Aku sedang berada di Singapura
Untuk apa?
Aku tidak bisa menghadiri SMTown di Jakarta. Dan tanpa kusadari...Kemarin, aku sudah berada di sini untuk konnser SMTown in Singapore
Aku masih menyimpan dendam terpendam pada bossku. Yang menyuruhku untuk pergi dinas pada tanggal 22 September. Pupus sudah harapanku untuk ikut merayakan ulang tahun Hyoyeon secara langsung.
Kembali lagi, suasana di sini...cukup sesak. Karena orang-orang terus berlomba untuk dapat berdiri di depan. Mungkin seharusnya aku tidak perlu menonton gladi resik ini.
Tidak hanya Sone yang berada di sini. Penggemar boy groups yang cukup 'liar' pun ada di sini. Bisa terbayangkan?
Tiba-tiba saja, orang yang berada di belakang kami mulai mendorong-dorong secara kasar.
"Hey, watch out!"
Orang-orang mulai memarahi mereka, tapi mereka masih fokus meneriaki, "Oppa!"
Untungnya, aku jauh lebih tinggi dari para fangirls ini, dan bisa menjaga keseimbanganku.
"KYAA!"
Namun, tidak begitu dengan gadis di sampingku.
Hanya perlu hitungan detik, hingga ia terjatuh dan terinjak-injak oleh orang lain.
*GRAB*
Segera kutahan pundak gadis itu, sebelum ia benar-benar terjatuh ke tanah.
Lalu, sambil masih berada di pelukanku, ia menatap ke arahku, dan tersenyum.
...Sekejap saja, waktu seperti berhenti berputar.
Rambur coklat pirangnya yang indah terurai terhembus angin.
Senyum manisnya begitu menyilaukan. Giginya begitu putih...hingga memantulkan sinar matahari. Aku pernah berpikir, eye smile tiffany adalah senyuman tercantik di dunia. Namun, senyuman gadis ini tidak kalah hebatnya.
Gadis itu cantik, kaca hitam dan topi yang dipakainya pun tidak bisa menyembunyikan kecantikannya.
Di kacamata itu, justru terpantul muka orang bodoh, yang terpana oleh kecantikannya.
"T-thank ou!I'm sorry, but i gotta go!"
Lalu dia pergi, menghlang di antara kerumunan orang-orang.
Aku berdiri terdiam, semuanya terjadi begitu cepat.
Sepertinya aku mengenali suara itu. Atau hanya perasaanku saja?
-
Konser yang sudah kunanti-nanti ini, akan segera berakhir. Penantian 3 tahun, habis dalam waktu 2 jam saja.
Sekarang, aku sedang menonton Phantasia in Jakarta.
Dan kau mau tahu sesuatu?
Kwon Yuri. Ternyata. Ada. Di. Kerumunan. Waktu. Itu
Aku masih tidak bisa percaya, dan sempat berpikir gadis itu adalah dia.
Tapi tidak mungkin. Daripada terjatuh, aku lebih bisa membayangkannya, mengKO orang yang mendorongnya.
...Aku tidak boleh memikirkan hal lain, aku membayar mahal untuk konser ini.
Para member kembali ke panggung untuk Encore. Alunan lagu mulai dimainkan, para member naik ke kereta bergerak.
Aku kenal lagu ini, Snowy Wish.
Don't know how long has it been
Since you have taken over my heart
Liriknya, aku jadi teringat gadis itu lagi.
My small heart that has always been cold
Is now warming up because of you
Bagian ini, ini seharusnya bagian Jessica. Cocok sekali dengan julukannya, Ice Princess. Tapi mungkin julukan Ice Princess sudah tidak cocok untuknya
Dia yang sekarang, semakin ramah. Dan mungkin, dia sudah menemukan orang yang bisa melelehkan hatinya, God-Knows-Who.
Aku sudah lama merelakan keluarnya dia dari group. Tapi gadis itu, aku tidak pernah bisa melupakannya. Aku sangat ingin bertemu dengannya lagi. Aku sempat membayangkan, bia bertemu dengannya di konser ini.
Bodohnya aku, padahal aku tahu, gadis itu belum tentu Sone.
Mungkin ini adalah saat yang tepat untuk mencoba melupakannya.
Namun, tidak lama setelah aku berpikir demikian.
Aku mendengar kembali verse kedua dari lagu ini dinyanyikan, tepat di sebelah telingaku.
Suara ini, suara yang kudengar 4 tahun yang lalu. Atau mungkin tidak hanya 4 tahun yang lalu, tapi kudengar hampir setiap hari, selama 7 tahun terakhir.
Bodohnya, kenapa selama ini aku tidak sadar? Aku tidak pantas dipanggil Sone.
Aku berbalik, ingin membuktikan, apakah teori singkat di kepalaku ini benar.
Dan aku hampir saja menjatuhkan light stick yang sedang aku pegang.
Hahaha.
Kenapa tidak ada seorang pun yang menyadari?
Aku tidak bisa mempercayai mataku.
Tidak lagi dengan kacamata hitam dan topi yang menutupi sebagian mukanya. Tetapi, tetap dengan senyumannya yang mematikan.
Gadis yang selalu ingin aku temui.
"We meet again."
Aku terus menatapnya, dengan mata yang masih tidak bisa percaya, dan mulut yang terbuka lebar.
Pikiranku kacau.
Suara speaker yang meledak-ledak tidak terdengar lagi.
Orang-orang di sekelilingku seperti tertelan oleh bumi.
Aku hanya bisa fokus pada gadis yang berada di hadapanku.
Sebelumnya, aku sudah mengetahui gadis ini tidak mungkin Kwon Yuri. Tapi, aku tidak akan pernah membayangkan kalau dia adalah member lainnya.
Lebih tepatnya, dia adalah biasku.
Yang sudah tidak menjadi member dari Girls' Generation
"J-Jessica Jung."