home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Today Is Fun

Today Is Fun

Share:
Author : thacesc
Published : 13 Oct 2013, Updated : 13 Oct 2013
Cast : Yonghwa
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |746 Views |1 Loves
today is fun
Synopsis

[FansFiction Kompetisi Blue Moon Dreamers Radio]

Today Is Fun

Cinta tidak dapat diprediksi datang dan berakhirnya suatu hubungan dimana kita sebagai manusia hanya dapat menjalankan rencana Tuhan yang satu ini. Seperti kisahku saat ini bagaimana aku mengakhiri cerita ini? Mungkin akan lebih menyenangkan jika memulainya dari awal. Aku datang dari Jogaja, gadis kampung yang beruntung bertemu dengan pria Korea yang sedang berlibur ke Indonesia kebetulan aku merupakan pemandu wisata di Jogja aku menguasai beberapa bahasa. Kami menjalin suatu hubungan yang serius sudah beberapa bulan ini dia kembali ke Korea tapi tak ada kabar yang datang darinya. Email-email yang aku kirim tak pernah dibalas olehnya itu membuat aku khawatir. Aku memutuskan untuk menyusulnya kesana tanpa pikir panjang dan tanpa restu orang tua aku ke Korea.

Akhirnya sampailah aku di Korea di bandara aku bertemu seorang pria sepertinya dia sedang menunggu seseorang karena terburu-buru ingin menyapa temannya ia menabrak dan menjatuhkan koperku tapi ia tidak mengucapkan sepatah katapun langsung pergi begitu saja, membuatku sangat kesal. Aku urungkan niatku memerahinya karena aku tidak ingin membuang waktuku aku ingin segera bertemu dengan Jungshin kekasihku. Menaiki bis menuju Seol dengan bawaan yang cukup banyak aku menyusuri negeri orang seorang diri.tibalah aku di Ibu Kota Korea, aku muali panic karena tidak menemukan alamat Jungshin. Tapi Tuhan sangat sayang padaku secara tidak sengaja aku bertemu Jungshin di tepi jalan, aku langsung melambaikan tanganku dan memanggil namanya, berkali-kali aku melakukan hal yang sama tapi ia tetap tidak menyadarinya aku pun menghampirinya tanpa memperdulikan apapun. Ketika aku mulai dekat dengannya aku melihat ia dengan seorang wanita, cantik, seperti model. Mereka terlihat mesra berpelukan tertawa bahagia, aku mencoba berpikir positif tapi perasaanku mulai tidak enak. Aku terus memperhatikan tindakan mereka dan mengikuti langkah mereka. Dijalan mereka berpegangan tangan dan sesekali Jungshin menciumnya. Kakiku mulai lemas tapi aku tetap mengikuti mereka aku ingin memastikan itu benar Jungshinku atau orang yang sekedar mirip?

Mereka memasuki Café yang sudah di padati oleh beberapa orang Jungshin mengantar wanita itu ke toilet ketika itu aku langsung menghampirinya dan menanyakannya, ia terkejut melihatku aku memegang tangannya dan mengatakan senang bertemu dengannya aku seolah tidak melihat kajadian tadi. Ia melepas tanganku dan secara tiba-tiba ia mengatakan untuk mengakhiri hubungan denganku aku jelas menolaknya dengan masih tersenyum aku kembali memegang tangannya tapi sekali lagi ia melepasnya tapi kali ini dengan sangat kasar ia mulai marah aku berdebat meanyankan alasannya ia menjawab bahwa aku tidak dapat memberikan semua yang ia inginkan. Ia mulai ingin pergi tapi aku menahannya kali ini dia benar-benar marah dan melepaskan tanganku darinya dengan sangat asar dan mencoba untuk menamparku tapi tiba-tiba seorang pria datang menahan tangan Jungshin dan menyuruhnya pergi. Aku terjatuh tak berdaya tergeletak seperti serpihan hatiku yang hancur lembur, pria itu membantuku berdiri dan memopongku ke tempat duduk. Pria itu mulai menaiki panggung yang disambut tepuk tanganyang meriah dari pengunjung Café tersebut, ia mulai memgang gitar akusitiknya dan mulai memainkan sebuah lagu yang berjudul “I Will Forget You”. lagu yang membuatku tidak dapat menahan air mataku lagi aku meneteskan air mataku dengan deras menangis sepuas-puasnya, dadaku sesak di otakku masih memikirkan hari-hari dimana aku bersama Jungshin, semua kenangan indah bersmanya kini benar-benar hanya sebuah kenangan. Aku harus melupakannya.

Sudah puas menangis di Café yang sudah tidak ada orangnya ini aku berusaha untuk bangkit dan pergi dari Korea, hati sudah mulai gelap dan tanpa sadar aku tidak membawa koperku ketika melihat Jungshin, koperku ketinggalan di jalan. Aku panic dan tanpa piker panjang aku kembali ketempat dimana aku bertemu Jungshin. Sialnya koperku sudah tidak ada, aku menanyakan beberapa orang tapi tidak ada yang tahu, apa yang harus aku lakukan? Aku harus kembali ke Indonesia, aku berjalan dengan lemas tak berdaya duduk dengan tidak bersemangat dikursi bus. Aku melihat sekeliling dan pria di Café tadi yang menyelamatkanku duduk persis di sampingku sambil membawa gitarnya, aku hanya punya uang beberapa perak saja tas selempang yang menggantung di diriku hanya uang receh saja. Pria tersebut menaiki bis nya aku mengikutinya orang yang aku kenal hanya dia walaupun tidak tahu namanya, ia pasti orang baik yang akan menolongku. Aku terus mengikutinya sampai depan rumahnya ia berhenti dan menoleh kepadaku. Aku tersenyum dan berusaha meminta bantuannya tapi ia menolak menolongku aku menahannya masuk dan memohon padanya,tapi ia tidak memperdulikannya ia masuk dan menutup pintu rumahnya. Aku masih didepan rumahnyaberdiri dan tidak tahu apa yang harus dilakukan tiba-tiba ada sekelompok pria mabuk lewat aku pura-pura tidak melihat tapi salah satu pria itu menggodaku aku berusaha marah dan teriak, tapi pria-pria itu memegang bahu, pipi, dagu aku sngat ketakutan dan berusaha mengelak dan kemudian sekali lagi pria Café itu menolongku. Aku kembali berterima kasih ia pun kembali memasuki rumahnya. Aku menangis menangisi nasibku disini, diputusin oleh kekasih, koper hilang, ingin diperkosa dan sekarangtidur diluar kedinginan. Pria itu keluar dari rumahnya dan menatapku dengan sedikit kesal dan ia pun menyuruhnku masuk tapi aku harus berhenti menangis aku menurutinya. Aku tidur di sofa ia tidur di kasur.

Keesokan harinya pria itu membangunkanku, dan kemudian membantuku menyari koperku yang hilang ia membawaku kekantor polisi dan langsung segera ditangani oleh polisi jika ada kabar polisi akan menghubungi pria itu. Aku meminta beberapa keinginan lagi dengan Yonghwa pria Café itu, aku memohon bantuannya untuk tinggal bersamanya selama koperku hilang jelas dia menolaknya, tapi aku tidak menyerah dan terus berusaha aku akan melakukan apapun memasak membersihkan pakaiannya, membersihkan rumah, semua aku akan lakukan asal ia mengijinkanku tinggal dirumahnya aku merengek seperti anak kecil dan di lihat oleh orang-orang yang lalu lalang. Akhirnya Yonghwa mau membantuku.

Sesampainya di rumah Yonghwa langsung menyuruhku untuk beres-beres rumahnya, sangat kejam tapi itu memang tanggung jawabku. Ia menyuruhku untuk membersihkan semua di rumahnya dan ketika ia samapai rumah kira-kira jam 9 malam makanan sudah harus tersedia dan semua sudah rabih dan bersih. Rumahnya sangat berantakan pakaian dimana-mana banyak cucian kotor pula aku membersihkan samapai tak ada debu, dan mencuci pakaiannya. Melihat isi kulkas yang tidak terlihat banyak bahan makanan aku pun membuat nasi goring yang mudah dan praktis. Yonghwa pun pulang aku menyambutnya dengan senang tapi ia tidak memilki ekspresi apapun sangat sulit sepertinya dia tersenyum, dia melihatku dari ats hingga bawah, aku mengenakan pakaian dan celananya boxer nya aku pakai dan ia sangat terkejut akan hal itu, ia memarahiku jangan sekali-kali memakai pakaiannya aku menjelaskan bahwa pakaianku sudah kotor dan bau aku akn melepaskan bajunya ketika pakaianku kering aku pun langsung mengganti pakaianku yang sudah lumayan kering. Kami pun makan malam bersma ia protes dengan masakanku ia tidak pernah makan nasi goring sebelumnya tapi habis juga terlihat dia sangat doyan dengan makanan buatanku.

Beberapa hari kedepan aku melakukan rutinatas yang sama tidak sulit tak ada kabar dari polisi mengenai koperku. Aku ingin beli pakaian tapi tidak ada uang aku pun memohon pada Yonghwa untuk mencarikan aku pekerjaan, tapi dia memang baik. Aku pun bekerja di Café tempat ia bernyanyi.aku menjadi pelayan disana.

Hari-hari yang kulewati bersama Yonghwa cukup menyenangkan aku memberikannya makanan Indonesia karena aku tidak bisa memasak makanan Korea mungkin dia kangen dengan makanan Korea jadi beberapa persedian makanan Korea dia simpan di kulkas. Untuk pertam kalinya aku dan Yonghwa makan di luar rumah ia ingin memperkenalkan kepadaku makanan khas korea aku mengtakan padanya ada beberapa hal yang tidak boleh aku makan yaitu makanan yang mengandung daging babi dan alcohol dan ia mengerti itu, makanan korea termyata lezat-lezat. Yonghwa juga membawaku ketempat-tempat yang indah di Korea. Benar seperti yang di film-film Korea sangat indah. Membawaku ke taman hiburan terbesar disana. Yonghwa baik menyenangkan dan dia sangat tampan apalagi ketika bermain gitar ia juga tidak pelit senyum lagi, kadang ia menceritakan lelucon yang sanagta membuatku tertawa terbahak-bahak. Aku mulai nyaman dengannya.

Hingga suatu ketika aku mendapat kabar bahwa koperku di temukan. Paspr ku masih ada walaupun beberapa uang dan pakaian habis tidak tersisa setidaknya surat-surat penting disana tidak hilang, aku bersyukur. Aku membicarakannya dengan Yonghwa bahwa aku akan segera ke Indonesia ayah dan ibuku pasti sangat mengkhawatirkanku. Dua atau tiga hari lagi aku pergi dari Korea. Yonghwa sedikit kecewa tapi ia tidak menahanku pergi.

Ketika di bandara Yonghwa mengatakan ia tidak akan mengantarku pergi, ia sedikit sibuk. Kecewa menyelimutiku ia tidak ingin melihatku untuk terakhir kalinya? Aku menaruh beberapa pesan emailku, juga alamat rumahku sangat berharap dia ke Indonesia menyusulku. Aku tahu dia tidak akan datang ke bandara mengantarku tapi kenapa aku masih celingak-celinguk mencarinya. Operatorpun sudah mengumumkan keberangkatanku. Aku bersiap pergi tiba-tiba ada seseorang menarik tanganku dan aku pun berada dalam pelukan seseorang itu aku tahu siapa dia. Yonghwa. Ia tidak mengatakan apapun aku mengucapkan terimakasih dan berusaha tidak mengeluarkan airmata. Ia menatapku aku kembali mentapnya ia mengucapkan selamat tinggal. Aku pun memasuki ruang pesawat ia mengatakan bahwa ia mencintaiku. Aku berhenti sejenak dan menoleh padanya aku pun menjawab bahwa aku juga mencintainya. Perpisahan yang menyenangkan.

Sampailah aku di Jogaja ibuku memarahiku habis-habisan aku hanya tersenyum dan memeluk ibuku sangat kangen dengan ke angatan ibuku. Aku melakukan aktifitasku seperti biasa. Seminggu aku jalani tanpa kehadiran Yonghwa sangat merindukannya. Seperti ada yang kosong dihatiku hari-hari yang kulalui sekarang benar-benar tidak menyenangkan. Ketika itu sore yang cukup terik di Jogja aku ke pantai yangtidak jauh dari rumah aku sering kesini menghilangkan rasa penat. Aku menikmati hembusan angin akan lebih menyenangkan jika Yonghwa berada disini aku pun berteriak memanggil namanya berharap ia datang ketiak aku memanggil namanya, tapi itu sangat tidak masuk akal. Tiba-tiba ada seseorang yang menutup mataku, siapa inimengganggu kesenanganku saja, aku langsung menoleh dan melihat orang tersebut. Sangat tidak dapat kupercaya bahwa itu. Yonghwa. Aku sepertinya terlalu berimajinasi aku memukul pipiku, tidak percaya bahwa Yonghwa ada disini bersmaku. Ia mengatakan kau tidak senang aku disini? Aku langsung percaya ketika ia berkata seperti itu aku tersenyum bahagia dan memeluknya. Tuhan kau memang baik kau mengabulkan doaku. Kami bermain di pantai sambil menunggu matahari terbit. Aku langsung memperkenalkan pada ayah dan ibu walaupun mereka sangat kental budaya Indonesianya tapi mereka tidak pernah mempermaslahkan jodohku. Malampun datang kami menghabiskan malam berbicaera dan bercanda di atap rumahku, sambil melihat bintang aku menanyakan padanya kenapa bulan harus berwarna putih, kuning, orange kenapa tidak biru? Pasti akan lebih indah jika bulan berwanra biru. Ia mengatakan itu suatuhal yang konyol yang pernah ia dengar sangat jarang dan mungkin tidak pernah ada bulan biru jika ada mungkin beberapa tahun sekali akan menjadi hal yang special jika itu terjadi.

Keesokannya aku mengajak Yonghwa jalan-jalan keliling Jogja, memang tak seindah Korea tapi cukup bagus kultur budaya disini, ia sngat senang. Aku jua memberinya makanan khas Jogja. Ia sedikit lelah dengan aktifitas disini dan sangat panas ini. Akhirnya aku memberikannya jamu untuk menjaga kesehatannya. Sangat lucu melihat Yonghwa meminum jamu, dia suka dengan jamu. Membelikannya blangkon juga baju khas Jogja. Tetap tampan dengan blankon dikepalanya.

Hari-hari yang kulalui dengan Yongha seperti Bulan Biru yang kami impikan hari-hari yang sangat special untuk dijalani dan sangat sayang jika dilewatkan. Blue Moon akan muncul adalah ketika aku bersma Yonghwa. Sekarang itu akan terjadi setiap harinya, kenapa? Karena Yonghwa sudah menjadi pasangan hidupku untuk selamanya.

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK