September, 2022
Seoul saat ini tengah mengalami musim gugur yang indah. Angin menyapa dengan riang membawa dedaunan dari pohon maple yang berwarna merah dan kuning. Meski udara saat itu sangat dingin, masih banyak terlihat penduduk yang berlalu lalang di jalanan Seoul.
Seorang yeoja berambut pendek sebahu, Kim Dasom berlari sekuat tenaga sehingga menghamburkan seresah pohon maple. Wajahnya yang putih dengan lipstik yang berwarna merah menyala dipadukan dengan jaket parka hitam senada dengan celana hipster hitam dan sepatu sport berwarna abu-abu pink.
Kim Dasom sampai tepat di depan sebuah gerai waralaba, Sevel. Dirinya menghirup nafas panjang meski nafasnya nampak tesengal-sengal sambil menutup kedua matanya dan tangannya yang seolah ingin menggapai udara di sekitarnya.
"Kim Dasom!" Panggil seorang namja.
Kim Dasom membuka kedua matanya dan mencari siapa si pemilik suara, "Park Bo Gum!" pekiknya dan langsung berlari kecil ke tempat Park Bo Gum duduk.
"Duduklah." Park Bo Gum menarik sebuah kursi di samping kanannya.
"Gomawo Park Bo Gum" Kim Da Som meletakkan tas ranselnya di samping kursinya dan dirinya pun duduk di sana.
"Putri telat" celetuk Park Bo Gum dengan senyum candanya.
"Hah?!" Kim Da Som menampilkan wajah tak percaya dan dilihatnya jam tangan di tangan kirinya, "Ya ampun...." gumamnya dan sekarang beralih ke wajah Park Bo Gum, "Hehehehe, hanya telah 20 menit dari waktu pertemuan kita pukul 17.00 KST" Kim Da Som nyengir kuda.
Park Bo Gum hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Hari itu, Park Bo Gum mengenakan jaket yang sama dengan Kim Da Som dan dipadukan dengan celana jeans berwarna senada dan sebuah sepatu sneaker berwarna biru dongker.
"Oh iya, aku tidak terlalu terlambat. Buktinya disini baru kita berdua. Berarti aku sudah lebih baik dari mereka." Kim Da Som membanggakan dirinya sambil membenahi poninya.
Lagi-lagi Park Bo Gum hanya tersenyum pada Kim Da Som.
Tiba-tiba...
"Argh!" Pekik Kim Da Som terkejut setelah sebuah minuman kaleng dingin di tempelkan di pipi kirinya.
"Tidak terlalu terlambat!" celetuk seorang lainnya dengan menirukan gaya bicara Kim Da Som.
"Loh, ......" Kim Da Som kehilangan suaranya melihat si penceletuk.
September, 2008
Bel istirahat berbunyi di sebuah sekolah SMA di kota Seoul. Para siswa berhamburan keluar kelas untuk mengisi kembali energi mereka. Tapi tidak dengan seorang siswa di kelas X-2, dirinya hanya duduk di kelas sambil memandangi langit di balik kaca jendelanya. Dirinya duduk di urutan ketiga dari depan dan tepat di samping jendela.
Kelas X-2 yang tadinya hanya ada seorang siswa, kini sudah mulai kembali ramai.
"Seo Kang Joon" panggil seorang siswa kepada siswa yang sedari tadi terpaku pada awan.
Nampak tak ada respon, siswa tersebut mengulang kembali panggilannya "Seo Kang Joon" sambil menggoyangkan kursi Seo Kang Joon.
"Ne" Seo Kang Joon akhirnya merespon.
"Bagaimana ulangan Matematikanya tadi?"
Seo Kang Joon menghela nafas, "entahlah Min Yon Gi" Seo Kang Joon memposisikan tubuhnya dengan tiduran di atas mejanya.
"Joon!!" panggil Kim Da Som dari pintu kelas X-2.
Semua mata siswa mengarahkan pandangannya ke arah Kim Da Som.
"Seo Kang Joon" panggil Min Yon Gi lirih sambil menggoyang-goyangkan kursi Seo Kang Joon.
Seo Kang Joon mengangkat kepalanya dan melihat kemana arah teman-temannya melihat.
Kim Da Som akhirnya melihat Seo Kang Joon dan langsung masuk tanpa mengiharaukan sekitarnya dan siswa siswi X-2 hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Aku sudah ulangan matematika" ucap Seo Kang Joon seolah tahu apa maksud kedatangan Kim Da Som ke kelasnya.
"Mianhae" Kim Da Som menyodorkan sebuah buku catatan kepada Seo Kang Joon.