Berada di kelas tingkat akhir memang sangat membuatku frustasi. Siswa yang berada di tingkat akhir akan di hadapi 3 pilihan yang akan menentukan kita untuk masa depan. Kuliah, kerja atau menikah? Pilihan yang berat dan jika salah melangkah, akan menyesal sampai seterusnya.
Aku bukan tipikal pelajar pandai. menonton video korea dan drama korea adalah hobby ku. Mataku dapat bertahan lama didepan laptop atau video jika iKON ada di sana. Jika guruku menjelaskan tentang matriks, metabolisme dan vektor rasanya seperti didongengkan dan mataku rasanya sangat mengantuk.
Dulu aku tidak seperti ini. Semenjak ayah dan ibuku bercerai, aku tinggal bersama ibuku. ayah yang dulunya selalu menyayangi ku dan mendukungku dalam belajar sosoknya sudah tidak ada. Aku tak bisa menemukan sosok ayahku di ibuku. Ibuku hanya asyik dengan dunia di smartphonenya tertawa sendiri melihat obrolannya dengan teman – temannya sewaktu SMA dulu sehingga aku hanya menjadi patung dirumah ini. Sudah pernah aku menanyakan saran untuk memilihkanku jurusan yang bagus di Perguruan tinggi, tetapi dia tak menghiraukan ku dan kembali asyik dengan dunianya yang sangat ku benci itu. Sejak saat itu aku tak semangat untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Seperti mengungkapkan kekecewaanku pada mereka yang memilih berpisah. Padahal ujian masuk perguruan tinggi sudah di depan mata.
“Apakah kau sudah tau mimpimu ingin menjadi apa, Lisa?” tanya Rose teman sebangku ku.
“Tidak tahu, menjadi istri hanbin mungkin? Hahaha” Ucapku.
Memang jika orang-orang bertanya cita-citaku aku tak tahu akan menjawab apa. Aku bukan seperti Hyera yang mengumbar – umbar cita-citanya di depan publik sampai guru-guru pun mengetahuinya. Aku mewajarkan kalau cita-citanya ingin masuk ke Perguruan Tinggi Negeri dengan jurusan Kedokteran itu dia umbar-umbarkan dan dipuji oleh guru karena cita-citanya, dia murid pintar. Tetapi kesombongan dan hartanya membuatku menyayangkan kepintarannya. Aku juga tak seperti Rose. Dia sudah menetapkan mimpinya menjadi seorang penyanyi di Negeri Gingseng Korea dan aku mewajarinya karena suaranya yang merdu itu.
“Coba kau berusaha menemukan mimpimu Lisa, ayo aku akan bantu memilih....”
“Sudahlah Rose, percuma saja aku menggapai mimpiku tetapi orangtua ku tidak bisa kembali utuh seperti dulu” ucapku memotong pembicaraannya.
“Setidaknya kau harus bisa membuktikan pada mereka kalau kau anak yang bisa dibanggakan. Aku yakin ibu dan ayahmu tak seperti yang ada difikiran negatifmu itu” Aku hanya bisa diam mendengarnnya.
“Aku yakin tak ada orang tua yang tak bangga dengan hasil yang terbaik dari anaknya” ucapnya sambil menepuk pundak ku
“Ini, tontonlah video ini. Lihat perjuangan idolamu itu sampai mereka bisa sukses seperti sekarang” ucap Rose menyerahkan video iKON sewaktu masih bernama B Team,WIN Who Is Next dan IKON Kony Summertime episode 4 melalui laptopnya dan meninggalkan ku dikelas sendirian.
Aku sering menonton video ini sampai berulang – ulang. Hanya sekedar menonton saja tanpa menangkap arti dari tayangan tersebut. Di video iKON SUMMERTIME, terlihat member IKON sedang menangis. Saat Donghyuk mebacakan surat dari Ibu Jinhwan aku pun menangis karena isi dari surat itu. Ibu jinhwan berkata jika dulu kecil Jinhwan bermimpi menjadi penyanyi, awalnya ibunya tak percaya tetapi sekarang ia menjadi penyanyi dengan kerja kerasnya. Kemudian surat dari ibu B.I juga mengatakan ia bangga dengan anaknya. Saat ditanya “Kau tidak apa-apa?” ia berusaha dewasa dengan menjawab “aku tidak apa-apa” walau ibunya tahu kalau B.I sangat lelah dan sakit karena bekerja keras agar grupnya bisa debut.
Di video acara WIN itu menggambarkan team B yang takut kalah dalam ajang survival itu karena team A lebih populer. Tetapi B.I tetap mengajak teamnya terus berlatih dengan kharisma seorang leader. Banyak yang memuji team work yang di pimpin oleh B.I. Leader dengan sejuta idenya yang member team B sebut sebagai harta karun itu menghasilkan hasil yang sempurna. Ia bekerja keras membuat musik dan koreografi sampai pagi. Tetapi di benaknya ia hanya memikirkan bagaimana kalau Team B tidak dapat debut dalam 100 hari dan hanya membuat hasil yang sia-sia karena Bobby rela datang dari Amerika, Jinhwan yang datang dari Jeju, Junhoe dan Donghyuk tidak melanjutkan sekolah agar bisa berlatih dengan keras. Tetapi B.I terus bekerja keras dan tak ingin membuat teamnya kalah. Katanya semua kerja kerasnya dikerahkan semua untuk survival itu, sekarang atau tidak sama sekali. Dan dari akhir acara itu, team B harus kalah. Tetapi walau kalah dan mengikuti survial selanjutnya B.I tetap menghasilkan karya yang sangat hebat dan sampai sekarang iKON sudah debut dan memiliki banyak penggemar di seluruh negara.
Setelah video itu, kemudian ada adegan dimana IKON bernyanyi lagu CLIMAX beserta arti lagu itu. Kutipan lirik lagu itu sangat menyentuh hati ku. Tak heran mereka yang menonton di acara itu secara langsung menangis.
“Menyerahkan masa mudaku, aku berlari bertelanjang kaki selama tiga tahun
Setelah mengucapkan selamat tinggal tak berperasaan untuk keluarga dan temanku
Hidup setiap hari, selalu gugup tentang besok
Aku mengatakan kepada mereka untuk mempercayai ku, bahwa kita akan berhasil pasti
Dengan berat bukan hanya hidup ku tapi lima lainnya di pundakku, mencari peluang
Aku sudah mencari kesempatan mengangkat mereka semua di pundak ku
Aku tidak memiliki pilihan tetapi untuk membuang tekanan dan kegagalan
Sekarang aku ingin melihat cahaya, jadi aku meletakkan masa depan ku di jalur
Tuhan aku meminta jika ku tidak akan memperbaikinya
Tapi aku menjawab tanpa ragu-ragu, mengapa akan menyesal?
Apa yang tersisa di belakang panggung ini adalah baik keberhasilan atau kegagalan
Aku meletakkan segalanya pada baris dan waktu berikutnya
Penentuan aku memiliki pilihan selain harus berbeda dari orang lain” – B.I
Setelah menonton video yang diberikan Rose aku pun menangis merenunginya. Aku belajar dari B.I kalau kesuksesan selalu harus mengecap rasa pahitnya kegagalan. Namun jika terus berusaha dengan sekuat tenaga manisnya kesuksesan akan kita nikmati. Kesuksesan juga tidak hanya kita saja yang menikmati, tetapi orang terdekat kita juga harus merasakannya.
*10 tahun kemudian*
Aku menutup pintu sambil melepas jas putih ku dan lari ke dalam teater besar ini.
“ Sepertinya aku terlambat “ sambil melihat jam tangan di tangan kiri ku dan sayup-sayup ku dengar suara musik dan teriakan penonton didalamnya.
“ternyata acaranya sudah mulai” ucapku sambil duduk ditempat VIP sehingga dengan jelas aku dapat melihatnya.
Dua pasangan itu bernyanyi dengan merdu sambil menari dan berakting membuatku terperangah. “apakah itu benar Rose?”dulu ia tak seaktif ini saat kita masih pelajar. Ia cenderung pendiam tetapi setelah cita-citanya menjadi seorang penyanyi di Korea ia menjadi sangat natural sebagai penyanyi.
Drama musikal itu sudah selesai ditutup dengan nyanyian dari seluruh pemain drama musikal itu. Di iringi dengan lambaian pemainnya tirai merah itu pun mulai tertutup. Banyak penonton yang memberikan standing aplouse kepada tontonan yang sangat berkualitas dan menghibur itu.
Aku bersiap – siap untuk pergi ke backstage untuk memberikan surprise kepada Rose. Aku sangat merindukan anak itu!
Saat aku melihat dan mencari dimana letak pintu backstagenya dari kursiku, aku melihat seseorang yang tak asing duduk disebelah kanan ku. Pria dengan rambut hitam jabriknya dengan syal merah oranye nya dan matanya ditutup dengan kacamata hitam. Sepertinya aku mengenalinya! Tapi itu si.... ah, B.I! idolaku yang sekarang menjadi produser di Label perusahaannya itu tidak berubah dan masih sama seperti yang dulu. Saat ia ingin bangkit berdiri, aku memegang lengannya. Aku harus berterima kasih padanya karena aku terinspirasi olehnya dan akhirnya aku bisa menjadi dokter di Korea Selatan tempat yang aku impikan ini.
“Maaf, apa kau Kim Hanbin? B.I IKON?” ucapku sambil melihat matanya, lebih tepatnya bayanganku di kacamatanya.
“Ah, iya benar” ucapnya sambil melepaskan pegangan tanganku di lengannya. Ah apakah terlalu kencang aku memegang lengannya sehingga ia melepaskannya? Apa jiwaku menjadi iKONIC tak bisa menghilang walau sudah 10 tahun lamanya?
“Ah, maaf saya sangat buru-buru. Perimisi” ucapnya sambil meninggalkanku
“Hey selamat sekarang kau sudah menjadi terkenal! Padahal dulu satu sekolah pun tak ada yang mengenalimu” ucapku meledekinya sambil memeluknya
“Yak! Kau sombong sekali! Sudah lama pindah ke Korea tapi kau tak pernah menemuiku. Aku merindukanmu bodoh!” ucapnya membalas pelukanku
“Hey! Kau tau tadi aku duduk bersebelahan dengan B.I? aku ingin mengucapkan terimakasih tapi dia sudah pergi karena buru – buru”
“B.I? ahh dia baru masuk di ruangan yang sama dengan ku tadi di sana. Mungkin ia sedang melihat salah satu artinya yang terluka di acara tadi.” Ucapnya sambil mengajakku masuk keruangannya. Terluka? Saat aku menonton tak ada hambatan atau apapun kesalahan tadi. Mungkin mereka berakting dengan sebaik mingkin sehingga tak terlihat cacat sedikitpun diacara itu.
“tunggu, itu lukanya sangat dalam. Sepertinya harus dijahit. Aku akan menelfon dokter” ucap B.I sambil mencoba menelfon dokter
“sial! Tidak di angkat!” ucapnya dengan kesal
“bagaimana kalau aku yang menjahitnya? Aku adalah seorang dokter di Taemin Hospital” ucapku menawarkan diri. B.I yang terlihat panik menatapku lalu mempersilahkan ku untuk mengobati artisnya ini.
Setelah pengobatan ini selesai aku pergi keluar dan berpamitan oleh Rose tetapi B.I menghadangku.
“Nona, maafkan ku tadi di sana. Aku hanya terburu – buru sehingga dengan tidak sopannya melepas tanganmu” ucap B.I padaku
“Aku tidak apa-apa. Aku hanya ingin berterimakasih kepadamu karena perjuanganmu untuk masuk ke dunia industri musik sangat menginspirasikanku untuk mencapai langit tanpa ada batasannya. Terimakasih karena sudah menjadi idola dan inspirasiku” ucapku menjabat tangannya sambil tersenyum.
“No limit gonna touch the sky” ucap B.I
-END-