Kicauan burung bersahutan ditengah fajar yang perlahan naik untuk melaksanakan tugas rutin nya. Di iringi dengan tetesan embun yang seolah berlomba-lomba jatuh dari dedaunan yang ikut basah bersama tetes-tetes air pagi itu. Pagi yang Indah untuk mengawali hari yang baru. Memulai segala aktifitas rutin maupun baru setelah beristirahat semalaman,ditemani heningnya malam dan hangatnya selimut tebal yang membalut tubuh-tubuh lelah di tempat istirahat mereka yang nyaman.
Tak terkecuali seorang gadis yang kini sedikit terganggu tidurnya, akibat sinar matahari yang menyorot tanpa ampun ke wajah kusutnya. Dia menggeliat pelan, menutupi sebagian wajah nya dengan satu tangan dan mengerang pelan karena merasa sangat terganggu dengan sorot fajar yang berasal dari jendela kamar yang telah ditarik lebar tirainya.
"Ini hampir pukul 7,cepat bangun!" Sentak suara lembut yang tidak bisa dikatakan lembut juga,dikarenakan suara itu sudah naik satu oktaf dari biasanya.
Kim Jung Ha. Wanita berperawakan 153 cm itu sekarang tengah meletakan kedua tangan nya dipinggang sembari menunjukan wajah bosan yang kini mungkin bisa menambah lagi koleksi kerutan-kerutan di wajah 50 tahun nya. Dia berdiri disamping kasur Queen size yang tengah di tiduri oleh Anak semata wayang nya, yang sekarang malah berniat untuk melanjutkan kembali tidur indahnya. Dibuktikan oleh tumpukan selimut bergambar bunga-bunga tulip yang sekarang ditariknya keatas sehingga menenggelamkan kembali si empunya.
"Sebentar lagi,Eomma. Aku pulang pukul 11". Sahutnya samar dari balik selimut tebalnya.
"Memangnya siapa gadis yang dengan sombongnya memilih untuk lembur eoh?" Cecar Jung Ha pada gadis yang masih setia tenggelam di selimut tebalnya.
"Pekerjaanku terlalu banyak,Eomma" balasnya serak.
"Itu resikomu Kim Hyera. Katanya Kau tetap masuk hari ini kan? Cepat bangun!" Teriak Jung Ha lagi kali ini lebih keras.
Selimut itu terbuka dengan kasar dan menampakan gadis yang kini hanya mengenakan tanktop putih dan celana hotpants hitam untuk baju tidurnya yang mungkin bisa menimbukan resiko masuk angin apabila tidak ada selimut tebal yang membalutnya. Dengan wajah muram dan rambut kusut bak Singa kelaparan. Dia bangun dari tidur nyamannya dan langsung menyambar handuk yang diletakan Jung Ha di atas nakas samping tempat tidurnya,lalu melangkah gusar menuju kamar mandi. Hyera masuk kedalam kamar mandi yang mendadak selalu menjadi musuh dipagi hari Minggu nya,namun mau tidak mau dia harus berangkat ke kantor dikarenakan akan akan ada acara resmi hari ini.
Hyera langsung bergegas mandi dan bersiap untuk menuju kantornya. Hari ini adalah hari yang sangat penting untuk kantornya. Dikarenakan ada penyambutan Direktur baru yang akan menggantikan posisi Direktur lama yang memutuskan untuk pensiun dari jabatannya.
G.O.T Building
2020 August, 23
08.05 KST
Seluruh Karyawan tengah mempersiapkan semaksimal mungkin segala sesuatunya untuk penyambutan besar ini. Dimulai dari mempersiapkan hiasan berupa bunga yang berjejer sejajar dikedua pintu masuk,karpet merah yang sudah di gelar sepanjang perjalanan menuju lobby sampai hal detail seperti pakaian karyawan yang rapih dari ujung kaki sampai ujung rambut pun di persiapkan.
"Tidakah ini berlebihan,Seol?" Gumam Hyera pada rekan kerjanya yang tengah sibuk mengoleskan lipstick merah muda kebibirnya.
"Ini wajar Hyera~ah. Mengingat Direktur Park adalah orang yang sangat perfeksionis, Aku mendengar itu dari karyawan lainnya" Sahut Seol Bi sambil terus merapihkan penampilan nya.
"Aku penasaran seperti apa 'pria perfeksionis' itu sampai-sampai kita harus bekerja meski ini Hari libur," Gerutu Hyera dengan wajah penasaran sambil meletakan jari-jari lentik dibawah dagunya.
"YAK! CEPAT BENTUK BARISAN! DIREKTUR PARK SUDAH DATANG!" Teriak Manager Choi Youngjae dengan suara lantang nya yang membuat semua orang disana mengikuti perintahnya untuk membentuk barisan panjang yang dibagi menjadi dua bagian,sisi kiri untuk barisan Pria dan sisi Kanan untuk barisan Wanita.
Seketika suasana berubah menjadi begitu sunyi dan hanya suara ketukan sepatu yang terdengar tengah berjalan menghampiri semua Karyawan yang menundukan badannya untuk menyambut datangnya si Penguasa baru di kantor ini.
Hyera melihat sepatu mengkilap yang pasti mahal itu mendekat kearahnya dan berhenti tepat didepan nya yang sedang membungkuk. Ada apa?
"Tidakah seharusnya Kau meneriska baju kusutmu itu terlebih dahulu sebelum datang ke kantor?"
Suara itu terdengar jelas di telinga Hyera. Membuat gadis ini sedikit merinding mendengar suara yang familiar ini. Tunggu, familiar? Ya! Hyera pernah mendengar suara dingin ini sebelumnya namun sudah lama sekali Ia mendengarnya.
Seketika Hyera mendongakan kepalanya dan betapa terkejutnya dia ketika melihat wajah dengan tatapan tajam yang kini ada tepat di depan wajahnya yang pasti terlihat sangat bodoh saking terkejutnya.
"OB~ssi?" Suara itu secara cepat meluncur keluar dari mulut Hyera yang sedikit menganga tak percaya.
FLASBACK
2015 July, 12
09.51 KST
"PARK JINYOUNG! PARK JINYOUNG"
Suara teriakan para gadis bergemuruh di lapangan basket saat seorang pria masuk ke lapangan dengan menggunakan seragamnya.
Apakah Kau berfikir dia akan bermain basket dilapangan itu? Tidak,tidak,Kau salah besar. Lalu sedang apa dia disana? Mari kita deskripsikan pria itu.
Dia mengenakan seragam? Ya,betul sekali dia menggunakan seragam dengan warna biru yang menurut Hyera sangat kebesaran ditubuh kurusnya. Dia membawa alat pel dan ember yang masing-masing ada dikedua tangan nya. Kau sudah tau sedang apa dia disana? Tepat sekali! Dia mengepel lapangan basket yang luas itu dengan telatan sambil terus menerus menundukan kepalanya karena mendengar teriakan-teriakan para gadis yang meneriakan namanya.
Itu bukan teriakan penuh pujian,melainkan teriakan penuh cemoohan yang terus-menerus dilakukan para gadis yang akan menonton pertandingan basket antar kelas yang sebentar lagi akan dimulai.
"Park Jinyoung, percuma Kau tampan jika pekerjaanmu seperti itu."
"Park Jinyoung, maukah kau mengepel rumahku juga? HAHAHA."
"Jinyoung~ah, Kau mau uang tidak? Jika mau kau harus bersihkan ternak peliharaan Ayahku dulu HAHAHA."
Hyera hanya bisa menghela napas dan terus menerus memperhatikan setiap gerakan Park Jinyoung si Office Boy tampan namun miskin. Apakah hanya tampan cukup untuk gadis di jaman seperti ini? Tidak kan? Itu sangat mungkin jika gadis seperti Hyera yang Kau bicarakan.
Percaya atau tidak Hyera sudah menyukai pria itu didetik pertama dia melihatnya di Taman belakang sekolah. Saat itu Ia melihat pria itu sedang menyapu dedaunan yang gugur. Saat itu Hyera tak segan langsung menyapa Jinyoung terlebih dahulu.
2015 July, 9
Hyera menghabiskan waktu istirahat orientasinya di Taman belakang sekolah yang cukup tenang menurutnya. Sambil membuka bekal yang telah dibuat oleh Ibunya dan memakannya di bawah pohon yang cukup rindang sehingga terik matahari tidak mengenai kulit mulusnya. Ya, dia siswa baru di sekolah ini.
Selagi dia asyik makan bekal yang dibuat Ibunya, tiba-tiba ada suara orang sedang menyapu didekatnya. Hyera yang penasaran pun langsung menolehkan kepalanya ke balik pohon dan menemukan pria tampan itu sedang menyapu disana.
"Sunbae, apa kau sedang dihukum?" Tanya Hyera polos. Pria itu tersentak kaget melihat seorang gadis yang jelas-jelas dia tidak kenal menyapanya secara tiba-tiba.
"Aku bukan Sunbae-mu." Sahut Jinyoung dingin sambil terus menyapu dedaunan kering yang berserakan ditanah.
"Hah? Bukannya kau sekolah disini? Dilihat dari wajahmu,kau memang bukan teman seangkatanku." Jawab Hyera sambil terus menatap Jinyoung yang begitu fokus pada pekerjaannya.
"Kau tidak lihat seragamku? Hm... Hyera ~ssi?" Jinyoung menjawab sambil melihat name tag yang terpasang di jas sekolah Hyera.
"Oh! Kau bukan sekolah disini? Lalu apa yang sedang kau lakukan disini? Ah! Kau,.. Tidak mungkin! Kau tidak mungkin seorang OB kan?" Teriak Hyera tak percaya.
Jinyoung hanya berlalu sambil mengangkat tong sampah yang sudah penuh dengan sampah dedaunan. Namun Hyera menahannya dengan dengan menghalangi jalannya sambil membentangkan kedua tangannya.
"Tidak mungkin!Orang setampan Kau tidak mungkin seorang OB! Ya Tuhan, apa Aku sedang bermimpi bisa melihat OB setampan dia sekarang?" Hyera terus meracau tidak jelas dan membuat Jinyoung terganggu dengan itu.
"Noona, kau menghalangi pekerjaanku. Lalu apa yang masalah dengan pekerjaanku? Apakah itu merugikanmu? Merugikan kehidupanmu?" Jinyoung menegur dengan nada kesal yang tidak dibuat-buat. Hyera terus menatap tak percaya kedepan Jinyoung yang menatapnya dengan tatapan kesal.
"Itu masalah untukku! Karena Aku sudah menargetkanmu untuk menjadi kekasihku di detik pertama Aku melihatmu. Aku menyukaimu!" Jelas Hyera berapi-api.
Jinyoung hanya melongo dengan jawaban bodoh gadis di depannya ini. Menargetkan jadi kekasih? Dia yakin, gadis ini pun belum mengetahui namanya tapi sudah menargetkannya untuk menjadi kekasihnya? 'Bodoh sekali'ㅡpikir Jinyoung
"Hyera~ssi, Kau disekolah di sekolah yang sangat elit ini untuk bertambah pintar. Bukan untuk menjadi bodoh seperti ini. Aku yakin jika orangtuamu tahu kelakuanmu saat ini,mereka akan sangat menyesal karena telah membuang banyak uang mereka hanya untuk menyekolahkanmu di tempat mahal ini. Lagipula,Aku tidak suka dengan gadis bodoh sepertimu." Sahut Jinyoung dengan nada datar yang jika ada yang mendengarnya pasti akan merinding. Karena itulah yang dirasakan Hyera sekarang.
Entah pikiran bodoh dari mana dia mengatakan kata-kata tak masuk akal tersebut pada Jinyoung. Tapi memang hatinya kini sedang berdetak dengan sangat kencang seolah akan melompat keluar dari tempatnya.Matanya tidak pernah lepas dari wajah Jinyoung yang masih dengan wajah dinginnya. Anggaplah dia bodoh bahkan tak punya harga diri saat ini. Dia hanya mengikuti hatinya yang seolah sudah terperangkap dengan Pria ini.
Bagaimana seorang pria bisa begitu tampan mengenakan pakaian seperti itu dan memegang peralatan yang mungkin bagi sebagian orang dianggap sangat rendah seperti itu? Itulah yang ada dipikiran Hyera sekarang.
"Nama.. Namamu siapa?"Gagap Hyera menghiraukan kicauan memojokan Jinyoung untuk dirinya.
Jinyoung tidak menanggapi pertanyaan Hyera dan terus berjalan menjauhi gadis itu.
"YAK! Aku sudah menargetkanmu OB~ssi. Jangan berikan hatimu pada orang lain!" Hyera terus berteriak meski Ia lihat pria yang dia panggil 'OB~ssi' itu tak mendengarkannya sama sekali.
Hari-hari berikutnya Hyera sedikit demi sedikit mengetahui fakta tentang OB tersebut. Dia tahu sekarang jika pria dengan setelan seragam OB itu bernama Park Jinyoung. Dia mendengar dari banyak temannya tentang Park Jinyoung yang tinggal disebuah panti asuhan sejak Ia berumur 5 Bulan. Ibunya menitipkan di tempat tersebut karena alasan biaya yang tidak bisa mencukupi kehidupan dia dan bayinya. Ayahnya meninggal karena kecelakaan saat ibunya mengandung Jinyoung.
Hyera juga mengetahui bahwa Jinyoung 1 tahun yang lalu telah lulus dari Sekolah ini tapi dia tidak melanjutkan kuliahnya dikarenakan dia tidak ingin lebih membebani Ibu Panti yang telah mensekolahkan nya hingga SMA. Maka dari itulah dia memilih untuk bekerja meski pekerjaan seperti ini yang dia dapat hanya dengan Ijazah SMA. Padahal dia termasuk siswa yang cukup berprestasi di sekolah ini dan peluang untuk mendapatkan beasiswa pun bisa Ia dapatkan jika dia mau.
"Jinyoung~ssi,entah mengapa Aku semakin penasaran denganmu" Gumam Hyera sambil terus memikirkan semua kata-kata kakak kelasnya tentang kehidupan Jinyoung.
Jinyoung POV
2015 July, 12
"Hhhhhh.."
Entah ini sudah berapa kalinya Aku menghela napas ditengah kegiatan membersihkan toilet Pria yang sungguh tidak bisa dibilang bersih ini. Jika Aku bisa mengeluh,ini sungguh sangat melelahkan. Tapi ini resiko pekerjaan yang harus Aku kerjakan. Dan tadi di lapangan basket, Aku sudah terlalu kenyang dengan cemoohan mereka.
Pikiranku kembali mengingat kejadian 3 hari lalu saat ada seorang gadis bodoh yang tiba-tiba menunjukan ketertarikannya padaku dengan begitu gamblang. Aku masih bisa mendengar teriakan peringatannya saat itu.
"YAK! Aku sudah menargetkanmu OB~ssi. Jangan berikan hatimu pada orang lain!"
Apa-apaan itu? Aku hanya bisa mengerutkan dahi heran jika kembali mendengar teriakan itu. Mengapa gadis yang menurutku cukup cantik dan kaya bisa tertarik padaku yang hanya seorang OB? Entahlah,jika Aku bisa membelah otaknya Aku ingin sekali mengetahui apa yang ada di otaknya sehingga bisa mengucapkan kata-kata memalukan seperti itu.
"Gadis bodoh!"
Aku buru-buru menyelesaikan pekerjaanku dan kembali keluar dari toilet. Saat Aku baru keluar dari pintu toilet Pria, disaat bersamaan pintu toilet wanita terbuka dan menampakan gadis itu lagi.
"Eoh? OB~ssi? Sedang apa Kau disini?" Gadis itu bertanya padaku.
Aku mengangkat kedua tanganku yang masing-masing memegang ember dan alat pel. Dia menganggukan kepalanya dan kembali membuka mulutnya.
"OB~ssi, maaf untuk kemarin. Aku terlalu lancang karena sudah menganggumu. Tapi apa yang Aku katakan tentang 'Aku menyukaimu' itu adalah sebuah kebenaran. Entah pikiran dari mana Aku bisa semudah itu menyukaimu. Tapi yang pasti rasa seperti itu sudah tumbuh ketika Aku melihat wajahmu. Mungkin ini yang disebut Cinta pada pandangan pertama?" Jelas gadis itu panjang lebar. Aku terus menatap wajahnya dengan kedua sorot mataku tajam. Dia hanya menunduk dan terus menyelipkan rambutnya kebekang telinganya. Ah, manis sekali. Aish! Apa yang Kau fikirkan Park Jinyoung?!
Aku berdehem sebentar sebelum membalas penyataannya itu.
"Ehm.Hyera ~ssi, Kau gadis yang cantik..." Aku memulai ucapanku. Memang dia cantik kan? Aku melihatnya tersenyum dengan lebarnya mendengar ucapanku yang memujinya.
"Tapi kenapa Kau menyukai seorang pria sepertiku? Banyak pria yang dengan suka rela melemparkan dirinya padamu hanya dengan Kau menunjuk salah satu dari mereka. Jadi jangan permalukan dirimu sendiri dengan memiliki rasa seperti itu padaku."
Aku melanjutkan perkataanku yang sempat tergantung tadi. Dia menunjukan ekspresi yang berbeda kali ini, gadis itu menundukan wajahnya semakin dalam dalam dan Aku yakin dia sangat kecewa dengan kata-kata ku tadi. Aku benarkan? Aku hanya ingin dia sadar bahwa Aku tidak sepadan dengannya.
"Memangnya Cinta mengenal level,OB~ssi? Aku hanya menyukaimu! Apa itu salah?" Dia menatapku dengan matanya yang kini sudah sedikit berair.
"Tidak, kau tidak salah sama sekali. Kau tidak lihat tadi dilapangan basket Aku diperlakukan seperti apa? Aku hanya ingin kau berfikir secara realistis, Kim Hyera!"
Dia menatapku kecewa dan Aku sekali lagi meninggalkan nya sendirian setelah mengucapkan kata-kata menyakitkan untuknya.
Hyera POV
Aku menelusuri lorong sekolah dengan keadaan yang masih mengantuk. Semalam Aku tidur pukul 1 karena terlalu asyik menagisi pria dengan nama Park Jinyoung itu.Bagaimana mungkin ada pria sekejam dia eoh? Namun entah mengapa rasa untuknya semakin membesar dari hari ke hari.
Saat Aku terus menelusuri lorong sekolah dengan sangat mengantuk tiba-tiba saat Aku akan menuju lantai 2 menggunakan tangga, mataku menangkap seorang pria yang sedang melakukan pekerjaannya. Ya, Park Jinyoung. Mataku berbinar terang seolah rasa kantuk ku yang ku keluhkan tadi entah hilang kemana. Aku menghampirinya yang kini membelakangiku sambil terus mengepel lantai putih itu.
"OB~ssi!" Sapaku dengan semangat yang datang secara tiba-tiba ditubuhku.
Dia menoleh kebelakang dan memicingkan matanya saat melihatku.
"Kenapa?" Jawaban nya sungguh dingin Euuuhhh
"Tidak, Aku hanya ingin menyapamu saja. Ah iya, Aku membawa bekal untukmu" Buru-buru ku keluarkan bekal yang tadinya Ibu persiapkan untuk ku,tapi Aku berikan padannya. Aku merasa dia tidak makan dengan baik karena tubuhnya sekurus itu. Kusodorkan kedepan tangannya, dia menatapku dan bekal yang di tanganku dengan alis berkerut.
"Apa ini?"
"Bekal untuk makan siangmu. Memangnya apa lagi?"
"Hyera~ssi, bukannya sudah kubilangㅡ"
Aku memotong ucapannya dengan tanganku yang mengenggam tangan kasarnya dan langsung meletakan kotak bekal itu di tangan kanan nya yang sekarang tengah Kqu pegang. Dia membulatkan matanya sambil terus melihat ke arah tangan kanannya yang masih terus Aku pegang meski bekalnya sudah Aku serahkan ketangannya.
"Cukup protesnya OB~ssi. Kau hanya harus menghabiskan makanan nya dan kembalikan lagi padaku kotak bekalnya." Aku melepaskan tangannya dan langsung melanjutkan perjalananku menuju kelas.
Author POV
Jinyoung terus menerus memperhatikan kotak bekal warna merah muda itu. Ada yang aneh dengan hatinya entah apa itu. Jantungnya seolah berhenti sejenak saat tangannya disentuh Hyera tadi. Apakah dia memiliki perasaan pada Hyera?
"Jangan bodoh,Park Jinyoung. Sebentar lagi Kau akan pergi jauh dari tempat ini." Gumamnya pada dirinya sendiri.
Sejak kejadian kotak bekal itu Hyera semakin gencar mendekati Jinyoung. Menganggunya saat bekerja, menanyai ini itu yang terkadang tidak penting pada Jinyoung, memberinya bekal setiap pagi bahkan sampai menunggu Jinyoung menyelesaikan pekerjaannya yang akan berakhir mereka akan pulang bersama.
Tanpa Jinyoung sadari dia merasa dirinya mulai terbuka terhadap semua gangguan Hyera bahkan mulai terbiasa dengan semua tingkah aneh yang selalu ditunjukan Hyera padanya. Tanpa disadari juga waktu Jinyoung semakin dekat untuk meninggalkan Korea. Tepatnya 1 hari lagi atau besok.
"Ini sudah larut Hyera~ah. Kau tidak usah menungguku,pekerjaanku masih sangat banyak." Ujar Jinyoung sambil mengelap kaca kelas yang berdebu.
"Tidak apa-apa, Aku senang menunggumu. Aku tidak akan bosan karena Aku bisa dengan leluasa melihat wajahmu saat Kau fokus bekerja,OB~ssi." Jawab Hyera sambil mengembangkan senyum lebarnya.
"Berhenti menggodaku,Kim Hyera." Ucap Jinyoung sengit sambil menatap Kim Hyera yang tertawa terbahak-bahak.
"Aku senang karena Kau mulai terbuka dengan kehadiranku OB~ssi. Kau masih tidak mau jadi Kekasihku? Kita sudah sedekat ini Park Jinyoung .." Tanya Hyera serius akan ucapannya.
Astaga,gadis iniㅡpikir Jinyoung.
Jujur, Jinyoung kini sudah sangat terbiasa oleh kehadiran Kim Hyera di hidupnya yang hampir setiap hari ada di dekatnya. Dia pun tidak memungkiri bahwa ada perasaan lebih dalam hatinya untuk Hyera sekarang. Gadis yang dulu sangat menganggu kehidupannya tapi kini sangat dia nantikan kehadirannya.
Jinyoung menolehkan wajahnya sekali lagi ke arah Hyera. Apakah dia harus memberitahunya sekarang? Bahwa besok dia harus meninggalkan Korea dan pergi ke London untuk melanjutkan studinya. Ya, Jinyoung mendaptkan beasiswa jurusan bisnis di London University.
Jinyoung menghampiri Hyera yang duduk dikursi kelas. Ia mengambil salah satu kursi dan meletakannya tepat di depan Hyera dan dia duduk disana sekarang.
"Kau mau menungguku,Kim Hyera?" Jinyoung tiba-tiba mengenggam tangan kanan Hyera dan memutuskan untuk memberitahu gadis itu semuanya.
"Sekarang Aku sedang menunggumu,Park Jinyoung." Hyera menjawab sambil tertawa merasa lucu dengan pertanyaan Jinyoung.
"Tidak,bukan menungguku sekarang. Tapi 5 tahun lagi, kau mau menungguku?"
"Memangnya Kau mau kemana,Jinyoung ~ah?" Tanya Hyera merasa ada yang tidak beres dengan ucapan Jinyoung.
"London. Aku mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah disana dan Aku akan pergi besok" Jinyoung menjelaskan maksud arti 'menunggunya'.
"BESOK?" Seru Hyera kaget dengan semua kata-kata Jinyoung.
"Iya besok, tepatnya pukul 5."
"OB~ssi. Kau serius dengan semua ini? meninggalkanku? Kau tahu kan kita baru akhir-akhir ini dekat. Kenapa Kau sudah mau meninggalkanku?" Teriak Hyera merasa frustasi dengan semua ini. Hyera beranjak bangun dari tempat duduknya dan keluar dari kelas.
"Maafkan Aku,Kim Hyera." Desah Jinyoung seraya menundukan kepalanya.
Tak lama setelah Hyera pergi Jinyoung juga beranjak dari duduknya dan berbalik untuk kembali menyelesaikan pekerjaannya. Tepat setelah dia berbalik saat itu juga seseorang manabrak tubuhnya dan memeluknya erat. Ya, Kim Hyera memeluk Park Jinyoung dibarengi tangis yang sangat pilu jika di dengar. Seketika itu juga Jinyoung menggerakan tangannya kebelakang tubuh gadis itu dan membalas pelukan Kim Hyera.
"Aku akan menunggumu, OB~ssi."
FLASBACK OFF.
2020 August, 23
13.51 KST
Disinilah Kim Hyera. Diruangan besar dengan interior yang sangat mewah. Tepat didepan Ia berdiri ada meja besar dengan perlengkapan yang serba canggih yang harganya pasti mencekik leher. Dimeja itu juga ada papan nama yang tebuat dari kaca bertuliskan nama seseorang yang sangat Ia rindukan 5 tahun belakangan ini.
Direktur Park Jin Young
Kemana pria itu? Hyera di panggil ke ruangan oleh sekretarisnya dan sesampainya disini Ia malah tidak menemukan pria itu.
"Kim Hyera."
Suara itu, suara itu memanggil namanya yang terdengar dari arah belakang gadis itu. Hyera pun membalikan badannya dan menemuka pria itu disana. Pria dengan pakaian jas hitam formal yang sangat rapi,rambut hitam ditarik keatas sehingga menampakan dahi indahnya,sepatu hitam mengkilatnya dan wajah yang sialnya semakin tampan itu melengkapi keseluruhan penampilannya.
Pria itu pun langsung berlari memeluk Kim Hyera dengan sangat erat sampai-sampai dia kesulitan untuk bernapas.
"Aku merindukanmu,Kim Hyera." Bisik Jinyoung masih dengan memeluk Kim Hyera dengan sangat erat.
"Aku juga merindukanmu,OB~ssi." Balas Kim Hyera seraya membalas pelukan Jinyoung tak kalah erat.
Jinyoung hanya terkekeh pelan,melepaskan pelukannya dan menangkupkan kedua tangannya kedua pipi Hyera.
"Aku mencintaimu, Kim Hyera." Ucap Jinyoung dengan sangat mendadak membuat Hyera melongo dengan wajah bodohnya.
"Jinyoung~ah..." Bisik Hyera pelan.
Jinyoung menyadari sesuatu yang terlupakan dari pikirannya.
"Kim Hyera, apa Kau sudah punya kekasih?" Tanya Jinyoung buru-buru dengan wajah paniknya. Ya, dia melupakan itu. Ini sudah 5 tahun mungkin bisa saja Hyera memiliki kekasih mengingat Jinyoung sendiri tidak pernah menghubungi Hyera sama sekali selama 5 tahun ini. Bisa saja Hyera merasa bosan menunggunya kan?
"Aku juga mencintaimu,Park Jinyoung. Dan sayangnya Aku memang sudah punya kekasih Jinyoung~ah." Ujar Hyera dengan wajah sendunya.
Jinyoung mendesah kecewa.
"Siapa? Siapa orangnya? Siapa namanya? Kau setega itu padaku, Kim Hyera?." Tanya Jinyoung berapi-api sambil mengguncang kedua bahu Hyera.
"Namanya... Park.Jin.Young." Bisik Hyera ditelinga Jinyoung.
"YAK!" Teriak Jinyoung keras.
Hyera pun tertawa terbahak-bahak melihat Jinyoung masih dengan wajah kesalnya. Hyera kali ini yang memeluk Jinyoung duluan seraya terus tetap tertawa.
"Aku juga mencintai itu," Bisik Jinyoung.
"Apa?" Sahut Hyera.
"Panggilanmu untuk ku. OB~ssi." Balas Jinyoung.
"Aigooo. Aku lupa jika sekarang Pria yang ada di pelukanku ini adalah Direktur Park Jinyoung bukan lagi Office Boy Park Jinyoung." Ujar Hyera sambil tetap tertawa dipelukan Jinyoung.
"Sekali lagi, Kim Hyera. Aku mencintaimu."
"Aku juga sekali lagi, Park Jinyoung. Aku juga mencintaimu."
THE END