home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Lover Boy

Lover Boy

Share:
Author : misspikachu
Published : 10 Jan 2017, Updated : 11 Jan 2017
Cast : minhyuk, btob, minah, girls day, baro, b1a4, kim so hyun
Tags :
Status : Complete
0 Subscribes |544 Views |0 Loves
Lover Boy
CHAPTER 1 : On Going

Kim Hyuna adalah seorang gadis ceria dan menyenangkan. Dialah satu-satunya orang yang dapat mengubah sifat cuek Lee Minhyuk menjadi lebih ramah dengan orang lain. Kim Hyuna dan Lee Minhyuk bertemu pertama kali saat mereka sama-sama baru masuk kuliah di Universitas Cube. Sama seperti dengan yang lain, pada awal bertemu, Minhyuk cuek dengan Hyuna. Namun sifat manja, ceria, dan konyol Hyuna dapat membuat

Minhyuk nyaman berada di dekatnya. Hingga akhirnya, perasaan nyaman itu berubah menjadi rasa sayang yang lebih. Minhyuk menyukai Hyuna. Namun, saat dia ingin menyatakan cintanya, dia kalah cepat dengan anak baru bernama Lee Kikwang. Kikwang dan Hyuna akhirnya resmi berpacaran. Sakit hati pasti. Namun Minhyuk tidak ingin hanya karena ini hubungannya dengan Hyuna merenggang. Akhirnya pelan-pelan dia coba untuk move on.

~~~

Hari ini Minhyuk akan pergi ke New York setelah mendapat kabar kalau neneknya sakit. Karena sewaktu kecil yang menjaganya saat orang tuanya bekerja adalah neneknya, Minhyuk merasa inilah saatnya dia membalas budi neneknya. Awalnya dia berat meninggalkan Seoul, terlebih lagi meninggalkan Hyuna, gadis yang disukainya. Namun setelah dia memikirkan lagi, mungkin ini adalah jalan untuknya agar bisa melupakan perasaannya ke Hyuna. Akhirnya dia memilih untuk melanjutkan kuliahnya di New York dan merawat neneknya sampai dia lulus kuliah. Hyuna dan Kikwang, pacarnya, juga mengantar Minhyuk ke bandara.

“Sering-seringlah mengirimkan aku e-mail. Aku pasti akan kangen sekali padamu, Minhyukie, sahabat terbaikku yang sudah seperti kakakku sendiri. Jaga kesehatanmu, jangan telat makan, selalu pakai baju hangat saat keluar rumah karena kudengar New York lebih dingin dari Seoul, dan jangan lupakan aku. Okay?” pesan Hyuna sambil memeluk Minhyuk.

“Arraseo… Ya! berhentilah memelukku. Pacarmu ada disini. Kurasa dia mulai kesal padaku haha,” ledek Minhyuk sambil melirik Kikwang.

“Saat aku sampai disana, aku akan segera mengabarkanmu. Kau juga jaga kesehatanmu karena saat aku kembali ke Seoul, aku tak ingin terjadi sesuatu yang buruk padamu. Okay?” pesan Minhyuk sambil melepas pelukannya dengan Hyuna. Dia tersenyum lalu mengusap kepala Hyuna.

 

“Tolong jaga Hyuna, ya. Aku percayakan dia padamu. Jangan pernah menyakitinya atau aku akan mengambil dia lagi,” canda Minhyuk sambil menepuk bahu Kikwang.

 

“Aku akan selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk Hyuna, dan jangan pernah bermimpi kau bisa mengambilnya dariku,” ledek Kikwang.

 

“Ahaha... aku pegang omonganmu, Lee Kikwang,” kata Minhyuk sambil tertawa.

 

“Okay, pesawatku akan segera take off. Jaga diri kalian. Selamat tinggal,” pamit Minhyuk sambil tersenyum dan mulai berjalan menarik kopernya. “Hati-hati disana, ya,” kata Hyuna sambil melambaikan tangan. Minhyuk membalas lambaian tangan Hyuna. Kemudian semakin lama bayangan

Minhyuk pun menghilang.

“Aigoo, my princess jangan terlalu bersedih. Masih ada pangeran tampanmu disini,” ledek Kikwang dengan percaya dirinya yang tinggi.

 

“Aish, pedenya dirimu. Ne, arraseo,” jawab Hyuna sambil memukul pelan lengan Kikwang.

 

“Ayo kita pulang,” ajak Kikwang.

 

“Tapi kita mampir ke toko ice cream dulu ya. Aku rasa aku butuh ice cream sekarang, hehe,” pinta Hyuna manja pada Kikwang dan merangkulnya menuju tempat parkir mobil Kikwang.

Pesawat yang dinaiki Minhyuk pun take off. Karena merasa perjalan ini cukup lama, Minhyuk akhirnya memutuskan untuk tidur sambil mendengarkan lagu. Saat melihat mp4 player itu, dia tiba-tiba teringat Hyuna. Mp4 player ini adalah milik Hyuna. Minhyuk belum sempat mengembalikannya ke Hyuna, lebih tepatnya dia sengaja tidak ingin mengembalikannya. Setelah memasang headset ke telinganya, dia menekan tombol play dan mulai memejamkan mata hingga tertidur.

~~~

“Ya! Hyuna-ya, kenapa kau melamun sendirian di sini?” tegur Minhyuk sambil menepuk pundak Hyuna

yang terlihat seperti melamun.

 

“Hey, siapa yang melamun? Aku tidak melamun. Aku sedang mendengarkan lagu dan meresapi arti dari lagu ini,” jawab Hyuna sambil melepaskan salah satu headset-nya.

 

“Lagu apa itu? Coba aku dengarkan,” tanya Minhyuk sambil mengambil satu headset yang diberikan Hyuna dan memasang di telinganya.

 

“Ini adalah lagu BTOB judulnya My Girl bercerita tentang perasaan seorang pria kepada gadis yang dia sukai. Ini adalah lagu kesukaanku. “ kata Hyuna menjelaskan.

 

“Hm, enak juga, ya,” puji Minhyuk sambil tersenyum.

Saking terbawa suasana dan dengan iringan dari alunan lagu itu, Hyuna memejamkan matanya dan menyandarkan kepalanya di bahu Minhyuk. Minhyuk hanya tersenyum dan membiarkan Hyuna bersandar di pundaknya.

~~~

Minhyuk terbangun saat merasakan bahu kanannya berat. Saat dia membuka mata, dia terkejut karena di sampingnya ada seorang gadis yang tengahtertidur bersandar di bahunya. Minhyuk tidak tega membangunkan gadis itu. Minhyuk memperhatikan wajah gadis itu. Wajah gadis ini menunjukan kalau dia adalah orang Asia.

‘Gadis ini cukup manis kalau dilihat-lihat,’ puji Minhyuk dalam hati. Dia senyum-senyum sendiri sambil memperhatikan gadis itu. Akhirnya Minhyuk membiarkan gadis itu tidur di pundaknya dan menunggu sampai gadis itu bangun sendiri.

~~~

“Baro oppa... aku kangen sama oppa,” kata Minah sambil memeluk Baro, lelaki yang selama ini paling dekat dengannya. Dari ekspresinya, dia terlihat begitu merindukan Baro.

 

“Kemana saja oppa selama ini? Apa oppa tidak merindukanku?” lanjut Minah sambil membenamkan kepalanya ke dada Baro.

 

“Baro oppa...”

 

Mendengar ada suara wanita memanggil nama Baro, Minah mulai mengangkat wajahnya untuk melihat wanita itu.

 

“Yoo A,” jawab Baro sambil tersenyum dan mulai melepas pelukan Minah.

 

Baro pun menghampiri wanita yang bernama Yoo A tadi. Lantas, ia mencium kening wanita yang lebih pendek darinya tersebut di depan Minah. Minah terlihat bingung. Di pikirannya sekarang, dia bertanya-tanya siapa gadis itu sebenarnya. Kenapa ekspresi Baro langsung berubah. Terlihat begitu bahagia.

 

“Minah, kenalkan. Ini Yoo A. Dia adalah tunanganku. Kami akan menikah tiga bulan lagi,” jelas Baro yang begitu bahagia sambil merangkul pinggang Yoo A.

 

Minah merasa dirinya seperti tersambar petir di siang hari yang panasnya mencekat. Bagaimana tidak, selama ini ia memang menyukai Baro lebih dari sekadar perasaan adik-kakak. Perhatian serta kebaikan Baro yang selalu menemaninya saat sedih atau ada masalah membuat Minah makin menyukainya. Namun sepertinya, Baro tidak mempunyai perasaan yang sama.

 

“Annyeong, Yoo A imnida. Baro oppa sering bercerita tentangmu. Hubungan kalian katanya sangat dekat. Ternyata Baro oppa benar, kau memang gadis yang yang manis Minah-ssi,” kata Yoo A sambil tersenyum.

 

Senyuman Yoo A sangat manis serta wajahnya pun sangat cantik. Penampilannya yang feminim serta anggun, ditambah badannya yang bagus karena dia adalah model, membuat Yoo A terlihat begitu sempurna di mata Minah. Yoo A dan Baro terlihat begitu serasi, pikir Minah. Dia hanya bisa membalas salam perkenalan Yoo A dengan senyuman karena terlalu speechless.

 

“Oppa, bagaimana? Apakah kau bisa ke rumahku?” pinta Yoo A ke Baro.

 

“Tentu. Aku sudah lama tidak ke rumahmu,” jawab Baro dengan wajah semangat.

 

“Aish, oppa, baru semalam kau mengantarku pulang ke rumah, kan” kata Yoo A lalu mencubit pelan lengan Baro manja. Baro hanya tertawa meliha kekasihnya itu.

 

“Minah, maaf, ya. Aku harus mengantarkan Yoo A. Apa kau mau ikut dengan kami?” tawar Baro ke Minah.

 

“Iya, Minah-ssi. Sekalian kita makan siang di rumahku,” tambah Jaekyung sambil tersenyum.

 

Minah sontak kaget dengan tawaran itu dan menolak dengan halus. Akhirnya, Baro berjalan menggandeng Yoo A ke mobilnya. Minah kini hanya bisa tersenyum palsu di depan dua sejoli tadi. Hingga mobil Baro hilang di perempatan jalan, Minah masih mematung di tempat itu. Tak terasa air matanya jatuh. Lelaki yang dia sukai selama ini ternyata hanya mengganggapnya adik. Yang lebih membuatnya shock adalah, setelah sekian lama dia berpisah dengan lelaki yang dia sukai itu, dia berharap itu adalah pertemuan yang bahagia, namun kenyataannya malah menjadi pertemuan yang menyakitkan karena dia baru tahu bahwa lelaki yang disukai telah mempunyai kekasih dan parahnya sebentar lagi akan menikah.

~~~

Minah terbangun dari tidurnya. Dia baru menyadari dari tadi dia tidur di bahu seseorang, langsung saja dia kembali ke posisi duduknya. Dengan malu-malu, dia meminta maaf ke orang di sampingnya tadi. Orang tadi pun tersenyum.

 

“Sorry” kata Minah dengan raut muka tidak enak ke Minhyuk.

 

“No problem, Miss,” jawab Minhyuk sambil tersenyum. Namun senyum Minhyuk seketika hilang ketika mengetahui ada air mata di sudut mata Minah.

 

“Are you okay? Why are you crying?” tanya Minhyuk panik.

 

“Eh? No. I’m fine, Sir. Thank you,” jawab Minah dan langsung menghapus air matanya dengan ujung sweaternya.

 

“Hm, i guess you’re an Asian, right? My is name Lee Minhyuk. I’m from Korea,” kata Minhyuk sambil mengulurkan tangannya. Tak lupa dia menunjukkan eye smile-nya.

 

“Yes, I am. My name is Bang Minah. I’m from Korea too,” kata Minah sambil menyabut tangan Minhyuk.

 

“Jinjja? Woah, daebak! Dimana rumahmu?” tanya Minhyuk antusias.

 

“Ne. Di Busan. Kalau kau?” jawab Eunji sambil tersenyum.

 

“Kalau aku di Seoul. Kemana tujuanmu Minah-ssi?” tanya Minhyuk.

 

“Aku ingin ke New York. Aku mendapat beasiswa di salah satu Universitas disana. Kalau kau Minhyuk-ssi?” tanya Minah sambil tersenyum.

 

“Aku juga ingin ke New York. Aku mengunjungi nenekku yang sedang sakit dan berniat melanjutkan kuliahku di sana,” jawab Minhyuk.

 

Tak terasa obrolan mereka makin akrab hingga mereka diberi tahu pesawat sebentar lagi akan landing. Minhyuk merasa nyaman mengobrol dengan Minah. Dia sebenarnya gadis yang manis, tetapi Minhyuk masih penasaran apa yang membuat gadis ini menangis tadi.

 

“Senang mengenalmu, Minah-ssi. Aku harap kita bisa bertemu lagi suatu hari nanti. Haha,” kata Minhyuk sambil tersenyum. Entah kenapa hatinya seakan berat untuk berpisah dengan Minah.

 

“Iya, Minhyuk-ssi. Aku juga senang mengenalmu. Aku juga ingin bertemu denganmu lagi,” kata Minah sambil tersenyum. Lalu mereka berpisah menuju ke tempat tujuan mereka masing-masing.

~~~

 

“Aah, akhirnya besok adalah hari pertamaku di kampus baru, haha. Apakah aku akan mendapatkan sahabat seperti Hyuna? Ah, aku rindu sekali dengannya. Apa kabarnya dia? Lebih baik aku kirimi dia email,” kata Minhyuk seraya mengambil laptopnya.

 

Sekitar sejam lebih dia berbalas email dengan Hyuna. Dia cukup lega saat mengetahui Hyuna baik-baik saja. Yang menggembirakan Minhyuk adalah saat musim dingin nanti Hyuna akan mengunjunginya di New York. Tak lupa Hyuna juga akan mengajak kekasihnya, Kikwang. Mereka juga ingin merasakan bagaimana rasanya salju di Amerika.

 

“Minhyukie~ bagaimana keadaan nenekmu? Apa dia masih di rumah sakit?”tanya Hyuna.

 

“Kondisinya sudah membaik. Nenak sudah keluar dari rumah sakit kemarin pagi,” jawab Minhyuk.

 

“Ah, syukurlah. Aku jadi ingin sekali menjenguk halmeoni. Selain itu, saat aku kesana, aku harap bisa bertemu dengan yeoja chingu-mu, Minhyukie. Haha,” goda Hyuna.

 

“Haha, yeoja siapa? Aku belum memiliki pacar, Hyuna“ jawab Minhyuk. Dia terlihat senyum-senyum saat membaca email dari sahabatnya.

 

“Aku tidak percaya. Bagaimana mungkin sahabatku yang tampan ini belum memiliki pacar?” ledek Hyuna lagi.

 

“Aish, aku tidak bohong, Hyuna-ya. Tapi semoga saja aku akan mendapatkanya sebentar lagi, haha,” jawab Minhyuk sembarangan.

 

“Haha, okay. Aku tidak sabar melihat siapa gadis baik yang mau denganmu” balas Hyuna.

 

“Aish, apa maksudmu? Memangnya aku sejahat apa sampai harus ada gadis baik yang mau denganku?” balas Minhyuk kesal.

 

Saking asyiknya mengobrol, Minhyuk baru menyadari mereka telah mengobrol selama hampir tiga jam. Minhyuk baru ingat besok adalah hari pertamanya di kampus barunya, akhirnya dia meminta izin kepada Hyuna untuk tidur agar besok tidak kesiangan.

~~~

Universitas Laxigo pagi ini sangat ramai. Karena hari ini adalah awal tahun ajaran baru, tidak heran kenapa murid-murid ajaran baru tersebut berusaha datang pagi seperti Minhyuk. Dia tidak sabar ingin merasakan belajar di negara orang dan bertemu dengan teman-teman baru. Minhyuk mengambil jurusan kesenian. Minhyuk memang mendapakatkan darah seni dari neneknya.

Minhyuk memasuki kelas barunya. Kelas ini cukup besar, dindingnya bercat biru muda. Ada sebuah papan tulis serta sebuah meja dosen di bagian depan ruangan. Dia menghitung bangku di ruangan itu, ada 30 meja beserta bangkunya. Setiap bangku hanya untuk satu anak. Sudah ada beberapa anak yang datang. Setelah melihat sekeliling, pandangannya tertuju pada bangku paling pojok dekat jendela di barisan ketiga. Minhyuk segera menaruh tasnya diatas meja tersebut dan menduduki bangkunya.

Dia sempat melihat sekitar dan tersenyum kepada mahasiswa lain yang melihatnya. Beberapa mahasiswa ada yang sibuk mengobrol dengan temannya, mendengarkan lagu, menelepon, dan lain-lain. Tak lama bel masuk berbunyi. Beberapa anak yang masih banyak di luar kelas segera masuk sebelum dosen mata kuliah pertama masuk. Tak lama dosen pun masuk.

 

“Good morning, class,” sapa dosen tersebut di depan kelas.

 

“Good morning, Madam,” jawab serempak mahasiswa di kelas itu.

 

“My name is Sarah Rolland. You can call me Madam Sarah. My subject is Vocal lesson. Today is our first meeting, so i wanna know your name and know little bit about yourself. I will call your name one by one. Okay?” kata dosen tersebut.

 

“Yes, Madam.”

 

Setelah memanggil beberapa mahasiswa, akhirnya nama Minhyuk pun dipanggil.

 

“Lee Minhyuk.” Minhyuk pun maju kedepan. Dia tersenyum dan mulai memperkenalkan diri.

 

“Good morning~ My name is Lee Minhyuk, you can call me Minhyuk. I’m from Sourth Korea. I live with my grandmother here. Thank you.” Dia mengakhiri perkenalan singkatnya seraya membungkuk dan tersenyum.

Minhyuk selesai memperkenalkan diri dan kembali ke tempat duduknya.

 

Tok Tok Tok

 

Seorang gadis berambut hitam kecoklatan serta berponi depan berjalan masuk menghampiri Madam Sarah dengan wajah sedikit membungkuk, mungkin dia takut dan malu harus terlambat di hari pertamanya. Akhirnya setelah beberapa menit gadis itu berbicara dengan Madam Sarah, dia memperkenalkan dirinya.

 

“Good morning. Sorry I came late. My name is Bang Minah. I’m from Busan, Sourth Korea. This is my first time coming here. Before I got my scholarship, I’ve learned about music in Germany for three years. Nice to meet you. Thank you,” jelas gadis lalu tersenyum melihat teman-temannya.

 

Sesaat kemudian pandangannya bertemu dengan Minhyuk dan Minhyuk juga memandangnya dengan ekspresi yang sedang berpikir. Akhirnnya Madam Sarah menyuruh Minah menempati kursi kosong nomor empat dari depan dan di baris keempat dari pintu. Terlihat jika mereka berdua masih sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

~~~

 

Tidak terasa pelajaran Madam Sarah pun berakhir. Sebagian anak masih berada di kelas, termasuk Eunji dan Minhyuk. Minah sedang sibuk dengan ponselnya sedangkan Minhyuk sedang mendengarkan lagu lewat mp4-nya. Saat sedang membenarkan posisi duduknya, tidak sengaja Minah melihat sebuah dompet di bawah bangku Minhyuk.

Dia mencoba memanggil Minhyuk beberapa kali namun tidak ada balasan, mungkin karna Minhyuk sedang memakai headset. Akhirnya Minah memutuskan menghampiri bangku Minhyuk dan mengambil dompet itu lalu membukanya. Dia melihat foto Minhyuk merangkul seorang gadis dan mereka sedang berekspresi konyol. Minah sempat tersenyum melihat foto itu. Lalu dia memberanikan diri menepuk pundak Minhyuk dari belakang dan Minhyuk pun menoleh.

 

“Eum, sorry. Is it yours?”tanya Minah sambil menyodorkan dompet berwarna coklat tua.

 

“Yes. How can my wallet in your hand?” jawab Minhyuk kaget sambil mengambil dompetnya.

 

“I found it under your seat. Maybe it fell,” jawab Minah.

 

“Oh. Thank you,—” jawab Minhyuk sambil mengingat nama gadis itu.

 

“Minah. My name is Bang Minah,” potong Minah sambil tersenyum.

 

“Ah, yes! Minah. Thank you, Minah. By the way, have we met before?” tanya Minhyuk ragu.

 

“I think so, haha.”

 

Akhirnya Minah dan Minhyuk pun bicara panjang lebar setelah tahu bahwa mereka bisa bertemu lagi dan sekarang telah menjadi teman sekelas. Mereka mengobrol tidak menggunakan bahasa Inggris melainkan bahasa Korea sehingga sempat menarik perhatian beberapa anak yang lain. Tak terasa ternyata waktu istirahat sudah habis dan para mahasiswa pun mulai masuk kembali ke kelas. Minah kembali ke bangkunya. Tak lama dosen mata kuliah berikutnya datang.

 

Pukul 14.00 KST mata kuliah sudah selesai. Dosen mata kuliah terakhir sudah keluar dari kelas. Anak-anak pun sudah banyak yang meninggalkan kelas. Namun, tidak sedikit yang masih membereskan buku.

 

“Minhyuk-ssi, Aku duluan, ya~” kata Minah sambil menepuk pundak Minhyuk dan berjalan kearah pintu.

 

“Okay. Hati-hati di jalan, ya” balas Minhyuk sedikit berteriak karena Minah sudah hampir keluar kelas.

 

Setelah semua barang-barangnya masuk ke dalam tas. Minhyuk pun keluar dari kelas dan berjalan ke arah gerbang utama. Walaupun jam kuliah sudah selesai, namun masih banyak mahasiswa berlalu-lalang di lapangan dan koridor kampus.

~~~

 

Hubungan Minah dan Minhyuk makin dekat. Minhyuk sepertinya sudah menemukan sahabat seperti Hyuna disini. Terkadang, Minhyuk menemukan sosok Hyuna dalam diri Minah, namun sifat Minah yang sesungguhnya pun tetap bisa membuat Minhyuk nyaman di sampingnya.

 

Suatu malam, Minhyuk sedang menonton sebuah acara reality show di televisi. Dia mendapat pemberitahuan adanya email baru di ponselnya. Tidak lain dan tidak bukan pengirim email itu adalah Hyuna. Minhyuk dan Hyuna ngengobrol hampir satu jam, tapi tiba-tiba saja Minhyuk ingin mengakhiri chat duluan karena dia merasa lapar. Dia baru sadar dia belum makan dari siang. Sarapan nasi goreng buatan neneknya tadi pagi mungkin sudah habis menjadi energi yang dipakainya seharian ini.  Saat ingin meminta izin halmeoni-nya untuk keluar rumah, Minhyuk melihat halmeoni-nya telah tidur.

Lalu dirapikannya selimut halmoni-nya agar menutupi seluruh tubuhnya lalu dia berjalan keluar rumah. Setelah berjalan sekitar sepuluh menit, akhirnya dia sampai di minimarket. Dia membeli beberapa snack lalu memutuskan untuk kembali ke rumah neneknya. Namun di tengah perjalanan, dia melihat ada seorang gadis sedang diganggu seorang laki-laki paruh baya yang sedang mabuk. Karena melihat keadaan yang tidak benar itu, akhirnya dia langsung merangkul gadis itu dan memaki laki-laki mabuk itu.

 

“Why you disturb my girlfriend, Sir? Go away!” bentak Minhyuk ke pria itu dan masih merangkul gadis yang sebenarnya dia tidak kenal.

 

“Haha. No, she’s mine,” jawab pria mabuk itu. Minhyuk sempat ragu apa benar gadis itu adalah istri laki-laki yang sedang mabuk itu atau bukan.

 

Namun, genggaman erat dari gadis yang ketakutan itu meyakinkan niat Minhyuk untuk tetap menolongnya. Akhirnya, Minhyuk dan pria mabuk itu terlibat perkelahian. Lengan Minhyuk terbaret sebuah paku dipinggiran dinding gang kecil itu. Setelah memberi sebuah tinju tepat di rahang pria itu, akhirnya pria itu pun pergi sambil menyanyi dan menyebut nama beberapa orang. Mungkin dia sedang ada masalah keluarga atau masalah pekerjaan. Setelah pria mabuk itu pergi. Minhyuk dan gadis tadi menjadi canggung. Gadis itu buru-buru menjauh dari pelukan Minhyuk. Suasana tengah malam itu menjadi makin sepi karena mereka berdua sibuk dengan pikiran masing-masing.

 

“Oh My God, your arm!” kata gadis itu sedikit berteriak saat melihat ke lengan Minhyuk yang terluka tadi. Terlihat ekspresi panik di wajah gadis itu.

 

“Ah, I’m okay, don’t worry. How about you?” jawab Minhyuk sambil tersenyum pada gadis itu.

 

“Minhyuk-ssi?”

 

“Hm? Minah? Hahaha, bagaimana aku tidak menyadari itu adalah kau? Apa kau baik-baik saja? Eh, kenapa kau masih di luar? Ini sudah tengah malam.” Tanya Minhyuk ragu.

 

“Aku baru pulang bekerja. Aku mengambil part time sambil kuliah disini. Hari ini kafe tempatku bekerja sedang ramai makanya aku sampai lembur. Aku memang mendapat uang beasiswa, tapi aku juga ingin merasakan bagaimana rasanya kerja sambil kuliah, hehe.” jelas Minah .

 

“Gamsahamnida, Minhyuk-ssi. Untung kau datang, aku tidak tau apa yang terjadi bila tidak ada yang menolongku tadi. Oh iya, lukamu?” tambah Minah, lalu dia pun mengecek luka di lengan Minhyuk. Walaupun darah sudah tidak lagi mengalir tetapi luka itu tetap harus diobati.

 

“Ah, ini. Aku bisa mngobatinya saat pulang nanti,” jawab Minhyuk sambil mengeluarkan eye smile-nya.

 

“Sebaiknya kau ikut aku ke apartemen-ku, tidak jauh dari sini. Nanti akan aku obati lukamu,” kata Minah.

 

Akhirnya mereka ke apartemen Minah. Apartemen itu sederhana. Bisa dibilang itu memang cocok untuk orang yang tinggal sendiri. Ada satu kamar tidur, satu kamar mandi, dapur, dan ruang tengah yang tidak terlalu besar. Cat dinding apartement itu didominasi putih dan ruang tengah itu memakai wallpaper bunga sakura warna pink.

 

“Jamkkanman. Aku ambilkan air hangat dan obat.” titah Minah ke Minhyuk.

 

“Ne.”

 

Minhyuk menunggu di ruang tengah apartemen Minah sambil melihat-lihat sekitar. Di atas tv, Minhyuk melihat foto Minah yang mungkin dengan keluarganya. Lalu, di dinding ada sebuah pigura berisi beberapa foto Minah dengan beberapa orang, mungkin sahabatnya. Lalu, di atas meja ada sebuah ada vas beserta bunganya. Tak lama Minah datang membawakan minuman dan sebuah kotak obat.

 

“Silakan diminum.” Minah mempersilahkan. Minhyuk untuk meminum.

 

“Gomawo,” jawab Minhyuk dan langsung meminum teh hangat itu. Setelah Minhyuk selesai minum. Minah mulai mengobati luka di lengan Minhyuk. Untuk beberapa menit mereka sama-sama diam.

 

“Selesai. Oh iya, kau sendiri kenapa keluar tengah malam seperti ini?” tanya Minah sambil merapikan kembali obat dan kapas ke dalam kotak.

 

“Tadi aku sedang tidak bisa tidur dan aku lapar. Entah kenapa aku malah ingin keluar rumah. Akhirnya aku ke minimarket, lalu saat ingin pulang aku bertemu denganmu. Lain kali kau harus lebih berhati-hati, ya. Tempat ini mungkin lebih berbahaya dibanding Korea. Mengapa pacarmu membiarkan kau pulang sendirian?” tanya Minhyuk sambil meminum tehnya lagi.

 

“Aku belum punya pacar. Aish, apa kau ingin mengejekku?” jawab Minah kesal. Dia terlihat memanyunkan bibirnya.

 

“Haha, mianhae. Aku tidak bermaksud, aku pun juga tidak mempunyai pacar. Gwaenchanha.” tambah Minhyuk. Lalu mereka mengobrol sampai pukul tiga pagi.

 

“Aigoo, aku harus pulang sekarang. Kalau tidak, halmeoni-ku bisa panik saat bangun dan menyadari aku tidak ada di rumah. Gomawoyo, Minah, karena sudah mengobati lukaku,” kata Minhyuk seraya berjalan ke pintu keluar. Minah mengantar Minhyuk sampai depan pintu apartemennya.

 

“Harusnya aku yang berterima kasih. Aku tidak tahu bagaimana nasibku bila tidak ada kau tadi. Jeongmal gamsahamnida, Lee Minhyuk,” kata Minah.

 

“Kau tidak usah sungkan, Minah. Seperti baru mengenalku saja, haha. Okay, aku pulang ya. Jaljjayo,” kata Minhyuk lalu berjalan menjauh dari apartemen Minah

 

“Hati-hati di jalan, ya.” kata Minah sedikit berteriak.

 

Setelah bayangan Minhyuk menghilang, Minah segera masuk ke kamarnya dan tidur.

~~~

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK