[Fanfiction EXO]
Title: Love Of Study (Yeoja Babo)
Genre: School Life, Comedy
Length: Oneshoot
Main Cast: Park Chanyeol, Kim Yura, Kim Jongin
Author: Julianty Manullang
“Park Chanyeol, Kim Jongin, Apa kalian tau? Hari ini aku mendapatkan nilai 75 pada pelajaran Kim Seongsaenim. Sungguh tidak terduga. Hahaha, Kalian tidak mempercayainya bukan? Aku pun begitu, ini seperti sesuatu hal yang mustahil untuk kulakukan” ucap Yura dengan bahagianya kepada kedua pria yang duduk dihadapannya.
Wajar saja Yura sangat bahagia, selama ini ia hanya mendapat nilai dibawah enam pada pelajaran Kim Seongsaenim. Ini adalah pertama kalinya Yura mendapat nilai diatas enam. Siapa yang menyangka? Park Chanyeol dan Kim Jongin pun yang notebandnya adalah teman Yura tidak menyangka bahwa Yura akan sepandai itu saat mengerjakan ulangan Fisika.
“Daebak. Chukkae yura-ya. Kau begitu mengagumkan” ucap Jongin memuji Yura yang membuat Yura tersenyum padanya
“Gomawo, Jongin-ah” ucap Yura kepada Jongin
“Babo Yeoja. Yak, Kim Yura! Apa kau bangga dengan nilaimu? Aku tidak menyangka bagaimana kau bisa sebodoh itu. Kau tau, Aku mendapat nilai 95. Ah nilai yang nyaris sempurna jika aku tidak melakukan kesalahan pada soal nomor 3” ucap Chanyeol pada Yura dengan nada sombong dan meremahkan. Berbanding balik dengan respon yang diberikan Jongin. Yura menoleh pada Chanyeol dan menjitak kepalanya sangat keras.
“Apa ia tidak memujiku? Bagaimana bisa pria ini sangat sombong? Menyebalkan sekali” pikir Yura dalam hati.
“Ya, Appo. Ini begitu menyakitkan. Apa kau yeoja jadi-jadian? Mengapa tenagamu seperti seorang namja? Atau jangan-jangan kau adalah seorang namja?” tanya Chanyeol yang membuat Yura menggelengkan kepalanya dan menjitak kepala Chanyeol. Lagi..
“Berhentilah merengek, Yeol. Dengarkan aku! Aku Kim Yura, Yeoja yang cantik ini adalah seorang yeoja dan akan selalu menjadi yeoja” ucap Yura dengan percaya dirinya
“Mengapa kau begitu lembek seperti permen gula? Bahkan aku hanya menjitakmu pelan. Bagaimana kau bisa merengek seperti bocah 3 tahun yang kehilangan mainannya. Aku yang seharusnya meragukanmu, Yeol. Untuk kali ini aku bertanya padamu, apakah kau seorang namja atau yeoja? Malhaebwa, Yeol, Malhaebwa” tanya Yura dengan senyum jahilnya yang mebuat Chanyeol sangat geram. Bagaimana bisa Yura yang sangat mengenalnya dari sekolah tingkat dasar begitu meragukannya. Bercanda yang lewat batas. Ya, memang Yura dan Chanyeol sudah berteman dari kecil. Berbeda dengan Jongin yang baru mengenal Yura sejak masuk sekolah menengah atas.
“Yak, Aku ini seorang namja. Hentikanlah omong kosongmu itu, Yura-ya’ ucap Chanyeol kesal
“Hahaha, Aku hanya bercanda, Yeol. Mengapa raut mukamu seperti orang yang menahan amarah? Kau ini sensitif sekali hari ini” tawa Yura pecah saat melihat ekspresi Chanyeol yang menurutnya “lucu”
“Mengapa kalian berdua selalu bertengkar? Hal kecil saja kalian permasalahkan. Bahkan aku setiap kali seperti penonton yang menyaksikan aksi pertengkaran kalian” ucap Jongin yang benar-benar kesal menghadapi kedua temannya yang selalu bertengkar seperti Tom and Jerry setiap kali bertemu.
“Mianhae, Jongin-ah. Pria jelek inilah yang selalu membuatku kesal” ucap Yura sambil melirik pada Chanyeol
“Terserah apa katamu” ucap Chanyeol pasrah menghadapi tingkah Yura
“Ini sudah jam 5, Bagaimana kalau kita pulang. Aku takut Eomma mengomel. Ia selalu saja mnegomel jika aku pulang terlalu sore” ucap Yura melihat jam yang tertempel pada tembok Cafe tersebut
“Karena kau masih bocah yura-ya” ucap Chanyeol mengejek Yura. Dia tau kalau Yura tidak suka dianggap seperti anak kecil. Hal yang benar-benar tidak disukai Yura.
“Yak, Berhenti berkata seperti itu, Yeol. Kau begitu menyebalkan” ucap Yura kesal.
“Sudahlah, Berhenti bertengkar. Yura, Kau ingin pulang? Mari aku antar, bukankah rumah kita searah?” tawar Jongin pada Yura. Ya, memang rumah Yura dan Jongin searah, sekalipun rumah Jongin lebih jauh dibanding Yura.
“Aniya, Jongin-ah. Aku yang akan mengantar Yura. Gomawo atas niat baikmu” ucap Chanyeol menolak
“Yak, Park Chanyeol. Mengapa kau yang menolak? Yang diajakkan aku, seharusnya aku yang menolak” ucap Yura menggelengkan kepala dan menatap tajam Chanyeol.
“Aku yang akan mengantarmu pulang, Yura-ya. Dan kau jangan menolak” perintah Chanyeol memaksa
“Yeol, Rumahmu tidak searah denganku. Bagaimana bisa kau mengantarku? Aku menolak tawaran baikmu, Yeol” ucap Yura menolak.
“Kajja, Jongin-ah, Kita pergi. Annyeong, Chanyeol. Eomma akan semakin mengomel jika kau masih disini” ucap Yura perpamitan pada Chanyeol.
Setelah Yura dan Jongin keluar, Chanyeol hanya tersenyum menatap kepergian mereka.
**
“Park Chanyeol, Apa yang terjadi padamu?” tanya Kim Seongsaengnim pada Chanyeol. Semua murid pun secara reflek menoleh pada Chanyeol termasuk Yura yang duduk disebelahnya.
“Wae seongsaenim?” tanya Chanyeol bingung
“Mengapa kau mendapat nilai jelek pada pelajaranku? Bukankah kau pintar dalam pelajaranku? Ah, Ani, Bahkan semua mata pelajaran pun kau pintar. Tetapi mengapa hari ini kau mendapat nilai lima? Apa ada yang salah denganmu, Chanyeol-ah? Malhaebwa” tanya Kim Seongsaenim bingung. Pasalnya, Chanyeol murid kebanggannya, selalu mendapat nilai bagus. Tapi pada hari ini, pertama kalinya ia melihat Chanyeol mendapat nilai rendah.
“Jinjja? Ah, Mungkin itu karena aku tidak belajar, Kim Seongsaenim” balas Chanyeol santai
“Jika kau memiliki masalah, selesaikanlah, Chanyeol-ah. Aku tidak ingin kau mendapat nilai rendah seperti ini. Arra?” tanya Kim Seongsaenim mengingatkan
“Ne, Kamsahamnida, Kim Seongsaenim” ucap Chanyeol pada Kim Seongsaenim karena rasa pedulinya terhadap dirinya
“Dan kau Kim Yura, Istirahat nanti datanglah ke ruanganku. Ada yang ini aku katakan padamu” ucap Kim Seongsaenim memperingati Yura dengan tajam. Yura sudah tau pasti Kim Seongsaenim akan memarahinya karena selalu mendapat nilai paling rendah dikelas. Ah, Ani, Mungkin saja Yura mendapat nilai paling rendah diangkatannya.
“Ah, Jeongmal. Aku bisa gila jika sepeti ini terus. Megapa Kim seongsaenim selalu memarahiku? Tanya Yura frustasi pada Chanyeol
“Karena kau selalu mendapat nilai jelek. Menggapa kau selalu bertanya seperti itu padahal kau sendiri sudah tau jawabannya?” tanya Chanyeol
“Apa aku salah jika bertanya? Yak, Park Chanyeol, Kita mendapat nilai rendah. Tetapi hanya aku yang dipanggil untuk ke ruangannya. Bahkan Kim Seongsaenim begitu peduli padamu saat kau mendapat nilai rendah. Aku? Dia selalu memarahiku seakan-akan aku adalah manusia paling bodoh didunia ini. Tidak adil” Curhat Yura pada Chanyeol. Chanyeol hanya tersenyum menanggapinya. Baginya melihat wajah Yura yang begitu frustasi sangat menggemaskan.
“Yeol, Malhaebwa, Apa aku sebodoh itu? Apa aku memang benar-benar bodoh?” tanya Yura menoleh pada Chanyeol berharap pria itu menjawab sesuai dengan harapannya
“Ne, Kau begitu bodoh. Neomu Neomu baboya. Mengapa aku bisa memiliki teman yang sangat bodoh?” jawab Chanyeol jujur dan megejek Yura
“Stop. Jangan katakan lagi, Yeol. Aku sudah mengetahui bahwa kau akan mejawab seperti itu. Akan tetapi bisakah kau berbohong sedikit walaupun untuk pertama kalinya? Kau selalu jujur padaku” balas Yura sedih. Ya, Memang Chanyeol selalu mengejeknya bodoh. Dan Yura pun terima. Memang kenyataannya dia bodoh, dan Chanyeol hanya berusaha jujur. Yura pun menunduk lesu, akan tetapi Yura kembali menoleh pada Chanyeol. Ada sesuatu yang aneh.
“Yeol, Mengapa kau mendapat nilai rendah? Tumben sekali. Ada sesuatu yang salah?” tanya Yura khawatir
“Ani” jawab Chanyeol singkat. Dia tau bahwa Yura mengkhawatirkanya. Karena ini pertama kalinya Chanyeol mendapat nilai rendah.
“Wae? Kau menyembunyikan sesuatu?” tanya Yura lagi. Dia merasa ada yang salah dengan Chanyeol
“Ani, Yura-ya. Nan Gwaenchana” jawab Chanyeol tersenyum pada Yura agar Yura tidak mengkhawatirkannya lagi
Ting.. Tong.. Ting.. Tong.. Suara bel istirahat. Suara yang menjadi favorite anak sekolah. Jaman sekarang siapa yng tidak menyukai suara bel istirahat?
“Yura-ya, Chanyeol-ah, Mari kita ke kantin” ajak Jongin
“Ani, Kalian pergilah duluan. Aku ingin pergi ke ruangan Kim Seongsaenim terlebih dahulu” ucap Yura lalu pergi begitu saja. Setelah Yura pergi, Chanyeol menatap tajam pada Jongin begitupun Jongin.
“Wae? Ada yang salah denganku?” tanya Jongin sinis
“Semua yang kau lakukan salah. Cih, Munafik sekali dirimu Kim Jongin” ycap Chanyeol tak kalah sinisnya.
Ya, Chanyeol dan Jongin memang seperti ini jika tak ada Yura. Chanyeol sangat tidak menyukai Jongin yang tiba-tiba datang kedalam hubungannya dengan Yura, sangat menggangu baginya.
“Kau begitu beruntung Chanyeol-ah. Kau bisa dekat dengan Yura. Ah, Andai saja aku selangkah lebih cepat darimu. Bersainglah secara sehat, Park Chanyeol’ ucap Jongin sinis
“Bersaing untuk apa? Kau tidak pantas bersaing denganku, Kim Jongin” balas Chnayeol sengit
“Berhentilah bersikap bodoh. Aku tau kau juga menyukai Yura. Bersainglah dengan sehat” balas Jongin
“Ani. Aku tidak menyukainya. Mengapa aku harus bersaing denganmu? Kau bukanlah tandinganku. Kim Jongin” balas Chanyeol mengelak dengan kasar
“Kau tidak mengakuinya? Seberapa keras pun kau mengelaknya, kau itu mudah ditebak, Chanyeol-ah. Kau begitu menyukai Yura. Raut mukamu terlihat marah saat aku mendekatinya” balas Jongin sinis
“Bersainglah secara sehat, Park Chanyeol” lanjut Jongin memperingati Chanyeol dan pergi ke kantin.
**
”Apa kau tau apa kesalahanmu Yura? Tanya seongsaenim pada Yura saat Yura sudah masuk ke ruangannya
“Ne, Seongsenim. Aku sudah mengetahuinya” jawab Yura pasrah
“Mengapa kau selalu mendapat niali rendah? Bagaimana kau bisa menghadapi Ujian akhir jika kau terus sepeti in? Kau tau, kau bisa saja gagal ujian akhir jika kau terus seperti ini” tanya Kim Seongsaenim dan memperingati Yura agar lebih giat lagi belajar
“Mianhae. Aku akan belajar lebih giat lagi. Aku janji” jawab Yura sedih. Matanya sudah berkaca-kaca mendengar Kim Seongsaenim berkata seperti itu. Ini pertama kalinya Kim Seongsaenim membahas jika Yura akan gagal ujian akhir jika ia masih mendapat nilai rendah. Biasanya hanya menegur nilai ulangan saja.
“Kau selalu berkata seperti itu. Kau hanya berkata tanpa usaha. Dan saya sudah bosan mendengarnya” ucap Kim Seongsaenim muak
“Mianhae, Kim Seongsaenim. Kali ini saya akan belajar lebih giat lagi” balas Yura sungguh-sungguh
“Ne, Aku pegang janjimu. Sekarang kau boleh keluar dari ruangan ini” balas Kim Seongsaenim dan mempersilahkan Yura keluar
“Kamsahamnida, Kim Seongsaenim” balas Yura ramah dan keluar dari ruangan itu
**
“Jongin-ah, Yeol, ah rupanya kalian disini” ucap Yura setelah berhasil menemukan Chanyeol dan Jongin dikantin dengan muka lesu dan mata berkaca-kaca
“Apa kata Kim Seongsaenim?” tanya Chanyeol tanpa basa-basi
“Kim Seongsaenim berkata seperti biasa, Yeol” balas Yura menatap Chanyeol
“Wae? Matamu seperti berkata kau tidak baik-baik saja” tanya Chanyeol paksa. Dia tau jika Yura sedang tidak baik-baik saja. Hanya dengan menapap mata Yura, ia sudah dapat menebak. Jongin yang melihat itu pun hanya menatap heran kepada Yura dan Chanyeol.
“Sebesar itukah kau menyukainya, Park Chanyeol? Ah, Bahkan kau terlihat bukan seperti orang menyukai Yura. Kau terlihat sangat mencintainya. Kau bahkan bisa menebak keadaan Yura, tidak sepertiku” ucap Jongin sedih melihat kedekatan Yura dan Chanyeol. Jongin memang menyukai Yura sejak awal ia masuk sekolah menegah atas.
“Yeol” balas Yura dengan mata merah seperti menahan tangis
“Ikut aku” ajak Chanyeol menarik tangan Yura untuk pergi dari kantin meninggalkan Jongin yang duduk sendiri di meja itu. Sepertinya Chanyeol mengerti bahwa Yura saat ini akan menangis.
**
“Wae? Malhaebwa” tanya Chanyeol sangat lembut setelah mereka sampai di atap sekolah. Tempat ini sangat sepi, karena memang hanya beberapa orang saja yang mengetahui tempat ini.
“Yeol” panggil Yura bergetar. Matanya berkaca-kaca. Chanyeol yang mengerti keadaan Yura langsung memeluknya. Menenangkan Yura. Chanyeol tidak suka melhat keadaan Yura yang seperti ini, baginya itu sangat menyakitkan.
“Yeol, Apa aku bodoh? Apa aku benar-benar bodoh? Mengapa hanya aku yang bodoh, Yeol?” isak tangis Yura pecah saat mengutarakan perasaanya kepada Chanyeol
“Kau tidak bodoh, Yura-ya. Jebal uljima” balas Chnayeol menenangkan Yura. Mengusap punggung Yura. Menyalurkan rasa sayangnya kepada Yura.
“Yeol, Kim Seongsaenim bilang jika aku terus seperti ini aku tidak lulus ujian akhir. Aku takut mengecewakan appa dan eomma. Aku selalu berusaha keras, tapi mengapa aku selalu saja bodoh? Aku tidak sepintar dirimu. Aku ingin sepertimu, Yeol. Aku ingin pintar sepertimu” ucap Yura semakin memeluk Chanyeol erat. Chanyeol hanya tersenyum mendengarnya. Apakah saat ini Yura sedang memujinya? Ah manis sekali gadisnya ini. Gadisnya? Chanyeol memang selalu beranggapan seperti itu dari dulu walaupun ia dan Yura belum memiliki status “pacaran”
“Apa kau sedang memujiku, Kim Yura? Tanya Chanyeol tersenyum menunduk menatap Yura yang memang lebih pendek darinya. Yura pun melepas pelukannya dengan Chanyeol. Bagaimana bisa Chanyeol mengajaknya bercanda disaat dirinya sedang kacau seperti ini. Memang benar-benar pria yang tidak dapat serius.
“Yak, Apa kau tidak bisa serius? Aku sedang tidak bercanda, Yeol” marah Yura
“Wae? Apa yang salah? Aku hanya bertanya Yura-ya” balas Chanyeol sambil tersenyum jail
“Pria Gila” maki Yura menggelengkan kepalanya
“Kau yang membuatku gila, yura-ya” balas Chanyeol menatap serius pada Yura. Yura yang dipandangi seperti itu hanya salah tingkah. Mengapa jadi canggung begini keadaanya pikir Yura.
“Yura-ya, Saranghae” aku Chanyeol pada Yura. Yura yang mendengarnya hanya kaget. Jadi selama ini Chanyeol mencintainya. Cintanya kepada Chanyeol tidak bertepuk sebelah tangan? Ah, Jinjja. Rasanya ini sebuah mimpi. Memang sedari dulu Yura juga mencintai Chanyeol hanya saja ia gengsi untuk mengakuinya. Masa Yeoja duluan yang mulai? Harga diri pikir Yura.
“Nappeun namja. Yak, Park Chanyeol. Kau ini sedang mengakui perasaanmu atau apa? Mengapa tidak berkesan? Sentak Yura. Ah, Namja yang satu ini memang terbilang cuek dan apa adanya.
“Lalu aku harus seperti apa? Yak, Kim Yura, kau tinggal jawab saja iya atau tidak” balas Chanyeol menuntut jawaban.
“Ah, Aku tidak menyukai pria cuek sepertimu, Yeol” balas Yura tersenyum manis. Chanyeol tau saat ini Yura memang sedang menjahilinya. Yura sangat mudah ditebak.
“Ne, Nado. Aku juga tidak menyukai yeoja babo sepertimu. Anggap saja pengakuanku yang sebelumnya tidak pernah a....” balas Chanyeol terputus oleh perkataan Yura
“Nado Saranghae. Saranghae, Park Chanyeol” jawab Yura cepat menatap Chanyeol. Chanyeol yang melihatnya hanya tersenyum dan memeluk Yura. Lagi..
“Gomawo, Yura-ya. Saranghae neomu saranghae” bisik Chanyeol pada Yura. Ia mengakui perasaannya lagi pada Yura
“Ternyata Yura mencintai Chanyeol. Ah, aku bahagia melihatmu bahagia Yura-ya walaupun tidak bersamaku. Aku tidak akan egois merebut kebahagiaan kalian berdua. Aku mendukung kalian, Yura-ya, Chanyeol-ah. I’m YuChan Shipper. Ternyata kau yang menang, Chanyeol. Kau pemenangnya” ucap Jongin sedih karena cintanya bertepuk sebelah tangan. Ya, Memang sedaritadi Jongin mengintip dibalik pintu atap sekolah. Ia mengikut Chanyeol dan Yura saat pergi dari kantin. Dan ia mendengar semuanya. Jongin yang sudah tidak ingin mengganggu keduanya pun pergi dari atap sekolah.
“Jika kau ingin pintar belajarlah denganku. Aku ini pintar sejak sekolah dasar. Apa kau lupa?” tanya Chanyeol menyombongkan diiri
“Jeongmal? Apa kau sepintar itu? Lalu mengapa kau mendapat nilai rendah pada pelajaran Kim Seongsaenim hari ini?” tanya Yura balik meremehkan
“Ya, Kau tau? Aku melakukannya untukmu Yura-ya. Aku tidak ingin kau merasa mendapat nilai rendah sendiri” jawab Chanyeol keceplosan
“Gomawo, Yeol. Aku menghargai niat baikmu. Aku memang bodoh, Tapi sudah berapa kali kukatakan padamu, jangan pernah melakukan hal konyol lagi untukku. Aku tidak menyukainya” balas Yura marah. Chanyeol tau saat ini pasti Yura marah padanya. Karena Yura tidak suka oraang lain mengorbankan sesuatu untuk dirinya.
“Mianhae, Aku benar-benar minta maaf. Apa yang harus aku lakukan untuk menebus kesalahanku?’ tanya Chanyeol agar Yura memaafkannya. Ia tidak betah jika Yura marah padanya. Jika Yura marah, ia akan mendiamknya dan bersikap cuek. Dan Chanyeol tidak ingin itu terjadi.
“Ada satu cara, Yeol” balas Yura menahan tawanya. Sepertinya Yura sedang menjahili Chanyeol
“Mwo?” tanya Chanyeol tak sabaran
“Tapi kau jangan menolaknya. Yaksok?” tanya Yura sekali lagi
“Ne. Malhaebwa”
“Mari kita putus” jawab Yura yakin dan tersenyum jail pada Chanyeol yang kaget dengan ekspresi muka yang tidak terkontrol
“Yak, Kim Yura...” balas Chanyeol terpotong oleh Yura. Memang menyebalkan Yura ini selalu memotong pembicaraannya.
“Tembak aku lagi jika kau sudah siap, dengan cara yang lain. Bukan mengakui perasaanmu seperti tadi. Itu sungguh menggelikan” ucap Yura meninggalkan Chanyeol yang sedang berfikir apa Yura benar-benar memutuskan hubungannya?
“Yak, Kim Yura. Pacaran seperti apa ini? Kita baru saja jadian, dan sekarang sudah putus? Ah, jinjja.
Bahkan seharipun belum terhitung. Ani, jangankan sehari, sejam saja belum” teriak Chanyeol kepada Yura yang berada tidak jauh darinya. Yura hanya tersenyum mendengarnya.
[Fanfiction EXO]
Title: Love Of Study (Yeoja Babo)
Genre: School Life, Comedy
Length: Oneshoot
Main Cast: Park Chanyeol, Kim Yura, Kim Jongin
Author: Julianty Manullang
“Park Chanyeol, Kim Jongin, Apa kalian tau? Hari ini aku mendapatkan nilai 75 pada pelajaran Kim Seongsaenim. Sungguh tidak terduga. Hahaha, Kalian tidak mempercayainya bukan? Aku pun begitu, ini seperti sesuatu hal yang mustahil untuk kulakukan” ucap Yura dengan bahagianya kepada kedua pria yang duduk dihadapannya.
Wajar saja Yura sangat bahagia, selama ini ia hanya mendapat nilai dibawah enam pada pelajaran Kim Seongsaenim. Ini adalah pertama kalinya Yura mendapat nilai diatas enam. Siapa yang menyangka? Park Chanyeol dan Kim Jongin pun yang notebandnya adalah teman Yura tidak menyangka bahwa Yura akan sepandai itu saat mengerjakan ulangan Fisika.
“Daebak. Chukkae yura-ya. Kau begitu mengagumkan” ucap Jongin memuji Yura yang membuat Yura tersenyum padanya
“Gomawo, Jongin-ah” ucap Yura kepada Jongin
“Babo Yeoja. Yak, Kim Yura! Apa kau bangga dengan nilaimu? Aku tidak menyangka bagaimana kau bisa sebodoh itu. Kau tau, Aku mendapat nilai 95. Ah nilai yang nyaris sempurna jika aku tidak melakukan kesalahan pada soal nomor 3” ucap Chanyeol pada Yura dengan nada sombong dan meremahkan. Berbanding balik dengan respon yang diberikan Jongin. Yura menoleh pada Chanyeol dan menjitak kepalanya sangat keras.
“Apa ia tidak memujiku? Bagaimana bisa pria ini sangat sombong? Menyebalkan sekali” pikir Yura dalam hati.
“Ya, Appo. Ini begitu menyakitkan. Apa kau yeoja jadi-jadian? Mengapa tenagamu seperti seorang namja? Atau jangan-jangan kau adalah seorang namja?” tanya Chanyeol yang membuat Yura menggelengkan kepalanya dan menjitak kepala Chanyeol. Lagi..
“Berhentilah merengek, Yeol. Dengarkan aku! Aku Kim Yura, Yeoja yang cantik ini adalah seorang yeoja dan akan selalu menjadi yeoja” ucap Yura dengan percaya dirinya
“Mengapa kau begitu lembek seperti permen gula? Bahkan aku hanya menjitakmu pelan. Bagaimana kau bisa merengek seperti bocah 3 tahun yang kehilangan mainannya. Aku yang seharusnya meragukanmu, Yeol. Untuk kali ini aku bertanya padamu, apakah kau seorang namja atau yeoja? Malhaebwa, Yeol, Malhaebwa” tanya Yura dengan senyum jahilnya yang mebuat Chanyeol sangat geram. Bagaimana bisa Yura yang sangat mengenalnya dari sekolah tingkat dasar begitu meragukannya. Bercanda yang lewat batas. Ya, memang Yura dan Chanyeol sudah berteman dari kecil. Berbeda dengan Jongin yang baru mengenal Yura sejak masuk sekolah menengah atas.
“Yak, Aku ini seorang namja. Hentikanlah omong kosongmu itu, Yura-ya’ ucap Chanyeol kesal
“Hahaha, Aku hanya bercanda, Yeol. Mengapa raut mukamu seperti orang yang menahan amarah? Kau ini sensitif sekali hari ini” tawa Yura pecah saat melihat ekspresi Chanyeol yang menurutnya “lucu”
“Mengapa kalian berdua selalu bertengkar? Hal kecil saja kalian permasalahkan. Bahkan aku setiap kali seperti penonton yang menyaksikan aksi pertengkaran kalian” ucap Jongin yang benar-benar kesal menghadapi kedua temannya yang selalu bertengkar seperti Tom and Jerry setiap kali bertemu.
“Mianhae, Jongin-ah. Pria jelek inilah yang selalu membuatku kesal” ucap Yura sambil melirik pada Chanyeol
“Terserah apa katamu” ucap Chanyeol pasrah menghadapi tingkah Yura
“Ini sudah jam 5, Bagaimana kalau kita pulang. Aku takut Eomma mengomel. Ia selalu saja mnegomel jika aku pulang terlalu sore” ucap Yura melihat jam yang tertempel pada tembok Cafe tersebut
“Karena kau masih bocah yura-ya” ucap Chanyeol mengejek Yura. Dia tau kalau Yura tidak suka dianggap seperti anak kecil. Hal yang benar-benar tidak disukai Yura.
“Yak, Berhenti berkata seperti itu, Yeol. Kau begitu menyebalkan” ucap Yura kesal.
“Sudahlah, Berhenti bertengkar. Yura, Kau ingin pulang? Mari aku antar, bukankah rumah kita searah?” tawar Jongin pada Yura. Ya, memang rumah Yura dan Jongin searah, sekalipun rumah Jongin lebih jauh dibanding Yura.
“Aniya, Jongin-ah. Aku yang akan mengantar Yura. Gomawo atas niat baikmu” ucap Chanyeol menolak
“Yak, Park Chanyeol. Mengapa kau yang menolak? Yang diajakkan aku, seharusnya aku yang menolak” ucap Yura menggelengkan kepala dan menatap tajam Chanyeol.
“Aku yang akan mengantarmu pulang, Yura-ya. Dan kau jangan menolak” perintah Chanyeol memaksa
“Yeol, Rumahmu tidak searah denganku. Bagaimana bisa kau mengantarku? Aku menolak tawaran baikmu, Yeol” ucap Yura menolak.
“Kajja, Jongin-ah, Kita pergi. Annyeong, Chanyeol. Eomma akan semakin mengomel jika kau masih disini” ucap Yura perpamitan pada Chanyeol.
Setelah Yura dan Jongin keluar, Chanyeol hanya tersenyum menatap kepergian mereka.
**
“Park Chanyeol, Apa yang terjadi padamu?” tanya Kim Seongsaengnim pada Chanyeol. Semua murid pun secara reflek menoleh pada Chanyeol termasuk Yura yang duduk disebelahnya.
“Wae seongsaenim?” tanya Chanyeol bingung
“Mengapa kau mendapat nilai jelek pada pelajaranku? Bukankah kau pintar dalam pelajaranku? Ah, Ani, Bahkan semua mata pelajaran pun kau pintar. Tetapi mengapa hari ini kau mendapat nilai lima? Apa ada yang salah denganmu, Chanyeol-ah? Malhaebwa” tanya Kim Seongsaenim bingung. Pasalnya, Chanyeol murid kebanggannya, selalu mendapat nilai bagus. Tapi pada hari ini, pertama kalinya ia melihat Chanyeol mendapat nilai rendah.
“Jinjja? Ah, Mungkin itu karena aku tidak belajar, Kim Seongsaenim” balas Chanyeol santai
“Jika kau memiliki masalah, selesaikanlah, Chanyeol-ah. Aku tidak ingin kau mendapat nilai rendah seperti ini. Arra?” tanya Kim Seongsaenim mengingatkan
“Ne, Kamsahamnida, Kim Seongsaenim” ucap Chanyeol pada Kim Seongsaenim karena rasa pedulinya terhadap dirinya
“Dan kau Kim Yura, Istirahat nanti datanglah ke ruanganku. Ada yang ini aku katakan padamu” ucap Kim Seongsaenim memperingati Yura dengan tajam. Yura sudah tau pasti Kim Seongsaenim akan memarahinya karena selalu mendapat nilai paling rendah dikelas. Ah, Ani, Mungkin saja Yura mendapat nilai paling rendah diangkatannya.
“Ah, Jeongmal. Aku bisa gila jika sepeti ini terus. Megapa Kim seongsaenim selalu memarahiku? Tanya Yura frustasi pada Chanyeol
“Karena kau selalu mendapat nilai jelek. Menggapa kau selalu bertanya seperti itu padahal kau sendiri sudah tau jawabannya?” tanya Chanyeol
“Apa aku salah jika bertanya? Yak, Park Chanyeol, Kita mendapat nilai rendah. Tetapi hanya aku yang dipanggil untuk ke ruangannya. Bahkan Kim Seongsaenim begitu peduli padamu saat kau mendapat nilai rendah. Aku? Dia selalu memarahiku seakan-akan aku adalah manusia paling bodoh didunia ini. Tidak adil” Curhat Yura pada Chanyeol. Chanyeol hanya tersenyum menanggapinya. Baginya melihat wajah Yura yang begitu frustasi sangat menggemaskan.
“Yeol, Malhaebwa, Apa aku sebodoh itu? Apa aku memang benar-benar bodoh?” tanya Yura menoleh pada Chanyeol berharap pria itu menjawab sesuai dengan harapannya
“Ne, Kau begitu bodoh. Neomu Neomu baboya. Mengapa aku bisa memiliki teman yang sangat bodoh?” jawab Chanyeol jujur dan megejek Yura
“Stop. Jangan katakan lagi, Yeol. Aku sudah mengetahui bahwa kau akan mejawab seperti itu. Akan tetapi bisakah kau berbohong sedikit walaupun untuk pertama kalinya? Kau selalu jujur padaku” balas Yura sedih. Ya, Memang Chanyeol selalu mengejeknya bodoh. Dan Yura pun terima. Memang kenyataannya dia bodoh, dan Chanyeol hanya berusaha jujur. Yura pun menunduk lesu, akan tetapi Yura kembali menoleh pada Chanyeol. Ada sesuatu yang aneh.
“Yeol, Mengapa kau mendapat nilai rendah? Tumben sekali. Ada sesuatu yang salah?” tanya Yura khawatir
“Ani” jawab Chanyeol singkat. Dia tau bahwa Yura mengkhawatirkanya. Karena ini pertama kalinya Chanyeol mendapat nilai rendah.
“Wae? Kau menyembunyikan sesuatu?” tanya Yura lagi. Dia merasa ada yang salah dengan Chanyeol
“Ani, Yura-ya. Nan Gwaenchana” jawab Chanyeol tersenyum pada Yura agar Yura tidak mengkhawatirkannya lagi
Ting.. Tong.. Ting.. Tong.. Suara bel istirahat. Suara yang menjadi favorite anak sekolah. Jaman sekarang siapa yng tidak menyukai suara bel istirahat?
“Yura-ya, Chanyeol-ah, Mari kita ke kantin” ajak Jongin
“Ani, Kalian pergilah duluan. Aku ingin pergi ke ruangan Kim Seongsaenim terlebih dahulu” ucap Yura lalu pergi begitu saja. Setelah Yura pergi, Chanyeol menatap tajam pada Jongin begitupun Jongin.
“Wae? Ada yang salah denganku?” tanya Jongin sinis
“Semua yang kau lakukan salah. Cih, Munafik sekali dirimu Kim Jongin” ycap Chanyeol tak kalah sinisnya.
Ya, Chanyeol dan Jongin memang seperti ini jika tak ada Yura. Chanyeol sangat tidak menyukai Jongin yang tiba-tiba datang kedalam hubungannya dengan Yura, sangat menggangu baginya.
“Kau begitu beruntung Chanyeol-ah. Kau bisa dekat dengan Yura. Ah, Andai saja aku selangkah lebih cepat darimu. Bersainglah secara sehat, Park Chanyeol’ ucap Jongin sinis
“Bersaing untuk apa? Kau tidak pantas bersaing denganku, Kim Jongin” balas Chnayeol sengit
“Berhentilah bersikap bodoh. Aku tau kau juga menyukai Yura. Bersainglah dengan sehat” balas Jongin
“Ani. Aku tidak menyukainya. Mengapa aku harus bersaing denganmu? Kau bukanlah tandinganku. Kim Jongin” balas Chanyeol mengelak dengan kasar
“Kau tidak mengakuinya? Seberapa keras pun kau mengelaknya, kau itu mudah ditebak, Chanyeol-ah. Kau begitu menyukai Yura. Raut mukamu terlihat marah saat aku mendekatinya” balas Jongin sinis
“Bersainglah secara sehat, Park Chanyeol” lanjut Jongin memperingati Chanyeol dan pergi ke kantin.
**
”Apa kau tau apa kesalahanmu Yura? Tanya seongsaenim pada Yura saat Yura sudah masuk ke ruangannya
“Ne, Seongsenim. Aku sudah mengetahuinya” jawab Yura pasrah
“Mengapa kau selalu mendapat niali rendah? Bagaimana kau bisa menghadapi Ujian akhir jika kau terus sepeti in? Kau tau, kau bisa saja gagal ujian akhir jika kau terus seperti ini” tanya Kim Seongsaenim dan memperingati Yura agar lebih giat lagi belajar
“Mianhae. Aku akan belajar lebih giat lagi. Aku janji” jawab Yura sedih. Matanya sudah berkaca-kaca mendengar Kim Seongsaenim berkata seperti itu. Ini pertama kalinya Kim Seongsaenim membahas jika Yura akan gagal ujian akhir jika ia masih mendapat nilai rendah. Biasanya hanya menegur nilai ulangan saja.
“Kau selalu berkata seperti itu. Kau hanya berkata tanpa usaha. Dan saya sudah bosan mendengarnya” ucap Kim Seongsaenim muak
“Mianhae, Kim Seongsaenim. Kali ini saya akan belajar lebih giat lagi” balas Yura sungguh-sungguh
“Ne, Aku pegang janjimu. Sekarang kau boleh keluar dari ruangan ini” balas Kim Seongsaenim dan mempersilahkan Yura keluar
“Kamsahamnida, Kim Seongsaenim” balas Yura ramah dan keluar dari ruangan itu
**
“Jongin-ah, Yeol, ah rupanya kalian disini” ucap Yura setelah berhasil menemukan Chanyeol dan Jongin dikantin dengan muka lesu dan mata berkaca-kaca
“Apa kata Kim Seongsaenim?” tanya Chanyeol tanpa basa-basi
“Kim Seongsaenim berkata seperti biasa, Yeol” balas Yura menatap Chanyeol
“Wae? Matamu seperti berkata kau tidak baik-baik saja” tanya Chanyeol paksa. Dia tau jika Yura sedang tidak baik-baik saja. Hanya dengan menapap mata Yura, ia sudah dapat menebak. Jongin yang melihat itu pun hanya menatap heran kepada Yura dan Chanyeol.
“Sebesar itukah kau menyukainya, Park Chanyeol? Ah, Bahkan kau terlihat bukan seperti orang menyukai Yura. Kau terlihat sangat mencintainya. Kau bahkan bisa menebak keadaan Yura, tidak sepertiku” ucap Jongin sedih melihat kedekatan Yura dan Chanyeol. Jongin memang menyukai Yura sejak awal ia masuk sekolah menegah atas.
“Yeol” balas Yura dengan mata merah seperti menahan tangis
“Ikut aku” ajak Chanyeol menarik tangan Yura untuk pergi dari kantin meninggalkan Jongin yang duduk sendiri di meja itu. Sepertinya Chanyeol mengerti bahwa Yura saat ini akan menangis.
**
“Wae? Malhaebwa” tanya Chanyeol sangat lembut setelah mereka sampai di atap sekolah. Tempat ini sangat sepi, karena memang hanya beberapa orang saja yang mengetahui tempat ini.
“Yeol” panggil Yura bergetar. Matanya berkaca-kaca. Chanyeol yang mengerti keadaan Yura langsung memeluknya. Menenangkan Yura. Chanyeol tidak suka melhat keadaan Yura yang seperti ini, baginya itu sangat menyakitkan.
“Yeol, Apa aku bodoh? Apa aku benar-benar bodoh? Mengapa hanya aku yang bodoh, Yeol?” isak tangis Yura pecah saat mengutarakan perasaanya kepada Chanyeol
“Kau tidak bodoh, Yura-ya. Jebal uljima” balas Chnayeol menenangkan Yura. Mengusap punggung Yura. Menyalurkan rasa sayangnya kepada Yura.
“Yeol, Kim Seongsaenim bilang jika aku terus seperti ini aku tidak lulus ujian akhir. Aku takut mengecewakan appa dan eomma. Aku selalu berusaha keras, tapi mengapa aku selalu saja bodoh? Aku tidak sepintar dirimu. Aku ingin sepertimu, Yeol. Aku ingin pintar sepertimu” ucap Yura semakin memeluk Chanyeol erat. Chanyeol hanya tersenyum mendengarnya. Apakah saat ini Yura sedang memujinya? Ah manis sekali gadisnya ini. Gadisnya? Chanyeol memang selalu beranggapan seperti itu dari dulu walaupun ia dan Yura belum memiliki status “pacaran”
“Apa kau sedang memujiku, Kim Yura? Tanya Chanyeol tersenyum menunduk menatap Yura yang memang lebih pendek darinya. Yura pun melepas pelukannya dengan Chanyeol. Bagaimana bisa Chanyeol mengajaknya bercanda disaat dirinya sedang kacau seperti ini. Memang benar-benar pria yang tidak dapat serius.
“Yak, Apa kau tidak bisa serius? Aku sedang tidak bercanda, Yeol” marah Yura
“Wae? Apa yang salah? Aku hanya bertanya Yura-ya” balas Chanyeol sambil tersenyum jail
“Pria Gila” maki Yura menggelengkan kepalanya
“Kau yang membuatku gila, yura-ya” balas Chanyeol menatap serius pada Yura. Yura yang dipandangi seperti itu hanya salah tingkah. Mengapa jadi canggung begini keadaanya pikir Yura.
“Yura-ya, Saranghae” aku Chanyeol pada Yura. Yura yang mendengarnya hanya kaget. Jadi selama ini Chanyeol mencintainya. Cintanya kepada Chanyeol tidak bertepuk sebelah tangan? Ah, Jinjja. Rasanya ini sebuah mimpi. Memang sedari dulu Yura juga mencintai Chanyeol hanya saja ia gengsi untuk mengakuinya. Masa Yeoja duluan yang mulai? Harga diri pikir Yura.
“Nappeun namja. Yak, Park Chanyeol. Kau ini sedang mengakui perasaanmu atau apa? Mengapa tidak berkesan? Sentak Yura. Ah, Namja yang satu ini memang terbilang cuek dan apa adanya.
“Lalu aku harus seperti apa? Yak, Kim Yura, kau tinggal jawab saja iya atau tidak” balas Chanyeol menuntut jawaban.
“Ah, Aku tidak menyukai pria cuek sepertimu, Yeol” balas Yura tersenyum manis. Chanyeol tau saat ini Yura memang sedang menjahilinya. Yura sangat mudah ditebak.
“Ne, Nado. Aku juga tidak menyukai yeoja babo sepertimu. Anggap saja pengakuanku yang sebelumnya tidak pernah a....” balas Chanyeol terputus oleh perkataan Yura
“Nado Saranghae. Saranghae, Park Chanyeol” jawab Yura cepat menatap Chanyeol. Chanyeol yang melihatnya hanya tersenyum dan memeluk Yura. Lagi..
“Gomawo, Yura-ya. Saranghae neomu saranghae” bisik Chanyeol pada Yura. Ia mengakui perasaannya lagi pada Yura
“Ternyata Yura mencintai Chanyeol. Ah, aku bahagia melihatmu bahagia Yura-ya walaupun tidak bersamaku. Aku tidak akan egois merebut kebahagiaan kalian berdua. Aku mendukung kalian, Yura-ya, Chanyeol-ah. I’m YuChan Shipper. Ternyata kau yang menang, Chanyeol. Kau pemenangnya” ucap Jongin sedih karena cintanya bertepuk sebelah tangan. Ya, Memang sedaritadi Jongin mengintip dibalik pintu atap sekolah. Ia mengikut Chanyeol dan Yura saat pergi dari kantin. Dan ia mendengar semuanya. Jongin yang sudah tidak ingin mengganggu keduanya pun pergi dari atap sekolah.
“Jika kau ingin pintar belajarlah denganku. Aku ini pintar sejak sekolah dasar. Apa kau lupa?” tanya Chanyeol menyombongkan diiri
“Jeongmal? Apa kau sepintar itu? Lalu mengapa kau mendapat nilai rendah pada pelajaran Kim Seongsaenim hari ini?” tanya Yura balik meremehkan
“Ya, Kau tau? Aku melakukannya untukmu Yura-ya. Aku tidak ingin kau merasa mendapat nilai rendah sendiri” jawab Chanyeol keceplosan
“Gomawo, Yeol. Aku menghargai niat baikmu. Aku memang bodoh, Tapi sudah berapa kali kukatakan padamu, jangan pernah melakukan hal konyol lagi untukku. Aku tidak menyukainya” balas Yura marah. Chanyeol tau saat ini pasti Yura marah padanya. Karena Yura tidak suka oraang lain mengorbankan sesuatu untuk dirinya.
“Mianhae, Aku benar-benar minta maaf. Apa yang harus aku lakukan untuk menebus kesalahanku?’ tanya Chanyeol agar Yura memaafkannya. Ia tidak betah jika Yura marah padanya. Jika Yura marah, ia akan mendiamknya dan bersikap cuek. Dan Chanyeol tidak ingin itu terjadi.
“Ada satu cara, Yeol” balas Yura menahan tawanya. Sepertinya Yura sedang menjahili Chanyeol
“Mwo?” tanya Chanyeol tak sabaran
“Tapi kau jangan menolaknya. Yaksok?” tanya Yura sekali lagi
“Ne. Malhaebwa”
“Mari kita putus” jawab Yura yakin dan tersenyum jail pada Chanyeol yang kaget dengan ekspresi muka yang tidak terkontrol
“Yak, Kim Yura...” balas Chanyeol terpotong oleh Yura. Memang menyebalkan Yura ini selalu memotong pembicaraannya.
“Tembak aku lagi jika kau sudah siap, dengan cara yang lain. Bukan mengakui perasaanmu seperti tadi. Itu sungguh menggelikan” ucap Yura meninggalkan Chanyeol yang sedang berfikir apa Yura benar-benar memutuskan hubungannya?
“Yak, Kim Yura. Pacaran seperti apa ini? Kita baru saja jadian, dan sekarang sudah putus? Ah, jinjja.
Bahkan seharipun belum terhitung. Ani, jangankan sehari, sejam saja belum” teriak Chanyeol kepada Yura yang berada tidak jauh darinya. Yura hanya tersenyum mendengarnya.