home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Go Go DAY6

Go Go DAY6

Share:
Author : gegeGG
Published : 31 Dec 2015, Updated : 10 Feb 2016
Cast : Kim Chaeri (OC) Sungjin Day6, Jae Park Day6, Junhyeok Day6, Young.k Day6 , Wonpil Day6, Dowoon Day6
Tags :
Status : Ongoing
1 Subscribes |1984 Views |2 Loves
Go Go DAY6
CHAPTER 3 : Hi Maknae!!

 

 

Seorang pria berwajah imut mengendap-endap masuk ke sebuah dapur rumahnya. Ia terus menengok ke kiri dan kanan mengecek keadaan. Dirasa aman ia pun mengambil 2 wajan penggorengan yang menggantung rapi di dinding dapur dan mengambil 2 tutup panci yang cukup besar di dalam rak. Walaupun kewalahan pria itu berhasil keluar dari rumahnya dengan aman. Pria itu buru-buru berlari menuju bukit yang berjarak sekitar 100 meter dari rumahnya. Di bukit sana ternyata ia sudah ditunggu oleh 2 temannya yang tengah membawa gitar.

“Ya Dowoon~ah, apa kau yakin takkan dimarahi oleh ibumu dengan membawa itu??” dengan dialek yang kental salah satu temannya yang bertubuh gempal sambil menenteng gitar itu bertanya.

“Hee, asal ibuku tak tahu ia takkan marah” Jawabnya dengan aksen daerah yang cukup kental juga, ia memamerkan cengiran polosnya.

“Kajja kita mulai membuat drumnya dan mulai berlatih” Ajak Dowoon pria itu berjalan menuju sebuah pohon yang disana terdapat kerangka drum yang sudah di modifikasi dengan barang seadanya oleh Dowoon.

Di bagian depan drum yang jebol ia ganti dengan bak besar berdiameter sama, dan diatasnya sudah ada 3 panci tengkurap. Dowoon menaruh 2 tutup panci dan 2 wajan pada masing-masing bagian yang masih kosong. Jadi sudah drum rakitan hasil karya Dowoon sendiri, walaupun terlihat menyedihkan karena terbuat dari perabot dapur rumahnya ia tetap senang dengan hasilnya. “Jangg! Sudah jadi, ayo kita mulai” Dowoon mulai menabuh kumpulan panci itu dengan wajah sumringah, ia berlagak seperti seorang drummer profesional.

“YAAAA YOON DOWOON!!!! KAU APAKAN PANCI-PANCI IBU EOH!!!” omel seorang wanita paruh baya, dengan raut wajah yang super sangar. “Eomma!” Dowoon tak bisa berkutik ia sudah tertangkap basah.

.

Go Go Day6

.

Chaeri dan Sungjin duduk berhadapan di kantin, di meja itu terdapat formulir pendaftaran anggota club. Chaeri tengah menerangkan tentang Club bandnya pada Sungjin yang baru beberapa menit lalu memutuskan untuk bergabung dari pada harus berurusan dengan sekolah gara-gara ketahuan tengah mengintip anak-anak teater yang tengah berlatih oleh Chaeri.

“Aku akan bergabung dengan club ini hanya untuk 1 bulan, hanya sampai pada acara festival sekolah saja” tandas Sungjin angkuh. Chaeri mencibir, ia menghempaskan nafas kasarnya.

“heohh,baiklah deal!” Ucap Chaeri yakin, ia mengulurkan tangannya tanda kesepakatan atas perjanjian. Sungjin menyambutnya.

“itu lebih bagus, memangnya siapa yang mau berlama-lama dengan pria arogan seperti dia, ini membuatku gila, kau pikir orang yang bisa bermain gitar hanya kau saja!” cibir Chaeri lirih walaupun itu masih bisa didengar oleh Sungjin. Sungjin membulatkan matanya mendengar cibiran Chaeri.

.

.

Di ruang band, Jaehyung, Junhyeok dan Wonpil terkapar di sofa. Mereka kelelahan karena baru selesai membersihkan ruangan band.

“Aigoo aku lapar~” keluh Jaehyung. Ia menutupi wajahnya sambil memegangi perutnya yang keroncongan.

“sama ku juga lapar, haiih apa tak ada yang bisa dimakan disini??” kini giliran Junhyeok yang ikut mengeluh, ia meletakkan gagang sapu yang ia pegang pada wajahnya.

“Sarang laba-laba!” ucap wonpil tiba-tiba. Junhyeok dan Jaehyung menengok kearah Wonpil yang tengah menatap langit-langit, mereka sedikit tersinggung dengan perkataan Wonpil barusan.

“YAA!! Maksudmu kami harus memakan sarang laba-laba begitu??” omel Junhyeok pada adik sepupunya. Jae ikut emosi. Wonpil ikut menoleh kearah kedua hyungnya yang duduk disebelah kanannya memandangnya dengan tatapan penuh tanda tanya Ia tak mengerti kenapa hyungnya tampak marah.

“Yee?? Aniyeo!! Maksudku masih ada sarang laba-laba yang belum dibersihkan, Chaeri pasti akan marah-marah nanti” jelas Wonpil sambil menunjuk kearah sarang laba-laba yang ada di langit-langit ruangan.

“Haisss biarkan saja!! Biar dia sendiri yang membersihkan, haiiss gadis itu kenapa bisa mengerikan sekali!” gerutu Jaehyung.

Kreekk~ pintu ruangan terbuka, disana tampaklah orang yang tadi baru selesai dibicarakan masuk kedalam ruangan.

“Uwaaa bersih sekali, jika seperti inikan jadi lebih nyaman” komentar Chaeri senang. Ketiga pria itu hanya tersenyum kecut, pasalnya Chaeri hanya memuji tak membawakan makanan seperti yang telah ia janjikan sebelumnya.

“Oh iya kenalkan ada anggota baru yang akan mengisi posisi gitaris” Chaeri menoleh kebelakang kearah Sungjin yang berdiri mematung di ambang pintu. Ketiga pria itu pun ikut melihat kearah Chaeri, mereka tercengang ketika melihatnya begitu juga dengan Sungjin. “Park Sungjin?!”

“Kalian?” Mereka semua pun saling tunjuk membuat Chaeri bertanya-tanya.

“Uwaaa Daebak!! Ku pikir tak ada kalian di club ini” Sungjin menghampiri ketiga temannya itu, wajahnya terlihat senang sekali. Sungjin sempat mengira bahwa Club band Chaeri adalah sekumpulan para pecundang.

“Kalian saling kenal??” Tanya Chaeri, ia masih terkejut.

“Tentu saja, Sungjin pernah satu kelas denganku saat kelas 1, tapi tak tahu bagaimana ia bisa kenal dengan Jae sunbae” terang Wonpil.

“Aku dan si gila ini pernah tampil bersama di sebuah cafe dan ikut lomba juga bersama dengannya” giliran Jae yang menjelaskan.

“Ahh begitu” Chaeri mengangguk mengerti.

“Yaa Park Sungjin, kenapa kau bisa bergabung dengan Club?? Bukankah kau paling tak suka bergabung dengan club apapun??” Tanya Junhyeok. Sungjin diam namun matanya mengarah pada Chaeri. Seolah-olah menyalahkan Chaeri.

“Yaa kenapa kau memandangku begitu hah???” omel Chaeri. Wonpil, Junhyeok, dan Jaehyung tertawa, mereka tahu alasannya.

“Jadi Chaeri kami yang memaksamu?? Ahahaha Aigoo Chaeri kami memang luar biasa” goda Jaehyung. Chaeri mendelik kearah Jae.

“Aku tidak memaksanya!! Aku hanya memberikan pilihan yang bisa menyelamatkannya! Siapa suruh ketahuan mengintip anak-anak teater” tandas Chaeri. Sungjin memicingkan matanya memperingati Chaeri agar tak mengatakannya.

“Mwo?? Jadi si gila ini ketahuan mengintip anak-anak teater?? Ahahahahaha” tawa Jae meledak, dan itu menular pada Junhyeok dan wonpil. Sungjin kehilangan muka.

“Haaiss sudah-sudah jangan bahas itu lagi, lebih baik jelaskan pembagian posisinya ” pangkas Sungjin, ia membelokkan pembicaraan.

“Junhyeok dia bertanggung jawab pada Keyboard dan vocal, Wonpil karena sudah ada Synthesizer maka dia bertanggung jawab pada itu dan juga vocal, Jae Sunbae dia gitar electrict, vocal?? Apa kau punya vocal yang bagus??” Chaeri bertanya pada Jaehyung disela-sela penjelasannya.

“Tentu saja!! Kalau kau perlu bukti aku bisa menunjukannya” terang Jaehyung percara diri. “Baiklah anggap saja suaramu bagus, Jae sunbae bertanggung jawab pada vocal juga, dan kau Park Sungjin, kau bertanggung jawab pada gitar akustik dan vocal” terang Chaeri. Sungjin mengangguk mengerti.

“Tapi, apakah tak masalah dalam satu band terdapat banyak vocalis??” sungjin tampak tak setuju.

“Tidak apa-apa, itu bahkan akan jadi lebih bagus. Sangat sayang sekali jika ada bakat dalam diri kalian tidak tampilkan” Jelas Chaeri, semua member mengangguk mengaminkan penjelasan Chaeri.

“oh iya bass! Siapa yang bertanggung jawab pada bass??” Tanya Wonpil.

“Biar Chaeri saja, kau belum dapat posisi apapun!” tandas Jae. Chaeri melotot.

“kenapa harus aku??? Aku bertanggung jawab pada drum!, kau saja!” tunjuk Chaeri pada Sungjin. “Shireo!! Aku tak bisa!” tolak Sungjin mentah-mentah.

“Yaa kenapa tak bisa?? Bukankah Bass dan gitar sama saja!!” protes Chaeri.

“Mereka berbeda dan aku tak mau, Jae sunbae saja!!” lempar Sungjin kini giliran Jae yang protes.

“Shireo!! Aku lebih keren jika bermain gitar” Chaeri mengernyitkan dahinya mendengar pernyataan narsis Jaehyung. Tok,,tok..tok tiba-tiba saja pintu ruangan mereka diketuk seseorang, membuat perdebatan diantara mereka terhenti. Pintu terbuka, munculah seorang pemuda tampan yang terlihat dari balik pintu.

“Kang Younghyun!” panggil Chaeri tertegun, begitu pun yang lain. Younghyun hanya tersenyum dan berjalan mendekati mereka. Ada perlu apa pria itu kesini, itu adalah pertanyaan yang menghinggapi setiap kepala mereka.

“Permisi, bolehkah aku ikut bergabung dengan club ini?? Ku dengar kalian sedang membutuhkan seorang bassis” ucap Younghyun ramah, tak lupa senyum khasnya ia torehkan diwajahnya.

“KAU SERIUS??” tanya mereka berbarengan. Mereka semua tampak tak percaya. Younghyun tak mengerti kenapa ekspresi mereka seperti ini, ia hanya mengangguk mengiyakan bahwa iya benar-benar serius.

“Kau tahu dari mana??” tanya Junhyeok. Younghyun melambaikan brosurnya.

“Dari brosur ini dan juga Kim Chaeri” tunjuk Younghyun pada Chaeri, Chaeri melongo ia masih tak menyangka bahwa Younghyun mau bergabung, dalam hatinya ia merasa senang sekali sampai ia tak tahu harus berbuat apa-apa.

“Huwaa Daebak, Chaeri ya apa kau memaksa dia juga??” tanya wonpil yang merasa takjub.

“Aniyeo!! Aku tak memaksanya!! Waktu itu dia yang membantuku menempelkan brour-brosur di koridor kelas” terang Chaeri, Younghyun lagi-lagi mengangguk mengiyakan. Jaehyung menaruh telunjuknya diatas bibir, jelas sekali ia kebingungan.

“Tunggu, memangnya kenapa dengan dia? Kenapa kalian semua terkejut? Aku terkejut hanya karena dia tampan dan mau bergabung dengan club ini, aku kira hanya aku saja orang keren yang bersedia bergabung dengan club ini” tandas Jaehyung tak habis pikir. Chaeri, Junhyeok, sungjin dan Wonpil serentak menekuk wajah mereka. Lagi-lagi Jaehyung menunjukkan kenarsisannya. Younghyun hanya terenyum garing.

“Aku dan Wonpil satu kelas dengannya dari kelas 1 sampai sekarang, aku terkejut karena dia itu orang yang pendiam. Sama seperti Sungjin ia seperti tak tertarik dengan kegiatan club” terang Junhyeok, Chaeri memandangi Younghyun dengan seksama, ia tak percaya bahwa Younghyun orang yang pendiam, waktu bersamanya minggu lalu ia terlihat bersahabat.

“Aku merasa club ini menarik makanya aku bergabung” ungkap Younghyun.

“Cahhh!! Sebelum memutuskan kau boleh bergabung atau tidak, kau harus menunjukkan sesuatu pada kami, apakah kau bisa memainkan bass atau tidak” ucap Jaehyung ia berdiri dan berjalan menuju tempat alat musik. Ia mengambil bass yang berdiri rapi didepan drum. Younghyun berjalan mendekat pada Jaehyung, ia pun menerima bass itu. Ia mengatur nadanya agar terdengar sempurna, dirasa sudah siap ia mulai memejamkan matanya dan mulai memetik senar bass tersebut.

Jemarinya sangat lihai memainkan chord-chord mengasilkan nada yang luar biasa membuat Jaehyung, Chaeri, Sungjin, Wonpil dan Junyeok tercengang. Mereka tak mengira bahwa Younghyun bisa memainkan bass sekeren ini.

Prokk..prokkk..

“Daebak!!” Gumam Jaehyung sambil bertepuk tangan, Younghyun mengehentikan permainanannya, ia menaruh lagi bass tersebut ditempat semula.

“Baiklah kau boleh bergabung” Ucap Jaehyung, ia menepuk bahu Younghyun dan berjalan pergi menuju sofa.

“Haiss ini gawat, sepertinya aku akan mempunyai saingan disini” gumam Jaehyung lirih tapi masih bisa didengar oleh teman-temannya membuat mereka tertawa. Younghyun tersenyum kearah Chaeri begitu juga dengan Chaeri, ia benar-benar senang.

“Selamat bergabung di club band kami!” sambut Chaeri ia mengangkat tangannya mengajak Younghyun untuk berhigh five. Younghyun masih memasang senyumnya, ia pun menyabut tangan itu.

“Gomawo” ucap Younghyun. Sungjin mencibir dibelakang.

“Heohh kenapa penyambutan untuknya sangat manusiawi sekali, sementara padaku dia menendang kakiku sebagai penyambutan” Chaeri mendelik kearah Sungjin. Pria ini memang perusak suasana.

“Kalau kau mempunyai kesan pertama yang baik padaku akupun takkan melakukanitu padamu, heung~” dengus Chaeri. Membuat yang lain tertawa kecuali Sungjin yang bertampang masam.

“Kau ketahuan mengintip makanya dia memperlakukanmu seperti itu” tandas wonpil ia menepuk bahu Sungjin. Membuat Sungjin ingin sekali memakan wonpil hidup-hidup, kenapa membawa lagi masalah mengintip itu.

“Hahaha” .

.

GO GO DAY6

.

Masih lengkap dengan baju seragam dan juga tas ranselnya, Chaeri berdiri di depan jendela tempat les musik, ia memandangi sebuah gambar drum yang tertempel secara rapi disana. Ia menghembuskan nafas lemahnya tatkala ia kembali teringat kejadian 2 hari lalu saat diruang band sekolahnya.

Flasback

Sudah 2 jam Chaeri, dan anggota club bandnya yang lain berlatih. Wajah lelah dan kesal terpampang jelas pada mereka. Jae mengacak rambutnya gusar, ia tak sanggup lagi. Wonpil, Junhyeok dan Younghyun hanya menunduk sesekali memandangi Chaeri yang ikut menunduk juga sambil menggaruk-garukkan kepalanya dengan stik drum yang ia pegang. Sementara Park Sungjin udah tak terhitung berapa kali anak itu menghela nafas kasarnya.

“Hey Kau!! Apa kau benar-benar bisa bermain drum??” tanya sungjin sarkastik. Chaeri mengkerut ia memberanikan diri menatap Sungjin.

“T..tentu saja” jawab Chaeri takut.

“Lalu apa yang kau mainkan tadi hah??” damprat Sungjin akhirnya. Chaeri tak terima ia dimarahi, ia bangkit dari duduknya.

“Tentu saja aku memainkan drum lalu apa lagi?? Memangnya ada yang salah dengan permainanku??” tanya Chaeri, meminta pendapat teman-temannya yang lain. Jae menghela nafas sekali lagi.

“Kau salah banyak” terang Jae lirih, ia mengusap tengkuknya merasa tak enak hati. Chaeri mengerjapkan matanya sebenarnya ia menyadari itu.

“Kau selalu kehilangan temponya, kau terlalu lambat” tambah wonpil. Ia tak berani menatap Chaeri ia lebih memilih menatap layar laptopnya.

Sungjin masih memandangi Chaeri dengan tatapan tajamnya. Ia seolah berkata pada Chaeri, apa kau mendengarnya??. Chaeri merasa terpojok kenapa tak ada satu pun yang membelanya. Ia memang belum bisa bermain drum, ia mengambil posisi ini dengan modal nekat. Berbohong pada mereka mengatakan bahwa ia bisa bermain drum.

“Siapa bilang, aku bermain dengan ketukan yang benar!! Kalian saja yang bermain terlalu cepat!!” protes Chaeri membela diri.

“Haiss gadis ini sudah salah masih berani menyalahkan orang lain!! YAAA!!” bentak Sungjin emosi matanya membulat sempurna. Junhyeok dan Wonpil buru-buru menahan Sungjin.

“Tenanglah kendalikan emosimu” bisik Junhyeok mencoba mendinginkan Sungjin.

“Apaa?? Apaa??” Chaeri berjalan mendekati Sungjin dengan mengangkat dagu mencoba menantang Sungjin. Sungjin melepaskan diri dari Junhyeok dan Wonpil. Emosinya sudah tak bisa ditahan-tahan lagi.

“KAU!! KELUAR DARI SINI DAN DATANG LAGI JIKA KAU SUDAH BISA BERMAIN DRUM DENGAN BENAR!!!” Omel Sungjin lagi pada Chaeri, Wonpil menarik Sungjin lagi dengan susah payah. Park Sungjin, pria itu benar-benar sudah habis kesabarannya. Bayangkan saja setelah pulang sekolah ia belum makan apapun dan langsung berlatih, ia harus rela menahan rasa laparnya selama 2 jam lebih tetapi siapa sangka hasil latihannya seperti ini.

“YAA!! KENAPA HARUS AKU YANG KELUAR?? AKULAH KETUA CLUBNYA!! KENAPA BUKAN KAU SAJA YANG KELUAR!!” Hadang Chaeri pada Sungjin, ia tak terima disuruh keluar seenaknya oleh Sungjin. Memangnya siapa dia?? Batinnya memprofokasi.

“BAIKLAH AKU AKAN KELUAR!! MEMANGNYA SIAPA YANG MAU DIKETUAI OLEH ORANG BODOH SEPERTIMU!!”

“HEOHH SILAHKAN JIKA ITU MEMANG MAUMU!! DENGAN SENANG HATI AKU PERSILAHKAN!!” sadar suasananya semakin runyam Jae dan Younghyun buru-buru menarik Chaeri keluar dari ruang band memisahkannya dari Sungjin sebelum masalah semakin besar terjadi.

“Kau sebaiknya ikut les drum disini, aku yakin kau bisa bermain drum dengan cepat” Younghyun memberikan sebuah kartu nama tempat les musik pada Chaeri. Chaeri menerimanya dengan ragu.

.

.

Chaeri memandangi kartu nama yang diberikan oleh Younghyun waktu itu. Lagi-lagi ia menghela nafas. Tempat les ini adalah tempat les yang sama saat Chaeri belajar gitar waktu dulu, ia benar-benar bimbang haruskah ia kembali ikut les lagi?? Satu sisi Chaeri sudah trauma, ia tak mau bertemu guru les yang sangat galak itu dan satu sisi ia harus bisa bermain drum karena ini menyangkut kelangsungan clubnya.

Chaeri menoleh kesebelah kiri ketika merasa ada seseorang berdiri tepat disampingnya, seorang pria muda memakai jaket yang kedombrangan alias besar tengah memandangi gambar drum yang ada di jendela, sama seperti yang dilakukan oleh Chaeri. Sadar bahwa ia sedang di perhatikan pria itu membukuk memberi hormat pada Chaeri, Chaeri tertegun ia pun balas membungkuk memberi hormat.

“Kau mau ini??” Chaeri menyodorkan kartu nama yang diberikan oleh Younghyun pada pemuda yang ia kira usianya tak jauh beda dengannya itu. Pemuda itu menerimanya dan membacanya.

“Uwaa Khamsahamnida” Ucap sang pemuda itu dengan dialek yang kental membuat Chaeri tertegun mendengarnya. Ahh jadi pemuda itu adalah pendatang, pikirnya. Pemuda itu mengambil dompet dari balik sakunya dan menaruh kartu nama itu didalamnya. Ia membungkuk kembali pada Chaeri dan pergi dari depan tempat les tersebut. Chaeri memandangi lagi tempat les itu. Mencari jawaban kegamangannya.

“Lebih baik aku mencari member baru yang bisa bermain drum saja!! Benar! lupakan untuk mengambil kursus itu!!” ucap Chaeri berusaha meyakinkan diri. Ia pun berniat pergi meninggalkan tempat kursu itu. Langkahnya terhenti ketika iris matanya melihat dompet terbuat dari kulit sintetis berwarna coklat tua tergeletak tak jauh dari tempatnya berdiri.

“Dompet siapa ini?” Chaeri mengambil dompet itu dan membukanya mencari identitas si pemilik dompet ini.

“Yoon Dowoon. Ahh!! bukankah ini dompet milik orang daerah tadi!!” Chaeri terkejut ketika melihat kartu pelajar yan terpajang rapi di dalam dompet. Ia buru-buru mengedarkan pandangannya mencari Yoon Dowoon si pemilik dompet.

“Itu dia orangnya!! Heyy berhenti!!” Chaeri segera berlari mengejar Dowoon yang tengah menyebrang jalan.

“Haiss kenapa dia jalan cepat sekali!! HEEYY BERHENTIII!!” teriak Chaeri lagi, ia berdiri tak tenang menunggu giliran menyebrang. Lampu lalu lintas kembali merah. Chaeri langsung berlari lagi mengejar Dowoon yang semakin jauh dari pandangannya.

“HEEYY KAUUU BERHENTIII!!! DOMPEET MU KETINGGALAN!!” Teriak Chaeri lagi, ia sudah kelelahan pasokan oxigen pada tubuhnya mulai menipis.

“Haisss apa dia menggunakan Headphone?? Kenapa ia tak mendengarku!!! Heyy KAUUU!!!” Chaeri masih berlari mengejar Dowoon yang tak bergeming dengan panggilannya padahal jarak mereka tak begitu jauh hanya beberapa meter saja.

“Astaga! HEYYY YOON DOWOON!! KAU MENJATUHKAN DOMPETMU!!” teriak Chaeri dengan segala kekuatannya yang tersisa. Dowoon mendengar ada yang memanggil namanya langung menghentikan langkahnya. Ia bingung ini adalah Seoul dan dia baru pindah kesini tadi pagi, dan ia sadar betul bahwa tak ada yang ia kenal disini. Ia pun berbalik mencari siapa yang memanggilnya tadi.

“Disini..disini.. aku yang memanggilmu haahh~ haah~” Chaeri membungkuk sambil melambaikan tangan pada Dowoon menyuruhnya untuk mendekat. Nafasnya terengah-engah.

“Ini~ kau menjatuhkannya di depan tempat kursus” masih membungkuk Chaeri melambaikan Dompet Dowoon. Dowoon langsung memeriksa saku jaketnya,tak ada apapun. Benar itu dompet miliknya. Ia pun berjalan mendekati Chaeri.

“Khamsahamnida” Ucap Dowoon ia mengambil dompetnya dari tangan Chaeri. Chaeri terhuyung hampir terjatuh jika saja Dowoon tak cepat menahannya.

“Aigooh~ oxigen.. oxigen.. aku butuh oxigen” racau Chaeri, ia masih belum bernafas dengan sempurna. Dowoon buru-buru membawa Chaeri duduk di bangku yang ada di sepanjang trotoar.

“Yaa~ kenapa kau sulit sekali dipanggil!” Keluh Chaeri.

“Ahh Jeoseonghamnida~ telah menyusahkanmu, terimakasih karena kau telah menolongku, sekali lagi terimakasih dan aku minta maaf" Dowoon membungkuk mengucapkan terimakasih dan meminta maaf secara bersamaan, ia benar-benar merasa tak enak hati. Chaeri tak menggubris ia masih mencoba mengumpulkan oxigen dalam paru-parunya. Dowoon merasa prihatin.

“Tunggulah disini.. jangan kemana.. tunggu lah disini” perintah Dowoon dengan dialeknya. Chaeri melongo tak mengerti, sementara Dowoon sudah berlari mencari mini market.

Beberapa menit kemudian Dowoon kembali dengan dua kaleng minuman isotonik, ia berlari menghampiri Chaeri. Hanya ini yang bisa ia pikirkan untuk membalas budi.

“Minumlah agar merasa baikan” Dowoon menyodorkan satu kaleng minuman itu pada Chaeri, gadis itu menerimanya sambil mengerjapkan matanya bingung.

“Sekali lagi aku meminta maaf dan berterimakaih padamu, aku baru pindah dari busan, bukannya aku tak mendengarnya, hanya saja aku pikir tadi bukan memanggilku” jelas Dowoon tak enak hati. Chaeri menghempaskan nafasnya, ia segera menegakkan duduknya. Sepertinya keadaannya sudah membaik.

“Haah Gwaenchana, Kenalkan aku Kim Chaeri” Chaeri mengulurkan tangannya mengajak Dowoon berkenalan walaupun nyatanya gadis itu sudah tahu namanya. Ia memasang wajah bersahabatnya. Dowoon ragu, namun akhirnya ia membalas jabat tangan Chaeri.

“Yoon Dowoon” Ucap Dowoon gugup. Dowoon memperhatikan lambang pada seragam Chaeri, sepertinya ia tertarik dengan itu.

“Itu.. itu.. ahh.. apa kau dari SMA Haneul??” Tanya Dowoon sambil menunjuk pada lambang sekolah Chaeri yang ada di seragamnya, Chaeri mengikuti arah tunjuk Dowoon. Ia pun mengangguk.

“Benar, aku tingkat 2 di SMA Haneul, kenapa??”

“Aku juga akan sekolah disana, aku ada di tingkat 1” terang Dowoon masih gugup.

“Uwaa benarkah?? Kalu begitu aku ini kakak seniormu kau harus memanggilku sunbae” goda Chaeri. Chaeri benar-benar geli mendengar suara Dowoon yang berat dan bergelombang, ditambah wajah Dowoon yang super polos membuat Chaeri ingin sekali menjadikan Dowoon seorang adik. Chaeyoung? Ia lupa dengan adik perempuannya itu. Baginya Chaeyoung tak ada imut-imutnya bahkan tak sopan.

“Ahh ye Sunbaenim” Dengan gugup Dowoon mengucapkan kata sunbaenim, membuat Chaeri terkikik.

“Yaa aku hanya bercanda, kenapa kau serius sekali mengatakan itu ahahaha” Chaeri tak kuasa menahan tawanya. Dowoon hanya tersipu sambil mengusap tengkuknya salah tingkah.

“Tapi Sunbaenim, bisakah kau menunjukkan toko yang menjual seragam SMA Haneul??” pinta Dowoon ragu. Chaeri bangkit dari duduknya, ia merapikan rambut dan juga rok serta blazernya.

“Kajja, aku akan mengantarmu kesana!!” Chaeri yang menyetujui permintaan Dowoon pun memimpin jalan. Sebuah pertanyaan melayang dipikiran Chaeri. Ia menghentikan langkahnya dan berbalik pada Dowoon.

“Bolehkan aku bertanya sesuatu padamu??” Dowoon mengangguk mempersilahkan.

“Tadi.. kenapa kau ada di depan tempat les musik??” tanya Chaeri ia berjalan mendekati Dowoon. Dowoon menggaruk tengkuknya salah tingkah.

“Aahh itu.. aku tertarik pada drum, tapi sepertinya ibuku takkan mengizinkanku untuk mengikuti les” terang Dowoon malu-malu. Chaeri berbinar, lagi-lagi keberuntungan berpihak padanya.

“Benarkah?? Kau tertarik pada drum??” Chaeri memegang erat lengan Dowoon, membuat Dowoon terperanjat kebelakang. Pemuda busan itu hanya mengangguk.

“Kau bisa bermain drum??” tanya Chaeri lebih antusias lagi.

“Bisa tapi masih harus belajar lagi” terang Dowoon.

“Sempurna!! Kau bisa bergabung dengan clubku, aku adalah ketua club band, kami sedang mencari seorang drummer. Jika kau bergabung dengan club kami, kau bisa bermain drum sesuka hatimu” tawar Chaeri masih memamerkan senyumnya. Kini giliran Dowoon yang antusias.

“Benarkah?? Baiklah aku akan bergabung!” tandas Dowoon yakin. Chaeri senang bukan main akhirnya ia mendapatkan seorang drummer, tak perlu repot-repot untuk les segala.

“Besok saat jam istirahat datanglah ke ruang band, aku selalu ada disana. Oh iya itu toko seragamnya” Chaeri menunjuk sebuah toko seragam yang berjarak 3 meter dari tempatnya berdiri.

“Ahh terimakasih, sekali lagi aku berterimakasih” ucap Dowoon berkali-kali pria imut itu membungkuk, membuat Chaeri berjengit.

“Ahh ye, baiklah kalu begitu aku pergi, ingat istirahat besok kau harus datang ke ruangan band ok!” Chaeri berjalan mundur melambaikan tangannya berpamitan. Dowoon mengangguk.

“Ye, sekali lagi terimakasih!!” teriak Dowoon, Chaeri tersenyum dan berbalik pergi meninggalkan Dowoon batinnya terasa senang sekali.

.

.

Chaeri masuk kedalam ruang band, susananya cukup tenang. Hanya ada Jaehyung yang tengah sibuk bercermin, Junhyeok yang tengah membaca, dan Younghyun yang sedang bermain game pada ponselnya. Terhitung sudah 4 hari mereka tak latihan semenjak kejadian drum waktu itu, bahkan hubungan Chaeri dan Sungjin masih belum membaik, mereka masih saling diam satu sama lain. Mempertahankan ego masing-maing untuk tak meminta maaf lebih dulu. Selama ada Chaeri di ruang band tak ada satupun diantara mereka membahas tentang drum bahkan sekedar menyebut benda itu saja mereka merasa keberatan, mereka takut membuat Chaeri tersinggung dan mengamuk lagi. Chaeri duduk di sofa tepat disamping Junhyeok. Ia terus memperhatikan Jae yang tengah menautkan kedua alisnya di depan cermin, ibu jarinya sibuk mengusapi dagu, ia terlihat seperti mencari sesuatu yang kurang dari wajahnya.

“Sunbae kau tak kasihan padanya?? Jika cermin itu bisa hidup mungkin yang ia lakukan sekarang adalah menjerit ketakutan atau sedang mengutukmu panjang lebar” cibir Chaeri.

Junhyeok dan Younghyun menoleh kearah Jaehyung dan terkekeh, tingkah pria itu benar-benar menggelikan bagi mereka.

“Haiss jika cermin itu hidup mungkin ia akan jatuh cinta padaku” Jawab Jaehyung percaya diri, membuat Chaeri merinding mendengarnya.

“Hey! Tidakkah kalian merasa bahwa aku ini mirip dengan Justin Bieber??” pertanyaan Jaehyung membuat teman-temannya menghentikan aktifitas mereka sesaat. Setelahnya..

“Bhakk! Ahahahahaah!!” tawa mereka pecah bahkan Younghyun yang pendiam saja tak kuasa menahan tawanya. Chaeri tertawa sambil memegangi perutnya air matanya juga keluar dari sudut matanya. Junhyeok sudah merosot ke lantai ia tak bisa menghentikan tawanya. Tingkat kepercayaan diri Park Jaehyung tak bisa ditolerir lagi. Jaehyung memasang ekspresi hambar melihat tawa teman-temannya tapi tak lama ia tak memperdulikannya, ia kembali bercermin. Ia merasa ia benar-benar mirip Justin Bieber.

Krekk~ pintu ruangan terbuka memunculkan sosok Sungjin dan Wonpil yang masuk bersamaan sambil membawa beberapa bungkus makanan ringan. Tawa Chaeri pudar ketika melihat Sungjin, Junhyeok yang masih berguling dilantai menyadari atmosfir menegangkan ini ikut menghentikan tawanya, walaupun perutnya masih tergelitik. Younghyun juga sama ia langsung mematikan gamenya dan duduk disampin Chaeri.

“Haiss kupikir dia akan benar-benar keluar” cibir Chaeri lirih tapi masih terdengar bahkan Sungjin yang berjarak beberapa meter dari Chaeri saja juga mendengarnya. Younghyun memegang tangan Chaeri mencoba menenangkan.

“Kalau dia keluar lalu siapa yang akan menggantikannya? Memangnya kau mau bermain gitar?” bisik Younghyun, Chaeri tertegun. Apa yang dikatakan Younghyun benar, jika Sungjin keluar lalu siapa yang akan menggantikan posisinya? Tentu saja dirinya tak mau, ia pernah belajar gitar dan itu sakit sekali.

“Lalu apa kau sudah bisa bermain drum??” balas Sungjin. Wonpil segera merangkul Sungjin, menahannya agar tak emosi.

“Tahan emosimu, jika Chaeri marah kau bisa dalam bahaya. Kau mau dilaporkan pada guru Park atas kasus mengintipmu itu??” bisik Wonpil memperingati. Sungjin menelan ludahnya. Kenapa Wonpil malah membahas itu lagi.

“Aku tak perlu belajar, aku sudah menemukan orang yang akan mengisi posisi itu” Ucap Chaeri penuh bangga. Ia masih menunggu Dowoon datang. Jika tidak datang habislah Chaeri.

“Nugu?” tanya Junhyeok antuias.

“lihat saja nanti, ia adalah anak imut dan manis” puji Chaeri ambil tersenyum membayangkan Dowoon.

“Apakah dia seorang perempuan??” kini giliran Jaehyung yang antuias, ia meninggalkan cerminnya dan menghapiri Chaeri. Chaeri hanya mengangkat bahunya tak menjawab.

“melemparkan tanggungjawab pada orang lain, hah!” cibir Sungjin, namun Chaeri tak memperdulikannya.

Knockk..knockk. suara pintu diketuk. Chaeri langsung bangkit dari duduknya dengan antusias, ia sudah yakin bahwa yang datang itu adalah Dowoon. Gadis itupun langsung membukakan pintu. Benar saja dia Yoon Dowoon, ia terlihat gugup dan salah tingkah.

“Akhirnya kau datang juga, uwaa kau terlihat cocok dengan seragam itu” puji Chaeri, ia menarik lengan Dowoon mengajaknya untuk masuk kedalam. Senyum Jae yang manis itu langsung lenyap ketika ia tahu bahwa bukan seorang wanita imut yang datang melainkan seorang pria yang benar menurut Chaeri dia imut, pria itu kecewa.

“Kalian, kenalkan dia adalah Yoon Dowoon yang akan mengisi posisi untuk drummer, Dowoon~ah perkenalkan dirimu” Chaeri menyenggol bahu Dowoon memintanya untuk memperkenalkan diri. Pria itu gugup sangat gugup, lebih gugup daripada saat ia memperkenalkan diri pada teman sekelasnya. Mereka yang ada diruangan itu mengernyitkan dahi melihat tingkah Dowoon yang tak kunjung memperkenalkan diri.

“Heyy santailah, cepat perkenalkan dirimu” Chaeri menepuk bahu Dowoon mencoba mencairkan ketegangannya.

“Ahh.. Ye! Annyeonghaseyo, joneun.. joneun Yoon Dowoon imnida, aku adalah murid pindahan dari busan, aku ada di kelas 1, alasan aku mau begabung dengan club ini karena aku suka bermain drum, khamsahamnida” Ucap Dowoon malu-malu. Wonpil, Sungjin, Jaehyung, Junhyeok dan Younghyun tertegun mendengar suara Dowoon yang berat dan kental dengan dialek busannya. Mereka beranggapan bahwa suara Dowoon tak sesuai dengan tampangnya.

“khemm begini, sebelum kami ijinkan kau bergabung kau harus menunjukkan permainanmu dulu, setelah itu baru kami akan memutuskannya” jelas Jaehyung, ia berjalan menuju tempat peralatan musik, ia mempersilahkan Dowoon untuk bermain drum. Jaehyung masih kecewa. Chaeri mengangguk menyuruh Dowoon untuk bermain drum, Chaeri juga penasaran dengan permainannya. Dowoon duduk di bangku yang ada dibelakang drum tersebut. Ia meraih stik drum yhang diberikan oleh Jaehyung. Memejamkan matanya dan mulai meyakinkan diri.

dug..tak..dug.. dug tak ia mulai menabuh drumnya penuh percaya diri. para seniornya terperangah dengan permainan Dowoon. Mereka merasa Dowoon keren dan akan lebih luar biasa lagi jika ia terus berlatih.

“Uwaa, daebak!!, ini bahkan 2000 kali lebih baik daripada permainan drummer sebelumnya” Sindir Sungjin pada Chaeri. Chaeri melayangkan tatapan tajamnya pada Sungjin. Pria ini tak bia diam sedikit saja.

“Cukup hentikan” potong Jaehyung. Dowoon spontan menghentikan tangannya yang sekarang mengudara sambil memegang stik drum. Chaeri terkekeh melihat ekspresi wajah Dowoon yang polos.

“Kau diijinkan bergabung! Maknae!!” ucap Jaehyung lagi. Prokk..prokkk Semuanya bertepuk tangan.

“Yaa Aku ketuanya! Seharusnya aku yang mengatakan itu!!” protes Chaeri ditengah teprokkannya. Jaehyung hanya menjulurkan lidahnya meledek, Dowoon salah tingkah diteprokki begitu dan lagi-lagi mengusap tengkuknya.

Kini group mereka pun sudah lengkap, kekhawatiran akan masa depan group bandnya akan dibubarkan dalam benak Chaeri hilang sudah, dengan memiliki anggota yang mempunyai kemampuan dalam bermusik yang bagus ia yakin bahwa group bandnya akan berjalan dengan baik, ia yakin 100%.

 

 

 

(TBC)

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK