Salam perpisahan darimu
Ada yang menyukai sebuah perpisahan? Untuk ku itu sangat menyakitkan, untuk apa Tuhan mempertemukan seseorang jika suatu saat nanti mereka tidak dapat saling menyapa atau tidak saling mengenal lagi. Untuk apa ada pertemuan jika adanya perpisahan yang menyakitkan? Aku benci untuk mengenal banyak orang, untuk terbuka dengan banyak orang dan membuat banyak kenangan dengan banyak orang. Untukku sebuah perpisahan sangat menyakitkan.
‘Sehun-a, cepat untuk berapih-rapih. Kita akan gladi resik sebelum konser’ tungkas Manager ku yang membuka pintu kamar Hotel. Aku hanya membalasnya dengan senyuman, ia menutup pintu kamar hotelku.
Aku menganti pakaian yang aku pakai, lalu mengambil cluth yang ada di atas meja. Aku pergi keluar kamar hotel untuk menuju lobby hotel.
Hari ini adalah tour konserku di Beijing, group ku sedang melakukan Tour konser dunia. Setelah kemarin kami sampai di Beijing, hari ini kami akan gladi resik sebelum kami memulai konsernya nanti sore. Aku melihat member lain dari group ku telah ada di dalam mobil. Mereka melihatku ketika aku masuk kedalam van.
‘Sepertinya kamu harus mengurangi kebiasaanmu untuk telat’ tungkas Chanyeol. Laki-laki yang lebih tinggi dariku itu sedang duduk di bangku dengan memainkan ponselnya, aku yakin ia sedang asik dengan media sosialnya.
Aku masuk kedalam van dan duduk di tempat kosong, tak lama kemudian supir menginjak pedal gas, membawa kami pergi ke tempat konser yang akan kami selengarakan.
Aku mengecek media sosialku, puluhan ribu motif memenuhi akun pribadiku. Aku melihat foto terakhir yang aku posting. Aku membaca beberapa komentar dari fansku. Ada hal yang aneh, banyak aku berkomentar untuk menyuruh aku pulang ke Seoul. Ada apa? Karena rasa penasaranku, aku mencoba mencari tau hal tersebut, ternyata dia sedang ada di Seoul. Untuk apa dia pergi ke Seoul? Bukannya itu kota yang tidak akan ia injak lagi?
‘Sehun-a, kita sudah sampai. Sampai kapan kamu akan bergelut dengan ponselmu?’ tungkas Chen yang mengingatkanku.
₪
Untukku konser malam ini sangat baik, walau hampir rata-rata konser yang kami gelar terasa hampir sama, namun hari ini pengemarku sangat berantusias untuk konser hari ini, membuat aku semakin bersemangat. Kami berhasil menyelesaikan konser yang berdurasi hampir tiga jam, aku melihat banyak wajah-wajah sedih saat konser kami selesai, namun aku merasakan hal yang sebaliknya. Aku merasa sangat senang karena dapat menyelesaikan konser ini dan memberikan hal yang terbaik untuk fans ku malam ini.
‘Ini ponselmu’ Managerku memberikan ponselku, aku memberikannya sebuah boneka yang aku dapat dari atas pangung—boneka itu pemberian dari fansku. Aku berjalan memasuki ruang ganti, beberapa member sudah selasai menganti pakaian. Beberapa dari mereka sibuk membicarakan kejadian lucu yang kami alami saat konser barusan, aku juga ikut tertawa mendengar cerita konyol Kai, Chanyeol, Lay dan beberapa member lainnya. Setelah sedikit banyolan tentang konser yang baru kami laksanakan, kami memutuskan untuk kembali ke Hotel. Tubuh yang letih ini butuh istirahat.
₪
Aku melangkahkan kaki keluar dari pesawat yang aku tumpangi, member lain telah lebih dulu keluar dari pesawat. Saat aku berjalan memasuki bandara, aku menyalakan ponselku. Banyak sekali pesan yang aku dapatkan. Bagai tersambar petir di siang bolong, aku hampir saja meneteskan air mata ketika membaca pesan dari kakak laki-lakiku. Jatungku berdetak lebih cepat, kaki ku melemah. Tas-tas karton yang berisi hadiah dari fans ku hampir seluruhnya terlepas dari genggamanku. Aku berlari sekuat yang aku bisa, menabrak tanpa meminta maaf, sedikit berteriak-teriak minta di bukakakn jalan ketika ada orang yang berkumpul menghalangi jalanku. Aku harus bertemu dengan Managerku.
‘Aku tidak akan pulang ke dorm, aku juga tidak akan pulang bersama member lainnya. Aku akan ceritakan nanti!’ tungkasku dengan nafas tersengal karena berlari. Setelah membungkukkan tubuh di hadapan Managerku, aku kembali berlari. Tak satupun panggilan dari member yang lain dan manager yang aku hiraukan. Yang ada di pikiranku hari ini hanya satu, aku dapat menemui Paman ku yang sudah menungguku di parkiran Bandara. Pulahan kamera ber-blitz menyambutku ketika aku keluar dari Bandara, beberapa gadis-gadis mulai berteriak ketika aku berlari. Maafkan aku, untuk kali ini saja aku tidak perduli dengan semua itu. Sebelum aku sampai di parkiran, mobil yang Paman ku kendarai telah bertengger, mobil itu berhenti di belakang van yang haruskan aku tupangi. Aku membuka pintu mobil Pamanku dan duduk di jok samping pengemudi, namun aku terkejut ketika ada seseorang yang membuka pintu mobil di jok belakang, orang itu duduk di jok belakang dan menutup pintunya. Orang yang duduk di Jok belakang adalah seorang laki-laki yang mendapatkan part paling banyak di setiap lagu-lagu yang di keluarkan oleh group ku, Do Kyung Soo. Laki-laki itu hanya tertawa hambar ketika aku menengok, Pamanku mengijak pedal gas dan membawa kami pergi kerumah sakit.
‘Kenapa kamu sangat terburu-buru?’ tanya Kyung Soo.
‘Aku tidak bisa cerita sekarang. Kenapa kamu ikut denganku?’ tanyaku.
‘Ingat, kamu adalah magnae di groupku. Bagaimana jika ada sesuatu yang terjadi denganmu? Kamu masih butuh penjagaan seorang hyung’ Tungkas Kyung Soo yang sedikit tawa di akhir ucapannya. Mobil yang di kendarai oleh Pamanku mengantarkan kami ke sebuah rumah sakit terbesar di Seoul. Aku turun dari mobil ketika mobil yang di kendarai oleh Paman ku sampai di lobby rumah sakit, Kyung Soo masih mengikutiku berlari dari belakang.
Aku berhenti berlari ketika menemukan sebuah ruangan yang aku yakini itu ruangan tempat Ibuku di rawat. Aku membuka pintu ruang inap tersebut. Aku tidak mampu untuk menahan air mata ku ketika melihat Ibu ku terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Aku menangis melihatnya, merasa sangat sakit hati melihatnya terluka. Kakak ku memelukku ketika aku datang, perlahan ia menuntunku berjalan menuju ranjang Ibuku. Perlahan aku berhenti menangis ketika mengetahui kalau Ibuku sudah siuman dari semalam dan sekarang ia sedang tertidur karena efek obat yang tadi ia minum. Beruntunglah kecelakaan itu tidak begitu parah. Ibuku mendapatkan 10 jahitan pada kepalanya dan beberapa luka di tubuhnya. Aku mengengok ke kiri, melihat sofa panjang yang ada di ruang inap Ibuku. Kyung Soo telah duduk bersebelahan dengan seseorang— orang yang tidak ingin aku lihat lagi.
‘Sedang apa kau disini?’ aku bisa merasakan betul jika ucapan yang aku keluarkan penuh dengan rasa benci. Kyung Soo hanya melihat laki-laki berwajah cantik yang sedang menyeruput Americano panas— dengan mencium aromanya saja aku bisa tau kalau itu adalah Americano —minuman favorite laki-laki itu. Laki-laki itu tidak menjawab pertanyaanku, ia masih menyerumput Americano miliknya. Kakak ku marik lenganku, aku menunduk.
‘Berbaiklah sedikit dengannya, jika bukan karenanya mungkin hari ini kita sudah mengelar pemakaman untuk Ibu’ bisik kakakku yang membuat aku memejamkan kedua mataku. Air mataku terjatuh ketika aku memejamkan kedua mataku. Di dalam dadaku bukan hanya terselip rasa benci, tetapi juga ada rasa bersalah dan rasa rindu akan kehadiran seorang sahabat yang terus membantuku dahulu. Rasa marah yang aku rasakan membuat aku keluar dari ruang inap ibuku, aku butuh udara segar untuk bernafas.
₪
Udara hari ini tidak begitu dingin karena musim semi sudah mulai datang. Aku sudah tidak menangis, yang aku rasakan hanya sebuah rasa bersalah dan rasa marah kepada diriku sendiri. Aku menatap kosong gedung-gedung pencakar langit yang ada di hadapanku. Aku adalah seorang artis yang namanya sedang melejit sekarang, siapa yang tidak mengenal namaku? Jika aku keluar dari dorm tanpa masker, topi dan jaket, pasti aku akan di kejar oleh penggemarku. Tapi mengapa dari berjuta-juta manusia yang ada di Negara ini hanya Lu Han yang dapat menyelamatkan Ibu ku? Mengapa?
Kyung Soo berdiri di sampingku, ia baru datang beberapa menit yang lalu. Lu Han juga mengahampiri diriku yang sedang berada di atap rumah sakit. Kali ini ia membawa Cappucino hangat, asap panasnya menyembul dari gelas dus yang ia bawa.
‘Ah, walau aku tidak menyukaimu Hyung tapi aku menyukai Cappucino yang kau bawa’ tungkas Kyung Soo yang mengulurkan tanganya di hadapanku, ia berecana mengambil segelas Cappucino yang di pegang oleh Lu Han tapi laki-laki itu malah memberikan Cappucino yang ia pegang ke tangan Kyung Soo.
‘Ah… Aku tidak punya niat untuk bertemu dengan kalian berdua. Fans akan berteriak histeris ketika melihat kita berdiri sejajar seperti ini’ tungkas Lu Han yang memulai perbicaraan. Aku melihat raut wajahnya, walau ia mengucapkan itu semua dengan wajah datar tapi aku bisa merasakan kalau dia lebih bahagia dari terakhir kali aku melihatnya.
‘Aku juga tidak berharap bertemu denganmu, tapi aku mengucapkan banyak terimakasih karena kamu sudah berada disini’ tungkas Kyung Soo setelah menyerumput cappuccino milik Lu Han.
‘Kalian menjijikan!’ tungkasku.
‘Hampir dua tahun yang lalu kau tidak ikut kami pulang ke Korea, setelah konser di Beijing kau tidak pernah pulang ke Korea. Kau tiba-tiba mengunduran diri dari group tanpa mengucapkan salam perpisahan, tanpa memberikan kami alasan mengapa kamu keluar. Mulai saat itu aku membenci seluruh anggota yang keluar dari group, kalian sama saja!’ tungkasku. Ada perasaan terganjal di dalam hatiku.
‘Aku dan Baekhyun mendapatkan part lebih banyak di lagu-lagu yang kami keluarkan’ tungkas Kyung Soo pamer, namun itu bukan seperti pamer, melainkan sebuah keluhan.
‘Aku juga banyak membaca informasi tentang kalian. Aku bangga kalian bisa tetap berjalan kuat tanpa diriku’ tungkas Lu Han, ia mengulas segaris senyum.
‘Jauh sebelum konser kita di Beijing, aku telah menemui kedua orang tuaku di China. Aku senang karena aku dapat menghabiskan waktu dengan mereka, namun aku sedih ketika melihat mereka telah banyak berubah. Rambut Ayahku telah memutih, wajah Ibu ku tambah keriput. Sejanak aku berfikir, berapa banyak waktu yang aku habiskan tanpa meraka? Sejak kapan mereka bertambah tua? Semakin lama aku pikirkan, semakin membuat aku ingin memangis. Aku bertanya pada diriku sendiri. Apa yang aku cari di dunia ini? Apa yang aku perjuangkan di dunia ini? Aku terus memikirkannya selama berbulan-bulan. Aku merasa mereka susah payah menjagaku, merawat dan membesarkanku tapi saat aku beranjak dewasa aku sibuk akan dunia ku, aku jarang melihat mereka dan aku sangat sedih ketika mereka sakit dan aku tidak bisa merawat mereka’ tungkas Lu Han, setetes air mata jatuh di pipinya saat ia menceritakan semuanya kepada kami. Air mata itu kembali di hapus oleh Lu Han.
‘Berminggu-minggu aku mengurung diri di rumah. Saat aku keluar rumah, aku bilang pada diriku sendiri kalau akau bukan selebritis, aku bukan artis beken yang banyak di cintai oleh gadis-gadis. Namun saat aku keluar rumah banyak fans yang mengikutiku. Mereka meng-upload foto ku sedang berjalan. Hal itu membuat aku semakin sedih. Aku sudah bilang kepada perusahan untuk membiarkan aku memiliki jadwal solo untuk diriku di China agar aku bisa lebih lama bersama orang tuaku. Namun, perlahan aku sadari jika itu hal yang sia-sia. Pada akhirnya aku memutuskan untuk keluar dari group’ tungkas Lu Han, kali ini ia melihat diriku dan Kyung Soo.
‘Jangan mengatakan hal yang menjijikan, kau bilang kau tidak ingin menjadi artis tapi namamu masuk dalam 50 artis yang paling terkenal di China. Mengalahkan kepopuleran kami!’ tungkas Kyung Soo dengan nada yang sedikit ketus, aku yakin Kyung Soo merasakan hal yang sama denganku.
‘Aku telah jatuh cinta dengan dunia entertainment dan aku merasa sulit untuk keluar dari dunia ini. Ketika aku tidak berkarya aku merasa separuh dunia ku mati. Aku mencoba untuk nego dengan perusahaan tapi aku memang tidak di izinkan memiliki kegiatan individu di China sedangkan kedua orang tuaku membutuhkan aku’ tungkas Lu Han, ada sedikit emosi terselip dari nada bicaranya yang pelahan menjadi tinggi.
‘ Aku selalu iri dengan kalian! Orang tua kalian tinggal di Seoul, kalian bekerja di Seoul. Kalian bisa kapanpun pulang ke rumah dan melihat orang tua kalian. Sedangkan aku? Aku harus memohon-mohon untuk pulang ke China agar dapat bertemu dengan orang tua ku. Setidaknya kalian lebih beruntung dariku. Orang tua tidak punya banyak waktu untuk kita, semakin hari umurnya semakin tua dan kita sibuk akan kedewasaan kita’ tungkas Lu Han, aku melihat air matanya kembali menetes. Aku dapat merasakan hal yang sama. Perlahan hatiku memaafkan kesalahannya yang meninggalkan kami tanpa pamit, perlahan hatiku mengerti mengapa ia pergi begitu saja dari kami. Untuk beberapa menit kami bertiga saling terdiam, kami sibuk dengan pikiran kami masing-masing.
‘Hyung, kamu adalah sahabatku. Kamu menemaniku saat aku merasa takut, kamu memberikaku nasehat ketika aku salah dan tanganmu siap membangunkanku ketika aku terjatuh. Pada awalnya aku hanya mengajarkanmu kata-kata kasar dalam bahasa Korea, tapi kamu malah mengajarkanku bagaimana cara mendekati gadis yang aku suka. Jika kamu iri denganku, aku juga iri dengamu. Kamu cukup berani untuk mengambil keputusan’ tungkas ku, aku tersenyum menatapnya dan ia membalas senyumku.
‘Ya! Hyung, aku tau kau tampan. Tapi jangan berpacaran dengan gadis aneh itu. Kami tidak ada yang suka’ suara Kyung Soo membuat kami berdua menatapnya. Kami berdua langsung tertawa. Aku setuju dengan ucapan Kyung Soo.
‘Aku juga tidak suka, masih cantikan Noona-Noona Girls Generation dari pada gadis yang mengaku-ngaku berkencan denganmu’ ucapanku membuat Lu Han tertawa.
‘Aku tidak berpacaran dengannya. Dia bukan seleraku. Oh yah, jika aku menikah, aku tidak akan mengundang kalian!’ tungkas Lu Han dengan nada sok marah, hal itu membuat kami tertawa.
‘Aku pastikan kalau aku akan tetap datang ke pernikahanmu walau kau tidak mengundangku’ tungkas Kyung Soo dengan sedikit tawa.
‘Aku pastikan kalau aku akan memberikan uang yang banyak untuk pernikahanmu’ tungkasku.
‘Kau akan dapat uangnya dari mana?’ tanya Kyung Soo yang mengerutkan keningnya.
‘Tentu dari fans ku, mereka akan membantuku memberikan uang yang banyak untuk Lu Han Hyung’ tungkasku dengan tawa yang sangat keras setelah melihat wajah datar Kyung Soo mendenger jawaban dariku.
‘Ah, untuk apa kamu ke Korea. Ingat, Negara ini tidak membutuhkanmu’ tungkas Kyung Soo pura-pura ketus.
‘Temanku menikah besok, makanya kemarin aku datang kesini. Jadi untuk apa kalian ke Beijing? Beijing tidak butuh konser kalian!’ timpal Lu Han yang balik pura-pura ketus.
‘Berhenti! Aku lapar, mari kita makan bersama’ tungkasku yag menutup kedua telingaku dan berbalik badan.
₪
Tak bisa aku bohongi jika hari ini aku belajar banyak hal. Banyak hal yang sangat berharga yang dapat aku pelajari dari hari ini. Pertama adalah beharganya orang tua untukku, sesibuk apapun aku, sekaya apapun aku, dan setampan apapun aku, orang tua tetap hal yang paling penting untukku. Suatu hari nanti, mungkin aku bisa hidup tanpa Exo, tanpa pengemarku tapi apakah aku bisa hidup tanpa orangtuaku? Melihat orang tuaku sakit saja hatiku sudha sangat hancur, apalagi jika aku menghadapi kenyataan kalau aku hidup tanpa mereka, mungkin aku akan gila. Detik demi detik aku sibuk menjadi dewasa, aku sibuk menjadi pria idaman sejuta wanita, pada saat yang sama orang tuaku semakin tua, mereka semakin tak punya banyak waktu untuk bersamaku ataupun melihatku bahagia. Hari-hari tua mereka di habiskan dengan terus berdoa kepada Tuhan untuk semua kebaikanku dan mungkin aku lupa mendoakan mereka dalam setiap ibadahku. Aku akan selalu menangis jika membahas orang tua, karena mereka banyak member, aku banyak menerima tapi terkadang aku aku berikan hanya rasa khawatir dan rasa kecewa kepada mereka.
Hal kedua yang aku pelajari hari ini adalah seorang sahabat tetap seorang sahabat walau ia jauh dari kita, walau ia tak bertegur sapa dengan kita. Sejauh apapun jarak memisahkan, seorang sahabat akan mendoakan sahabatnya dan seorang sahabat akan merindukan sahabatnya juga. Entah di dunia nyata atau di akhirat aku harap aku masih tetap bisa bersahabat dengan Lu Han. Aku berharap tidak lagi ada kesalahpahaman antara kita, aku harap juga tidak ada kebencian dari mata dan bibir kita. Karena kami adalalh sahabat, tidak ada satupun hal yang dapat memisahkan kami kecuali Tuhan.
Hal ketiga yang berharga untuk hari ini adalah komunikasi, walah hal yang sepele tapi salah komunikasi, salah presepsi itu akan menjadi boomerang untuk siapapun. Aku berjanji mulai hari ini aku akan berkomunikasi dengan siapapun secara baik agar tidak ada kesalahan di antara kami.
END~
Dari FF yang singkat ini berharap banget jika kalian mendapatkan sesuatu yang dapat kalian pelajari. Baper nih, kangen sama Luhan, Tao dan Kris di Exo. Saya pribadi tidak membenci mereka keluar dari Exo tapi saya rasa mereka punya alasan sendiri untuk keluar dari Exo. Terkadang sesuatu ada baiknya jika tidak bersama(*kata-kata gue~ beh banget nih~ ). Like dan comment ya~ semoga FF ini mengantarkan gue ketemu dengan Baekhyun di tanggal 27 Februari nanti. Gue pengen banget ngeliat seganteng apa sih Baekhyun sampai dia punya pacar aja buat geger dunia persilatan dan perbencongan~ ></ ehhhh… bencong aja ampe baper loh Baekhyun punya pacar, apa lagi gue? Hahahhahahah~ kakak Dreamers~ tiket konser EXO nya buat Sarah dong satu.
Twitter: @Maisaveron
IG: Maisaveron