home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > You & Me; Epilogue

You & Me; Epilogue

Share:
Published : 26 Dec 2016, Updated : 06 Jan 2017
Cast : Park Chanyeol (EXO), Oh Sehun (EXO), Kim Ah Ra (Original Character)
Tags :
Status : Ongoing
2 Subscribes |957 Views |2 Loves
You & Me; Epilogue
CHAPTER 1 : Stuck On You

BRAKK!! Bunyi laptop yang kututup dengan paksa saking kesalnya. Bagaimana tidak, Park Chanyeol selalu saja membuatku kesal setengah mati. Buat apa sih dia berkomentar yang tidak-tidak di foto reuni SMA kami? Bikin malu saja.

“Kalian ini, seperti anjing dan kucing saja deh,” kata sahabatku Shaerin. “Aku yang sudah berteman baik dengan kalian berdua sejak empat tahun yang lalu masih saja selalu dibuat bingung dengan hubunganmu dan Chanyeol.”

Sambil cemberut, aku hanya bisa diam sambil berpikir kenapa aku bisa menyukai, eh bukan, mencintai si anak banyak maunya itu. Empat tahun! Bayangkan saja. Selama itu perasaanku dicampur aduk olehnya. Ya, mulai dari aku jatuh cinta dengan segala perhatiannya, hingga kesal dia yang tiba-tiba merubah moodnya dengan mencoba berpacaran kembali dengan Inha, mantan kekasihnya yang kubenci itu.

Melihat aku yang hanya melamun sambil cemberut, Seurin pun mengambil kembali laptop dari pangkuanku untuk melihat komen apa yang kali ini dibuat oleh cinta pertamaku itu.

“Kamu ingat tidak, saat ayah Donghae meninggal, dan saat itu kau tidak bisa langsung pulang ke Seoul karena penerbangan penuh di musim Chuseok? Saat kami di rumah Donghae, Chanyeol bercerita padaku, bahwa dari sepuluh kriteria wanita yang ia sukai, ketujuhnya dimiliki oleh Inha. Sementara tiga yang paling penting dan tidak bisa ia tinggalkan ada pada dirimu,” kata Seurin sambil menatap layar laptopku.

“Iya, aku ingat ceritamu itu. Bahkan hal itu yang menguatkan aku sampai bisa menyukainya sampai saat ini. Akan tetapi aku sepertinya sudah lelah. Mungkin ini saatnya aku berhenti mengejarnya,” kataku sambil menyandarkan pipi ke bahu sahabatku itu.

Mendengar kata-kataku, Seurin langsung membalikkan badan dan menatapku, “Yakin? Sepertinya sudah berkali-kali juga kau bilang begitu.”

Seriously. Selama empat tahun ini aku hidup dengan kondisi dimana hari ini aku sayang padanya, sementara besok benci padanya. Dan walaupun kami sudah seperti pasangan yang sudah lama pacaran, tetapi Chanyeol memang tak pernah mengatakan aku ini pacarnya. Aku hanya takut bertanya padanya,” jawabku sambil menunduk, menahan air mata.

Mengenalku dengan sangat baik dengan segala sikap introvert-ku ini, Seurin pun hanya bisa tersenyum pahit. Dia pun tak bisa berkata apapun, mengingat Chanyeol memang tak pernah bisa dipegang omongannya soal perasaannya padaku.

“Aku mendukung apapun yang kau rasa paling baik untukmu,” katanya sambil merangkulku.

**

“Silakan ke unit nomor 14,” tunjuk operator internet café yang terletak tak jauh dari rumahku. Pagi ini aku sudah dibuat terburu-buru untuk mengumpulkan tugas fotografi karena modem internetku tewas tersambar petir tadi malam. Butuh waktu sekitar 15 menit untuk mengupload hasil fotoku yang berjumlah total belasan megabyte.

Saat menunggu, tiba-tiba aku dikagetkan oleh sebuah tangan yang menyodorkan smartphone. Saat melihat milik siapa tangan dan smartphone itu, aku kembali dikagetkan dengan wajah tampan seorang lelaki muda. Sungguh, ia benar-benar tampan. Sampai-sampai kupikir ia adalah karakter manga, dengan dagunya yang lancip itu.

“E.. eh iya, ada apa?” tanyaku sambil memegang smartphone miliknya.

Sambil menggeser bangkunya mendekatiku ia mengetuk layar smartphonenya. Mataku beralih pada pesan yang tertulis di menu SMSnya.

Maaf, aku sedang radang tenggorokan sehingga susah untuk berbicara. Apakah kamu mengerti soal Adobe Photoshop?

“Oh, kukira ada apa,” kataku sambil menatapnya. Deg! Kenapa dia harus dekat-dekat dengan wajahku sih? Dia hanya membalasku dengan senyuman yang membuat matanya hilang menyipit.

“Lumayan bisa. Kamu mau aku bantu apa?” tanyaku sambil kembali menyodorkan smartphonenya untuk membalas pertanyaanku. Rupanya ia kesulitan dengan beberapa teknik yang tak diajarkan di buku. Setelah membantunya sekitar 30 menit dan tugasku telah terkirim dengan baik, ia pun kembali menyodorkan smartphonenya padaku.

Terima kasih banyak, noona. Namaku Oh Sehun. Kamu Kim Ahra ‘kan? Aku adik kelasmu, lho.

“Ah masa iya? Aku kok tak pernah melihatmu?,” tanyaku kaget dan lagi-lagi ia hanya membalas dengan senyumannya. Ia kembali mengetik di smartphonenya.

Aku baru pindah ke SMA Jongno sekitar tiga bulan sebelum noona lulus. Apa aku boleh minta nomor handphone noona? Kapan-kapan aku ingin mentraktir noona karena telah membantuku.

Omo! Mungkin sebelum Chanyeol makin menyebalkan, aku akan menolak tawaran seperti ini secara halus. Mungkin ini cara Tuhan untuk buat aku move on dari Park Chanyeol di tahun yang baru ini.

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK