Gadis itu bernama Nevi, sel cinta yang dapat menjelma menjadi kucing hitam pun juga gadis belia yang centil. Pagi itu adalah hari yang cerah di bulan April, Taejun memiliki acara kuliner ke luar kota sehingga dia baru pulang besok pagi atau mungkin dua hari lagi. Tidak pulang selamanya juga tidak masalah, toh Nevi tidak butuh Taejun lagi.
Nevi pikir, ini kesempatan yang sangat bagus untuk mewujudukan fantasinya agar bisa mendapatkan si lelaki bermata besar yang selalu ia kagumi akhir akhir ini. Karena demi apapun, Taejun tidak akan membiarkan Nevi melakukan hal hal menyenangkan apabila ia berada disini. Lelaki itu kan suka sekali merusak kebahagiaan Nevi.
Kyungsoo, si lelaki itu biasanya ia lihat muncul di TV, seorang actor yang sedang naik daun karena actingnya yang memukau di sinetron favorit Nevi. Suaranya juga merdu sekali, Nevi saja baru bisa tidur setelah mendengar suara Kyungsoo yang membuatnya addicted. Kamarnya bahkan penuh dengan poster berwajahkan Kyungsoo yang tampan dan keren. By the way, Nevi tidur diatas lemari Taejun. Jadi kamarnya hanya sepetak itu. Taejun memang sangat pelit karena tidak membuatkannya kamar baru yang lebih berprikekucingan.
Kyungsoo beberapa kali mampir ke restaurant Taejun, jackpot untuk Nevi, dia selalu memesan menu yang sama. Ikan goreng pedas manis, two shoots of espresso dan juga air mineral. Ia akan menghabiskan itu dalam waktu 1 jam, lumayan lama karena dia biasanya bersantai sembari membaca Ebook dari handphonenya, atau sesekali menonton video pertandingan bola di Youtube. Nevi hapal betul kebiasaannya karena setiap kali si pria muda bermata lebar itu kemari, Nevi rela membatalkan seluruh janji sosialita pentingnya bersama Hyeri hanya untuk mencuri perhatian dari pria itu. Segala hal tentang Kyungsoo selalu lebih penting.
Apabila Nevi mengubah wujudnya menjadi seekor kucing hitam yang menggemaskan (bagi Nevi, wujud kucing hitamnya bahkan lebih menggemaskan dari Nagini ularnya Voldemort), Kyungsoo akan dengan senang hati tersenyum manis padanya kemudian merengkuhnya ke dalam pelukan yang hangat. Lihat, salah siapa kalau Nevi jatuh cinta? Salah Kyungsoo, kan? Selain tampan, pintar menyanyi, lucu, keren, dia juga baik hati dan penyayang. Ayolah, Nevi punya saingan jutaan manusia untuk merebut hati Kyungsoo. Dan untuk menang, dia harus punya trik licik, benar?
Jadi, pagi itu, setelah dia memastikan kalau dandanannya sudah sempurna. Dia sebenarnya tidak memoleskan apapun pada wajahnya selain lipstick merah muda lembut. Karena kata Hyeri, make up akan memperlihatkan siapa kita. Biar saja Kyungsoo mengira kalau dia adalah gadis polos dan lugu, meskipun dalam otaknya penuh beribu rencana busuk. Well, kalau dilihat dari kaca itu, Nevi benar benar terlihat seperti remaja belia yang tidak memiliki dosa, polos dan baik baik.
Gadis itu kemudian membalik tulisan ‘tutup’ di jendela restaurant Taejun menjadi buka, senyum masih terkembang pada bibir merah mudanya yang ranum. Gadis itu tak henti bersenandung sambil melihat kearah jam tangan merah muda berbentuk kucing. Kyungsoo biasanya akan datang jam segini dengan berjalan kaki karena apartemennya hanya berjarak beberapa blok dari restaurant Taejun. Nevi tentu sering main kesana dalam bentuk kucing hitam, cara stalking paling ampuh.
Benar saja, tidak lama Nevi menunggu. Kyungsoo datang mengenakan kemeja biru muda serta celana dasar warna hitam. Rambut hitamnyanya tidak diberikan gel apapun, dibiarkan jatuh hampir menutupi matanya yang tajam. Oh, rambutnya pasti halus sekali seperti rambut bayi. Nevi berbisik dalam hati untuk bersabar karena sebentar lagi, dia pasti bisa menyentuh rambut itu.
“Selamat datang!” Nevi muncul tiba tiba dihadapan Kyungsoo yang baru saja mau memasuki pintu. Kyungsoo kaget sebentar, matanya yang sudah besar semakin melotot melihat Nevi yang berdiri menghadang jalannya, lengkap dengan bando telinga kucing berwarna merah yang menjadi favorit gadis yang dijuluki siluman kucing oleh Taejun itu.
“Ya…terimakasih.” Balas Kyungsoo awkward, yang dimata Nevi dia malah terlihat makin lucu. Nevi ingin sekali mencubit kedua pipi Kyungsoo yang bikin gemas itu.
Kyungsoo duduk di salah satu kursi restaurant Taejun yang benar benar sepi, pria itu melihat kesekeliling beberapa kali. Sayangnya, hanya ada dia seorang didalam sana…bersama Nevi, tentu saja.
Bak seorang waiter professional, Nevi membawakan daftar menu dan memberikannya pada Kyungsoo. Pria bermata besar itu kemudian langsung melihat kearah Nevi untuk menyebutkan pesanannya,
“Aku pesan…” Kata kata itu harus terhenti karena Nevi kemudian memotongnya.
“Ikan goreng pedas manis, two shoots of espresso dan juga air mineral, kan?”
Kyungsoo mengangguk sekali, dengan tatapan datarnya yang tampak terkejut. Sementara Nevi masih tersenyum, dalam hati dia kegirangan menyadari bakat meramalnya yang ternyata masih ada. Eh tidak, itu tentu saja karena Kyungsoo suka sesuatu yang monoton dan sudah Nevi hapal.
Gadis itu beranjak ke belakang untuk menyiapkan pesanan Kyungsoo. Tapi, tunggu, bukankah tidak ada Taejun? Masalahnya, apakah Nevi bisa memasak?
Tidak, tentu saja tidak. Sekali lagi mengingat, Nevi itu licik sekali. Jadi beberapa saat yang lalu, dia sudah pergi ke restaurant paling enak di Seoul, untuk memesan Ikan goreng pedas manis. Nevi yakin kalau rasanya jauh lebih enak dari yang biasa dibuat oleh Taejun. Kalau soal Espresso, ayolah dia bahkan membelinya di Starbucks. Jadi semua yang dia siapkan untuk Kyungsoo sudah terjamin kelezatannya. Dia hanya perlu menyiapkan satu hal lagi. Yeah, obat tidur. Apalagi, kalau bukan pelengkap untuk melakukan penyerangannya itu?
Dia menaburkan obat tidur berbentuk bubuk itu ke dalam kopi Kyungsoo, masih bersenandung dengan lagu lagu dalam kaset The Little Mermaid nya. Pada akhirnya, si sel cinta yang menebarkan cinta akan mendapatkan cintanya juga. Yeah, itu menyenangkan sekali untuk membayangkan kau mendapatkan apa yang kau inginkan, benar?
Nevi menyiapkan seluruh pesanan Kyungsoo diatas meja makan. “Semuanya sudah siap…” ujarnya ramah sembari tersenyum. Kyungsoo membalas senyuman Nevi dengan miliknya yang tak kalah manis. Membuat jantung Nevi berasa mau melompat keluar, pikiran Nevi sudah jauh kemana mana.
“Terimakasih. Apakah kau adiknya Taejun?”
Nevi mengangguk. “Iya, aku adiknya Taejun oppa dan kemampuan memasakku tentu jauh lebih baik dari dia.” Katanya bangga.
“Kelihatannya memang begitu.” Balas Kyungsoo lagi.
Nevi menunggu saat saat dimana Kyungsoo mengambil Kopinya, membuat Nevi menunggu detik detik si pria meminum itu.
“Hey, kau bisa duduk disini jika tidak keberatan.” Tawar Kyungsoo. “Apakah kau sudah makan?”
Nevi menggeleng. Sejujurnya, dia daritadi hampir menjatuhkan air liur memandang ikan goreng yang tampak lezat sekali itu. Tapi dia kucing, dia tentu harus malu malu meskipun mau.
“Kau bisa mencoba makananku kalau begitu.”
“Benarkah?”
“Yeah. Lagipula, aku tidak terlalu lapar.”
Nevi berkicau dalam hati. Astaga, pria ini gentlemen sekali, dia semakin tidak kuat dengan segala prilaku lembut yang diberikan Kyungsoo padanya.
Kemudian, tanpa menunjukkan rasa curiga, Kyungsoo meminum kopi Espresso yang disiapkan Nevi. Rasanya tetap sama, benar benar pahit. Nevi bahkan tidak mengerti bagaimana seorang lelaki semanis Kyungsoo menyukai minuman sepahit ini?
Seperti dugaan Nevi, Bingo! Kepala pria itu terjatuh diatas meja. Tawa jahat Nevi keluar kemudian. Dia menunjukkan kesenangannya dengan melompat lompat kegirangan dan bersorak layaknya supporter sepak bola pada liga dunia.
“Finally, he will be mine!!!” teriaknya girang. “Dan tidak ada yang akan memisahkan kami!!!”
Nevi sudah dapat menebak apa yang terjadi berikutnya kepada mereka. Kyungsoo akan terbangun dengan kondisi tubuh terikat dan duduk diatas kursi. Dia akan menunjukkan ekspresi terkejutnya yang menggemaskan itu. Nevi suka semua ekspresi dari wajah Kyungsoo, semuanya terlihat indah dimata gadis jelmaan sel cinta itu.
Setelah itu, Nevi akan mengeluarkan seluruh jurus andalannya untuk mengikat hati Kyungsoo juga, meminta pertanggungjawaban pria yang membuatnya tidak bisa tidur pada malam hari karena memikirkannya. Yeah, gara gara Kyungsoo. Nevi susah tidur malam, tapi dia jagoan sekali dalam tidur pagi sampai sore.
Nevi janji akan menjaga Kyungsoo dengan segenap jiwa raganya, tidak akan membiarkan pria itu kabur walau sebentar saja. Karena dia hanya memiliki Kyungsoo yang ia cintai, maka dari itu dia melakukan apa saja untuk memiliki dan menjaga Kyungsoo, termasuk cara tidak masuk akal dan psikopat begini.
Tidak apa apa. Yang penting dia bahagia, kan?
**
Nevi terbangun dalam ruangan gelap yang sempit, badannya tidak dapat digerakkan dan dia duduk diatas kursi.
Tunggu, apa yang terjadi sekarang?
Dan alangkah terkejutnya gadis belia itu ketika mendapati Kyungsoo yang ada didepan matanya, duduk diatas kursi besar didepannya dengan gaya angkuh, jauh sekali dengan Kyungsoo yang imut yang biasa ia lihat. Kyungsoo yang ada dihadapan Nevi sekarang memiliki tatapan dan mata yang begitu gelap.
“Siapa kau?”
“Pria yang kau sukai.” Jawab Kyungsoo dingin, lalu ia mengeluarkan senyum miringnya.
Bukan, tidak mungkin. Kyungsoo yang selalu clumsy dan memiliki suara indah itu tidak mungkin memiliki aura semenyeramkan dan segelap ini. Tapi, bukankah wajah mereka persis sama?
“Apa maumu?” tanya Nevi pelan, dia merasa takut. Oh ayolah, bukankah seharusnya dia yang menculik Kyungsoo, kenapa sekarang malah dia yang diculik Kyungsoo? Uh dia tidak suka diikat ataupun dikurung begini! Mengingat apa yang terjadi sebelumnya, Nevi sadar apa yang membuatnya pingsan. Minuman yang ia bawa ketika duduk didekat Kyungsoo, astaga, apakah pria itu menukarnya?
Kyungsoo berdiri dari kursi kebesarannya. Dia mengelilingi Nevi yang wajahnya mulai pucat. Ekspektasinya untuk memiliki Kyungsoo malah berubah 180 derajat seperti ini, menjadi kebalikkan, senjata makan tuan.
“Kau pikir obat tidur bisa meracuniku? Aku tidak sebodoh itu sehingga bisa masuk perangkapmu.” Kyungsoo kemudian merangkul leher Nevi dari belakang, aura dinginnya benar benar terasa menusuk di kulit Nevi, dia berbisik di telinga gadis yang berada di dekatnya itu, “tapi kau masuk perangkapku.” Ucapnya senang, kemudian tertawa. Tawa yang terdengar begitu angker bak bisa membangunkan orang mati.
“Siapa kau sebenarnya?” tanya Nevi bergetar, semakin ngeri, nyalinya sudah ciut karena sejak tadi berusaha untuk membebaskan ikatan tapi tak mampu sama sekali, dia bahkan tidak bisa mengubah wujudnya menjadi kucing sekarang, sepertinya tali ini memiliki kekuatan super. Firasatnya mengatakan kalau hal buruk akan terjadi. Ayolah, pada saat ini, yang bisa ia harapkan hanya Taejun, hanya pria pelit itu yang terpikir di benaknya sejak mendapati dirinya tak berdaya seperti sekarang. Bisakah lelaki itu pulang sekarang dan menyelamatkannya dari Kyungsoo yang berubah menjadi monster ini?
“Kau benar ingin tahu siapa aku?” tanya Kyungsoo memastikan. Dia persis seperti hantu karena wajahnya yang pucat. “Aku DO, jelmaan sel benci.”
DO bukan sel benci biasa, dia sel benci yang terobsesi untuk menghancurkan cinta, seluruh sisa sisa cinta yang masih ada di bumi manusia.
“MWOOO?” Nevi terkejut dengan perkenalan Kyungsoo ataupun DO barusan. Apa dia bilang, sel benci? “Bukankah…”
“Bukankah aku seharusnya dikurung oleh Dewi Cinta? Ckckckck kau pikir aku tidak bisa kabur semudah itu?” tanyanya angkuh. Mata Nevi membulat, mungkin sekarang tidak kalah besar dari milik Kyungsoo.
Sial, Nevi mengutuk dalam hatinya. Bagaimana mungkin dia bisa bebas dari kutukan si dewi cinta?
“Lepaskan aku, gila!!!” Nevi berteriak, dia memberontak. Sayangnya, semakin dia berontak, semakin dia merasa terikat. Kalau pria ini betulan Sel Benci, itu artinya Nevi bisa tidak selamat. Sel benci pasti memiliki tujuan yang buruk kepadanya, apalagi?
“Apa maumu? Lepaskan aku, bodoh!” teriaknya kesal.
“Kenapa kau tiba tiba kasar kepadaku? Bukankah kau mencintaiku? Hahahaha.”
“Sel benci sepertimu tidak pantas untuk dicintai.” Tegasnya marah, Nevi berusaha tenang meskipun dia tahu kalau dia tidak bisa tenang sama sekali. Sel benci telah membuat kehancuran di dunia, menghasilkan perang, pembunuhan keji, kekerasan tanpa ampun, dan hal hal menyakitkan lainnya. Sel benci lah yang membuat tidak ada lagi cinta dalam tatapan manusia, kepedulian, tolong menolong dan kehilangan rasa kemanusiaannya. Kalau DO berhasil menghancurkannya dan beberapa sel cinta lainnya, maka dunia akan berakhir. Dunia akan berakhir karena ulah jahat manusia sendiri.
“Aku tidak butuh cinta. Tapi kau harus tahu, sekarang adalah saat dimana sel cinta akan musnah. Manusia tidak lagi butuh cinta. Mereka hanya perlu benci. Yeah, saling membenci dan menyakiti untuk memenuhi keserakahan mereka.”
“Tidak! Kau tidak boleh melakukannya. Dunia butuh keseimbangan. Jika kau menghancurkan kami, dunia akan berakhir.”
DO mengelilingi Nevi, mata gadis itu mengikuti geriknya yang mungkin bisa membuatnya mati tiba tiba.
“Itulah dunia yang aku inginkan.” Desisnya lagi. DO tersenyum meremehkan sekali lagi, “tapi sekarang, kau yang harus berakhir lebih dulu.”
Mata Nevi terbelalak melihat pedang bercahaya hitam yang berada ditangan DO sekarang. Apabila DO menusukkan benda itu pada bagian tubuhnya yang manapun, Nevi tidak akan bisa hidup kembali ataupun bereinkarnasi. Dia akan hilang selamanya menjadi serpihan debu yang terabaikan.
“TIdak, tolong jangan!” pintanya, Nevi sudah mulai menjatuhkan airmata kesedihannya. Mengingat cepat atau lambat dia akan dihabisi oleh DO, si idolanya yang ternyata merupakan sel benci.
“Aku tidak mendengar permintaan.” Jawab DO. Wujud dari sel benci itu mengelus pedangnya yang licin, yang pasti tajam sekali. Nevi berteriak, meminta pertolongan. Badannya bahkan memberontak sekuat yang ia mampu meskipun itu sia sia. Berharap ada seseorang yang bisa menolongnya sekarang. Ayolah, dia tidak mungkin membiarkan kekacauan di bumi semakin meningkat akibat ulah DO. Yeah, kekuatannya sekarang tentu jauh lebih lemah dibanding DO karena dia mencintai pria itu, yang membuat kekuatannya berkurang. Dia tidak dapat berbuat apapun sekarang. Taejun Oppa atau siapapun yang berada dilangit, tolong aku! “Siapkan dirimu, Nevi.”
Pedang itu sudah dihunuskan kearah tubuhnya yang tak bisa bergerak banyak. Nevi berteriak, mengucapkan banyak kata terakhirnya untuk Taejun.
“Taejun Oppa. Mianhe. Maafkan aku yang selalu nakal ini. Maafkan aku karena setelah ini, kau akan menjadi orang yang sangat jahat. Aku menyayangi Oppa” Isaknya sembari berteriak, melampiaskan seluruh rasa takut yang telah menghantamnya sejak tadi. Dan ini adalah yang terakhir.
Well, apakah semuanya sudah berakhir sekarang? Apakah dia sudah mati? Kenapa hening?
Tapi, tunggu.
Nevi berteriak lagi, kali ini lebih kuat karena teriakkannya menggema dalam ruangan yang tidak terlalu besar itu. Tubuhnya reflek terduduk, dia mengap mengap karena air yang membasahi wajah serta bajunya. Gadis itu melihat kekiri dan kekanan. Ini kamar Taejun, bukan ruangan gelap itu. Dia masih belum ngeh tentang apa yang terjadi sampai suara berat itu menyindirnya,
“Apa yang kau lakukan di tempat tidurku, kucing nakal?”
Nevi mendongak, mendapati Taejun melipat kedua tangannya didepan dada dan menatap kesal kearah Nevi, “Taejun Oppa?”
Ya, siapa lagi. Kau pikir dia hantu?
“Taejun Oppaaaaaaa!!!” Nevi langsung melingkarkan pelukkannya pada Taejun, pria yang dituju tidak sempat menghindar. Sehingga ia harus mendapati sial juga karena baju Nevi yang basah berpindah pada bajunya juga.
“Ya ya ya. Apa yang kau lakukan?” Tanya Taejun bingung. Menurut ekspektasi Taejun, Nevi akan memarahinya habis habisan karena telah disiram dengan air dingin. Kucing kan benci sekali dengan air. Tapi, kenapa yang ia dapatkan malah pelukan? Apakah Nevi sudah gila?
“Jangan tinggalkan aku.”
Apa dia bilang? Dia yakin mengatakan kata kata penuh perasaan itu untuk Taejun? “Hey, kau sakit, ya?” Taejun menyentuh dahi nahi yang berada di pelukannya. “Pantas saja. Keningmu panas.”
“Pokoknya, jangan tinggalkan aku! Kalau kau mau keluar kota, aku ikut. Titik.”
Apakah Nevi lupa apa yang dikatakannya tadi malam kepada Taejun? Meminta pria itu cepat cepat pergi, kalau perlu pulang lebih lama. Karena Nevi tidak pernah butuh Taejun. Pria tampan yang ada di layar TV jauh dibutuhkan Nevi untuk sekarang
“Aku membutuhkanmu…” kali ini suara Nevi terdengar lebih rendah, untuk gadis yang tinggi harga diri seperti Nevi, mengakui hal itu rasanya sulit sekali, mungkin hal paling sulit di dunia. Tapi sungguh, sepertinya dia harus menarik ucapan demi ucapan buruknya tentang Taejun. Dia butuh Taejun. Mimpi buruknya barusan seperti menjelaskan segalanya.
Taejun yang tidak mengerti apa apa memilih untuk memeluk Nevi balik pada akhirnya. “Jadi, kau mau ikut aku pergi ke Busan? Yakin mau melewatkan sinetron favoritmu?”
Nevi mengangguk mantap. Dia bahkan mengangguk berkali kali. “Aku akan siap siap sekarang. Tunggu aku, ok?
Gadis itu berlari ke kamar mandi setelahnya. Taejun hanya geleng geleng melihat kelakuan Nevi yang tidak pernah berhasil ia tebak. Kromosom manusia kucing tentu berbeda dengan kromosom manusia normal. “Kupikir dia mau mendekati Kyungsoo hari ini.” gumamnya.
Taejun menunggu gadis itu didepan mobilnya. Nevi hadir didepannya kemudian dengan dandanan ala ratu kucing. “Cepat sedikit, kita bisa ketinggalan kereta.”
Taejun melihat handphone Nevi yang sekarang wallpapernya telah berganti, tidak lagi gambar Kyungsoo, si actor favoritnya itu, tapi foto mereka berdua.
“Kau tidak lagi suka Kyungsoo?”
Nevi tidak mengangguk ataupun menggeleng. Dia hanya hening, tidak tahu harus menjawab apa. Disatu sisi, jelas itu tadi hanya mimpi, dia masih menyukai Kyungsoo sebanyak sebelumnya, tentu saja. Tapi disisi lain, dia takut kalau mimpinya tadi membawa pesan tersembunyi. Yang jelas, dia berjanji tidak akan melakukan hal hal pskopat itu kepada Kyungsoo, tidak akan pernah!
Well, bukankah Nevi bilang kalau Kyungsoo adalah hidupnya? Adalah belahan jiwanya? Adalah matahari yang selalu ia butuhkan? Kenapa sekarang gadis ini tidak excited lagi ketika Taejun mengucapkan nama Kyungsoo? Setahu Taejun, Nevi mencintai Kyungsoo secara berlebihan. Seperti gadis itu bisa gila apabila tidak dapat melihat foto Kyunsoo sebentar saja.
Pria itu tersenyum sedikit. Mungkin Nevi mulai mengerti. Taejun ingat apa kata ibunya dulu, jangan mencintai secara berlebihan, karena ketika kau mencintai seseorang secara berlebihan, itu akan sama saja seperti benci. Seperti yang ia lakukan dulu terhadap Yebom.
**
Setelah mobil Taejun melaju cukup jauh, seseorang memandang lurus kearah mobil itu dengan tatapan datar. Tangannya terkepal kuat menandakan kalau dia tengah kesal bukan main. Sial, rencananya yang sudah tersusun sangat rapi gagal total! Seharusnya, dia berhasil membunuh sel cinta bodoh itu hari ini. ketika kekuatannya sedang penuh penuhnya.
END
maafin ya kalau gajelas banget. by the way, ayo tonton love cells 2 kalau mau lebih mengerti cerita ini hehe <3