Jaebeom mengangkat Piala Pertama mereka sejak debut setahun yang lalu. Keras dan ketatnya persaingan di Industri Music saat ini membuat mereka benar-benar merasakan kemenangan sesungguhnya tentu saja tanpa media play.
Semua usaha dan kerja keras mereka terbayar sudah. Semua keringat dan kesabaran sudah terganti. Semua penantian panjang kini membuahkan hasil. Bukan karena karena kerakusan tapi karena perjuangan.
"Hyung... Johda!!! Jinjja Johda" Jinyoung berteriak dan tersenyum namun member lain kecuali Jaebom tak menyadari ada air yang mengalir dari ujung matanya.
"OH mannnnn!!!" Jackson dengan ungkapan ketidak percayaan yang selalu keluar dari mulutnya membuka baju saat tiba di Backstage. Pertama kalinya ia memegang piala lagi setelah beberapa tahun yang lalu ia memegang medali emas untuk kejuaraan anggar tingkat International.
"dad... did You See? Our First Win. Kyaaaa" Suara mark terdengar jelas di seluruh ruangan. Menelpon ayahnya adalah hal terpenting saat menang seperti ini.
"Omohhhhh... i neukim Jinsimeuro Sinanda (rasa ini sungguh menakjubkan)" Bambam sangat bahagia. Pertama kalinya ia merasa bahagia yang luar biasa setelah debut. Ingin rasanya iya memeluk Ayah di Surga. Ia ingin memerkan piala itu kepada Ayahnya.
"Huaaaaaaa" Yugyeom tak kalah hebohnya. Ia berlari mengitari backstage sampai-sampai group idol yang lain memperhatikannya. Untung saja mark cepat menghentikan kelakuan maknae gagal itu.
"Hiks..." Youngjae terisak di ujung sana. Ada guratan kebahagiaan yang ingin ia sampaikan pada orang tuanya.
"Hyung, Sool Hanjallae (hyung kau ingin minum sol)" Si big maknae menawarkan untuk minum. Bukan tidak mungkin mereka melakukannya tapi mereka tidak boleh melakukannya. Bambam dan Yugyeom masih di bawah umur.
"Yugyeom!!! Neo Michinnya?" Mark selaku hyung tertua boleh mengingatkan dengan keras kepada dua maknae line yg masih di bawah umur.
"Anniyeo, aku hanya ingin menawarkan kalian. Tentu saja aku tak akan minum. Hehehehe" Yugyeom cengir. Namun jauh di dalam hatinya berharap salah satu hyungnya membiarkan ia merasakan minuman hangat itu walau seteguk.
"Harusnya kita benar-benar merayakannya. Hangatnya maekju atau sol... huahhhh pasti menyenangkan" Youngjae menghayal menikmati makan malam di sebuah kedai Sool bersama hyung-hyungnya.
"Arraseo... Papsajulkke (baikalah aku akan mentraktir kalian)" Melihat bagaimana mereka sangat bahagia, Jaebeom berniat mentraktir mereka.
"Uang? Apa kau punya?" Mark nyeletuk. Bukan tidak mingkin mark juga menyetujui khayalan Youngjae tentang Minuman di hari kemenangan. Namun Mark juga khawatir, bahkan Jaebeom tak punya uang untuk membeli makanan karena semua kebutuhan di penuhi oleh manajer
"Jjajjang!!!" Jaebeom memperlihatkan barang di tangannya. Sebuah kartu kredit perusahaan yang di berikan managernya tadi. Bukan, manager tidak benar-benar memberikannya. Jaebeom menemukannya tadi terjatuh di depan dorm. "Cepat ganti baju, sebelum manajer datang" sekali-kali nakal tidak apa-apakan, Jaebeom terkikik.
Mereka mengerti. Kalau manager tahu mereka pergi minum, mereka akan di bunuh karena membawa anak dibawah umur (read Yugyeom Bambam). Mereka buru-buru mengganti costum dengan kaos oblong di lapisi hooodie. Bagian kepala harus mereka amankan agar tak ketahuan.
"Hyung Joisonghamnida. Aku menggunakan kartu perusahaan untuk mentraktir anak-anak. Kalau hyung sudah sampai. Tunggu kami ya hyung. Kami makan sebentar. Kau boleh memarahiku setelah kami kembali" benar sekali jaebeom tidak benar-benar menggunakan kartu tanpa izin. Ini adalah cara yang aman untuk meminta Izin.
"Hyung.."
"Jaebeom-a"
Mereka menganga berbarengan.
"Kau tak berniat merayakan kemenangan kita kan?" Jackson kecewa.
"Kau benar-benar akan mentraktir kita di sini Hyung?" Youngjae yang bersemangat tadipun kini sudah tak menampakan semangatnya.
"Tteokbeokki adalah yang terbaik di saat lapar" Jaebeom melebarkan senyumnya.
"Setidaknya kau memesan Maekju atau Sool"Mark memandang lemah pada kaleng Soda di hadapannya.
"Hmmmm... Uri maekju masillaeyo (kami ingin minum bir)" Junior menambah berat kekecewaan mereka.
"Aku tak pernah berjanji akan mentraktir kalian minum. Lagi pula ini hanya untuk makan malam. Bukan untuk merayakan" Jaebom Melahap beberapa tteokbeokki. Lalu tatapan aneh dari anggota pun menyerangnya. "Teman-teman, kalian tahu... ini kemenangan pertama kita" Jaebeom sedikit merubah nada bicaranya ke arah serius. "Belum saatnya kita merayakannya apalagi dengan minum sool atau bir. Perjalanan kita masih jauh. Ada beberapa hal yang harus kita perjuangkan selama promosi ini sampai kita benar-benar mendapatkannya. Kalau kalian minum, apa kalian menjamin tidak mabuk? Lalu Yugyeom dan Bambam kalian masih di bawah umur, jika kalian melihat kami minum bahkan sampai mabuk, bukankah itu contoh yang buruk untuk kalian?"
Semua member terdiam. "Kita masih baru di Dunia ini. Kalau melakukan kesalahan sedikitpun, orang yang paling Pertama kecewa adalah para orang tua kita dan fans? Apa kalian mau membuat mereka kecewa setelah begitu banyak mereka memberikan dukungan? "
Kali ini mereka setuju dengan apa yang dikatakan Jaebeom. Bisa saja ada beberapa heaters yang melihat mereka mabuk dan menyebarkan di Internet dan itu adalah harga mati untuk sebuah karir yang akan hancur. Leader satu-satunya yang paling mengerti keadaan dan paling peduli terhadap mereka serta tak akan menyerah membuat mereka menjadi yang pertama adalah pria dengan kata-kata tegas ini. "Jadi, bisakah kita melakukannya di lain waktu? Saat Promosi berakhir?" Jaebeom menutup kata-katanya dengan sebuah teriakan semangat.
"Yeahhhh" Semua member menjawab serempak lalu bersulang dengan soda di tangan masing-masing. "Keombae!!!"
"Jalhanta (kalian melakukannya dengan baik)" Bibik pemilik restoran tersenyum. Rupanya sedari tadi ia memperhatikan percakapan mereka. "Leader kalian sangat hebat. Kalian hebat" bibik itu kembali mengungkapkan rasa bangga kepada tujuh pemuda di hadapannya.
"Ahjumonim, TV boseyo. Uri naonikka (bibi, lihatlah TV. Kami ada di TV)"Bambam yang murah senyum membalas senyuman bibi itu.
"Keurom... keurom... (tentu saja) aku melihat kalian membawa piala tadi" bibi itu bertepuk tangan di iringi tawa dari semua member GOT7.
---
Kemenangan Yang terbaik adalah kemenangan yang di raih dengan sabar tanpa melakukan sedikitpun kecurangan. Walau sangat lama, orang-orang tidak pernah tertidur melihat yang terbaik