=WINTER=
"Hyung, haruskah kita pergi sekarang?" Wooyoung mengikuti langkah Minjun turun dari bus sembari membawa coklat hangat.
"Menurutmu aku harus pergi tahun depan?" Minjun meneguk coklat hangat. Ia sangat menyukai coklat hangat di Musim dingin. Bagaimanapun dinginnya cuaca di luar, kalau ada Coklat hangat, Minjung tahan berjam-jam di Luar saat musim dingin. Coklat hangat, baginya memberikan energy lebih untuk dirinya.
"Kau seperti yeoja saja hyung, senang jalan-jalan ke taman." Wooyoung meneguk coklat hangatnya. "Hmmmm... masita." Ungkapnya.
"Kamu tak merindukan taman Indah ini? Sudah 3 tahun kita di Hokaido dan aku sangat merindukan tempat ini" Wooyoung memasang Headphone di telinganya, takut kalau-kalau Minjun mulai ceramah dan itu hal yang paling tidak disukainya.
Minjun dan Wooyoung terus melangkah menelusuri jalan sembari menikmati Coklat hangat di tangannya. Tak ada yang seindah musim dingin di korea, fikir Minjun. 3 tahun sekolah di Jepang membuat ia rindu kampung halamannya ini. Ia pun memutuskan untuk melanjutkan sekolah lebih tepatnya kuliah di Seoul. Sesekali Wooyoung menjajari langkahnya tetapi tetap saja Wooyoung kalah langkah dari Minjun.
"Ya!!! Hyung!!! Hangang Park tidak akan meninggalkanmu. Jadi jangan berjalan secepat itu." Minjun hanya tersenyum mendengar gerutuan sahabatnya.
"Ya sudah. Pulang saja sana." Minjun terus melangkah tak memperdulikan Wooyoung yang sedari tadi menggerutu.
At Hangang Park
"Terus apa yang akan kau lihat Panda? Huh? Semua tertutup salju." Wooyoung mulai kesal akan tingkah sahabatnya itu. "Jadi cepatlah pulang Panda!" Panda. Nama panggilan yang sangat di sukai Wooyoung untuk menggoda Minjun.
Minjun tak memperdulikan kalimat-kalimat yang terlontar dari mulut Wooyoung. Ia terus menikmati keberadaannya ditaman yang sangat Indah (menurutnya) itu. Ia terus meneguk coklat hangat kesukaannya dan sesekali ia mengambil beberapa foto ayunan dan beberapa permainan anak-anak lainnya yang tertutup salju serta mengupload foto-foto tersebut di Jejaring sosialnya. Tak lupa juga ia mengambil foto sungai Han dari Kejauhan.
"Hyung, aku ke toilet dulu. Tunggulah di sini" Wooyoung meninggalkan Minjun yang asyik dengan kamera ponselnya. Seperti tak mendengar perkataan Wooyoung, Minjun berjalan pelan meninggalkan tempatnya tadi, dan jauh dari tempatnya bersama wooyoung tadi ia menemukan sesosok yeoja berdiri menatap sungai.
Entah apa yang di fikirkan Minjun, ia mulai mendekati yeoja itu. Rambut hitam panjang dan lurus membuatnya tertarik melihat lebih dekat sosok yang menarik perhatiannya itu. Bukan menyapanya, melainkan berdiri tak jauh darinya. Kondisi taman yang tidak terlalu ramai membuat Minjun bisa dengan leluasa melihat Yeoja yang membuatnya penasaran itu. Minjun terus memperhatikan yeoja itu, tatapannya kosong kearah sungai. Hana... Dul.... Set.... Net... Daseos...., dalam 5 detik Minjun mulai terpesona dan begitu takjub saat melihat yeoja itu sesekali mengukir sebuah senyum di bibirnya. Walau dari kejauhan, senyum itu baginya terlihat indah. Ia tak bisa melepaskan pandangannya dari yeoja itu. Yeoja dengan rambut hitam panjang dan di tambah poni di atas alisnya. Ia cantik sekali gumam Minjun dan tak sadar Minjun mengambil dan menyimpan photo yeoja itu dalam ponselnya. "Aissshhh... kenapa aku ini? Aku tak pernah seperti ini sebelumnya" Ujar Minjun dalam Hati. Memang benar, ia tak pernah memberian perhatian apalagi sampai takjub seperti ini pada seorang yeoja. Ia paling cuek pada makhluk yang bernama yeoja. Tetapi entah mengapa tiba-tiba dia jadi memperhatikan yeoja di sampingnya yang ia tak tahu siapa. Ini membuatnya bingung.
Minjun melihat seorang Namja yang berjalan menghampiri yeoja itu dan membawa sebuah tongkat. Minjun mempertajam pendengarannya.
"Noona, sebaiknya kita pulang. Disini semakin dingin" ujar namja itu dan membantunya menggenggam tongkat yang di bawanya tadi.
"Nae, tunggu sebentar Junho-ya." Tatapan yeoja itu masih kosong kearah sungai. "Aku masih ingin merasakan udara dingin ini"
"Noona, eomma pasti khawatir kalau tak melihatmu ada di rumah" Namja itu mulai memperlihatkan wajah khawatirnya.
"Baiklah, bisakah kau tak menuntunku sekarang? Aku ingin menghafalkan jalan di taman ini" Yeoja itu langsung menggerakkan tongkatnya. Tatapannya kosong, dan ternyata ia tak bisa melihat.
Minjun sangat terkejut, Yeoja itu seorang tunanetra. Yeoja cantik yang sudah memikat hatinya dalam 5 detik itu tak bisa melihat. Pantas saja, ia tak sadar akan kehadirannya. Ia pun tersenyum berusaha menenangkan fikirannya. "Perasaan ini pasti akan hilang, perasaan ini pasti sebatas mengagumi saja pasti aku tak akan bertemu dengan dia lagi" ia berusaha menghibur diri. Minjun tak sengaja melihat saputangan tergeletak di tempat yeoja tadi berdiri. Pelan ia melangkah mendekati kain kecil berwarna biru dan berbentuk segi empat tersebut. "Pasti ini milik dia" Ia melihat di ujung tertuliskan "YSL, apa artinya?" Batinnya. Minjun, menyimpan saputangan milik yeoja itu dalam kantong jaketnya.
"Ya!!! Hyung!!! Kenapa kau tinggalkan aku? Aku hampir mengelilingi taman ini untuk menemukanmu." Wooyoung kesal dan mulai memasang muka masam.
"Mianata, Wooyoung-a" Ledek Minjun dengan aegyonya. "Jangan cemberut, kalau mukamu seperti itu. Suzy tak akan pernah suka padamu"
"Aigoo... Aigoo... Hyung, dari dulu Miss Suzy itu selalu menyukaimu. Mengapa kau menuduhku menyukainya, huh?"
"Buktinya kau selalu mendengarkan cerita-certanya, dan aku tahu kau menyukainya" Minjun berlari kecil menghindari Wooyoung. Tak segan Wooyoung membuat kepalan bola salju dan melemparkannya ke arah Minjun begitu seterusnya mereka perang bola salju, bermain seperti anak kecil sampai akhirnya Handphone Minjun berbunyi. Di layar tertuliskan "Suzy", ia ragu untuk mengangkatnya. Minjun dan Wooyoung saling menatap. Wooyoung secara otomatis tahu siapa yang menelfon Minjun dan memberikan kode untuk mengangkat telfon itu
"Yeoboseyo?" Minjun Menjauhkan handphonenya dari telinga.
"Ya!!! Oppa, mengapa kau tak bilang kalau kau kembali ke korea hari ini? Aku bahkan tahu itu dari twittermu." Suzy berteriak di seberang sana. Minjun sengaja tak memberitahu kepergiannya. Sebab ia tahu, pasti suzy akan nekat mengikutinya. "Oppa, kau tega padaku."
"Sudah bae suzy?" Minjun merapatkan handphonenya lagi di telinga. "Kalau kau sudah selesai aku akan menutup telfonnya"
"Ya!!! Min..." tut... tut... tut.... Belum selesai Suzy berbicara Minjun segera menutup telfonnya. Ia tak sanggup mendengarkan Suzy lagi. Sudah 3 tahun ia terus di teror oleh yeoja cantik namun tak bisa meluluhkan hatinya itu.
"Nasib jadi orang populer di sekolah. Kekekeke" Wooyoung cekikian, ia suka menggoda Minjun di saat-saat seperti ini.
"Jang Wooyoung, aku lapar. Kajja, kita ke kedai ramyeon" Minjun merangkul pundak Wooyoung dan berjalan layaknya dua sahabat yang tak terpisahkan.