home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > My Gimbap Girl

My Gimbap Girl

Share:
Author : littlestarone
Published : 12 Oct 2016, Updated : 29 Jan 2017
Cast : Bora, Kim Hee Chul, Taeyeon, Dasom, Tifanny & Eun Hyuk.
Tags :
Status : Ongoing
1 Subscribes |1214 Views |1 Loves
My Gimbap Girl
CHAPTER 3 : “You, Again?”

“Touch my body…touch my body…touch my body…” suara merdu personil sistar melantunkan lagu berjudul Touch My Body melambung di udara, membawa kembali Bora dari alam mimpinya menuju kenyataan. Bora mulai menggerakan tangannya mencari-cari sumber kebisingan di kamarnya pagi itu, ia mengangkat sedikit kepalanya kemudian “Ah, yeogiissda” Bora menemukan handphone miliknya dan mematikan alarm tersebut. “Aigoo…” Bora menghela nafas panjang, berusaha membuka matanya sambil duduk dan mengangkat kedua tangannya ke atas.

            “Eonni? Sudah bangun? Eonni, joesonghaeyo aku harus berangkat lebih awal, aku mandi duluan!” Dasom berteriak menuju kamar mandi. “Gwaenchanh-a” sahut Bora. Bora keluar dari kamar, mengambil susu dari kulkas dan duduk di depan televisi.

Iya saya mengkonfirmasi kebenaran berita bahwa saya kini sudah kembali menetap di Korea untuk pembuatan album saya selanjutnya. Saya sangat berterimakasih kepada teman- teman dan terutama para penggemar yang sangat sabar menunggu dan terus mendukung saya hingga saya bisa menyelesaikan sekolah musik saya di Amerika dengan baik. Semoga saya bisa memanfaatkan waktu secara maksimal dan fokus dengan karir saya. Terimakasih.” jawaban seorang penyanyi yang duduk di belakang meja dipenuhi dengan mic dan kilauan flash dari segala penjuru ruangan yang tertuju padanya.

Ige mwoyeyo?” Bora meletakkan susunya di meja, sambil terus memandangi televisi.

“Berita tentang kepulangan Tiffany penyanyi kesayangan Korea Selatan ini sedang menjadi Hot Topic. Para penggemar memang sudah menunggu cukup lama kembalinya Tifanny ke Korea setelah menghabiskan waktu hampir empat tahun  menetap di Amerika. Para penggemar sangat mengerti sulitnya Tifanny membagi waktu dan setia menunggu karyanya kembali. Semoga ia bisa dengan cepat memulihkan semua jadwalnya dan bisa memberikan karya terbaiknya untuk mengobati rindu para penggemar. Selanjutnya berita dari pemain drama yang sedang populer di kalangan remaja saat ini….”

Mwo? Pulang? Ya..gadis itu!” Bora mematikan televisi, mengambil handphone dikamarnya kemudian mencoba menghubungi seseorang. “Hallo...” suara seorang wanita di seberang sana. “Ya!” Bora menaikkan nadanya. “Nuguseyo?” jawab wanita itu. “Ya..Hwang Mi Young! Kau tidak mengenal suaraku? Kau tidak menyimpan nomer hp ku?” sahut Bora. “Bora? Ah Boraya…! Senang mendengar suaramu! Ya mwoya…Kau mengubungiku untuk marah-marah?” Mi Young tertawa mengenali suara teriakan Bora. “Ya…kau di Korea sekarang? Kenapa tidak menghubungiku?” Bora keluar dari kamar dan duduk di balkon apartemennya. “Mianae Boraya…hari ini aku ada waktu, ayo makan siang bersamaku!” Mi Young berusaha membujuk Bora. “Ya mwoya…kau ini!” Bora melunak. “Hehehe…dimana kita bertemu?” tanya Mi Young. “Karena aku harus bekerja jadi kita makan di tempat yang dekat saja” Bora menjawab sambil menoleh melihat Dasom telah keluar dari kamar mandi. “Hmm Orange Restaurant di dekat Universitas Chung Ang pukul 12, sampai jumpa disana!” Mi Young terdengar terburu-buru. “Keurae…sampai jumpa nanti!” Bora meletakkan hp nya dan masuk ke kamar mandi.

-----

            Meskipun Hee Chul sangat bahagia bisa kembali ke Korea, tetap saja pagi ini suasana kampus masih terasa asing untuknya, mungkin hanya belum terbiasa. Hee Chul juga masih membatasi pergaulan dengan teman-temannya, selalu saja Jet-lag jadi alasan, siapa yang masih merasakan Jet-lag dari penerbangan seminggu lalu? Alasan yang tidak masuk akal.

            “Taeyeon-a, apa yang sedang kau lakukan?” Hee Chul menghampiri  Taeyeon yang duduk di sendiri di lorong kampus. “Tidak ada, hanya menunggu kelas berikutnya.” jawab Taeyeon. “Apa ada yang salah denganmu hari ini?” tanya Hee Chul yang langsung duduk di samping Taeyeon. “Tidak ada, hehehe” Taeyeon tersenyum. “Mwoya..” Hee Chul menepuk bahu Taeyeon. “Oppa nanti siang mau makan apa? Apa kita harus mencari makan diluar? Setelah makan siang aku tidak ada kelas lagi.” Taeyeon berdiri dari tempat duduknya. “Nanti siang? aku ada janji dengan seseorang, kau bisa ikut denganku.” Hee Chul mengeluarkan hp dari sakunya. “Dengan siapa? Hyuk Jae oppa?” tanya Taeyeon. “Ani. Wae?” Hee Chul membaca sesuatu di hp nya. Lalu dengan siapa?. Taeyeon bergumam dalam hati. “Taeyeon-a, aku harus masuk kelas sekarang, jadi bagaimana nanti siang?” Hee Chul berdiri menghadap Taeyeon. “Aku lupa nanti siang aku harus makan siang dengan temanku untuk mendiskusikan tugas kelompok.” Taeyeon menjawab seraya membaca sesuatu di buku catatannya, seolah ada jadwal kegiatannya yang tertulis disitu. “Arraseo… aku akan menghubungimu nanti!” Hee Chul mengacak-acak rambut Taeyeon dan berlalu. Taeyeon terdiam.

-----

            “Holler…Holler…Holler…Sijakhae boneun geoya…Holler…Holler…Holler…” Samar-samar suara merdu dari girlband papan atas Korea Selatan Taetiseo menemani wanita yang duduk sendiri di sebuah Restaurant bergaya modern, sambil membolak balik buku menu dan berkali-kali melihat jam dinding besar dengan bentuk buah jeruk yang cukup mengundang perhatian orang ketika memasuki restaurant tersebut. “Ya! Mi Young-a” seru seorang gadis yang baru saja memasuki restaurant. “Ssshh Boraya, joyongae, kesini cepat…” Mi Young memanggil Bora dengan wajah yang hampir tertutup oleh buku menu. “Ah, wae-e? Ya, neo, mwoya? Ini bukan musim dingin kau mengenakan baju tertutup dengan masker juga, mwoya?” Bora langsung menghampiri Mi Young. “Bagaimana bisa kamu berteriak, ini kan tempat umum!” Mi Young berbisik-bisik. “Ah, mianae…mianae…” Bora terlihat menyesal karena lupa bahwa sahabatnya itu adalah seorang penyanyi terkenal dan sulit untuknya berada di tempat umum.

            Bora dan Mi Young sudah bersahabat sejak lama, persahabatan dimulai semenjak mereka berada di SMP, saat itu Bora dan Mi Young sama-sama menyukai kelas musik dan lebih sering menghabiskan waktu mereka di ruang musik saat istirahat. Bora pernah berjanji pada Mi Young suatu saat nanti mereka akan berada dalam satu panggung, Bora akan bermain piano untuk mengiringi suara merdu Mi Young. Bora tahu betul bahwa Mi Young yang sekarang terkenal dengan nama Tiffany, berusaha keras menggapai impiannya menjadi seorang penyanyi dan Mi Young tahu betul bahwa Bora harus melupakan cintanya kepada musik untuk mencintai pilihannya menjadi seorang ballerina.

Ya! Kenapa kau datang lama sekali? Aku sudah hampir hafal semua menu dibuku ini karena menunggumu.” Mi Young menurunkan buku menu dari wajahnya. “Mian, tadi aku harus pergi ke bank sebelum kesini, ah yang penting kan aku datang, lagipula kau mendadak muncul dan mengajak bertemu!” jawab Bora yang semakin lama meninggikan nada suaranya. “Memang kau tidak ingin bertemu denganku? Ya, I miss you so much Yoon Bora…” Mi Young kemudian memeluk Bora dengan erat. “Tentu saja, dan aku juga sangat merindukan sahabatku yang hebat ini. Neo neomu yeppeuda uri Young-i” sahut Bora.

Ya, Apa kau baik-baik saja disini tanpaku? Kenapa wajahmu terlihat pucat?” Mi Young memandangi sahabatnya itu. “Memangnya aku anak kecil? Tentu aku baik-baik saja. Ya, wae? Wajahku kenapa? Anyeppeu? Ah, gwaenchanh-a, neuga!” Bora tertawa karena merasa Mi Young terlalu khawatir dengannya. “Ani, hanya saja meskipun kau terlihat lelah kau tetap selalu cantik dan gembira, jangan terlalu memaksakan diri Boraya, jika ada sesuatu kau sebaiknya ceritakan kepadaku.” Mi Young melirik Bora sambil membuka kembali buku menu. Bora menghela napas. “Kau mau makan apa?” tanya Mi Young. “Naneun, roti lapis, lalu orange juice” jawab Bora melihat kearah papan menu di depan kasir. “Jeogiyo, aku pesan roti lapis, green salad, dan tiga orange juice.” Mi Young membuka maskernya ketika seorang pelayan menghampiri meja mereka. “Ye. Kau benar-benar Tiffany? Wah, kau cantik sekali, jinjja yeppeu. Untung saja hari ini agak sepi, jika tidak pasti tidak nyaman untukmu makan disini. Silahkan ditunggu pesanannya.” Pelayan itu kagum bisa melihat Tiffany dari dekat. “Kamsahamnida.” Mi Young hanya tersenyum. “Ya, kenapa pesan tiga minuman? Kau sangat haus? Daritadi menunggu kau belum minum?” tanya Bora yang kemudian menunduk untuk melihat sms masuk di hp nya. “Ani, itu untuk…” belum selesai menjawab Mi Young menoleh kearah pintu dan melambaikan tangan. “Untuk siapa?” tanya Bora lagi.

“Kenapa kau lama sekali? Aku sudah pesan jus untukmu, aku tidak tahu kau ingin makan apa jadi pesan saja makanannya sendiri.” Mi Young berbicara pada seorang lelaki yang menghampirinya. “Kau bicara dengan sia…” Bora mengangkat kepalanya. “Ya, kenapa dunia ini sempit sekali? Apa luas Negara Korea mulai menyusut? Kenapa bisa bertemu dengan orang yang sama berkali-kali? Aish, mwoya.” sahut lelaki itu dengan nada kesal. “Ya, kau lagi? Kenapa kau seperti nyamuk, ada dimana-dimana!” Bora menimpali lelaki itu. “Ya, oppa kau kenal Bora? Boraya, ini sepupuku. Hee Chul, Kim Hee Chul. Kita tinggal bersama dirumah ibuku waktu di Amerika. Kau sudah mengenalnya?” Mi Young terlihat bingung mendengar percakapan mereka. “Nugu?” Bora terlihat tidak percaya. “Aish, Mi Young-a kenapa kau main dengan lubang terompet ini? Aigoo.” Keluh Hee Chul. “Mwo? Lubang terompet?” teriak Bora. “Keurae, lubang terompet, lihat saja mulutmu terbuka lebar dan mengeluarkan suara bising, persis lubang terompet kan?” Hee Chul menggerakan telapak tangannya menirukan mulut Bora yang sedang berbicara. “Ya!” Bora berdiri memandang Hee Chul. “Ya, ya, wae? Boraya, duduk saja, oppa juga kau pesan makananmu saja. Malu dilihat orang, kalian lupa dengan siapa disini, aku bisa masuk berita karena kalian membuat keributan.” Mi Young menarik tangan Bora agar kembali duduk disampingya. Bora kembali duduk, Hee Chul beranjak menuju kasir untuk memesan makanan.

“Silahkan dinikmati makanannya.” seorang pelayan mengantarkan pesanan mereka. “Ya, Mi Young-a, kenapa kau mengajak sepupumu kesini?” tanya Bora. “Kau kan tahu aku akan sulit mengatur waktu, begitu ada kesempatan aku hanya berusaha untuk bisa bertemu denganmu, lagipula aku ingat kau kerja di Chung Ang, oppa juga sedang mulai kuliah disana, jadi aku memilih tempat yang dekat dengan Chung Ang agar bisa bertemu denganmu dan memberikan buku catatannya yang tertinggal di Amerika. Mianae Boraya. Aku juga tidak tahu kalau kalian saling sudah saling kenal. Ya, bagaimana kau bisa akrab dengan oppa?” Mi Young penasaran. “Akrab? Ya, kau! Itu bukan akrab, aku bahkan kesal hanya melihat wajah sombongnya itu.  Bagaimana bisa kau bilang akrab?” sahut Bora. 

“Mi Young-a, mana buku catatanku? Aku akan menghabiskan jus ini lalu kembali ke kelas.” Hee Chul duduk dan meminum jusnya. “Wae, oppa? Kau tidak makan siang?” tanya Mi Young sambil memberikan buku milik Hee Chul. “Aku makan dikampus.” Jawab Hee Chul singkat. “Mi Young-a aku harus kembali bekerja, aku lupa mereka menyuruhku kembali lebih awal untuk menyiapkan rapat setelah makan siang.” Bora menghabiskan potongan terakhir roti lapisnya. “Ya! Kita bahkan belum curhat Boraya.” Mi Young menarik-narik lengan kemeja panjang Bora. “Aku akan mengubungimu nanti, kau harus menjawab sms dan panggilanku, Oe? Aku akan bercerita banyak denganmu. Terimakasih makan siangnya, aku pergi dulu.” Bora memeluk Mi Young dan segera menuju keluar restaurant. “Ya, ya, Boraya, Yoon Bora!” teriak Mi Young. “Ini pesanannya, silahkan dinikmati.” Seorang pelayan datang membawa sebuah bungkusan untuk Hee Chul. “Aku duluan Mi Young-a, kau segera hubungi manajermu dan minta jemput sebelum restaurant ini penuh dengan penggemarmu.” Hee Chul berlalu meninggalkan Mi Young sendiri dengan wajah bingungnya. “Bagaimana bisa mereka meninggalkan aku disini? Mereka bahkan lebih sibuk dariku. Mwoya, ada apa dengan mereka? Aish, maldu an dwae.” Mi Young hanya bisa menggerutu dan berusaha mengubungi manajernya.

-----

            “Annyeong, apa seorang wanita cantik tidak takut duduk sendiri di lorong sepi seperti ini?” Hee Chul menyapa Taeyeon yang sedang duduk membaca buku di koridor kampus. “Aku lebih takut jika duduknya berdua denganmu.” jawab Taeyeon tanpa melepaskan pandangan dari bukunya.  “Mwoya? Memang aku menakutkan? Justru semua wanita berebut ingin duduk dekatku dikelas .” Hee Chul duduk disamping Taeyeon. “Keureonikka, aku takut karena mungkin aku akan diserang oleh para wanita itu jika duduk berduaan denganmu.” Taeyeon tersenyum dan menutup bukunya. “Ya, siapa yang berani menyerangmu selama aku disini, tidak akan ada yang bisa mendekatimu.” ujar Hee Chul. “Komawo, oppa, hehehe. Oh iya, bukannya kau ada janji makan siang? Cepat sekali kau sudah disini sekarang?” tanya Taeyeon. “Dan bukankah harusnya kau sedang mengerjakan tugas dengan temanmu?” Hee Chul balik bertanya. “Hmm, aku…” Taeyeon terlihat mencoba mencari jawaban. “Sudahlah, ayo makan saja denganku, aku membawa makanan dari restaurant tadi.” Hee Chul membuka bungkusan makanannya. “Oppa?” bisik Taeyeon. “Wae?” tanya Hee Chul. Kau tadi janjian dengan siapa. Taeyeon bertanya dalam hati. “Wae, Taeyeon-a? kau tidak suka makanannya?” tanya Hee Chul. “Ani, igeo masitta oppa, komawo.” Jawab Taeyeon. “Mani Meokko.” Hee Chul menepuk pundak Taeyeon. Kenapa oppa tidak bercerita apa-apa, dulu dia selalu semangat menceritakan apa yang dia alami setiap waktu kepadaku. Apa dia sedang ada masalah? Tapi setidaknya dia selalu ingat denganku dan berada dekat denganku, bahkan mempercepat janjinya agar bisa makan denganku. Komawo, Kim Hee Chul. Taeyeon tersenyum menatap Hee Chul.

 

-End of Chapter Three-

 

            

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK