Minseok membopong Suho masuk ke dalam mobil...
"Aishhh... Kenapa dia harus selalu mabuk setiap malam??" Minseok menjalankan mobilnya
Mobil Hoya melaju keluar area parkir taman bermain.... Dia melihat Chorong hanya terdiam sambil memainkan handphonenya..
"Mianhae...."
"Eo-eoh??"
"Tentang ucapanku tadi...."
"Gwenchana......" Chorong masih menatap ke arah handphonenya
"Kenapa dia tidak menghubungiku??" Ucap Chorong di dalam hati
Selama perjalanan, mereka berdua kembali terdiam..
Mobil Minseok berhenti di depan rumah Suho..
"Eodiga????? Aku bilang, aku mau pulang........" Suho berbicara dalam keadaan setengah sadar
"Eoh, kita sudah sampai" Minseok keluar dari mobil dan berjalan menuju pintu belakang
Minseok berusaha membopong tubuh Suho..
"Aishhh... Aku bisa sendiri" Suho masih berpegangan pada pintu mobil
Tidak berapa lama, mobil Hoya memasuki kawasan rumah Suho..
Chorong keluar dari mobil dan langsung menghampiri Suho...
"Gwenchana???" Chorong melihat Suho yang masih berpegangan pada pintu mobil
"Eoh, gwenchana......." Suho tersenyum ke arah Chorong dengan masih keadaan setengah sadar
Hoya keluar dari mobil dan berjalan menghampiri Suho...
"Neo...!!!" Suho menunjuk-nunjuk ke arah Hoya
Suho berjalan dengan sedikit miring ke arah Hoya dan kemudian terjatuh...
Dengan cepat, Minseok mengangkat lengan Suho dan membopongnya masuk ke dalam rumah..
"Apa dia sering mabuk seperti ini??" Tanya Hoya kepada Chorong
"Ani... Hanya baru beberapa hari ini saja"
"Kalau ada apa-apa, hubungi aku saja..."
"Eoh..."
"Arasseo... Galgae.." Hoya masuk ke dalam mobil
Chorong masuk ke dalam rumah dan melihat Suho terbaring di atas sofa..
"Aku tidak bisa menghentikannya saat minum tadi" Minseok membaca ekspresi khawatir dari Chorong
"Mianhae, karena merepotkanmu, Minseok'ssi"
"Ani-imnida,,, Kurasa, dia sedang mengalami hari yang berat, Chorong'ssi. Aku tidak pernah melihat dia meminum alkohol sebelumnya"
Chorong hanya terdiam sambil melihat ke arah Suho...
"Kurasa aku harus pamit.."
"Eoh.. Gomawo....."
Minseok keluar rumah.. Suasana rumah menjadi hening..
Chorong berjalan ke arah Suho yang masih terbaring. Dia melihat wajah Suho yang tertidur pulas..
"Waegerae???? Apa masalahmu sampai harus mabuk seperti ini???" Chorong memegang tangan Suho
"Kau tau?? Aku melihatmu menjemput Irene tadi.. Aku sangat terkejut. Apa kau masih menyukainya?? Apa aku menjadi penghalang di antara kalian?? Aku tidak tau tentang perasaanku saat ini.." Chorong terus berbicara pada Suho yang masih tertidur
Sejenak Chorong terdiam......
"Aku...... tidak bisa memberimu apa-apa termasuk saham atau perusahaan ayahku. Pernikahan ini memang hal yang bodoh. Aku terlalu sering memikirkan perasaanku sendiri, tanpa menyadari perasaan yeoja yang kau cintai sebelum menikahiku.. Aku......terlihat sangat bodoh sekarang" Tanpa sadar, air mata Chorong menetes
"Aishhh jinjja... Kenapa aku menangis???" Chorong berjalan ke dalam kamarnya
Suho membuka kedua matanya dan langsung terbangun. Suho terdiam... Dia mendengar semua ucapan Chorong.. Dia tidak bisa berkata apapun, hanya memegang kepalanya dengan kedua tangannya..
Chorong terbangun di pagi hari.. Dia keluar kamarnya dan melihat ada seseorang yang sibuk di dapur..
"Kau sudah bangun?? Makanlah ini...." Suho menyediakan makanan di atas meja makan
Chorong hanya terdiam....
"Sudah lama aku tidak membuatkanmu sarapan.." Suho sedikit tersenyum ke arah Chorong yang masih terdiam
Chorong juga sedikit tersenyum melihat Suho memakai celemek yang terbalik...
"Makanlah...."
Chorong langsung duduk dan menikmati sarapannya...
"Kau harus terus tersenyum seperti ini setiap hari untukku, Chorong'ah" Ucap Suho dalam hati
"Mian.. Aku tidak bisa mengantarmu ke sekolah... Harabeoji ingin menemuiku..."
"Eoh, gwenchana....."
Suho berjalan mendekat ke arah Chorong dan mengelus lembut rambutnya..
"Geogjeongma.... Perasaanku padamu tetap tidak berubah"
Chorong hanya bisa terdiam mendengar ucapan Suho
"Habiskan sarapanmu.. Aku harus bersiap-siap ke kantor.." Suho langsung menuju kamarnya
Chorong melanjutkan sarapannya.. Tiba-tiba pandangannya menjadi kabur... Dia memegang kepalanya..
"Waegerae??? Kepalaku sakit sekali" Chorong terus memegangi kepalanya
Tidak berapa lama, Suho keluar dari kamarnya... Dia melihat Chorong yang masih duduk di meja makan..
"Kau belum selesai??" Suho menghampiri Chorong
"Eo-eoh...." Chorong berusaha untuk berdiri, tetapi kepalanya masih terasa sakit
"Gwenchana??" Suho memegangi Chorong
"Eo-eoh...." Chorong kembali duduk
"Apa kau sakit?? Wajahmu pucat..." Suho terlihat khawatir
"Gwenchana...." Chorong sedikit tersenyum
"Akan ku bawa kau ke rumah sakit"
"A-aniya... Kau temuilah harabeoji.. Dia sudah menunggumu.. Nan gwaenchana"
Suho sejenak terdiam melihat ke arah Chorong..
"Arasseo.. Kau jangan ke sekolah hari ini. Aku akan pulang lebih awal untuk mengantarmu ke rumah sakit"
Chorong mengangguk pelan tanda setuju..
"Jinjja gwenchana???" Suho masih terlihat khawatir
"Eoh.. Kau pergilah." Chorong tersenyum ke arah Suho
"Arasseo....." Suho perlahan berjalan ke arah pintu
"Aishhh jinjja... Ada apa denganku??" Chorong perlahan berjalan ke arah kamarnya
Beberapa saat kemudian, Chorong sudah siap dengan seragam sekolahnya..
"Rasanya bosan sekali... Kurasa tidak apa-apa ke sekolah hari ini.."
Chorong berjalan keluar rumah dan merasakan sakit kepalanya sudah mulai menghilang. Dia menjadi sedikit semangat untuk datang ke sekolah..
Chorong tiba di depan pintu gerbang sekolah.. Beberapa siswa yang dilewatinya melihat Chorong dengan tatapan yang aneh.. Beberapa di antara mereka berbicara sambil melihat ke arah handphone mereka.. Chorong merasakan ada yang aneh. Handphonenya terus berbunyi, tanda masuk sebuah pesan grup.. Chorong mengecek handphonenya dan menghentikan langkahnya saat melihat isi dari pesan itu...
Terdapat sebuah gambar yang menunjukkan Chorong dari kejauhan bersama seseorang yang membelakangi arah kamera. Chorong memakai topi di sebuah taman bermain. Gambar selanjutnya merupakan foto-foto Suho dan Irene saat berada di sebuah festival di Amerika. Dan beberapa foto kedekatan mereka saat masih kecil..
Chorong terus meng-scroll layar handphonenya untuk melihat beberapa komentar teman-temannya..
"Mwoya??? Apa Irene sedekat ini dengan Suho??"
"Mereka sudah kenal dari dulu., Apa mereka berkencan??"
"Yaa, lalu, untuk apa Suho menikahi Chorong?? Apa untuk perusahaan??"
"Waahhh... Aku tidak menyangka, masih ada pernikahan bisnis semacam ini"
"Eoh.. Kalau aku jadi Chorong, aku tidak akan menyetujui pernikahan itu"
"Bagaimana dengan Irene?? Kasihan sekali dia"
"Namjachingunya di rebut oleh seorang anak angkat dari keluarga chaebol. Bukankah ini lucu???"
..................................................................................
Chorong tidak bisa berhenti melihat komentar-komentar teman-teman di sekolahnya itu...
Dari kejauhan, Hara melihat Chorong yang berdiam diri sambil sibuk dengan handphonenya..
"Chorong'ah......" Hara sedikit berteriak
'Deghh!!!' Chorong langsung merasakan sakit kembali di kepalanya
"Chorong'ah...." Hara kembali memanggil Chorong dari jauh
Pandangan Chorong mulai kabur. Sekilas, dia teringat saat sebuah pot melayang di atas kepalanya...
"Panggilan itu.... Hara???" Ucap Chorong dalam hati sebelum jatuh pingsan
---------------------------------------------------To Be Continued--------------------------------------