Author POV
Seoul, November 2013 (JYP Entertaiment Building)
Pagi itu, terjadi kegaduhan di gedung JYP Entertaiment saat diumumkannya list terbaru trainee yang akan segera debut.
PENGUMUMAN
Kami akan men-debut-kan satu boy group baru pada Januari 2014. Dengan nama GOT7. Inilah daftar trainee yang terpilih sebagai anggota boy group GOT7.
“Hyung, benar namaku ada disana kan? Apakah kita akan debut bersama?" tanya Yugyeom dengan semnat.
"Iya, tentu saja!” jawab JB.
Kemudian terdengar suara staff yang memanggil mereka untuk berkumpul.
“Bagi nama yang terdaftar sebagai anggota GOT7, harap berkumpul di ruang latihan utama. Untuk trainee yang lain, harap kembali berlatih!”
Setelah mereka semua berkumpul, staff tersebut menjelaskan beberapa peraturan yang harus mereka patuhi. Salah satunya ialah larangan berkencan selama 3 tahun bagi idol rookie.
“Jaebum-aah.. Jinyoung-aah.. kalian sudah tahu betul kan apa peraturan untuk idol rookie?"tanya staff.
"Nee, algesseumnida" jawab mereka.
"Hyung.. hyung apakah seberat itu larangannya? Apakah kita benar-benar tidak bisa berkencan?? Ahh eotteohkhae??" tanya Jackson.
"Eo.. Jika kita menginginkan sesuatu, harus ada usaha yang kita korbankan bukan? Jika kau ingin sukses, patuhilah aturan tersebut. Dan jika kau punya paca, putuskan pacarmu!" jawab JB.
Haruskah??? Ahhh~ Hyungg!!” rengek Jackson.
***
Kim Arin POV
Seoul, Desember 2011
"Aigoo.. kemana saja orang itu jam segini belum datang juga?" gumamku kesal.
Tiba-tiba ditengah cuaca yang dingin itu, segelas kopi hangat menyambar pipiku.
“Wah kau terlihat seperti wanita dengan dandanan seperti itu!” ucap JB dengan mimik wajah yang usil.
"Oppa ya! Kenapa kau lama sekali? Aku bisa mati kedinginan disini!"
"Mian mianhae Arin-aah.. tadi jadwal latihanku di tambah soalnya.. Ah tenang saja, Im Jaebum, namjachingu-mu ini tidak akan membiarkanmu kedinginan" ujarnya sambil memberikanku Americano hangat kesukaanku yang tampaknya baru saja dibelinya.
"Oppa~ Gomawo!"
“Ayo kita pergi sebelum kita membeku disini!” Dia pun langsung menyambar tanganku dan menggenggamnya dengan erat seolah aku akan pergi meninggalkannya.
Im Jaebum, seorang trainee dari sebuah perusahaan entertaiment ternama JYP Entertaiment. Ya, benar sekali! Dia adalah kekasihku. Orang yang selama ini selalu berada di sampingku. Tidak mudah memang memiliki seorang kekasih seorang calon idol seperti JB, mengingat padatnya jadwal latihan dan peraturan ketat yang harus mereka jalani. Terutama adanya peraturan mengenai larangan berkencan setelah mereka debut. Itulah yang selalu kukhawatirkan. Aku takut, JB dan aku harus berpisah. Meskipun JB selalu berkata bahwa ia akan selalu menjaga dan selalu bersamaku, tetapi tetap saja hal itu tidak dapat mengubah kekhawatiranku.
Hari ini, JB tidak seperti biasanya yang selalu ceria dan menghiburku dengan segala kelakuannya. Sekarang ia tampak murung seperti ada sesuatu yang ia sembunyikan. Ya, aku tahu itu! Ia akan segera debut. Dan mungkin hari ini adalah hari terakhir kami bersama. Aku pun semakin erat memegang tangannya.
3 Hari Sebelumnya...
"Arin-ssi!" panggil seornag laki-laki berkacamata dan berjaket tebal.
"Nee.. nuguseyo?" tanyaku bingung.
“Aku Park Noyoung. Staff dari JYP Entertaiment. Kau Arin pacarnya JB kan?
"Ne.. kenapa? Dia sakit? Apa dia cedera?" tanyaku khawatir.
“Oh tidak.. tidak! Dia baik-baik saja. Kau tahu kan kalau JB ini merupakan seorang calon idol? Dan kau juga pasti tahu peraturan berkencan saat seorang idol akan debut bukan?”
"Nee.."
“JB sebentar lagi akan debut sebagai idol. Dan itu artinya, ia tidak boleh berkencan di masa awal debutnya. Aku sudah berbicara mengenai hal ini dengan JB, tapi ia tetap tidak mau mengakhiri hubungannya denganmu dan tetap ingin bersamamu. Aku khawatir hal itu akan menghambat karir dan image-nya sebagai idol. Jadi aku kesini untuk meminta bantuanmu. Kau ingin melihat JB bahagia dan sukses dengan impiannya bukan? Jadi, aku meminta tolong kepadamu untuk mengakhiri hubunganmu dengannya. Setelah 3 tahun ia debut, mungkin kalian bisa kembali bersama. Aku mohon Arin-ah.. pertimbangkan keputusanmu! Ini demi kebaikan JB” jelasnya seraya memohon padaku.
Aku bingung saat itu. Apakah aku harus senang atau sedih. Hal yang selalu aku takutkan selama ini, akhirnya terjadi juga. Dalam hati kecilku, aku tidak ingin jauh dari JB dan ingin selalu bersamanya. Tapi di sisi lain, aku ingin melihatnya sukses dengan impiannya. Baiklah, telah aku putuskan!
***
Pertemuan terakhir..
"Arin-aah.. kau tahu kan, aku tidak akan pernah melepaskanmu? Seberapa jauhnya aku.. aku selalu dalam hatimu bukan? Mekipun waktu telah berubah dan mungkin suatu saat aku berubah, kau harus ingat aku tetaplah JB, kekasihmu yang sangat menyanyangimu" ucap JB.
Aku mengerti apa yang ia maksud. Ia selalu yakin bahwa kami akan terus bersama. Tapi lain halnya denganku, aku takut jika suatu saat nanti, akulah yang menjadi penghambat baginya untuk mencapai mimpinya.
“Sudah malam, mungkin sebentar lagi akan turun salju pertama. Ayo cepat kita pulang! Aku tidak mau pacarku membeku kedinginan! Ayo kita pulang! Gaja~” ajak JB.
"Oppa.. aku ingin bicara sesuatu kepadamu"
“Kau pasti ingin bilang bahwa kau mencintaiku kan?”
“Bukan. Bukan itu!”
“Lalu apa? Kamu ingin menikah denganku? Ingin selalu bersamaku? Yayayaa aku mengerti Arin-aah!”
"OPPA!!" bentakku.
“Kau kenapa?”
Dengan berat hati, aku harus mengatakan ini demi masa depannya.
“Aku ingin kita putus” bisikku lirih.
“A..apa maksudmu? Ah, pasti kau sedang mengujiku sekarang kan? Sudahlah jangan bercanda!”
“Aku tidak bercanda. Apa ini terlihat seperti lelucon bagimu?”
“Kau serius? Mungkin kau lelah. Sudahlah kita pulang, aku akan mengantarmu!”
“Aku serius! Aku ingin kita putus dan ini akan menjadi hari terakhir kita saling bertemu!”
Salju pertama pun turun seolah ikut mengiringi berakhirnya hubungan kami berdua. Dengan berurai air mata yang tidak hentinya menetes di pipi, aku bergegas pergi meninggalkannya.
***
JB POV
Seoul, Desember 2014
"Hyung!!"
"Yugyeom-aah, kau mengagetkanku saja!" Buru-buru kumasukan fotoku bersama Arin kedalam saku celanaku dan dengan segera aku menggelitik perut Yugyeom yang membuatnya meringis minta ampun.
“Ayolah hyung, cepat bergegas! Ahgasae sudah menunggu penampilan kita diatas panggung” ujar Yugyeom.
Hari itu, kami akan tampil dalam acara musik untuk mempromosikan lagu terbaru kami. Seperti biasanya, saat itu pun kami tampil dengan energik dan tanpa melakukan kesalahan. Tetapi saat itu...
Lagi-lagi perasaan ini! Apakah mungkin dia datang?
Perasaan ini terus menghantuiku. Perasaan akan kehadirannya yang selalu kurasakan di setiap penampilanku di acara musik, fansign bahkan fanmeet GOT7. Jujur, sampai saat ini aku masih tidak mengerti mengapa ia memilih untuk meninggalkanku. Padahal aku tau pasti bahwa dia masih mencintaiku.
***
Kim Arin POV
Setahun berlalu, tapi sosoknya selalu terbayang di benakku. Mungkin Dewi Fortuna tidak berpihak padaku kali ini.
Heol~ tidak terasa sudah 1 tahun aku dan JB putus. Berarti sudah 1 tahun juga aku menjadi penggemar rahasia JB. Menyedihkan bukan? Hanya ingin melihat mantan kekasihku saja aku harus sembunyi-sembunyi seperti seorang sasaeng.
Hari ini adalah hari dimana GOT7 akan tampil di Mcountdown dan seperti biasa aku akan menontonnya secara langsung. Di luar venue sudah berkerumun ahgasae dan fans dari idol lain yang mengantre untuk dapat masuk ke dalam venue. Tidak lama kemudian, pintu masuk venue dibuka. Aku bersama fans yang lainnya pun segera masuk ke dalam venue.
Di dalam suasananya sangat riuh. Para fans terus meneriakan fanchant untuk menyemangati idol-nya. Meskipun terasa bising dan harus berdesak-desakan, aku selalu merasa bahagia karena aku dapat melihat JB dari sini.
“Yaa selanjutnya, penampilan dari salah satu grup rookie JYP Entertaiment. Siapa dia?? GOT7!!” sambut MC.
Kini giliran penampilan dari GOT7, seperti pada penampilan GOT7 lainnya, pandanganku hanya akan tertuju pada satu orang, JB. Aku tidak tahu apakah ia masih mengingatku atau tidak. Tapi aku masih berharap ia memiliki perasaan yang sama denganku. Saat part JB bernyanyi, tiba-tiba lampu sorot di dalam venue menyorot ke arahku. Mataku dan JB saling bertatapan saat itu. Ekspresi terkejut sekilas tampak di wajahnya. Aku pun memutuskan untuk segera pergi dari tempat itu.
***
Author POV
GOT7’s Dorm..
"Hyung.. hyung??" tanya Yugyeom.
“Apaa?”
“Tadi aku sempat melihat kau memegang foto. Itu siapa? Apa kau berkencan?”
“Apa maksudmu aku berkencan? Tidak, aku tidak berkencan dengan siapapun! Sudahlah pergi tidur sana!”
“Tapi hyung, dia siapa? Ada sesuatu yang kau rahasiakan, bukan? Beri tahu aku~” rengek Yugyeom.
“Itu foto sepupu tercintanya JB hyung. Dia sudah lama tidak menemuinya. Jadi mungkin ia sedang merindukannya. Iya kan hyung?” sahut Jinyoung.
“Mana mungkin itu sepupunya? Mereka sangat mesra, Jinyoung hyung” jawab Yugyeom.
“Memangnya dengan sepupu tidak boleh berfoto mesra? Sudah sana tidur maknae!” lanjut Jinyoung.
“Baiklah...” jawab Yugyeom sambil bergegas menuju kamarnya.
Setelah Yugyeom pergi ke kamar, Jinyoung dan JB melanjutkan pembicaraan mereka. Jinyoung sangat dekat dengan JB sejak mereka debut bersama sebagai JJ Project. Jinyoung pun mengetahui apa yang terjadi pada hubungan JB dan Arin.
"Hyung.. apa kau masih memikirkannya?" tanya Jinyoung.
“Mungkin.. aku masih tidak mengerti mengapa ia meninggalkanku. Sekarang pun tidak pernah ada kabar darinya. Apa ia benar-benar serius dengan perkataannya? Ahh.. tapi aku merasa ia masih mencintaiku. Dan perasaan ini selalu menghantuiku. Bahkan saat kita sedang perform, aku selalu merasa bahwa Arin selalu datang untuk melihatku. Eotteokhaeyahae Jinyoung-aah?”
“Aku mengerti bagaimana perasaanmu hyung. Himnaeseyo! Oh iya, kau kan harusnya sudah terbebas dari peraturan larangan berkencan. Kau memulai debut tahun 2012, dan bulan depan sudah 2015. Kau bisa bersama dengan Arin lagi hyung! Hahaha” gurau Jinyoung seraya menghibur JB.
“Ah, kau benar! Jika suatu saat aku bertemu dengannya lagi, aku akan berjanji tidak akan melepaskannya lagi!” jawab JB sedikit lega.
Mereka pun kembali ke kamar untuk tidur dan bersiap untuk memulai aktivitas di keesokan harinya.
***
Kim Arin POV
Beberapa minggu lagi, GOT7 akan mengadakan konser pertama mereka di Korea. Entah mengapa pagi ini aku merasa sangat bersemangat. Tiba-tiba ponselku bergetar. Saat kulihat, ternyata itu adalah SMS dari JB! Sudah sekian lama ia tidak menghubungiku dan sekarang ia menghubungiku lagi.
"Arin-aah.. bagaimana kabarmu? Oh iya, bisakah kamu datang ke konserku tanggal 29 nanti?" Isi pesan yang dikirim oleh JB.
“Oh oppa~ sudah lama ya! Aku baik-baik saja. Bagaimana keadaanmu? Maaf aku belum sempat menghubungimu karena sibuk. Tanggal 29 ya? Sepertinya tidak bisa, aku ada pekerjaan saat itu. Mianhaeyo.. Selamat untuk konser pertamamu oppa!^^” jawabku.
Ya benar, aku memang berbohong bahwa aku tidak bisa datang ke konser karena pekerjaan. Aku hanya tidak ingin menjadi penghambat bagi kesuksesan JB. Tetapi walaupun begitu, aku akan tetap datang ke konsernya secara diam-diam.
***
D-Day Konser..
Hari yang ditunggu pun tiba. Selagi menunggu saatnya untuk masuk ke dalam, aku memilih untuk berjalan-jalan di sekitar venue. Dari pagi hari, sudah banyak sekali fans yang berdatangan ke arena konser meskipun konser baru akan dimulai pada sore harinya.
Aku sedang berjalan mencari tempat untuk makan siang di salah satu mall dekat venue ketika tidak sengaja melihat JB sedang berada di tempat yang sama denganku dari kejauhan. Saat itu tidak ada fans yang berada di sekitarnya karena JB dan aku berada di lantai dasar mall, sedangkan kebanyakan fans menunggu di lantai atas. Namun tiba-tiba keberadaan JB tercium oleh fans. Para fans berteriak histeris dan mengambil foto JB dari lantai atas.
Keadaan di dalam mall seketika ricuh karena keberadaan JB di sana. Saat JB melambaikan tangan dan tersenyum kepada para fans, aku melihat salah seorang fans yang sedang mengambil foto, sengaja menjatuhkan kameranya ke arah JB. Aku yang melihat JB dalam bahaya, spontan berlari ke arahnya dan mendorongnya.
“Awwaaaaaasssssss!!!” Teriakku sambil mendorongnya.
“Ahhhh~ Kakiku” rintihku kesakitan. Aku memang berhasil menyelamatkan JB tapi kamera yang jatuh sempat mengenaiku.
“A....arinn????” tanya JB.
"Gwaenchanayo??"
“Aku baik-baik saja. Kamu bagaimana? Ada yang sakit?”
“Kakiku hanya terkilir. Aku tidak apa-apa. Baiklah, aku pergi.”
"Arin-aah! Kepalamu berdarah. Kau harus diobati!"
“Ah tidak apa-apa. Ini hanya goresan kecil. Aku pergi” jawabku sambil bergegas. Lalu tiba-tiba JB menyambar tanganku.
“Tidak apa-apa bagaimana? Ini bukan hanya goresan kecil. Bawa dia ke ruang medis!” ujar JB pada salah satu bodyguard-nya.
Aku pun dibawa ke ruang medis dekat backstage GOT7. Saat sedang diobati, salah satu staff datang menghampiri dan langsung memarahiku.
“Apa kau senang bisa bertemu JB dan mencelakainya?” Bentak staff tersebut.
“Mencelakainya? Apa maksudmu?” jawabku.
“Ahh, kau pasti hanya mencari perhatian dengan berpura-pura menolong JB. Kau itu pasti sasaeng. Kau pasti bersekongkol dengan sasaeng yang sengaja menjatuhkan kameranya padamu kan? Mau kulaporkan kau ke polisi hah?”
“Laporkan saja aku! Aku tidak bisa direndahkan seperti ini! Aku hanya melihat JB dalam bahaya dan dengan spontan menolongnya. Dan kau menuduhku sasaeng? Aku tulus membantunya sampai aku yang cedera. Apa aku sasaeng? Oh, terserah apa yang akan kau pikirkan. Ternyata aku telah salah memilih untuk menolong JB. Baiklah aku mengerti. Aku akan pergi sekarang!” umpatku.
Dengan terhuyung-huyung, aku bergegas pergi meninggalkan backstage. JB yang baru saja datang, menarik tanganku untuk mengajakku bicara.
“Kau mau apa lagi? Sudah puas mempermalukanku? Ya! Aku sasaeng, aku penggemar rahasiamu, aku yang selalu menonton perform-mu dimana saja! Puas?” ujarku sambil menangis.
“Oh mianhae. Apa yang terjadi? Maaf aku tidak bisa menemanimu di ruang medis tadi. Setelah konser aku akan menemuimu, oke? Banyak hal yang harus kita bicarakan” ucap JB.
“Tidak! Tidak ada lagi yang harus kita bicarakan. Ini sudah cukup, dan aku akan benar-benar melupakanmu. Aku lelah dipermainkan seperti ini. Aku selalu mengkhawatirkanmu, tapi sepertinya kau tidak!”
“Tidak bagaimana? Selama ini aku menunggumu!”
“Bohong! Kalau kau memang seperti itu, seharusnya saat aku direndahkan seperti tadi kau ada di sampingku. Tapi ini TIDAK! Sudahlah!”
"Arin-aah!!"
Aku langsung pergi meninggalkannya saat itu. Sesampainya di luar backstage, ada sekelompok sasaeng yang menungguku dan mendorongku. Mereka mendengar percakapanku dengan JB yang membuat mereka marah.
“Apa yang kau lakukan pada oppa kami? Mengapa ia harus menunggumu? Sok cantik!”
“Apa kau menggodanya?”
“Apa yang telah kau berikan padanya?”
“Jauhi oppa kami!”
Mereka mendorong dan menjambak rambutku. Aku pun hanya diam. Kemudian JB yang melihat kejadian ini dan menghampiri kami.
“Apa yang sedang kalian lakukan?” bentak JB.
"Oppa~" jawab para sasaeng.
“Berhenti memperlakukannya seperti itu!”
“Sudahlah jangan menolongku. Aku tidak butuh bantuanmu. Urus saja dirimu sendiri! Oh iya hari ini kamu kehilangan satu fans mu!” ucapku kesal.
***
6 Bulan Kemudian...
Sudah 6 bulan berlalu sejak kejadian itu. Semenjak saat itu, aku tidak pernah mengikuti berbagai acara yang dihadiri oleh GOT7 lagi. Sudah sepantasnya aku melupakan JB. Kehidupan kami sudah berbeda. Sekarang aku lebih memilih untuk menikmati kesendirianku dan menjalani hidup layaknya wanita pada umumnya. Tiba-tiba kudengar ponselku berbunyi..
"Yeobeoseyo?"
"Arin-aah.. Ini aku Chaeyeon. Aky dengar kau fans GOT7. Benarkah?"
“Oh Chaeyeon-ah.. itu dulu. Sudah lama ya kita tidak bertemu. Memangnya kenapa?”
“Aku ada tiket fansign GOT7 untuk minggu depan, tapi aku tidak bisa datang karena aku harus ke Thailand. Jadi aku akan memberikannya padamu. Aku akan kirim tiket itu ke rumahmu ya? Siapa tau nanti kamu ingin datang. kkeunheo~~”
"Eo.. Gomawo~"
Setelah menutup telepon, aku menyalakan TV untuk mencari hiburan. Pandanganku terhenti pada salah satu stasiun televisi yang menayangkan reality show dengan GOT7 sebagai bintang tamu. Bukan karena JB yang menjadi bintang tamu, melainkan kalung yang dipakainya saat itu. Kalung itu adalah kalung couple yang kami punya. Aku pun bertanya-tanya mengapa ia masih memakainya.
“Sebelum kita mengakhiri acara ini. Kau akan menyanyikan sebuah lagu, benar?” tanya MC.
“Ya benar!”
“Katanya lagu ini adalah lagu favoritmu dari sebelum debut?”
“Ya benar. Baiklah aku akan menyanyikannya”
Sasireun cheom bwasseul ttae buto geudael johahaetdago.. Malhagiga naegen cham eoryeowotdeongeojyo~~~ Oh I’m in love... oh I fall in love.. Duryeopjin anneyeo geudaewa hamkkeramyeon sesangeun neomu areumdapjyo~ (Narsha – I’m In Love)
“Aku suka sekali lagu ini, lagu ini selalu mengingatkanku pada orang yang selalu mencintaiku selama ini. Nal saranghaejusyeoseo gamsahamnida. Saranghae..” lanjut JB sembari memberikan love sign pada kamera.
Lagu yang JB nyanyikan merupakan lagu favorit kami saat masih bersama. Dan entah mengapa, aku merasa bahwa lagu dan perkataannya itu ditujukan padaku. Seketika aku pun teringat kenangan bersamanya dan mulai mengenang masa-masa indah kami sambil memandangi foto-fotoku bersamanya.
***
D-Day Fansign..
Pagi itu, ada surat yang masuk ke kotak suratku. Saat kulihat, ternyata itu adalah tiket fansign yang Chaeyeon berikan untukku. Dari tanggal yang tertera pada tiket, fansign itu dilaksanakan tepat hari ini. Tanpa berpikir panjang, aku langsung bergegas menuju tempat fansign sambil membawa album terbaru dari GOT7.
Aku tidak akan membohongi perasaanku lagi, aku akan jujur pada perasaanku sekarang bahwa aku masih mencintai JB. Aku berjanji tidak akan pernah melepaskannya untuk kedua kalinya.
Di venue, aku mendapatkan tempat duduk terakhir. Setelah sesi berbincang, sampailah kami pada sesi penandatanganan album. Sepertinya aku akan menjadi orang terakhir yang akan mendapatkan tandatangan dilihat dari posisi tempat dudukku. Dalam genggamanku, tertera tulisan “Mianhae... aku berbohong. Aku tidak akan mengulanginya” yang telah kutulis pada selembar post-it yang menempel pada album GOT7 milikku.
***
JB POV
Apa yang terjadi pada Arin? Mengapa ia tidak pernah menghubungiku lagi? Apa sekarang dia benar-benar marah dan melupakanku? Ahhhh kenapa seperti ini???
Seperti biasa aku dan grupku sedang menghadiri acara fansign dalam rangka mempromosikan album terbaru kami. Hari ini tidak seperti biasanya, aku merasa sangat tidak bersemangat. Semua terasa membosankan. Aku yang biasanya selalu berbincang dengan para fans pada sesi penandatanganan, sekarang hanya menandatangi albumnya saja, tanpa mengajak mereka berbincang.
Tidak terasa acara ini sebentar lagi akan selesai, tinggal tiga orang lagi yang albumnya harus kutandatangani. Sepertinya acara ini akan segera usai. Tibalah album terakhir yang harus aku tandatangani. Di atasnya tertera post-it yang bertuliskan “Mianhae... aku berbohong. Aku tidak akan mengulanginya”. Sontak tulisan tangan itu langsung mengingatkanku pada seseorang. Apakah orang ini Arin? Sekilas aku melihat kalung couple persis seperti punyaku yang ia lilitkan di tangannya, sama seperti kebiasaan Arin dahulu. Ketika kusadari hal itu, aku menoleh ke atas untuk memastikannya, tetapi ia segera berbalik dan pergi. Aku tidak dapat melihat wajahnya. Tetapi dari postur tubuhnya, aku yakin bahwa ia adalah Arin. Tanpa menyia-nyiakan waktu, aku pun berlari mengejarnya.
“Aku ingin kau di sisiku. Aku tidak akan melepaskanmu untuk yang kedua kalinya!” ujarku sambil memeluknya dari belakang.
***
Author POV
Seoul, Desember 2016
“Apakah ada pesan yang ingin kau sampaikan untuk pemirsa di rumah?” tanya MC.
“Baiklah. Untuk yang sedang menonton acara ini, naega neoreul saranghae~ annyeong!” ucap JB sambil melakukan aegyo dengan menekukkan kedua tangannya di atas kepala sehingga berbentuk hati.
Seorang wanita menolehkan wajahnya ke arah televisi. Bibir tipisnya menyunggingkan senyum yang sumringah.
"Arin-ahh.. Cepat kesini! Pacarmu datang menjemputmu!"
"Ne eomma~ aku sedang mencari mantelku dulu!"
Sementara itu, sesosok idol tampan sedang menggenggam sebuket bunga dan menunggu kekasihnya bersiap untuk bersama-sama melihat salju pertama di musim dingin itu.
-KKEUT-