home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Plum Blossom Kiss

Plum Blossom Kiss

Share:
Author : Chelsea23
Published : 09 Oct 2013, Updated : 09 Oct 2013
Cast : Lee Sungyeol (INFINITE), Shin Inhyun (OC), Infinite Members
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |1821 Views |0 Loves
Plum Blossom Kiss
CHAPTER 1 : Plum Blossom Kiss

PLUMBLOSSOM KISS

Sungyeol Plum 

Plum Blossom Kiss    

 

April, 2010

Pohon plum di salah satu taman kampusku sedang dipenuhi bunga bermekaran. Aku berjalan mendekatinya dan duduk di bawahnya, di atas rumput hijau. Aku memasang earphone dan membuka playlist favorit dari music player smartphone-ku.

Aku mengeluarkan buku dan pensil dari tas. Sejak dulu aku suka menggambar sketsa pria dalam bentuk manhwa(Korean manga). Tapi aku bingung mau menggambar seperti apa. Sebuah lagu soundtrack salah satu drama favoritku mengalun lembut. Irama yang ditimbulkan gesekan biola atau gayageum ini seolah memberiku energi hangat. Iringan semua alat musik memainkan melodi yang indah.  Lagu berjudul plum blossom ini membuatku menengadah, menatap bunga-bunga plum di atasku. Lalu kuputuskan mulai menggambar pohon dan bunga plum.

Aku sudah menggambar pohon berserta dahan dan rantingnya diiringi lagu tanpa nyanyian itu. Aku menyempurnakan sketsa ini dengan menggambar bunga-bunga cantik itu.

Tapi pendengaranku malah terganggu. Sesuatu mengusik. Aku copot saja earphone  dan mendengar suara hentakan drum digebuk dari bangunan yang berjarak sekitar 5 meter di samping pohon ini. Walau kesal, aku mengagumi permainan drum itu. Aku malah mendengarnya sampai bunyi itu berhenti. Mungkin baru sekitar 15 menit. Aku tak mendengar  apapun kemudian tampak seorang namja keluar dari ruangan itu. Dia tinggi, sepertinya 180 cm lebih sedikit. Mengenakan jeans abu, T-shirt putih dibalut sweater rajut motif garis tebal biru dan putih. Dia memegang sepasang stik drum dan membawa ransel warna navy. Dia berjalan tepat di depanku. Angin berhembus ke arahku dan kulihat wajahnya mengikuti arah angin.

Deg!

Kupikir dia akan memergokiku yang sedang menatapnya. Ternyata dia menatap bunga plum di atas. Dia menghentikan langkah sehingga an aku bisa melihat wajahnya dengan jelas. Kulith putih susu, rambut hitam dan sepasang bibir merahnya merekahkan senyuman manis sampai deretan gigi putihnya yang rapi terlihat. Dia tersenyum pada bunga plum. Kupikir dia terlahir tampan tapi tidak berlebihan seperti lautan gula. Melihat senyumnya pada bunga, membuat dia tampak sperti sosok namja yang akan memperlakukan yeoja dengan baik.

Sayang sekali pemandangan indah tidak berlangsung lama.Dia menggerakan kepalanya dan melihatku. Ya Tuhan, aku ketauan sedang melihatnya.

"Lee Sungyeol!"

Kami mendengar suara seseorangdan membuat mata namja tinggi ini itu beralih dariku. Aku melihat namja lain membawa tas gitar di punggungya tak jauh dari sana. Dia melambaikan tangan dan si bibir merah ini menghampirinya.

Lee Sungyeol? Itukah nama namja tinggi berbibir merah ini? Aku tersenyum dan kemudian mulai menggambar sketsa wajah namja. Masih jelas dalam kepalaku, wajah Lee Sungyeol sedang menatap bunga plum tadi. Dengan senyum manis dari bibir semerahstroberi. Juga sepasang stik drum yang dia pegang. Mungkin lain kali aku harus mengintipnya bermain drum.

Setelah sketsa ini kubuat, aku membayangkan lagi sosok Lee Sungyeol dan dia mengingatkanku pada kutipan film Snow White and the Huntsman.

“.... And because the red seemed so alive against the white, the Queen thought, if only I had achild as white as snow, lips as red as blood, hair asblack as a raven's wings and all of the strength of thatrose.

Aku menuliskan kata-kata ini pada sketsa yang kubuat dengan versiku sendiri.

Kulit seputih salju, bibir semerah stroberi, rambut sehitam sayap gagak. Lee Sungyeol.

Plum Blossom Kiss    

 

August 2012,

          “Lihatlah hadiah yang diberikan Yeollipops,” teriak Sungjong, menyebut nama fans Sungyeol.

          “Happy birthday Sungyeol Oppa, I love you forever,” Myungsoo mencibir saat membacakan  kartu setelah dia membongkar sebuah kado.

          Sungyeol tertawa. “Kenapa kalian tampak iri? Sungels dan eLements juga memberikan banyak hadiah waktu kalian ulang tahun.” Sungyeol menyebut dua sebutan fans teman satu grupnya.

          Tujuh pria sedang duduk berkumpul di ruang tengah sebuah apartemen. Hadiah-hadiah yang diberikan penggemar Sungyeol sangat banyak.

          “Apa kau masih menerima lukisanmu?” tanya Howon.

          Woohyun merapat di samping kiri Sungyeol dan Dongwoo di samping kanannya. “Apa kau sudah menemukan siapa pengirimnya?” tanya Woohyun yang sangat penasaran.

          “Pasti seorang yeoja,” tambah Dongwoo.

          “Mungkin ini,” ucap Sunggyu sambil menatap sebuah box yang dia pegang.

          Semua menoleh. Kotak berwarna peach dengan lukisan bunga plum di ujung kiri bawahnya. Myungsoo menarik Sunggyu. Dia meletakan kotak berukuran 20 x 35 itu. Sejak pertama Infinite debut tahun 2010, Sungyeol menerima hadiah sebuah lukisan dirinya berdiri di bawah pohon plum. Sungyeol menatap bunga di pohon itu sambil tersenyum. Dia tahu itu pohon plum di kampusnya. Lalu ulang tahun Sungyeol tahun 2011. Dia menerima lukisan dirinya sedang bermain drum di bawah pohon yang sama. Dan sekarang Sungyeol membuka kotak itu.

          “Woah!” Sungjong, Myungsoo dan Woohyun histeris, mengagumi lukisan yang mereka lihat.

          Sungyeol tertegun. Kali ini si pengirim misterius itu melukis Sungyeol sedang duduk di bawah pohon plum. Sungyeol duduk santai bersandar dan terpejam dengan earphone di telinga.

          “Lukisan ini seperti hidup,” ucap Howon kagum. Poni di dahi Sungyeol tampak tertiup angin musim semi yang sejuk dan ekspresi Sungyeol benar-benar jelas.

          “Benar kau tak mencurigai siapa pun?” tanya Sunggyu.

          Sungyeol menghela napas. Setiap menerima lukisan dengan kotak yang sama itu, perasaan Sungyeol seperti terbang, ingin menangkap orang yang melukis dirinya. Perasaan yang dihantarkan lukisan itu selalu sama, hangat, lembut dan membuatnya seolah bisa menghirup wangi bunga meski sedikit menggores hati.

          Sejak pertama menerima lukisan itu, Sungyeol ingat seorang gadis yang dia lihat. Mahasiswa satu kampusnya yang duduk di bawah pohon plum dekat ruangan musik. Mata gadis itu yang menyorotkan kelembutan. Sungyeol ingat sore itu saat dia keluar ruangan musik. Dia pasti melewati pohon plum dan selalu ingin duduk sebentar di sana. Tapi ada seorang gadis duduk di sana dan terpaku menatapnya.

         

          Keesokan paginya, Sungyeol terbangun dari sebuah mimpi. Diliriknya Myungsoo masih tertidur pulas di ranjangnya.

          Sungyeol memejamkan mata, mencoba mengejar bayangan gadis yang dia lihatdi mimpinya tadi. Gadis berwajah agak bulat yang berdiri di depan pohon plum. Rambut hitamnya mempertegas aura lembutnya. Dia tersenyum saat melihat bunga-bunga kecil tertiup angin.

Plum Blossom Kiss    

 

August 2013

Musik menghentak menggema di sebuah arena. Tujuh pemuda tampak beraksi di panggung dengan penampilan atrakti mereka. Kim Sunggyu, vokalis dan leader grup band bernama Infinite itu menyanyikan lagu Jukyeokja bersama vokalis lain bernama Nam Woohyun yang juga memainkan rhytm ditambah si rapper Lee Howon. Mereka bertiga tampil chic. Si tampan dingin Kim Myungsoo memegang gitar melodi, Lee Sungyeol menggebuk drum, Jang Dongwoo pada bass dan si maknae Lee Sungjong memainkan keyboard.

 

Geunyoreul jikyora naritji mot-hage

Ne nimi gyesin got kkeutkkaji garyonda

Gorireul jop-hyora ne sone jap-hige

Ne nimeul chajaso ne jonbul gollyonda

 

 Shin Inhyun, gadis berumur 22 tahun, berdiri di antara penonton lain. Dia hanya berjarak lima meter dari stage dan matanya tak lepas dari sang drummer yang saat itu begitu serius mengiringi lagu. Sesekali, gadis manis itu menatap Sungyeol melalui big screen.  Rambut hitamnya membuat bibir merahnya tampak sangat jelas. Peluh yang menuruni wajah dan lehernya membuat dia tampak manly.

Setelah penampilan selama tiga jam itu selesai, Inspirit, para penggemar grup band itu seolah tak mau pergi. Tapi malam yang larut mengingatkan mereka untuk beranjak dari Olympic Gymnasium Gymnastic itu.

 

Member Infinite berada di dalam van mereka dalam perjalanan pulang. Sungyeol duduk di kursi paling belakang dekat jendela. Dia menatap jalanan di kawasan Olympic park itu. Dari jauh, Sungyeol melihat sebuah sedan putih di jalan. Seorang pria tampak membukakan pintu belakang untuk seseorang. Sungyeol melihat seorang yeoja di depan pintu itu. Saat van melintas, Sungyeol bisa melihat wajah gadis yang mengenakan blus panjang dipadu legging dan balutan trench coat warna peach. Gadis itu pun masuk ke dalam mobil dan Sungyeol tak bisa melihatnya lagi.

Deg!

Jantung Sungyeol terasa menghentak dan dia terbelalak menatap sedan putih yang baru dilewatinya itu.

Waeyo?” tanya Howon yang duduk di sampingnya melihat ekspresi terkejut Sungyeol.

Geu yeoja...” ucap Sungyeol nyaris tanpa suara. “Jamkanman, Hyung!” teriak Sungyeol. Dia minta berhenti dan managernya menghentikan mobil.

Wae geurae?” tanya manager dan Sunggyu bersamaan.

Sungyeol tidak menjawab. Dia menatap sedan putih yang akan melewati van. Sungyeol melihat siluet gadis itu di dalamnya lalu dia menatap flat nomor mobil.

“Bisakah kita mengikuti mobil itu?” pintanya serius.

Sungyeol malah kena tegur dan permintaannya tak dapat dilakukan. Dia hanya mengingat nomor polisi mobil tadi.

Plum Blossom Kiss    

 

Inspirit mengomentari sebuah foto yang baru diunggah Sungyeol di akun Twitter-nya. Foto tiga lukisan dirinya yang pernah dia terima di samping kotak peach dengan lukisan bunga plum.

“Apa pesanmu itu akan dimengerti si pengirim?” tanya Sunggyu.

Ketujuh pria itu sedang menikmati makan siang di dorm mereka. Sungyeol mengangguk.

“Bagaimana kalau si pengirim ternyata seorang namja?” tanya Dongwoo.

“Atau seorang ahjumma,” canda Myungsoo membuat beberapa pria itu tertawa.

Di twitpic pertama Sungyeol menulis : “Bunga yang cantik di atas dewi plum. Yang duduk di bawahnya.”

Tentu saja di lukisan itu tak ada siapapun di bawah pohon. Membuat fans berkomentar macam-macam. Di twitpic kedua Sungyeol menulis, “Khayalanku yang diwujudkan dewi plum.”

Di twitcpic ketiga, pesan Sungyeol untuk si pelukis pada gambar dirinya sedang duduk di bawah pohon sambil terpejam dan mendengarkan musik. “Aku menunggu dewi plum di sana. Di malam sebelum aku menerima bunga plum yang sama untuk keempat kalinya.” Di bagian bawah lukisan, orang bisa melihat tulisan SIH please come.

“Kau benar-benar akan menunggunya semalaman?” tanya Howon.

“Malam sebelum ulang tahunmu?” tanya Woohyun yang baru ngeh.

Sungyeol tersenyum santai. Dia sudah tahu siapa penggemar misteriusnya setelah meminta temannya yang bekerja sebagai detektif polisi untuk menyelidiki pemilik sedan putih yang dilihatnya beberapa malam lalu.

Plum Blossom Kiss    

 

@seongyeol1991 : sitting here to wait Plum Goddess

 

Satu jam, dua jam sudah berlalu. Lee Sungyeol duduk di bawah pohon plum yang dulu sering dia kunjungi di kampusnya. Pohon yang tidak terlalu tinggi itu sudah tidak memiliki bunga yang banyak seperti di musim semi. Entah berapa lagu yang Sungyeol mainkan selama menunggu seseorang itu. Dia tidak mau menyerah setelah tiga tahun memastikan siapa gadis itu.

Sungyeol tersenyum mengingat gadis itu duduk di tempat yang sama tiga tahun lalu. Saat itu dia terkejut melihat Shin Inhyun duduk di sana. Dia pergi dari sana sebentar tapi Inhyun sudah tidak ada di sana saat dia kembali. Satu-satunya yang dia curigai hanya Shin Inhyun, sesama mahasiswa fakultas seni di Universitas Daekyung. Selain dirinya, Inhyun adalah orang lain yang sering duduk di bawah pohon plum. Setelah dia melihat Inhyun sepulang konser, dia yakin 100% kalau gadis itu lah si pengirim lukisan.

 

Julia Julia iyudo moreuneun chae
mame dama dueotdeon neoui shigan
eojeui gieogi beolsseo gaseum shirige
hanaui chueogi dwae Oh

 

Sungyeol berhenti bernyanyi dan  memeluk gitar. Dia mendengus kesal. Diliriknya arloji di lengan kirinya, 10.38 pm. Sungyeol sudah menunggunya lebih dari dua jam. Sungyeol bersandar pada pohon itu sambil memejamkan mata. Hanya hembusan angin yang dia dengar. Tapi angin summer itu mengantarkan aroma bunga yang lembut berbaur dengan wewangian floral yang kuat. Sungyeol membuka mata tapi hanya menatap tanah. Dia mendengar langkah seseorang tak jauh darinya. Sungyeol mengangkat wajah, berusaha mencari sumber aroma parfum tadi. Tapi dia tak mendengar langkah kaki lagi.

Sungyeol pura-pura tak menyadari kehadiran seseorang disana. Dia memetik gitar lagi dan menyanyikan lagu grup band-nya.

 

Tteonajima doraseojima idaero bonael su eobseo

Ireon nal dugo gandago

Beoseonal su eobseo Cause you are my destiny

Nal dugo doraseojima

Bitgyeogajima pihaegajima You are my destiny

[Don’t leave, don’t turn around, I can’t let you go like this. Even if you leave me like this, you can’t escape me. Cause you are my destiny. Don’t turn around and leave me, don’t brush me off, don’t avoid me. You are my destiny]

 

Langkah kaki itu kembali terdengar saat Sungyeol behenti bernyayi. Sungyeol berdiri dan meninggalkan gitarnya di sana. Dia mengedarkan pandangan. Perlahan, aroma parfum itu tercium lebih kuar dan dia mendnegar lagi langkah kaki. Sungyeol menoleh ke arah kanan. Dia melihat seseorang melangkah ke arahnya dari arah ruang musik. Namja itu bisa melihat sosok seorang gadis berambut lurus sepunggung. Tubuh gadis itu dibalut celana hipster dan trench coat tipis berwarna baby blue.

“Shin Inhyun!” panggil Sungyeol lembut.

Gadis itu tak bergerak seinchi pun. Dia hanya tersenyum tipis pada Sungyeol lalu melangkah mendekat. Kini mereka berdiri berhadapan dalam jarak satu meter.

“Jangan salah faham,” ucap Inhyun. “Aku bukan gadis gila yang menggemarimu.”

Sungyeol tersenyum sekaligus menahan tawa. “Aku sungguh berharap kalau kamu memang bukan penggemarku.”

Inhyun memasukan kedua tangannya di dalam saku coat. “Kau sangat penasaran denganku?”

Sungyeol mengehela napas dan menatap yeoja itu. “Ara. Aku hanya perlu memastikan kalau orang itu memang Shin Inhyun.”

“Kau mengenaliku?” tanya Inhyun acuh.

“Kalau kau bisa mengenaliku, kenapa aku tidak?” tanya Sungyeol membuat Inhyun tertawa kecil.

Mianhae,” ucap gadis itu. Dia juga menatap ke dalam mata Sungyeol. “Aku tak bermaksud apa-apa. Hanya sekali melihatmu tersenyum menatap bunga plum, membuatku ingin melukisnya. Walaupun hanya lukisan jelek yang tak mirip denganmu.”

Sungyeol tertawa di depan yeoja yang belum pernah dia sapa meski sudah melihatnya sejak masuk universitas. Tentu saja dia mengenal Shin Inhyun meski secara tidak sengaja. Sungyeol melihat yeoja itu memainkan lagu Lonely Footstep piano di ruang musik. Lagu soundtrack drama Iljimae itu berirama lembut di awal tapi menghentak di bagian tengah. Inhyun bukan berasal dari kalangan chaebol tapi Sungyeol enggan mengenalnya. Dia merasa ada jarak di antara mereka.

Inhyun menatap Sungyeol heran. Tatapan namja itu seperti menerawang jauh. “Sungyeol-ssi?”

Sungyeol tersenyum setelah mendengar Inhyun memanggilnya, membuatnya sadar bahwa dia sedang berbicara dengan Inhyun. Gadis yang dia sukai meski dia tidak mengagumi dan terobsesi padanya.

Ye, Inhyun-ssi. Hmm, maukah kau pergi bersamaku ke suatu tempat?”

Inhyun mengangkat alis. “Ye?”

Eotteokhe?”

Inhyun tersenyum kecil. “Mianhae,” sesalnya. “Aku tak bisa pulang larut. Ah, ini.” Gadis itu mengeluarkan sesuatu dari dalam ransel kecilnya. Sebuah kado, kotak kecil.

Saengil chukae. Tapi ini bukan lukisan.”

Sungyeol menerima kado itu. “Kamsahamnida,” ucapnya.

“Aku harus segera pulang.”

 

Plum Blossom Kiss    

 

Inhyun tersenyum ceria menatap dua tangkai bunga plum yang dibawakan Sungyeol. “Komawo,” ucap gadis itu.

Sungyeol tersenyum acuh sambil menatap pemandangan kota dari atas rooftop garden  itu. Malam di musim panas itu terasa tidak terlalu dingin setelah hujan mengguyur sebentar tadi sore. Setelah pertemuan mereka di malam ulang tahun Sungyeol, keduanya sering bertemu. Kini mereka berkencan di Garden 5, sebuah taman atap yang disebut Four seasons Garden.

“Dan terima kasih karena sempat menemuiku di tengah kesibukanmu,” lanjut gadis yang mengenakan kemeja oversize warna orange muda dan skinny jeans itu.

Sungyeol menatapnya lembut. Dia berusaha tersenyum dan tidak memperlihatkan perasaan lelahnya karena sibuk dengan jadwal latihan persiapan konser di luar negeri.

Mereka berbincang sambil berjalan lalu berhenti dan duduk di sebuah kursi yang terbuat dari kayu. Inhyun mengangkat kedua tangan dan menggoyangkan dua tangkai bunga itu.

“Apa yang kau lakukan?”

Inhyun menoleh menatap Sungyeol sambil tertawa. “Tiba-tiba terpikir sebuah ide. Melukis Lee Sungyeol dengan latar langit malam dan dua tangkai bunga plum di depan.”

Ye?” Sungyeol tidak mengerti.

Terdengar bunya beep dari ponsel Inhyun. Gadis itu menaruh satu tangkai plum di bibirnya sementara tangan kanannya meraih ponsel. Sungyeol tersenyum menatap yeoja itu menggigit tangkai bunga sambil mengetik pesan. Setelah Inhyun tampak selesai mengetik, Sungyeol mengangkat dagu gadis itu.

Mereka saling menatap sejenak dan Sungyeol tersenyum tipis sebelum mendekatkan wajah mereka. Inhyun tersentak tapi terpaku tak dapat bergerak saat bibir mereka bertemu. Dia merasakan bibir merah Sungyeol mengecup dan menghisap lembut bibirnya. Sungyeol menarik ciuman dan tangkai bunga itu dari bibir Inhyun.

Inhyun berusaha mengatur napas karena sudden kiss itu. Dia melihat Sungyeol meraih tangkai bunga dari mulutnya.

Inhyun mengalihkan pandangan. Tapi Sungyeol malah meraih tangan yeoja itu dan menggenggamnya erat. Keduanya tersenyum kecil bersama letupan jantung mereka yang terasa berdebar lebih cepat.

Sungyeol menyukai gadis itu yang karena sikapnya yang tak berlebihan. Dia tahu Inhyun menyukainya tapi gadis itu tidak bersikap ingin selalu di dekatnya.

Plum Blossom Kiss    

 

Happy 23rd Birthday

Lee Sungyeol

lee_sungyeol___destiny___gif2_by_ciao_a-d6dx07m

Inspirit send our loves in the world and always wish you all the best

 

lee_sungyeol___man_in_love___gif_by_ciao_a-d5ycydm 

 

 

 

 

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK