home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Our Precious Memories

Our Precious Memories

Share:
Published : 08 Apr 2016, Updated : 09 Apr 2016
Cast : Chen EXO and Heize UNPRETTY RAPSTAR2
Tags :
Status : Ongoing
1 Subscribes |550 Views |1 Loves
Our Precious Memories
CHAPTER 1 : Complete

FRIDAY, AT 06.00 A.M.

HEIZE POV

  Aku terbangun dari mimpi burukku. Anehnya, aku selalu tidak ingat dengan jelas seperti apa mimpi buruk itu sampai – sampai aku harus ‘menjulukinya’ sebagai mimpi buruk.. yang aku ingat, di setiap mimpi buruk itu aku selalu berakhir tragis yaitu harus berhadapan dengan kematian. Aku harus mati dengan menjatuhkan diriku ke danau yang dipenuhi dengan pisau belatih yang sangat mengkilap dan terlihat sangat tajam. Aku selalu mengulangi kematianku di dalam mimpi buruk itu selama kurang lebih dua puluh kali dalam sebulan penuh. Dan terbangun dengan pakaian tidur yang basah. Ya aku takut. Bahkan sangat takut. Tidak, bahkan itu lebih dari takut. Ingin sekali rasanya hidup dalam keadaan yang sangat tenang dan damai tapi keinginan itu harus di kubur dalam – dalam sedalam rasa keinginanku untuk segera hilang dari muka bumi ini. Tetapi aku tidak terlalu memperdulikannya selama tidak ada kejadian yang buruk yang menimpaku.

FRIDAY, AT 01.00 A.M.

HEIZE POV

    Hari ini aku pulang larut malam dikarena harus bekerja part-time di sebuah café shop sendiri, lalu aku memutuskan untuk singgah di sebuah kedai ramen kuno 24 jam yang dihiasi dengan lampion – lampion merah besar bertuliskan huruf latin dan beberapa hiasan barang antik dan kuno yang tidak menarik perhatian sama sekali, barang – barang antik dan kuno itu seolah – olah meminta pertolonganku untuk segera membakarnya dan abunya di buang tanpa sepengetauan pemiliknya. lalu aku memutuskan untuk memesan satu porsi ramen berukuran besar dengan ditambah daging babi yang telah di iris-iris dan dipanggang setengah matang lalu di sirami dengan satu botol soju penuh dan di santap dengan ditemani satu buah jus kiwi dan roti panggang yang telah diolesi selai kacang merah dan ditaburi keju parut. Aku tau, ini kedengarnya sangat aneh sampai – sampai seorang anak remaja beserta teman – temannya yang melihat ku memesan makanan itu langsung berbalik dan memutar pandangan nya dari arahku.

“ hey! Coba lihat. Nunna itu sudah gila ya rupanya? Masa memesan makanan seperti itu di awal musim semi seperti ini. Benar – benar sangat menjengkelkan dan menyedihkan.”

“ iya. Kau benar, Sojung-ah. Aku yakin, nunna itu pasti sudah kehilangan akal sehatnya. Bisa – bisanya memesan makan seperti itu di awal musim semi. Tidak elegan sekali. Kalau aku namchin-nya, aku akan segera memutuskannya. Eh tidak, tapi sebelumnya aku akan menyiram kuah kaldu ayam terlebih dahulu kearah wajahnya.  Haha..”

“yaaaa.. kau benar – benar sangat kejam, jinwo – ya. Kalau aku namchin-nya, aku tidak akan melakukan hal seperti itu. Mungkin aku akan memutuskannya secara baik – baik lalu aku akan mengantarkannya pulang ke rumah dengan selamat. Tapi keesokan paginya, ketika ia berjalan keluar , orang – orang akan menertawainya dan menghujatnya dengan kata – kata yang sangat tajam karna aku telah menyebarkan gossip buruk tentangnya. Haha…”

“wahhhh… kau lebih gila rupanya. Tidak menyangka ternyata wajah imut sepertimu itu mempunyai pemikiran yang sangat licik dan di luar dugaan seperti itu. haha “

Dan seperti itulah, para remaja SMA yang membicarakan tentang menu makananku dan berakhir menertawakanku dengan sangat kencang dan menggema di telingaku.  Selalu berfikiran positif Heize Jung, mungkin mereka hanya butuh sebuah hiburan kecil untuk melepaskan penatnya dari tugas – tugas sekolah yang menumpuk. Tenang saja, aku tidak akan marah terhadap mereka. Anak remaja SMA seperti itu memang suka berbicara yang tidak-tidak jadi tolong di pahami saja. Dan mungkin karna pergaulan dan didikan orang tua nya yang salah dan tidak benar toh sampai – sampai mereka  berani berbicara seperti itu dihadapan teman-temannya sendiri bahkan ada beberapa pelanggan toko yang lain terlihat asik  mendengarnya.

Hufttt… anak remaja SMA jaman sekarang memang sangat menakutkan bahkan lebih menakutkan dari mimpi burukku rupanya. Ya tuhan, jika aku harus memilih antara bermimpi tentang kematianku yang diputar setiap saat seperti alunan melody tua kesukaan kedai ramen ini atau anak – anak remaja SMA itu, aku akan memilih pilihan yang pertama. Tidak peduli semenakutkan apa kematianku itu, aku akan tetap memilihnya.dimohon untuk tidak menanyakan alasan mengapa aku memilih pilihan pertama. Cukup tuhan dan aku yang mengetahuinya. Tetapi tanpa disadari, jawaban dari alasan itu sudah aku jawab sebelumnya.

 Ya…Orang - orang selalu berfikir bahwa hanya orang bodoh saja yang memesan menu seperti ini di awal musim semi. Tetapi Hey! lihatlah diriku, aku bahkan bukan orang bodoh dan aku memesan menu ini di awal musim semi. Aku tidak hanya habis pikir tentang larangan memesan makanan seperti ini  di awal musim semi. Ini terkesan sangat aneh sekali. Toh aku tidak akan di hukum oleh dewa neptunus hanya karna memesan makanan seperti ini di awal musim semi. Sekarang, Aku sedang menyelesaikan kuliahku di universitas Seoul. Maka dari itu, Untuk membiayai sekolah dan hidupku, aku rela bekerja part – time yang selalu berakhir sangat melelahkan.

 Dan harus kau tau, orang tua ku setelah mendengar kabar kelulusanku dan diterima masuk di universitas Seoul, ibuku segera membuatkanku sup rumput laut yang di sajikan dengan irisan daging sirip ikan hiu dan minyak wijen.  Ayahku, segera memotong babi kesayangannya untuk dijadikan menu utama makan malam. Ayah sangat lihai memasaknya, aku mengingatnya dengan jelas, daging babi itu ayah lumeri dengan lumpur hitam pekat lalu ditaburi irisan paprika,daun bawang dan kacang panjang kemudian dibungkus dengan beberapa daun pandan dan dimasukkan ke dalam tumpu pemanggang kuno peninggalan nenek moyangku yang katanya sudah ada sejak awal abad masehi. Lalu adik perempuanku, menyebarkan bunga lily di sepanjang halaman rumah tetangga sambil berkata ‘tolong selalu doakan kakaku di kuil setiap pagi’ dengan senyumnya yang sangat indah dan menawan dan adik laki – lakiku, hmmm.. dia melakukan apa ya? sepertinya dia terlalu sibuk membaca komik di comic café yang berada di persimpangan jalan dengan ditemani bibimbap yang dibagi tiga bersama teman-temannya.

Hey anak muda! Aku peringatkan saja ya, lebih baik Kau mencoba nya terlebih dahulu dan dalam sekejap kau akan tersihir oleh menu ni. Lihat saja.  Jangan salahkan aku ya jika suatu hari nanti kalian dibuat gila oleh menu ini. Ucapku dalam hati. “

Setelah selesai menyantap di kedai ramen, aku memutuskan untuk segera berjalan pulang. Aku tinggal di sebuah apartemen kumuh di pinggiran kota Seoul dimana tidak banyak orang yang berlalu lalang sampai – sampai suara serangga yang berterbangan riang di atas kepalaku dan suara angin malam yang sangat menusuk tubuh mungilku ini , terdengar dan terasa begitu sangat menyakitkan. Berjalan sendiri di tengah – tengah larut malam awal musim semi, aku tiba – tiba teringat kedua orang tuaku  dan adik – adikku. Mereka tinggal di Daegu tepatnya di sebuah desa pelosok yang hampir tidak terdapat penerangan sama sekali dikarenakan petugas listrik terlalu malas untuk menuju desa itu. Tetapi kehidupan disana sangatlah tenang dan damai , aku jadi teringat jika setiap pagi, aku disuguhi dengan udara pagi yang seolah – olah memintaku untuk segera menghirupnya seperti menyeruput aroma kopi buatan bibi Sim dengan ditemani kue mochi yang dilapisi dengan tumbukan kacang hitam, merah dan ijo yang sangat lembut dan menggoda. Mochi – mochi itu memang harus diberi pelajaran. ketika aku memandanginya dengan kedua bola mata hitam besarku mereka berteriak

“cepatlah. makanlah aku sebelum semut – semut itu menarik tubuhku ke dalam tempat persedian makanannya, kau akan segera dibuat gila olehku. Lihatlah adonan lembut dan kenyal ini. “

Dasar mochi – mochi tidak tau diri. Mereka sama saja seperti wanita penggoda di tahun 89an tetapi mochi – mochi buatan bibi Sim lah yang lebih berbahaya dan menggoda untuk segera di santap.

Aku memutuskan untuk tinggal jauh dari kedua orangtuaku. Aku meminta mereka agar berhenti mengirimiku uang. Aku malu. Aku lah yang di sini sebagai pemeran utama dalam kehidupan keluargaku yang artinya aku lah yang mempunyai tanggung jawab atas hidup mereka seperti harus mengirimi, membiayayi dan membuat mereka senang bukan mereka sebaliknya yang membuatku senang. Aku memang gadis dewasa berusia 23 tahun yang tidak tau diri. Tolong maafkanlah aku.

Aku tidak mempunyai saudara , teman dan bahkan pacar untuk dijadikan tumpuanku bercerita tentang kekejaman dunia terhadap diriku di kota Seoul ini. Aku ingin menceritakan sedetail mungkin tentang apa yang aku alami. Aku membutuhkan seseorang. Di universitas, mereka terlalu menyibukkan diri mereka masing – masing dengan hal – hal yang tidak masuk akal. Seperti menghabiskan uang orangtua untuk dipakai ke club malam di akhir pekan , membuat sebuah perkumpulan debat sastra yang dimana setiap anggotanya harus selalu melakukan perjamuan lamia di hari putih. Aku tidak tau pasti apakah kegiatan itu merupakan kegiatan yang tidak berguna atau sia – sia atau hanya diriku lah saja yang merasa terlalu bodoh di antara mereka sampai – sampai tidak memahami maksud dan tujuan kegiatan itu.

“ Hey! Tolong lihatlah ke arahku, aku ada di sini. Jadi tolonglah ajak diriku untuk melakukan suatu hal yang berguna. Aku ingin gaul juga sepertimu.”

 

HEIZE’S APARTEMENT, AT 02.00 A.M.

HEIZE POV

Akhirnya, aku sampai juga. Aku memutuskan untuk membuat segelas hot chocolate dengan ditemani sebungkus keripik rumput laut yang tergeletak dengan indah di meja ruang tamu. Sebenarnya aku tidak menyukai keripik ini, tetapi karna iklan terlaknat itu, aku seolah – olah tersihir untuk segera membelinya dua hari yang lalu. Oh tidak.. Aku terpengaruh oleh sebuah iklan murahan. Lalu, aku segera menyalakan tv yang ada di ruang tamu dan menjatuhkan tubuh mungilku ini di sofa dengan warna biru tosca yang lembut selembut kapas – kapas sofa ini menendang - nendang kecil tulang  rusukku dengan manja. dengan lihainya tanganku mengotak – atik channel tv, mencari acara hiburan tengah malam yang cocok untuk di tonton dan di nikmati di awal musim semi. Karna hari ini merupakan hari sabtu, aku tidak mempunya kegiatan apa – apa jadi aku memutuskan untuk menghabiskan malam di awal musim semi dengan kejenuhan yang menggrogoti tubuhku ini.

Lalu…

Tiba – tiba …

Saluran nomor satu itu tidak sengaja tertekan oleh jari telunjuk kananku…

Dan … menampilkan sebuah acara interview yang telah di putar untuk kedua kalinya… dikarenakan tidak ada tulisan ‘live’ di sisi pojok kiri atas tv…

Acara interview itu …. Bersama dengan bintang k-pop yang sedang naik daun …. EXO

Seketika darah melaju dengan sangat cepat menuju otakku… apa – apaan ini? Otakku tidak berfungsi dikarenakan saking banyak darah yang memenuhinya…. Sial.

Lalu munculah wajah pria itu di layar tv  …. Dengan rahangnya yang kekar dan lebar… kulit yang seputih porselin …. Kedua bola mata yang besar dan berwarna hitam pekat seperti bola mata mannequin yang terpajang dengan menyedihkan di toko boneka yang berteriak seolah – olah agar dirinya segera di lepaskan dari pengait menyesakkan dan di bawa pulang oleh gadis mungil berusia lima tahun untuk hidup bahagia bersamanya dan senyum lebar itu yang memperlihatkan deretan gigi putih dengan lesung pipit yang sangat menusuk dalam di antara senyuman manis itu.

 CHEN …..  CHEN …. CHEN

Sepertinya, tubuh ini sudah terlepas dari kendali pemiliknya. Ingatan 3 tahun kembali bangkit dan menyerang memoriku yang sudah terkubur sangat dalam di bawah memori – memori yang sangat menyedihkan itu.

Aku memandangi layar tv dengan wajah yang sangat bodoh bahkan lebih bodoh dari wajah comedian kesukaanku di saluran tv nomor 11 dengan kedua bola mata yang menatap tajam tetapi begitu sangat rapuh dan menyedihkan.

 Cobalah berkaca dan memandangi wajahmu itu , Shin Hara. Kau begitu sangat menyedihkan bahkan lebih menyedihkan daripada pengemis yang selalu kau jumpai di lorong- lorong kota Seoul. pria itu sudah mewujudkan cita – citanya dan menjadi sukses. Kau ? siapa kau ? ah… apakah kenangan 3 tahun itu masih terpampang jelas di ingatanmu  ?

 

 dimana pria itu hanya memandangi dirimu seorang dari kejauhan keramaian kota Seoul ?

 melihatnya bersujud menarik tangan kananmu dan memasangkan cincin di jari manismu sebagai tanda bahwa ia bermaksud melamarmu pada saat itu di tengah – tengah orang yang berlalu – lalang ?

mencium keningmu menandakan bahwa kau akan segera menjadi miliknya seorang dan danau yang ada dihadapan menjadi saksi mati kalian ?

 ‘ tunggulah aku,aku akan segera kembali padamu. Kau harus memakai cincin ini selalu selama aku tidak ada di dekatmu dan kau boleh melepasnya juga suatu saat nanti jika kita di pertemukan dan aku mengacuhkanmu dengan sangat jahat dan bodoh di hadapan orang banyak. Tetapi aku berjanji aku tidak akan melakukan hal itu. Karena aku benar – benar mencintaimu , shin Hara.’

Kalimat – kalimat itu yang berhasil menusukmu dan menghempaskanmu kedalam jurang kematian yang sangat gelap , sunyi dan dingin, bukan ?

Kau masih dengan sangat jelasnya mengingat kejadian itu bukan, Shin Hara ? di mana, kalian di pertemuan kembali oleh takdir dan kenyataan yang sangat menyakitkan dan pahit.

Musim dingin pun menyelimuti kota Seoul .. Salju pertama turun dengan sangat indahnya pada saat itu.. lampu – lampu taman sepanjang jalan menyapa dengan sangat hangat senyuman pertamamu di musim dingin … kau … yaa kau… menunggunya.seketika payung hitam yang kau pegang pun terjatuh. Tetapi kau mengabaikannya.

Pria itu  menatap kaget kedua bola mata indahmu dan tubuh mungilmu yang di hujat lembut oleh salju pada saat itu dari kejauhan,

Kau menatap senduh dan lembut kedua bola matanya dari kejauhan dengan mengabaikan tubuh mungilmu yang kesakitan di hujat lembut oleh salju pertama di malam pertama musim dingin pada itu  ,

Pria itu bergetar sangat hebat pada saat itu dari kejauhan karena ia tidak tau apa yang harus dia lakukan terhadap dirimu pada saat itu,

Kau mengharapkan agar pria itu segera berlari kearahmu dan  memelukmu di hadapan orang banyak dan membuktikan bahwa kaulah gadisnya pada saat itu , melindungi dirimu dari hujatan – hujatan lembut salju itu ,

Hidung mungilmu dan kedua pipimu memerah seketika menandakan hujatan salju itu sudah berubah menjadi hujatan yang sangat menyakitkan dan menyedihkan ,

Yang kau butuhkan pada saat itu hanya lah pria itu, sebuah pelukan hangat dan kecupan manis di keningmu persis sama seperti kejadian dahulu,

Tetapi …

Sorotan flash kamera itu berhasil menghalangi pandangan kalian berdua pada saat itu dan terlihat berbagai hujatan pertanyaan menimpa dan menusuk tubuh pria itu ,

Seketika …. Pria itu memalingkan kedua bola mata nya kearah lain, dia mengalihkan pandangannya darimu dan berjalan menjauhi dirimu ditengah – tengah keramainan flash kamera , punggungnya yang lama – kelamaan seolah – olah di telan oleh keramaian itu dan hilang tanpa meninggalkan jejak yang berarti untukmu,

Meninggalkan dirimu, tubuh mungilmu, yang sudah tidak mampu menopang tubuhmu sendiri di tengah – tengah salju pertama di musim dingin dan seketika semua menjadi gelap.

yang terlihat terakhir di hadapanmu hanyalah pria itu yang meniggalkanmu seolah – olah kau hanyalah orang lain …. Orang lain … orang lain yang pada saat itu hanya kebetulan bertukar pandang denganya.

Ada satu hal yang kau lupakan pada saat itu Heize Jung …

Kau tidak melakukannya  …

Melepaskan cincin pemberiannya…. Yaa cincin pemberian pria itu …

 

 

Tidak ku sangka, ingatan 3 tahun itu kembali teringat dengan sangat jelas di hadapanku. Tidak ku sadari air mata yang tanpa se – izin ku itu memuntahkan semuanya begitu saja dan aku segera menekuk kakiku dengan sangat rapat dengan badanku dengan menjatuhkan semua anak rambut kedepan wajah guna menutupi wajah menyedihkanku. Aku benar – benar sangat menyedihkan. Menatap dan memandangi diri nya seperti ini. Dia sudah melupakanku. Dia sudah menghapus diriku di kehidupannya. Dia sudah menganggapku tidak ada. Kenyataan ini benar – benar sangat menyakitkan. Semua terjadi begitu saja tanpaku sadari. 

Setelah kejadian 3 tahun itu, dia tidak pernah menelpon ku atau mengirimkan ku sebuah pesan singkat saja tidak pernah. Paling tidak mengapa dia tidak menanyakan keadaanku setelah hari itu? aku terjatuh pingsan setelah ia meninggalkan ku begitu saja. Aku tidak tau mengapa aku bisa terbangun di rumah sakit. Pada saat itu, aku menyadari dua hal yaitu bahwa ada orang lain yang mengawasiku dari kejauhan atau hanya kebetulan saja melihatku pingsan dan merasa kasian terhadap diriku. Tetapi aku benar – benar sangat berterima kasih terhadap orang yang telah membawaku ke rumah sakit pada hari itu. Pokoknya aku sangat berTerima kasih sekali.

 

 AT 03.00 A.M.

HEIZE POV

Tidak terasa, sudah hampir subuh. Aku segera mematikan tv . aku tidak mau mengingat hal – hal itu lagi. Memori itu begitu sangat menyakitkan untuk di kenangan dan sebaiknya di kubur dalam - dalam bersama dengan mimipi – mimpi burukku.

Akhirnya , aku memutuskan untuk pergi tidur. sebenarnya aku paling takut dengan waktu tidur karena aku tidak mau melihat kematianku terulang lagi dengan kejadian yang berbeda  - beda tapi untuk saat ini aku benar - benar sangat penasaran akan mimpi burukku itu, aku lebih baik bermimpi buruk tentang kematianku daripada harus memikirkan kejadian 3 tahun silamku itu.  

Wahai mimpi buruk. Aku mohon Bekerja sama lah denganku untuk saat ini saja.

Oh tidak…! Heize Jung, kau bodoh sekali! kau mempunyai janji dengan Kim Sora untuk pergi berbelanja di toko – toko yang menyediakan potongan harga di awal hari musim semi. Baiklah. Sebaiknya kau tidur Heize.

 

AT 08. 00 A.M.

HEIZE POV

Hari ini aku mempunya janji dengan Kim Sora. Kau mempunyai teman ? tidak juga, jika di bilang teman kita tidak terlalu akrab juga di bilang bukan teman tetapi aku punya janji untuk pergi bersamanya sepanjang hari ini dikarenakan hari ini merupakan hari pertama di musim semi. Wahhh… senangnya. Seperti biasa, di toko – toko sepanjang kota Seoul akan menyediakan potongan harga besar – besaran jika kau berkunjung dengan seorang teman, keluarga atau pun pacar. Dan telah aku simpulkan bahwa musim semi tidak ada jauh bedanya dengan hari valentine. Semua toko akan di hias sedemikian mungkin cantik agar bisa menarik perhatian banyak orang untuk mengunjunginya. Jadi mungkin akan aku manfaatkan sebaik mungkin hari ini bersama Kim Sora.

KIM SORA, mohon bantuannya ya.

Kringg kringg…

“ annyeong, Heize Jung, kah ?”

“annyeong. Iya ini aku.”

“yaaa! Kau baru bangun! Apakah kau melupakan janji kita? Hey! Yaaa ! heize Jung! Kau dengar aku tidak sih?.”

“iyaaa, Kim Sora. Aku mendengarmu. Tidak, aku tidak melupakan janji kita. Lagi pula, kita kan janji untuk bertemu di halte bus dekat sekolah SMA Yensuk di persimpangan jalan jam 9, kan? Tidak perlu khawatir. Aku akan datang tepat waktu.”

“yaaa! Aduh ponsel sialan. Suaramu putus – putus.hallo?.. yasudah Pokoknya jangan lupak janji kita yaa. Jam 9 bertemu di halte bus dekat sekolah SMA Yensuk di persimpangan jalan. Ingat itu yaa? Jangan -  jangan kau lupa ya? Yaaaa! Shin Hara. Kau ini benar – benar …”

“apaa? Aku tadi barusan menyebutkan nya, berarti aku tidak lupa. Kau tidak perlu mengulainya. Aku sudah tau dan ingat dengan jelas kok. Kutuk saja ponsel jadulmu itu, Kim Sora.”

“yaaa! Apa yang kau bilang tadi? Aku mengdengar dengan jelas yaaa Heize Jung. “

“aku mengutuk ponselmu. Nanti belilah ponsel baru. Aku mempunyai toko ponsel yang harus dikunjungin nanti jadi nanti kau sekalian ganti ponsel saja yaa? Bagaimana ?”

“ ohh.. tentu saja tidak. Dan tidak akan mau. Aku ingin membelanjakan semua uang tambahan di awal musim semi ini dari kerja part – time ku untuk membeli baju baru, karena aku akan pergi ke konser oppa – ku tersayangku. Ahh aduh salah menyebutnya maksudnya ke konser suami ku tersayang.. kau mau ikut tidak nanti ?”

“ishh…kau ini. Benar – benar aneh. Belilah barang yang paling bermanfaat terlebih dahulu untuk dirimu. Apa tadi kau bilang? Suami ? konser ? tersayang ? hahaha… benar – benar sudah gila ya? Mau dilempar dengan kuar air bekas sumsum rupanya?”

“ yaaa! Berani – beraninya kau mengatakan suamiku gila? Lihat saja nanti kalau kita bertemu…. Kau habis yaaa Heize Jung!!”

“yaaaa! Aku tidak mengatakan suami itu gila. Aku mengatakan kaulah yang gila. Mereka mengenalmu juga tidak. Hey! Kim Sora! Bangun lah ini sudah pagi. Masih saja bermimpi yang tidak- tidak.”

“wahhh… sepertinya kau benar – benar ingin aku hajar yaa Heize Jung .”

“sudahlah. Aku sedang ingin pergi mandi. Aku matikan yaa. Bye. Sampai jumpa,.”

“yaaa!! Heize Jung! Aku belum selesai bic--- “

 

Dan aku segera memutuskan sambungan telpon dengannya. Dasar gadis itu . selalu saja seperti itu.  Untung saja kita jarang sekali bertemu, sekali bertemu itu juga pasti hanya dalam hari – hari tertentu saja seperti hari ini. Walaupun sudah mengenalnya lumayan lama saat ia masih bekerja di café shop tempat ku bekerja part – time sampai saat ini, dia benar – benar tidak berubah sama sekali. dia benar – benar sangat menggilai boyband asal negeri gingseng ini. Yaaaa… walaupun begitu aku harus tetep mengapresiasikan dirinya yang sudah mau mencintai produk dalam negeri ini hahaha…

Setelah selesai mandi, lalu mengoleskan krim pelembab di wajahku secara perlahan – lahan dan mengolesi sedikit pewarna bibir agar tidak begitu pucat di bibir mungilku ini dan mengikat rambut panjang yang terurai dengan bebasnya menjadi satu ikatan besar yang membuat wajah mungilku terlihat begitu dengan mudahnya dan jauh lebih fresh yang sangat cocok untuk mengawali hari pertama di musim semi yang indah ini.

okay. Semua sudah siap. Saatnya pergi Heize Jung.

 

AT 08.50 A.M.

HEIZE POV

Aku tiba di halte bus lebih awal 5 menit dari Sora. Awas saja kalau dia datang terlambat. Aku tidak sengaja melihat beberapa pasangan muda berlalu lalang di hadapanku. Berjalan bergandengan tangan dengan sangat erat takut seketika pasangan mereka terlepas begitu saja di awal hari musim semi yang indah ini. Para pasangan muda akan dengan sebaik – baiknya memanfaatkan momen – momen indah mereka di hari yang indah ini. Dari arah pukul jam 5 , terlihat sepasang kekasih yang dengan lembutnya memandang satu sama lain. Dan sebaliknya dari arah yang berlawanan, terlihat sepasang kekasih yang sedang merajut kasih dan cinta dengan sangat malu terhadap satu sama lain yang terlihat jelas bahwa pasangan itu baru saja menjadi sepasang kekasih dan baru pertama kali menikmati awal musim semi sebagai sepasang kekasih muda. Iri. Tentu saja terlihat sangat jelas di wajahku ini.

 Kim Soraaa… cepatlah datang dan selamatkan aku. Ini bisa gawat. Aku bisa – bisa seketika meledak detik ini juga dikarenakan hawa iri dan panas bercampur menjadi satu membentuk sebuah pertahanan pemberontak di dalam diriku ini. Kim Soraaaaa…

“hey! Heize Jung. Kau sudah menunggu lama ?”

“Kim Sora! Terima kasih. Aku menyayangimu. Aku akan menuruti apa kemauanmu. Katakan saja ayo. Kau ingin makan bibimbap berlapis kulit gurita yang sudah di lumuri minyak ikan? Atau kau mau makan sup daging babi dengan kuah kental kaldu tulang sumsum? Atau  sup ceker pedas dengan tulang sapi iga sebagai makanan penutup? Ayo katakanlah.” Aku segera memeluk Sora. Hehe… terima kasih Sora. Kau menyelamatkanku.

“yaaa! Apa – apaan sih ? kau gila ya? Yaaa! Shin Hara! Dilihat banyak orang! Tidak enak. Nanti mereka mengira yang tidak – tidak tentang kita. Yaaa! Lepaskan aku. Aku akan memberitahumu nanti tapi bukan saat ini. Lepaskan terlebih dahulu okay.”

Aku pun segera melepaskan pelukanku terhadap Sora. Dia terlihat kesal tetapi wajah imutnya itu tidak akan pernah hilang. Aku jadi iri terhadapnya. Ah … aku mau meledak lagi. Baiklah baiklah…Heize Jung , coba lah kendalikan dirimu dengan baik. Kau tidak boleh meledak hanya karna iri. Tidak masuk akal sama sekali. memalukan.

“ baiklah Sora. Pokoknya nanti jika ada sesuatu yang benar – benar kau inginkan, beritahu saja aku. Aku akan menurutinya.”

“euyyy…ada apa in? Tumben sekali kau berkata seperti itu. Tadi kau bilang apa? Aku menyelamatkan mu? Dari apa? Memangnya ada yang ingin berbuat jahat terhadapmu? Mana? Sini! Biar aku lawan. Berani – berani nya melawan perempuan.”

“haha … tidak. Tidak . tidak ada kok yang mau berbuat jahat terhadap diriku. Hanya saja…. Hanya saja…. Aku sedang ingin mentraktirmu saja. Tapi ingat yaaa. Jangan yang aneh – aneh. Awas saja. “

“memangnya meminta yang aneh – aneh seperti apa ?”
“hmmm… seperti …. Seperti …. Ah! Seperti menjadi saksi pernikahanmu kelak bersama suami imajinasimu itu.”

“yaaaa! Heize Jung!”

“hahaha…. Tidak tidak tidak. Hanya bercanda saja. Hmmm… seperti…. Ah! Membelikanmu apartemen baru. Aaaah! Aku tidak bisa Sora. “ Sambil menatap Sora dengan wajah sedih .

“ah! Tentu saja kau tidak bisa! Tenang. Aku tidak akan meminta yang tidak – tidak. Tapi aku punya satu hal yang ingin sekali aku lakukan bersamamu di akhir pekan nanti.”

“apa itu? Katakan? Aku pasti bisa kalau soal menemanimu pergi di akhir pekan kok.”

“hmmm… bukan… nanti saja aku beritahu setelah kita selesai berbelanja. Pokoknya ini tidak aneh kok seperti menyuruhmu membelikan ku apartemen baru dan mewah di daerah Gangnam dan menjadi saksi pernikahanku bersama suami imajinasiku. Hehe…”

“okay. Baiklah. Selama ini bukan merupakan permintaan yang aneh – aneh, aku akan menurutinya. Karena kau telah menyelamatkanku.”

“okay baiklah. Tapi aku masih penasaran. Memangnya aku telah menyelamatkanmu dari apa sih? Perasaan sedari tadi tidak ada gerak – gerik yang mencurigakan dari orang – orang yang berlalu – lalang di sini.”

“sudah. Kau tidak perlu tau. Pokoknya kau sudah menyelamatkanku dan aku berterima kasih banyak akan hal itu.”

“ishh…. Ini yang tidak aku suka dari dirimu. Merahasiakan sesuatu sendiri saja. Beritahu aku Heize Jung.”

“ah sudah! Itu… itu bus nya sudah datang. Ayo naik.”

“ishhh… baiklah. Jangan lupakan janjimu yaa.”

“iyaaa. Cepat masukan koinnya. Orang – orang menunggu di belakang.”

“iyaaaa.”

Dan akhirnya bus melaju melewati tengah – tengah kota Seoul yang sedang di landa musim Semi.aku duduk sambil menatap keluar jendela bus.

 Musim semi, aku mohon, tolong jadilah musim yang paling bermakna dan berkesan tahun ini bagiku dan Sora. Aku mencintaimu, musim semi.

 

BREAD,CUPCAKES AND SWEETS’S SHOP , AT 10 A.M.

HEIZE POV

Akhirnya, aku tiba disebuah toko kue yang sangat ramai pengunjung. Pada saat aku dan Sora melangkahkan kaki masuk ke dalam toko kue ini, aroma kue langsung dengan cerianya menyambut kedatangan kami. Kami berjalan diiringi aroma – aroma kue yang baru saja dipanggang dengan lembut di dalam tumpu pemanggang khusus toko ini. Terlihat, para pembuat kue yang sangat sibuk dan keringat bercucuran di dahi mereka tanda mereka sudah berdiri membuat kue di sana sejak subuh tadi. Ketika, aku memalingkan pandanganku ke arah sisi kiri, aku melihat kue blueberry dengan selai nutella berlapis keju rendah lemah yang diatasnya dihiasi sehelai bunga kelopak mawar merah yang indah dan menggoda. Lalu aku melihat kea arah kananku, di sana terdapat berbagai macam cupcakes yang sangat menarik perhatian anak – anak. Aku tetap berpegangan erat dengan Sora , takut – takut kita akan terpisah di keramaian kerumunan pengunjung toko kue ini. Lalu tepat di hadapanku dan Sora, terdapat kue lapis yang terbuat dari sari susu domba yang dicampur dengan irisan gingseng sebagai penguat rasa dan diatasnya di taburi krim keju yang sangat kental dan berwarna pekat. Dan seketika itu, Sora melayangkan ibu jarinya ke sebuah roti gandum yang biasa di makan bersamaan dengan sup jagung ikan gindara di tengah – tengah musim dingin. Roti gandum yang sangat nikmat dan lezat.

Oh Sora, mari kita beli semuanya.

Lalu, kami memutuskan untuk memesan sebuah cheese cake dan blueberry cake yang ditemani dengan ice chocolate. Tiba – tiba saja, Sora mengeluarkan ponsel kuno nya itu dan memintaku untuk segera melakukan selfie dengan nya . okay. Baiklah. Mari lakukan. Sora begitu sangat lucu dengan alis tebalnya seperti itu dan rambut gelombangnya. sedangkan aku? Huftt… rambut lurus tipisku ini benar – benar tidak keren. Baiklah. Nanti aku akan pergi ke salon.

 

Setelah membeli beberapa roti untuk persedian di akhir pekan nanti dengan mendapatkan potongan sebesar 5 won untuk setiap roti yang kami beli, kami memutuskan untuk pergi ke sebuah toko pakaian dalam. bukan. bukan aku yang mengajaknya kesana. Soralah orangnya. Kim Sora.

TOKO PAKAIAN DALAM WANITA HARA’S BEAUTY, AT 11.A.M.

“hey, Sora. Kenapa kita kesini?”

“yaaa..! Heize Jung. Aku ingin membeli beberapa bikini untuk hadiah ulang tahun saudaraku yang ke 20. Tolong bantulah aku untuk memilih yang bagus.”

“baiklah. Apakah dia menyukai warna cerah atau sebaliknya ? bagaimana dengan kulit nya? Berapa ukuran lingkar pinggang dan dada nya?”

“euuuyyy… kau seperti nya ahli sekali dalam hal ini. Hahaha… dia menyukai warna cerah seperti kuning dan orange. Dia berbadan kecil seperti dirimu dengan warna kulit putih pucat.  Hmmm.. aku kurang tau ukuran lingkar pinggang dan dadanya , pokoknya sama kan saja dengan ukuran pinggang dan dadamu lah.”

“yaaa! Ishhh… dasar. Saudara macam apa kau. Kalau begitu jangan belikan pakaian dalam untuknya.”

“tidak bisa. Dia memintanya sendiri. Dia mengingkan pakaian dalam untuk pesta musim panas yang akan datang bersama teman – temannya.”

“ishhh… dasar. Baiklah .”

 

Setelah selesai memilih dan membayar pakaian dalam pilihanku. Aku dan Sora memutuskan untuk ketoko musik Yanbyung yang berada di sebrang jalan toko ini. Toko musik itu terlihat sangat ramai sekali. apakah sedang ada pembagian album music secara gratis? sial. Aku lupa. di setiap awal musim semi, toko musik Yanbyung akan selalu membagikan album secara percuman kepada siapa pun yang berpapasan atau hanya berjalan lewat saja dengan toko ini .Wow. Sora. Ayo cepat kita ke sana. Tanpa aba – aba dariku, Sora langsung menarik lenganku. Dan kami berlari sekencang mungkin. Kami menghiraukan teriakan orang – orang sekitar yang menawarkan produk kecantikan dengan potongan harga yang lumayan besar. Tapi saat ini yang paling terpenting adalah toko music itu.

 

TOKO MUSIK YANBYUNG, AT 12 P.M.

Akhirnya kami berhasil masuk ke dalam toko musik mewah ini. Tidak disangka. Ternyata toko musik mewah dan elegan seperti di dalam drama – drama korea kesukaanku ternyata ada dalam dunia nyata. Seketika itu juga, banyak gadis – gadis yang berteriakan kegilaan. Apa yang membuat mereka menjadi seperti itu ya? Toko musik ini sangatlah luas tetapi terasa sangat menyesakkan hari ini, dikarenakan aku dan Sora harus berdesak – desakan untuk mendapatkan album gratis di awal musim semi ini. Kami pun memutuskan untuk mengatri di belakang para gadis- gadis remaja SMA yang sedang teriak histeris dan menangis. Ehhh kenapa ini?...

“yaaaaa…! Sumin. Aku masih tidak percaya. Mereka benar – benar ke sini. “

“iyaaaa yunha. Aku juga masih tidak percaya kita hiks hiks hiks…huaa eomma appa, aku mencintai mereka.”

Tiba – tiba Sora memberanikan diri untuk bertanya kepada mereka yang sebenarnya mengapa harus berbicara satu sama lain dengan terisak – isak seperti itu.

“permisi. Sebenarnya ada apa ya? Bukannya hanya pembagian album gratis saja.”

“yaaaaa! Sepertinya eonni ini tidak melihat berita tadi pagi yaa di siara televisi saluran  nomor 1. “

“memangnya ada siaran apa ?”

Aku dan Sora pun saling melemparkan wajah bingung kami satu sama lain. Sebenarnya ada apa sih? Ada berita seperti apa sih?

“itu eonni. Salah satu anggota boyband EXO yang sedang naik daun dikarenakan album pertama nya  … CHEN… hiks hiks…CHEN OPPA … ia mendatangi toko music Yanbyung untuk membagikan album pertama barunya  dengan percuma. Aaaaaa.. hiks hiks…aku tidak habis pikir ia akan melakukan hal ini. Hiks hiks. Apakah eonni – eonni ini menyukai mereka?”

Seketika itu juga…. Aku mulai terhuyung oleh senggolan badan gadis – gadis remaja yang berada di belakangku. Oh tidak. Ini semakin menyesakkan. Sora. Lebih baik kita keluar dari barisan. Aku tidak bisa lagi melanjutkan antrian ini. Rasanya ingin mati saja. Tetapi dugaanku salah. Kim Sora terlihat …

“wahhhhhh….! Kalian serius? Tidak bercanda kan? Wahhh… yaaaa! Hara-yaa! CHEN …. CHEN..SI SUARA EMAS DARI EXO… kita akan berjumpa dengan nya. Oh tuhan. Terima kasih. Heize. berpegangan dengan eratlah bersamaku dan adik – adik kecil ini. Karena kita akan segera bertemu dengan suamiku. Oooohhh tidak CHEN OPPA. Aku mencintaimu.” Teriak Sora menggelegar seisi toko music ini. Teriakan para gadis – gadis remaja itu semakin menggila. Oh tuhan, bunuh saja aku.

“yaaaa! Sora yaaa. Tidak tidak. Aku akan keluar dari barisan. Aku tidak bisa bernapas. Aku tidak bis….. “

“yaaaaaa! CHEN OPPA!! LIHATLAH KEARAH KU DAN TEMAN KU INI. KAMI DISINI. TOLONG LIHATLAH. HEYY HEY! KAU YANG DIKUNCIR TINGGI, LEBIH MENUNDUK LAH SEDIKIT, AKU DAN TEMAN KU TIDAK KELIHATAN TAU.” Begitulah teriakan amarah yang dikeluarkan oleh Sora. Baiklah. Tidak ada cara lain lagi selain tetap tenang dan menikmati dorongan dari belakang yang benar – benar sangat menyesakkan. Oh tidak tuhan, aku akan bertemu pria itu  … yang artinya… aku akan berjumpa dengan… dengan…. CHEN. Aku tidak mau ia melihatku. Huaaaa…eomma appa… tolong selamatkan aku. Ingatan 3 tahun itu …. Kembali muncul.

 

Akhirnya… akhirnya… aku dan Sora berada di antrian ketiga dari gadis – gadis remaja SMA itu. Oh tidak. Wajah pria itu… kelihatan sekali… jelas sekali…. dia berada tepat di hadapanku dan Sora. Tinggal menunggu giliran saja sedikit lagi dan mataku dan matanya akan menatap satu sama lain. Dan …. Saat itu pun tiba.

“Anye…..ong..” Ucap pria itu sesaat setelah melihat wajah ku. Ternyata ia masih ingat denganku. Buktinya dia sekarang menatapku dengan sangat dalam dan lembut. Kedua bola mata hitam nya itu… bertemu kembali dengan mataku.

“ yaaaa! Chen Oppa! Aku sangat mencintaimu. Aku mohon berikanlah tanda tangan di bagian wajah mu di sini ya dan jangan lupa tolong tuliskan untuk KIM SORA TERSAYANG ” Teriak Sora sambil menunjukkan wajah foto Chen di album yang akan ia tanda tangani.

“ehm…. Ne…nee.. anye…ong, Che…Chen-ssi” sapa ku balik terhadapnya. Kini rasa rindu itu muncul kembali. Setelah 3 tahun, tidak berjumpa dengan dirinya. Seketika air mataku keluar membasahi kedua pipi merahku, ingatan yang mengatakan dan mengutuk bahwa Chen adalah pria yang jahat 3 tahun lalu yan dimana ia meninggalkan diriku di tengah – tengah malam musim dingin. Mengabaikan ku yang berteriak untuk segera memeluk diriku melewati kedua bola mata sayupku yang memerah seketika. Aku menundukan kepalaku, aku tidak mempunyai keberanian lagi untuk menatap wajahnya. Gadis SMA yang berada di belakangku sekarang mengutuk diriku dan Sora agar segera menyingkir dari hadapannya. Sora menatapku bingung. aku tidak bisa menggerakan kedua kakiku. Ini seperti di paku dalam – dalam kedalam lantai toko music yang dingin sampai menembus tanah yang berada di bawah toko music ini.

“yaa…Heize… me…mengapa kau diam saja? … dan menangis?kau sangat bahagia ya? lihat… Chen… Chen oppa...memperhatikan dirimu sampai tidak berkedip. Yaa…Hara…apa kau baik – baik saja?... Hara- yaa….”

“sudah lama ti… tidak bertemu. Apakah kau baik – baik saja, Heize Jung ? ak… aku… “ Ucap Chen terbata – bata. Aku mohon jangan berbicara. Itu sangat menyakitkan bagiku. Kata – kata itu sangat menusuk sekali di hatiku.

“wahhh…Che…Chen oppa… mengenal temanku ini? “ Tanya Sora kaget sambil memperlihatkan kedua bola mata besarnya itu.

Aku pun memberanikan diri untuk mengangkat kepalaku. Memperlihatkan wajahku yang menyedihkan itu dihadapnya sekarang. Tidak. Aku memang sudah benar – benar selalu menyedihkan sejak 3 tahun silam itu.

“tidak. Aaaa…mak…maksudku… baik. Aku baik – baik saja, Chen-ssi.” Ucapku terbata. Oh tidak. Rasanya ingin mati saja.

“senang melihatmu kembali. Heize-ah….” Tiba – tiba saja, Chen menggegam tangaku. Apaa – apaan ini ?!hey! apakah kau sudah kehilangan akalmu Chen-ssi?.aku merasakan genggaman tangannya yang erat tetapi begitu hangat.

Namun, …

Seketika itu juga, tanpa kusadari, gadis remaja yang ada di belakangku, mendorongku dengan sangat  keras sampai aku terjatuh kesamping sisi sebelah kiri. Badanku tehuyung dengan sangat keras tanpa kusadari kepalaku membentur lantai toko music itu dengan sangat keras dan seketika semuanya menjadi gelap. Yang aku ingat, tanganku terlepas begitu saja dari genggaman hangat dan erat pria itu dan suara teriakan Sora dan gadis – gadis remaja yang lain kaget dan histeris. Pria itu…. Apa yang ia lakukan? Apakah ia, hanya berdiam duduk saja seperti itu? Tolong aku Chen..

RUMAH SAKIT JONGSUK, AT 15.00 P.M.

CHEN POV

Heize Jung. Aku bertemu dengan gadis ini kembali setelah perbuatanku yang sangat kejam dan jahat terhadapnya 3 tahun silam lalu. Aku…. Aku benar – benar sangat merindukan gadisku ini. Setelah kejadian itu, aku memutuskan untuk tidak menghubunginya sama sekali karna takut ia tidak akan pernah mau mendengarkan penjelasanku. Sekarang, karena tuhan dan takdir, aku masih di beri kesempatan olehnya untuk bertemu dengannya. Senang. Bukan hanya senang tetapi benar – benar sangat senang. Gadis ini. Ada yang berbeda dengan dirinya. Ia. Ia terlihat lebih kurus. saat aku bertatapan kembali dengannya, kenangan 3 tahun silam itu muncul, aku menyakitinya. Tidak aku lebih pantas di bilang membunuhnya. Aku mengabaikan dirinya yang jatuh pingsan di tengah – tengah awal musim dingin, tubuhnya diselimuti oleh salju pertama di musim dingin pada saat itu. Dan apa yang aku lakukan? Aku. Aku tidak melakukan apa – apa. Aku hanya berjalan mengabaikan nya. Iya. Diriku lebih pantas di juluki sebagai monster bukan manusia.

Sekarang gadis ini, untuk kedua kalinya harus mengalami kesakitan karena diriku. Kejadian 3 tahun silam itu dan sekarang. Tubuhnya yang mungil ini harus tergeletak tak berdaya di atas ranjangan rumah sakit. Pada saat di toko music itu, aku lah yang membawanya ke rumah sakit. Aku menangis. Aku menangis karna gadisku ini. Ia yang tidak mempunyai salah apapun terhadap diriku, sekarang harus menjadi korban keganasan para penggemarku. Walaupun begitu, aku tidak boleh membenci mereka, merekalah yang sudah membuatku menjadi seperti ini sampai sekarang tapi aku tidak bisa terima gadisku diperlakukan seperti itu. Acara pembagian album pertama soloku harus terpaksa dihentikan karena aku lebih memilih untuk mengangkat tubuh Heize yang terjatuh ke lantai dan tidak sadarkan diri itu untuk di bawa ke rumah sakit. Para petugas memaksaku untuk menyerahkan Heize kepada mereka agar merekalah yang mengurusnya tetapi aku tetap bersih keras tidak mau menyerahkan Heize kepada mereka. Mereka bilang Heize akan baik – baik saja, tidak ada yang perlu di khawatirkan karna hal seperti ini sering terjadi. Tapi hey! Benturan yang sangat keras dikepalanya itu berhasil membuatnya kehilangan kesadaran pada saat itu! Dan kalian bilang itu hal yang biasa?. Gila.

Hari ini merupakan awal musim semi dan aku harus berakhir berdua dengan Heize di rumah sakit. Tidak apa – apa. Selama aku berdua dengan nya aku akan merelakan apapun. Aku… aku tidak akan mengulangi kejadian 3 tahun silam itu. Tidak akan pernah. aku tidak bisa melupakannya.

 Aku benar – benar masih mencitainya. Heize Jung, tolong bangunlah, aku ada di sini.

Aku duduk tepat di sampingnya, menggenggap erat tangan kanan nya, memperhatikan setiap jengkal lekuk wajahnya, wajah ini… yang sangat aku rindukan. Heize tolong bangunlah, aku berniat memperbaiki semuanya. Mempebaiki tentang hubungan kita. 3 tahun lalu.

“Chen…. Chen…” Panggilnya pelan. Sentak, aku segera memanggilkan dokter. Heize sudah sadarkan diri. Terima kasih Tuhan.

“iya… iya… Hara. Aku … aku ada disini. Kau tidak perlu khawatir dan tidak usah banyak bicara terlebih dahulu. Kondisi mu benar – benar masih tidak stabil. Aku mohon.” Jawabku lembut.

“Chen…. Hiks hiks hiks…. Aku.. aku merindukanmu. Bahkan sangat.” Tiba – tiba tubuh Heize menegang dan air mata berhasil keluar dari kedua bola mata indahnya itu. Tidak. Tolong jangan menangis Heize-ah. Lantas, aku segera memeluk nya dengan erat. Berusaha menenangkannya.

“iyaaa… aku juga sangat merindukanmu. Kau jangan menangis. Aku mohon. Aku akan tetap berada di sampingmu. Aku tidak ingin mengulang kejadian 3 tahun silam itu. Heize, aku minta maaf. Tolong maafkan lah aku.kau boleh membenciku Heize. Aku memang pria yang sangat jahat. ”

“hiks hiks …. Iya, te… terima kasih banyak Chen. Akhirnya. Aku bisa bertemu denganmu lagi. Tidak. Aku tidak pernah membencimu karna aku benar – benar mencintaimu. Aku mohon untuk Selalu berada didekatku Chen”

“aku juga mencintaimu. Iya… aku akan Selalu ada di dekatmu, Heize.”

 

HEIZE POV

Dan begitu lah pertemuan diriku dengan Chen kembali. Aku benar – benar sangat berterima kasih. Memori - memori 3 tahun lalu itu, sekarang telah tergantikan dengan memori – memori yang sangat indah dan berharga. Setelah kejadian itu, aku dan Chen menjadi sepasang kekasih kembali. Ah senang nya. Ini awal musim semi yang sangat indah. Ternyata doa ku terkabulkan. Tuhan, terima kasih. Ternyata kau benar – benar ada.

Sora? Oh tidak. Aku mencoba menceritakan semuanya tentang diriku dengan Chen, ia hanya memasang wajah bodohnya dan menggeleng – geleng tidak percaya. Tapi inilah kenyataan nya Sora. Aku adalah kekasih Chen. Iyaa… idola yang kau gila – gilai bersama dengan remaja – remaja SMA itu. Haha.. aku senang sekali meledeki dia. Tetapi Sora telah berjanji agar menjaga rahasia ini. Aku takut, kejadian yang aku alami waktu berada di toko music itu terulang lagi. Jadi aku dan Chen begitu juga dengan Sora dan tidak lupa agensi yang menaungi Chen , sudah sepakat bahwa sebaiknya hal ini dirahasiakan. Walaupun aku sedikit kecewa karna tidak bisa bepergian se- enak ku dengan Chen tapi aku harus tetap mengerti dan menghargai profesi Chen sebagai bintang idola, selama kita tidak dipisahkan itu merupakan hal yang tidak perlu di khawatirkan.

Chen, aku mencintaimu.

Heize, aku lebih mencintaimu.

 

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK