@Author POV
Pagi ini sangat cerah. Matahari mulai menampakan diri lagi dari persembunyian dan mulai memancarkan sinar lembutnya. Cuaca yang sangat cocok untuk jogging atau pergi piknik.
Tapi cuaca pagi secerah apapun tak akan membuat Baro bangun lebih awal.
"Ya Cha Sun Woo il-eona(bangun)!!! Kau tidur atau mati?" pekik Minhyuk teman satu rumah Baro, sambil terus mengetuk-ngetuk pintu kamar Baro. Sementara Baro yang disebut-sebut namanya masih terkapar ditempat tidurnya tanpa ada tanda-tanda dia sudah bangun -_-
"Aku menyerah Hyori. Saat dia sudah tidur sangat sulit dibangunkan" seru Minhyuk lemah(?) menghampiri Hyori yang terduduk diruang tamu.
"Ahh gwenchanta oppa, biar aku tunggu dia sampai bangun" kata ParkHyori tersenyum.
"Kau yakin? Dia sudah seperti mumi jika sudah tidur"
"Aku sudah biasa menunggunya oppa^^" Hyori kembali tersenyum "Apa kau sudah buat sarapan?" lanjutnya.
"Emm belum, aku belum sempat hehe" sahut Minhyuk sambil menenteng handuknya menuju kamar mandi.
"Izinkan aku membuatkan sarapan untuk kalian ne? Aku akan memasakkan sesuatu yang lezat^^"
"Ahh tentu saja kau boleh melakukannya. Kapan lagi ada seseorang yang memasakkan sesuatu untuk kami^^ semua bahan makanan ada dikulkas, kau pakai saja!" kata Minhyuk lagi, lalu berlalu memasuki kamar mandi.
Dengan sigap Hyori langsung mencari sesuatu yang bisa dimasak didalam kulkas. Berhubung ini adalah rumah dua orang namja, isi kulkasnya sudah dapat ditebak. Hanya ada beberapa butir telur dan berbungkus-bungkus nugget dan sosis.
Sementara Baro masih sama seperti sebelumnya, tapi aroma sedap yang masuk melalui ventilasi kamarnya mulai menggodanya untuk bangun dari tidur panjang -_-
"Minhyuk apa yang sedang kau masak? Ahh kau tau saja aku lapar" ucap Baro sambil tergopoh-gopoh karena belum seluruh nyawanya terkumpul.
"Kau sudah bangun?" sapa Hyori yang masih memakai celemek namun tak mengurangi keanggunan yang di pancarkan oleh mini dress merah maroon yang dikenakannya.
"Hyori???" seru Baro terkejut melihat yeojachingu nya sepagi ini sudah ada dirumahnya.
"Makanlah oppa! Aku membuatkan sarapan untukmu dan Minhyuk oppa^^" dimeja sudah tersedia 3 piring omlet dengan sosis dan nugget yang dimask asam manis oleh Hyori.
"Kebetulan sekali aku sedang lapar hehe" dengan sigap Baro mengambil posisi duduk disamping Hyori.
"Eh kau sudah bangun? Ku kira kau takkan bangun lagi?" ejek Minhyuk yang baru saja keluar dari kamar mandi dan langsung menghampiri Baro dan Hyori dimeja makan.
"Kajja oppa sarapan bersama" ajak Hyori, dan Minhyuk langsung melahap sarapannya tanpa ragu.
"Wah ini enak, kau beruntung sekali Cha memiliki yeojachingu seperti Hyori. Sudah cantik, pengertian, pintar masak pula. Apa kau mengguna-gunanya hingga dia mau menjadi yeojachingu mu huh?" tanya Minhyuk yang lebih kearah mengejek itu dengan mulut yang penuh makanan.
"Ya Lee Minhyuk!! Jangan asal bicara kau" pekik Baro sambil bangun dari duduknya dan menaruh pukulan didahi Minhyuk yang duduk disebrangnya.
"Kalian ini, seperti anak kecil saja" ejek Hyori.
"dan kau seperti eomma kami Hyori hehe" timpal Minhyuk.
Hyori tersipu malu dan semua tertawa..
--------------------------------------------------------------------------------------
"Sebenarnya kita mau pergi kemana?" tanya Baro penasaran, karena sejak tadi Hyori tidak memberitahu nya akan pergi kemana.
"Kau cerewet sekali, ikuti aku saja. Pokoknya, hari ini aku ingin menghabiskan waktu seharian penuh dengan mu^^" Hyori mrngalungkan tangannya pada lengan Baro. Sementara Baro hanya tersenyum melihat kelakuan yeojachingu-nya itu.
"Kita sampai!!!" seru Hyori girang.
"Jadi kau ingin mengajak ku kesini? Tadi kenapa tidak pinjam mobil Minhyuk saja? Kau malah ingin berjalan kaki" protes Baro saat melihat plang besar bertuliskan 'dunia fantasi' dihadapannya.
"Ini kan tidak terlalu jauh dari rumah mu. Lagi pula dengan berjalan kaki, aku jadi bisa lebih lama bersamamu^^" Hyori kembali tersenyum, dia begitu semangat hari ini. Dia mulai menarik kembali tangan Baro untuk menjajal semua permainan didunia fantasi ini. Baro hanya mengikuti langkah kaki kecil didepannya itu dengan antusias.
Hari semakin siang, matahari semakin meninggi dan memancarkan terik yang luar biasa(?) tapi terik matahari siang pun tak mampu menghalagi aktivitas sejoli Park Hyori dan Baro.
Hari ini Hyori mengajak Baro untuk menghabiskan weekend bersama. Karena semenjak mereka memasuki masa semester akhir kuliah, mereka jarang sekali bertemu.
"Jagi, kau terlihat semangat sekali hari ini?" Baro memulai pembicaraan saat mereka berteduh dibawah pohon taman setelah berkeliling memutari dan bermain di dunia fantasi.
"Tentu saja, ini kan hari yang spesial" sahut Hyori antusias. Sementara Baro hanya terlihat berfikir.
"Benarkah?" karena bingung ada apa hari ini, Baro hanya menjawab sekenanya.
"Kau tidak ingat ini hari apa?" Hyori menatap Baro kecewa.
"Ahh kalau hanya hari, aku ingat ini hari minggu kan? Apa karena terlalu sibuk membuat skripsi, kau jadi lupa hari?" Baro tersenyum dan mengacak lembut rambut Hyori. 'Kalau hanya hari, aku ingat. Tapi hari spesial? Memangnya ada apa hari ini??' gumam Baro bingung.
"Kau mau ice cream?" lanjut Baro.
"Ne" jawab Hyori singkat.
"Wae?"
"Gwaenchanta oppa" Hyori tersenyum kecil, senyum kekecewaan.
"Kajja^^" Baro menarik tangan Hyori lembut.
Pada dasarnya, Baro memang pelupa dan ceroboh. Bahkan mungkin jika dia tidak mempunyai kartu pengenal, mungkin dia sudah lupa kapan dia lahir dan siapa namanya(?) -__-V
@Hyori POV
_Sungai Han, 19.00 KST
Mood ku jadi buruk sekarang, terlebih aku dan Baro oppa bertemu dengan Minhyuk oppa dan Hanny sore tadi di restaurant, alhasil sekarang kami jadi kencan ganda.
"Oppa lihat kembang api itu, indah sekali" seru Hanny bergelayut mesra dilengan Minhyuk.
"Ahh iya indah, seperti bola mata mu jagi" balas Minhyuk mencubit pipi Hanny. ( Minhyuk gombal, hueksss -_-)
Sementara aku yang berada dibelakang mereka hanya tersenyum. Minhyuk oppa dan Hanny sudah hampir satu tahun menjadi sepasang kekasih, mereka selalu terlihat mesra juga terlihat sangat bahagia, seperti tidak pernah ada masalah. Memang pada dasarnya, Minhyuk oppa seorang yang perhatian dan romantis. Mungkin aku tidak tau percis, tapi itu semua terlihat dari sikapnya pada Hanny. Berbeda jauh dengan Baro oppa yang cuek T^T
"Apa kau lelah?" Baro oppa tiba-tiba meeletakkan punggung tangannya didahi ku
"Gwaenchanta oppa, aku baik-baik saja" aku memindahkan tangannya dari dahi ku. Sementara Baro
oppa hanya menatap ku heran.
"Apa aku berbuat salah padamu?" Baro oppa menatap ku sendu.
Aku terdiam sejenak, salahkah aku jika aku kecewa saat Baro oppa lagi-lagi tak mengingat hari jadi kami?
Sudah hampir 3 tahun kami bersama, tapi dia tak pernah ingat hari jadi kami. Terkadang, aku merasa dia tidak menganggap hubungan ini nyata. Hanya aku yang mengingat ini, hanya aku yang mencari tau soal hobi dan hal lain tentangnya. Sementara dia sepertinya tak pernah tau apapun soal diriku.
Bahkan ulangtahun ku saja, dia tidak pernah ingat. Walau pada akhirnya dia tetap memberi ku hadiah setelah aku memberitahunya bahwa aku sedang ulangtahun.
"Kau baik-baik saja?" tanya-nya lagi yang menyadarkan ku dari lamunan.
"Ne oppa" aku tersenyum.
"Hei Cha, aku ingin membeli minuman hangat. Temani aku kajja!!" ajak Minhyuk oppa memecahkan suasana canggung antara aku dan Baro oppa.
"Aissshhh kau ini, kau kan bisa beli sendiri?!" protes Baro oppa tapi tidak menolak ajakan Minhyuk oppa.
"Hyori, apa kau sakit?" tanya Hanny menghampiri ku.
"Ahh ani aku baik-baik saja"
"Jinjja? Apa kau sedang ada masalah dengan Baro oppa?" dia menatap ku dengan tatapan serius "Kau bisa cerita padaku jika kau mau?" lanjutnya.
"Aku hanya sedikit kecewa padanya"
"Ahh biar ku tebak, pasti hari ini hari jadi kalian dan dia melupakannya?" bingo, tebakkannya tepat sasaran.
"Wajarkah aku kecewa?"
"Tentu saja itu wajar, setiap yeoja pasti berharap namjachingu-nya dapat mengingat hari jadi mereka" kata Hanny lagi, matanya mulai menerawang keatas langit yang penuh bintang dang kembang api sekarang.
"Minhyuk oppa pun sering melupakan hari jadi kami. Tapi, dia terus belajar mengingatnya. Terkadang, kita harus lebih mengerti mereka kanHyori?" lanjutnya lalu tersenyum padaku. Aku hanya membalas senyumnya, aku jadi merasa agak kekanakan sekarang.
@Author POV
Sambil meniup kopi hangatnya, Minhyuk mulai pembicaraan serius dengan sahabatnya itu.
"Hubungan kalian sedang tidak baik?" tanya Minhyuk.
"Molla, dia jadi murung sejak tadi siang" sahut Baro lirih.
"Lalu bagaimana dengan rencana mu? Kau jadi melamarnya hari ini?" Baro hanya memutar-mutar kotak merah terang dengan pita yang bertengger diatas-nya.
Akhir-akhir ini, Baro menghabiskan sedikit waktu luang-nya ditengah kesibukkan membuat skripsi untuk bekerja paruh waktu dirumah makan ramyun dekat rumahnya tanpa sepengetahuan Hyori. Hari ini pun dia seharusnya bekerja, tapi demi Hyori dan rencana besarnya dia meminta libur satu hari.
Semua upah dari hasil kerja-nya dikumpulkan untuk membeli cincin emas putih dengan mata kecil yang cantik ditengah-nya.
Hyori sangat senang sampai terkadang terharu ketika melihat adegan seorang yeoja dilamar oleh namjachingu-nya dibeberapa film drama yang mereka tonton bersama. Dia mendambakan hal itu, dan Baro pernah berjanji dalam hatinya dia akan membuat Hyori terharu karena lamaran-nya kelak.
Baro memang terlihat cuek, tapi dia selalu berusaha mengerti apa yang Hyori harapkan darinya. Walau terkadang karena sifat pelupa-nya itu, dia jadi sering meributkan hal kecil dengan Hyori.
Sering diakui oleh Minhyuk, penyakit lupa sahabatnya itu sama dengan sifat pelupa seekor tupai. Karena seekor tupai ketika telah mengubur makanan-nya disuatu tempat, tak berapa lama ia sudah lupa dimana menguburnya (tau dari google^^)
"Aku akan mengatakannya hari ini juga, apapun yang terjadi aku harus mengatakannya hari ini" Baro tersenyum semangat lalu menaruh kembali kotak merah itu kedalam saku jaketnya dan melangkahkan kaki dengan semangat menuju tempat Hyori menunggu.
Sementara Minhyuk yang melihat sahabatnya menjadi semangat kembali hanya tersenyum sambil kembali menenggak kopi hangatnya.
SRAKKK BRUKKKKKK...
Tiba-tiba suasana menjadi mencekam karena seseorang tertabrak minibus yang sedang melaju kencang.
Gelas kopi yang tadi bertengger ditangan Minhyuk jatuh begitu saja ke tanah.
"Baroooooooo!!!" pekik Minhyuk saat melihat Baro sudah tersungkur penuh darah dikepala-nya.
Minhyuk langsung menghampiri Baro dan mengguncang-guncangkan tubuh sahabatnya itu. Berharap tak ada kejadian yang lebih buruk lagi dari ini.
Dari kejauhan Hyori dan Hanny terperangah lemas ketika melihat korban tabrakan yang ternyata orang yang mereka kenal. Dirasakan seluruh kaki Hyori mulai lemas saat melihat kepala Baro sudah penuh dengan darah.
"Oppa il-eona!! Kau harus bangunnn" pekik Hyori menangis histeris. Hanny yang melihat-nya hanya mengelus punggung Hyori seraya menenangkannya.
Baro mulai mengeryapkan matanya susah payah, terlukis jelas bahwa dia benar-benar kesakitan.
"Kau mena..ngis?" tanya Baro sambil menghapus airmata Hyori dengan tangan-nya yang penuh lumuran darah. Sementara Hyori masih terisak, tak mampu menjawab pertanyaan yang dilontarkan Baro.
"Tolong a..m.bil ko..takk disaku ku" kata Baro lagi sambil tersenyum yang kemudian dituruti oleh Hyori.
Tangis Hyori semakin menjadi saat melihat cincin didalam kotak itu.
"Me..ni..kahlah ahhh" Baro mengerang kesakitan, kembali merasakan sakit dikepalanya "dengan..ku.." lanjutnya disertai tarikan nafas panjang, terakhirnya.
Lanjutan kata itu membuat tangis Hyori semakin pecah.
Aku senang sempat mengatakannya..
Aku senang dapat memberikan cincin impianmu,
meski aku tak dapat memastikan lagi kau memakainya atau tidak..
Hiduplah dengan baik meski tanpa aku..
Aku bahagia, karena Tuhan mengirimkanmu untuk ku..
Mianhae, aku tak sempat ucapkan selamat tinggal..
Saranghae Park Hyori~
Suasana berkabung menyelimuti upacara pemakaman Baro. Minhyuk terus menemani Baro hingga akhir, sampai akhirnya sosoknya mulai tak terlihat lagi karena tertutup peti dan mulai memasuki liang hangat itu.
Hyori terlihat sangat pucat, berusaha merelakan kepergian Baro walau dia tau itu sangat sulit..
Cincin pemberian Baro sudah melingkar sempurna dijari manis Hyori.
"Aku berjanji akan menikah denganmu saat kita dipertemukan di surga nanti. Tunggu lah aku oppa.." seru Hyori lirih dalam hati, masih disertai airmata yang seakan tidak ingin berhenti keluar.
Tunggu aku,
Sampai saatnya tiba nanti,
Aku akan kembali kesisi mu ditempat yang lebih indah..
Aku bahagia sempat menadi bagian dari hidupmu.
Nado, saranghae..
------------END--------------
huahaha kayanya alurnya cepet banget ya?? -_-
Maklum deh aku masih amatiran hehe..
leave a comment please...