Dreet... dreet... dreet...
Handphoneku bergetar pertanda ada chat yang masuk. Cukup malas kubuka chat tersebut. Namun aku terperanjat seketika melihat nama yang tertera pada layar handphone. Oh Sehun. Hah? Ada gerangan apa Sehun ngechat aku?
“Hai Rin, hehe, mau bantuin aku ga? Aku tungguin di deket sungai Han ya hehe” – Oh Sehun.
Hah? Ada apa? Kenapa tiba-tiba gini?. Beribu pertanyaan terus muncul di otakku tapi tidak kunjung kutemukan jawabannya. Dengan langkah yang cukup terburu-buru kuambil mantel biruku dan bergegas menuju dimana Sehun menungguku. Ada apa ya?
Dari kejauhan aku lihat Sehun tengah berdiri di samping mobilnya, memakai kemeja kotak-kotak warna abu dan celana jeans yang agak kekendoran. Tampan. Ya, dia selalu tampan. Aku jadi ingat bagaimana aku sangat kesal melewatkan momen Sehun menyetir mobil untuk mengantarkan anak panti asuhan makan siang saat acara charity di kampus. Ya, aku adalah barisan terdepan yang ingin selalu melihat apa yang Sehun lakukan apalagi itu hal baru. Tampaknya Sehun sudah menyadari keberadaanku dia melambaikan tangannya. Tak butuh waktu lama aku balas lambaian itu dan memberikan senyum termanis yang pernah aku buat selama aku hidup. Hahaha, pada akhirnya bisa juga aku melakukan hal ini. Padahal selama bertahun-tahun aku selalu tak bisa memberikan senyum terindah kepada Sehun. Dan aku merasa sangat kejam karena Sehun selalu berusaha mengajakku ngobrol, tapi aku justru tak acuh padanya. Andai sindrom salah tingkahku tak pernah ada, mungkin aku tak sekaget ini dimintai tolong olehnya.
“Ada apa Hun? Aku bisa bantu apa? Tapi maafin ya kalau ga bisa bantu banyak hehe” Haha aku hebat sekali bisa berkata sepanjang ini di depannya tanpa ada salah tingkah tanpa ada getaran-getaran penganggu seperti 3 tahun yang lalu.
Sehun tak menjawab, dia hanya mendorongku untuk memasuki mobilnya dan membawaku pergi entah kemana. Cukup lama kita terdiam. Sehun tak berkata apapun. Aku juga tak tahu harus berkata apa. Tiba-tiba handphone Sehun bergetar dan saat kulihat itu adalah sebuah chat dari Chanyeol. Samar-samar kubaca isinya “Gimana Hun?”. Sehun tak mengalihkan sedikit fokusnya padahal handphonenya berdering.
“Itu ada chat dari Chanyeol hehe. Btw, Chanyeol sekarang ngelanjutin dimana?” kataku memecah suasana hening ini.
“Tanya aja sama anaknya langsung! Nih pake handphone aku aja” Sehun menyodorkan handphonenya dan menatapku dengan sesungging senyum merekah di bibirnya. Aku tak percaya akan ada momen ini.
Kuraih handphone Sehun dari tangannya. Kubuka chat dari Chanyeol dan mencoba mengetikan pertanyaanku tadi. Namun seketika kuurungkan niatku itu. Entah kenapa aku jadi lebih tertarik dengan isi chat itu.
“Bilang aja Hun ke Kirin”
“Tadi becandain Kirin lagi, tapi dia cuma diem Yeol, gimana ya?”
“Baekhyun beneran suka Kirin! Ayo Hun ngomong sekarang aja!”
“Aku udah 2 kali liat Chen sama Kirin berdua, yang ngebajak LINE-nya Kirin juga Chen, mereka jadian Yeol?”
“Isunya Kirin suka sama Kai Sunbae, Hun”
“Aku ga pernah liat Kirin sebahagia tadi, Lay sama Xiumin hebat ya Yeol, selalu bikin Kirin ketawa”
“Kata anak-anak Kirin selalu muji-muji sifatnya D.O Hun”
“Tadi aku ketemu Kirin lagi bareng Suho, Yeol, dia nyapa aku buat pertama kalinya, aku gugup, dan aku tinggalin dia padahal belom jawab, bego ya?”.
“Udah nanya ke Chanyeol belom? Dia jawab apa?” suara Sehun membuyarkanku. Aku tak tahu sudah berapa lama larut dalam chat Sehun dan Chanyeol. Kutatap Sehun begitu dalam. Rasanya aku ingin menangis. Menangisi kebodohanku. Kenapa aku tak bisa mengerti perasaanya dari dulu hingga sekarang. Aku hanya mementingkan perasaanku dan selalu mengedepankan perasaanku itu. Aku ingat bagaimana aku memutusan untuk melupakan cinta pertamaku sejak 1 tahun yang lalu hingga sekarang hanya karena aku merasa tak ada harapan sedikitpun untuk memilikinya. Dan ternyata...
“Rin? Udah nanya Chanyeolnya? Apa katanya?” lagi-lagi suara Sehun membuyarkanku.
“Huh? Kenapa?” kutatap wajah Sehun. Dia tersenyum, sangat manis, bahkan senyum termanis yang berhasil kutangkap dari wajahnya. Badannya mendekat ke arahku. Aku tak mengerti apa yang akan dia lakukan. Semakin dekat hingga kusadari hembusan nafasnya di telingaku. “Selamat ulang tahun, Rin” bisiknya di telingaku, sangat lirih. DEG! Tiba-tiba otakku berputar pada kejadian 12 April 2 tahun yang lalu, saat aku dengan bodohnya membisikkan “Selamat ulang tahun Sehun” ke telinganya. Ya aku kehilangan akal sehat kala itu, padahal itu baru beberapa hari kita berkenalan, ya walaupun aku sudah tahu segala tentangnya dari setahun sebelumnya. Aku hanya kesal karena orang-orang terus mengucapkan selamat ulang tahun ke Jinwoo, padahal kan Sehun juga ulang tahun hari itu. Aku sungguh malu setelah kejadian itu. Bahkan aku sempat bersumpah bahwa tak akan menemuinya semenjak saat itu. Namun yang kudapati justru Sehun semakin sering mengajakku mengobrol, selalu menyapaku dan bahkan mengajakku bercanda. Dan itu sungguh membuatku salah tingkah, hingga sindrom itu datang. Sindrom tiba-tiba diam, tiba-tiba tak bisa senyumm dan tiba-tiba cuek sedetik setelah melihat keberadaan Sehun. Entah mengapa.
“Ayo Rin turun! Udah sampai nih” ajak Sehun padaku. Tempat apa ini? Kok gelap banget. Kukeluar dari mobil dan mengikuti arah Sehun pergi. Hingga disuatu titik dimana aku bisa melihat samar-samar keberadaan Chanyeol, Baekhyun, Chen, D.O, Lay, Xiumin, Suho, dan Kai Sunbae. Mereka membentuk formasi dance Growl-EXO dan tak lama music Growl berkumandang. Sehun diajak bergabung dengan mereka.
“Makasih Rin, udah jadi orang yang selalu aku pikirin tiap hari selama 3 tahun ini, maaf ga bisa mikirin kamu lagi. Aku percaya Kai Sunbae lebih bisa” bisik Sehun yang kemudian berlari menuju gerombolan yang telah melakukan dance cover Growl.
Kenapa baru sekarang Hun? Tak lama kemudian mereka mengangkat sebuah tulisan bertuliskan “Marry Me!” kemudian Kai Sunbae mengarahkan sebuah cincin ke hadapanku. Sambil tersenyum Kai Sunbae berkata “Marry Me, Kirin-ah”.
[FF ini buat ikutan kuis dapetin tiket gratis EXOluXion mohon bantuan like dan commentnya ya, terimakasih, semoga kebaikan kalian dibalas hehehe]
#FREETIXEXOluXion