa nyaman ketika ia berada disisinya, entah mengapa dia selalu merasa bahwa dia sudah mengenal dekat lelaki yang ditemuinya sore tadi. Setiap dia memikirkan apakah dia pernah mengenal lelaki tersebut, dia tidak pernah menemukan jawabannya. Dahyun masih terus memikirkan kejadian tadi sore sampai akhirnya ia tertidur pulas.
Berbeda dengan Dahyun yang sudah tertidur pulas, Jaebum masih belum bisa tertidur hingga saat ini karna ia masih belum mendapatkan informasi tentang Dahyun dari Jackson. Tiba-tiba “tok tok tok” terdengar pintu kamar Jaebum di ketuk. “Masuk saja” ujar Jaebum kepada orang yang mengetuk pintunya. “krieett…” bunyi pintu terbuka, saat pintu kamar Jaebum terbuka munculah Jackson yang langsung disambut pertanyaan antusias yang dilontarkan Jaebum, “apa kau sudah menemukan informasi tentang wanita itu?”. “Sudah tuanku” jawab Jackson, “jadi Dahyun adalah putri dari panglima Jinyoung tuanku” lanjutnya. “Dahyun anak dari panglima Jinyoung berarti adalah teman semasa kecilku sekaligus cinta pertamaku?” Batin Jaebum, “pantas saja aku merasa tidak asing saat melihatnya. Tinggal dimana dia sekarang?” lanjut batin Jaebum. “hmmm, dimana mereka tinggal sekarang?” tanya Jaebum pada Jackson yang masih berada dihadapannya. “Mereka tinggal tidak jauh dari sungai utara kerajaan tuanku” jawab Jackson. “Baiklah kau bisa pergi sekarang. Ah ya, dan besok kau harus mengantarku ke rumah panglima Jinyoung besok. ” ucap Jaebum pada Jackson. “Baik tuanku pangeran. Hamba mohon pamit diri” pamit Jackson. Sepeninggal Jackson Jaebum hanya bisa tersenyum karena ia akhirnya bisa menemukan benda pusaka yang selama ini dicarinya, dan juga ia akhirnya bisa bertemu kembali dengan teman masa kecil sekaligus cinta pertamanya tersebut. Ia terus tersenyum hingga akhirnya iapun tertidur.
Keesokan harinya, Jaebum dan Jackson terlihat sudah sangat siap untuk pergi menuju rumah panglima Jinyoung. Setelah berpamitan pada raja Mark dan ratu Suzy, Jaebum pun pergi dengan perjalanan yang dipimpin oleh Jackson. Tidak butuh waktu banyak untuk sampai dirumah panglima Jinyoung, karena saat ini mereka sudah berada tepat didepan pintu rumahnya.
“Tok tok tok” Jackson mengetuk pintu rumah dihadapannya. Terdengar suara derap langkah kaki yang mendekat dan tak lama kemudian pintu pun terbuka dan munculah sesosok ibu yang sangat anggun dan cantik, ya itu adalah ibu Jisoo. “Maaf anda siapa ya? Ada perlu apa anda kemari?” tanya ibu Jisoo pada Jackson. “Maaf nyonya, tuanku ingin bertemu dengan anda” ucap Jackson pada ibu Jisoo sembari menggeserkan badan kesebelah kanan agar Jaebum dapat melihat ibu Jisoo. Terlihat raut wajah ibu Jisoo yang sangat kaget saat ia melihat Jaebum. “pangeran Jaebum? Ini benar dirimu? Bagaimana kabarmu?” tanya ibu Jisoo. “iya ibu Jisoo ini saya, saya baik- baik saja. Bagaimana dengan anda?” jawab Jaebum sembari menanyakan keadaan ibu Jisoo. “Saya baik-baik saja. Silahkan masuk pangeran” ibu Jisoo mempersilahkan Jaebum untuk masuk, sedangkan Jackson hanya akan menunggunya diluar rumah saja. “Maaf sebelumnya, ada perlu apa ya pangeran kemari? Pasti pangeran kemari untuk urusan penting dengan panglima Jinyoung ya. Tapi, kebetulan sekali panglima Jinyoung sedang tidak ada dirumah” ucap ibu Jisoo menanyakan perihal kedatangan Jaebum ke rumahnya dan memberi tahu bahwa suaminya sedang tidak ada dirumah. “Tidak ibu Jisoo, saya kemari hanya ingin bertemu Dahyun. Apa Dahyun-nya ada?” tanya Jaebum. “Ada pangeran, akan saya panggilkan” ucap ibu Jisoo seraya pergi untuk memanggil Dahyun. Ibu Jisoo tidak mempersulit Dahyun untuk bertemu dengan Jaebum karena ia tahu bahwa Jaebum adalah cinta pertama Dahyun, dan itu tidak akan berpengaruh pada kutukan yang ada pada Dahyun.
Dahyun merasa gembira saat mengetahui bahwa Jaebum teman masakecil sekaligus cinta pertamanya datang untuk menemuinya. Dahyun pun pergi keruang tamu tempat Jaebum menunggunya. Betapa terkejutnya Dahyun saat mengetahui bahwa pria yang ditemuinya kemarin adalah Jaebum. “Jaebum?? Ini kau? Dan yang kemarin aku temui pun dirimu?” tanya Dahyun pada Jaebum. “Hi, iya ini aku. Dan ya aku yang bertemu denganmu kemarin.” Jawab Jaebum, “bisa kita bicara di sungai kemarin?” tanya Jaebum. “Tentu!” jawab Dahyun bersemangat. Merekapun pergi menuju sungai tempat mereka bertemu kemarin.
“Apa kabar Dahyun? Sudah lama sejak terakhir bertemu ya” tanya Jaebum pada Dahyun seraya tersenyum. “Ya, sangat lama sekali. Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu?” jawab Dahyun seraya menanyakan kabar Jaebum. “Aku baik, sangat baik. Boleh aku menanyakan sesuatu?” jawab Jaebum. “Syukurlah. Boleh apa itu?” tanya Dahyun pada Jaebum. “Dari mana kau mendapatkan kalung itu?” jawab Jaebum dengan pertanyaan seraya menunjuk kalung yang dipakai Dahyun. “Kalung ini? Aku mendapatkannya dari ayahku, kenapa?” tanya Dahyun kembali. “Bisakah kau memberikannya untukku? Besok ulang tahunku, dan aku harus mendapatkan kalung itu agar aku bisa bertahan hidup. Kumohon Dahyun” ucap Jaebum yang membuat Dahyun syok dan berfikir “jika aku memberikan kalung ini padanya maka aku akan mati, tapi jika aku tidak memberikannya maka Jaebum yang akan mati. Apa yang harus kulakukan tuhan?” Melihat Dahyun yang terdiam seperti itu Jaebum merasa tidak enak, Jaebum pun berkata, “kau tidak harus menjawabnya sekarang. Kau bisa memikirkannya terlebih dahulu, kita bertemu lagi sore nanti ditempat ini” ujar Jaebum. Mereka pun kembali kerumah Dahyun dan Jaebum pun berpamitan kepada ibu Jisoo untuk kembali ke istana.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, hari sudah sore, Dahyun dan Jaebum pun sudah bertemu kembali ditempat terakhir kali mereka bertemu. Terlihat Dahyun yang melepas kalung pusaka yang dikenakannya lalu memberikan kalung tersebut pada Jaebum. “maafkan aku ayahanda dan ibunda karna aku tidak bisa membahagiakan kalian dan maafkan aku karena aku harus meninggalkan kalian secepat ini” batin Dahyun. Kemudian Dahyunpun berkata, “tolong jaga kalung ini baik-baik, maafkan aku karna tidak bisa bersamamu lebih lama lagi”. “Apa maksudmu dahyun?” Jaebum tidak mengerti maksud dari perkataan Dahyun. “Aku tidak bisa hidup lebih lama lagi, karna kalung itu adalah kehidupanku” setelah mengatakan kalimat terakhirnya Dahyunpun menghembuskan nafas terakhirnya dihadapan Jaebum. Jaebum yang baru mengerti perkataan Dahyun pun merasa sangat sedih dan terpukul. Dia tidak tahu bahwa hidup Dahyun bergantung pada kalung tersebut, jika ia tahu bahwa kalung itu sangat berarti bagi Dahyun tidak akan pernah memintanya.
“Mengapa kau tidak bilang padaku bahwa hidupmu juga bergantung pada kalung ini Dahyun, mengapa? Aku baru saja bertemu denganmu kenapa kau harus pergi meninggalkanku lagi secepat ini. Untuk apa aku hidup jika kau tidak ada disisiku?” teriak Jaebum dengan terbata-bata karena menahan tangisnya. Mendengar teriakan Jaebum, Jacksonpun langsung menghampiri Jaebum dengan tergesa-gesa. Akan tetapi Jackson hanya bisa mendengar suara kaki tuannya yang sedang dihentak-hentakan ke bumi, karena ia hanya bisa melihat pancaran sinar yang sangat terang benderang sehingga ia tidak dapat melihat apa yang terjadi pada Jaebum dan Dahyun. Pancaran sinar yang awalnya sangat terang benderang itupun kini mulai meredup, sehingga Jackson bisa melihat apa yang sedang terjadi pada Jaebum. “Ada apa tuanku?” tanya Jackson panik saat melihat Dahyun yang sudah tidak bernyawa dan kalung pusaka yang sudah hancur. “Tuanku kau tidak apa-apa?” tanya Jackson semakin panic ketika melihat Jaebum yang semakin lemah. “ Jackson, tolong sampaikan maafku pada ayahanda dan ibunda karena tidak bisa menjadi anak yang berbakti untuk mereka. Sampaikan juga pada Youngjae untuk selalu menjaga ayahanda dan ibunda dengan sebaik mungkin, karena mulai saat ini aku tidak akan bisa menjaga mereka. Dan untukmu, terimakasih karena sudah membantuku selama benda pusaka yang menentukan kehidupanku selama ini. Dan kini aku sudah menghancurkan benda itu. Aku tidak bisa hidup lebih lama lagi Jackson. Selamat tinggal” Jaebumpun menghembuskan nafas terakhirnya menyusul Dahyun dan cahaya pada kalung pusaka itupun meredup.
Jackson yang masih berdiri kaku melihat tuannya yang sudah tidak bernyawa terlonjak kaget mendapati ibu Jisoo sedang menangis sembari memegang surat dari Dahyun. Saat Jackson ingin menjelaskan semuanya ibu Jisoo langsung berkata, “aku sudah tahu semuanya. Lebih baik kau memberitahu keluarga istana apa yang sudah terjadi.” Jacksonpun bergegas menuju istana dan memberitahukan kabar duka ini kepada keluarga istana dan rakyat Kerajaan Gotse. Dan saat ini Kerajaan Gotse sedang berkabung karna putra mahkotanya telah tiada didunia lagi.
“Walau kita tak dipersatukan saat ini. Cinta sejati tak akan menghianati, pasti kembali dan tahu kemana ia harus berlabuh.”