Seorang lelaki yang berpostur tubuh tinggi duduk di sofa ruang kerjanya sambil memindah-mindahkan channel tv, berniat mencari tontonan yang menarik di jam sepagi ini. Ia adalah seorang pekerja keras, saking kerasnya di pukul 6 pagi seperti sekarang ia sudah siap di ruangannya yang ada di Restaurant Italia miliknya, meskipun restaurant ini baru buka pukul 10 pagi. Sangat rajin sekali, berhubung ini adalah satu-satunya kerjaan yang bisa ia kerjakan, dan tak ada hal lain yang ingin ia lakukan. Hidup yang membosankan.
“Mengapa tak ada tontonan yang bagus? Mengapa berita semua?”Gerutunya kesal sambil memencet tombol di remote dengan tidak sabaran, wajahnya yang terlihat cool seolah lenyap karena menunjukkan kekesalan.
Meoong….
Jika kalian menganggap lelaki ini sendiri, kalian salah. Seekor kucing berjenis angora berwarna cokelat keemasan yang tak jauh dari lelaki itu menatap sang empunya sambil menggoyang-goyangkan ekornya dengan lucu.
Meong….
“Kau diam saja Nevi, tidak usah bersuara. Apa kau meledekku?”Tanya lelaki itu lalu melempar remote tv ke ujung sofa, frustasi tak menemukan acara menarik.
Lelaki itu bangkit berdiri dan melangkah melewati meja kerjanya yang terdapat papan nama bertuliskan ‘Park Tae Joon’. Ia menghampiri sebuah gitar yang terletak di belakang bangku kerjanya, dan meraih gitar tersebut.
Kemudian ia membawa gitar itu bersamanya, lelaki itu duduk diatas meja kerjanya dengan gitar di pangkuannya. Jari-jarinya mulai memetik senar-senar, berniat mencari nada yang bagus.
Meoong….
Sang kucing yang diberi nama Nevi itu menghampiri Tuannya dan merebahkan badannya yang penuh bulu di lantai berkarpet di hadapan Tuannya yang mulai bernyanyi, menyanyikan sebuah lagu Ballad yang mungkin sama seperti keadannya saat ini.
“Baby I’m so lonely lonely lonely lonely……..”
Nevi menatap Tuannya yang sedang bernyanyi dengan memejamkan matanya, ia bisa melihat irama petikan gitar yang berkeluaran dari gitar yang dipetik Tuannya. Irama itu berwarna pink seperti gel-gel nada yang berterbangan ke atas kepala lelaki itu, semakin lama semakin banyak dan bekumpul menjadi satu. Saat ini Nevi tak lagi memperhatikan Tuannya, melainkan gel-gel yang ternyata membentuk sebuah hati.
“Baby I’m so lonely lonely lonely lonely……..”
Kemudian gel-gel yang telah membentuk hati itu mendekat ke arah Nevi, membuat si kucing berdiri dari rebahannya. Menatap horror pada gel yang semakin mendekat itu.
Daaar….
Lelaki itu terkejut dan memejamkan matanya mendengar suara ledakan diikuti cahaya berkilauan yang menyilaukan. Suara apa itu? Apa ledakan gas?
Ia membuka kedua matanya dan terlihat panik, jika benar ledakan gas berarti Restaurantnya terancam. Ia lalu meletakkan gitarnya asal di atas meja, dan langsung turun dari meja untuk melihat keadaan dapur yang terletak di lantai satu.
“Annyeong”
Lelaki yang baru saja melangkahkan satu kakinya itu terjungkal kebelakang mendengar suara seorang perempuan. Bukan hanya suara, memang ada seorang perempuan di hadapannya saat ini. Seorang perempuan dengan dress pink yang menjuntai sampai lutut, rambutnya bergelombang ikal sampai punggung, wajahnya putih dengan pipi yang sedikit merona. Apa kau gila? Apa saking kesepiannya kau berhalusinasi ada seorang perempuan?.
“Annyeonghaseyo Tae Joon-ssi”Ucap gadis itu lagi, keningnya berkerut menatap Tae Joon yang sibuk dengan pikirannya.
Apa aku gila? Aku sudah benar-benar gila!,, umpat Tae Joon dalam hati.
“Kau tidak gila Tae Joon-ssi”Jawab gadis itu yang bisa mendengar isi hatinya.
Tae Joon terkejut atas jawaban gadis dihadapannya yang kini berjongkok sambil memeluk kedua lututnya itu. Tae Joon memundurkan badannya hingga nyaris menyentuh kaki meja dengan ketakutan.
“Nu….nugu….seyo?”Tanyanya gemetar.
Sementara yang ditanya malah tersenyum manis memperlihatkan deretan giginya yang putih.
“Aku Nevi, kau yang mendatangkanku kesini”Jawab gadis itu.
Nevi? Sepertinya aku pernah mendengar nama itu. ASTAGA! Itu kucingku.
“Yup, kau benar”Jawab Nevi lagi yang mendengar perkataan Tae Joon. Tae Joon melihat kesekeliling, mencari keberadaan kucingnya tetapi tidak ada. Membuat Tae Joon ketakutan lagi. Kedua tangan Tae Joon menyilang di depan dada, membuat Nevi tertawa.
“Sepertinya kau sangat ketakutan. Mianhaeyo”Ucap Nevi lalu ia berdiri, lalu mengibaskan rambutnya dengan sebelah tangan.
“Kenalkan, aku adalah Nevi. Park Tae Joon lah yang membawaku kesini dengan sel-sel cinta yang ia kumpulkan dan menyatu karena lagu yang kau nyanyikan tadi”Jelas Nevi.
“A…apa? Sel cinta?”Tanya Tae Joon, tangannya kini sudah tak menyilang, wajahnya tampak bingung.
“Yup, sel cinta. Selama 5 tahun kau tak pernah merasakan lagi perkembang biakkan dari sel cinta tersebut. Sehingga semakin lama menumpuk, dan jika kau tidak menemukan sel lain yang cocok dengan sel cintamu. Maka sel cintamu akan kadaluarsa lalu mati”Jelas Nevi sambil berjalan mondar-mandir.
“HAHAHAHAHAHA…. Kau pikir pembuahan?”Balas Tae Joon meledek, tangan kanannya memegang dahinya merasa lucu dengan penjelasan Nevi.
Nevi kesal karena ditertawakan. Bibirnya mengerucut, ia berhenti mondar-mandir dan berkacak pinggang.
“Tapi aku benar bukan kau sudah tak meraskan lagi cinta selama 5 tahun belakangan?”Tanya Nevi.
Tae Joon tampak berpikir. Benar juga, lalu apa benar-benar akan mati?
“Yup, akan mati jika kau tak segera menemukan sel cinta yang cocok untukmu dalam waktu tiga hari”Jawab Nevi lalu menjentikkan jarinya keudara.
“APA? KAU GILA? BAGAIMANA BISA TIGA HARI?”Teriaknya frustasi, Nevi menutup kedua telinganya.
Kau akan gila jika percaya dengannya, batin Tae Joon.
“Kau bahkan sudah hampir gila Tae Joon-ssi. Kau harus segera mencari Sel cinta yang cocok dan menjadikannya kekasihmu, agar sel cintamu tidak mati. Untuk itu aku diutus Dewa Cinta kesini dengan panggilanmu, untuk membantumu mencari sel cinta”Jawab Nevi.
Tapi aku takut jika benar-benar mati, batin Tae Joon lagi.
“Tapi bagaimana caranya menemukan sel cinta yang cocok dalam waktu tiga hari?”Tanya Tae Joon dengan nada rendah.
Nevi menjentikkan jarinya lalu berjongkok dihadapan Tae Joon.
“Mudah saja, kita cari disekitar tempat ini. Itu akan memudahkanmu dalam mencari pasangan untuk sel cintamu”Usul Nevi semangat.
Wajah Tae Joon berubah serius,
“Apa kau benar-benar dapat dipercaya?”Tanya Tae Joon serius.
“Tentu saja, serahkan semua pada Nevi”Ucap Nevi dengan bangga sambil menepuk-nepuk dadanya.
Tae Joon memegang dagunya dengan sebelah tangan dan mengangguk-angguk.
*********
D-3
Step pertama: mencari mangsa yang tepat.
Tae Joon dan Nevi berdiri di pinggir ruangan Tae Joon yang dilapisi kaca tebal yang bisa melihat keadaan luar tepatnya lantai satu, tetapi tidak bisa dilihat dari luar. Tae Joon menggunakan ini untuk memantau keadaan Restaurantnya, terutama kinerja pegawainya. Tanpa diketahui siapapun.
Nevi berdiri disebelah Tae Joon dengan bando telinga kucing di kepalanya yang membuatnya terlihat manis dan lucu. Tangannya berpegangan di pembatas dan tatapannya sibuk memperhatikan orang-orang yang ada di lantai satu. Mencari seseorang yang dikira cocok untuk Tae Joon.
Matanya memicing saat menemukan seorang wanita berbaju seperti Chef yang sepertinya seumuran Tae Joon yaitu 28 tahun sedang sibuk memeriksa kertas-kertas. Nevi tersenyum senang, lalu tangannya mencolek bahu Tae Joon yang juga sedang memperhatikan keadaan lantai satu.
“Apa?”Tanya Tae Joon yang menoleh.
“Kau lihat wanita yang sedang duduk sendiri berbaju ala Chef itu”Jawab Nevi sambil menunjuk wanita itu.
Tae Joon memicingkan mata, merasa mengenalnya.
“Itu Kepala Chef Kim Hye Ri, Kepala Chef disini. Kenapa?”Tanya Tae Joon.
“Sepertinya dia cocok”Jawab Nevi sambil menaik turunkan alisnya.
Tetapi Tae Joon menggeleng tak setuju,
“Tidak, ia menyukai temanku yang bernama Choi Yoon Hwan, dia bekerja disini juga”Jawab Tae Joon.
“Sayang sekali, padahal ia mempunyai cinta yang tulus tapi sepertinya dia sedang memiliki masalah yang berat juga. Ia sangat sedih”Balas Nevi, tangannya mengetuk-ngetuk dagunya dengan jari telunjuknya.
Tae Joon mengangguk, pikirannya berkelana bagaimana baiknya Hye Ri dan bagaimana rasa cintanya yang tidak terungkapkan pada Yoon Hwan tetapi sungguh terlihat jelas. Yoon Hwan yang bodoh!
“Berarti dia tidak bisa, sulit untuk membuat seseorang berpaling dengan cepat. Membuat jatuh cinta itu mudah, tetapi jika membuat seseorang jatuh cinta padamu kalau ia masih memikirkan pria lain itu sama saja nol, percuma. Kim Hye Ri, coret”Jelas Nevi, diakhir kalimatnya ia membuat tanda silang pada Hye Ri yang sedang menulis sesuatu di kertas-kertasnya.
Tae Joon menggeleng melihat kelakuan Nevi yang sedikit ajaib. Lalu pandangannya beralih saat menangkap bayangan seorang gadis yang baru memasuki Restaurantnya sambil menggandeng-lebih tepatnya menyeret-temannya Yoon Hwan ke dalam Restaurant dan menyapa Hye Ri yang terlihat terkejut kemudian.
Nevi juga menatap mereka, matanya memicing lagi menatap gadis yang terlihat riang itu. Lalu ia menoleh pada Tae Joon yang terlihat menatap kearah ketiga orang di lantai satu itu. Kini gadis itu duduk dihadapan Hye Ri dengan Yoon Hwan disampingnya.
“Gadis itu siapa?”Tanya Nevi.
“Kekasih Yoon Hwan namanya Song Ye Bom, yang disebelahnya itu Yoon Hwan”Jawab Tae Joon cepat tanpa menoleh ke arah Nevi.
Nevi menggigit bibir bawahnya, merasa ada cinta masa lalu di sekitarnya. Ia menajamkan pendengarannya, mendengar suara hati Ye Bom yang sedang mencari keberadaan Tae Joon. Ia ingin bertanya pada Hye Ri yang dihadapannya tetapi ia gengsi ada Yoon Hwan disebelahnya.
Aku merindukanmu dan masih mencintaimu Tae Joon….
Tiba-tiba Nevi menjentikkan jarinya,
“Aku sudah mendapatkan target yang tepat!”Ucapnya riang, Tae Joon menoleh dengan tatapan penasaran.
“Mantan kekasihmu, Song Ye Bom”Lanjut Nevi.
********
D-2
Step kedua: Memisahkan target dengan keksaihnya melalui pendekatan terlarang.
Tae Joon merenung di ruang kerjanya, memikirkan rencana Nevi yang berniat memisahkan Yoon Hwan dan Ye Bom. Awalnya ia tak setuju, namun ia akhirnya setuju setelah mendengar ucapan Nevi.
Ye Bom masih sangat mencintaimu, perasannya dengan Yoon Hwan hanya kamuflase. Jika seperti itu terus tidak baik untuk Yoon Hwan, dia pasti tersakiti. Kau juga bisa menyatukan Yoon Hwan dengan Hye Ri jika berhasilkan memisahkan keduanya.
“Apa ini semua benar?”Tanya Tae Joon.
Kemudian ia mengingat bagaimana jalannya rencana pertama Nevi. Kemarin, setelah memutuskan targetnya adalah Ye Bom, Nevi memaksa Tae Joon untuk mendekati Ye Bom dengan mengajaknya pergi dari Restaurant yang tentu saja disetujui Ye Bom tanpa memperdulikan Yoon Hwan. Maksud Nevi adalah untuk menyadarkan Yoon Hwan jika Ye Bom tidak pernah benar-benar mencintainya. Rencana yang berhasil, dan selanjutnya apa lagi?
Ceklek…..
“Annyeoooooong”Sapa Nevi dengan riang.
Ia masuk ke dalam ruangan Tae Joon dengan gembira, gembira karena ia yakin targetnya akan putus dengan kekasihnya hari ini. Ia tersenyum memuji dirinya sendiri mengingat kelakuannya kemarin saat menyamar menjadi pelayan dan memberikan secarik kertas memo pada Yoon Hwan yang saat itu sedang berpikir tentang hubungannya dengan Ye Bom.
Kau memiliki cinta yang lebih murni, lihatlah dia yang menunggumu sejak lama. Berpalinglah darinya yang memberikanmu cinta yang tidak murni.
Nevi ingat bagaimana reaksi Yoon Hwan setelah membaca kertas memo tersebut, ia menoleh pada Hye Ri yang sedang berbicara pada seorang koki.
“Apa rencanamu selanjutnya?”Tanya Tae Joon yang sudah menebak Nevi memiliki rencana baru.
“Kau harus memberi perhatian pada Ye Bom, buatlah Yoon Hwan semakin yakin harus mengakhiri hubungannya”Jawab Nevi semangat, ia duduk di sofa dengan santai.
“Apa ini tidak keterlaluan?”Tanya Tae Joon serius.
Nevi merubah duduknya menjadi lebih serius mendengar nada suara Tae Joon.
“Lebih keterlaluan jika membiarkan seseorang merasakan cinta yang tidak murni padahal kau mengetahuinya. Ini sama saja sekali dayung dua pulau terlampaui untukmu”Jawab Nevi menatap Tae Joon yakin.
“Mengapa targetmu Ye Bom?”Tanya Tae Joon lagi.
Nevi mengalihkan pandangannya ke kaca yang mengarah keluar Restaurant.
“Karena dia jelas memiliki perasaan padamu dan belum melupakanmu, dia masih mencintaimu”Jawab Nevi dengan suara yang berbeda dengan sebelumnya. Kini tatapannya menuju pada lantai.
Berbeda dengan Tae Joon yang merasa dejavu, ia pernah merasa mendengar kalimat yang barusan didengar sebelumnya.
Kemudian telepon di meja kerjanya bordering, Tae Joon mengangkatnya.
“Turun kebawah sekarang, Ye Bom membuat keributan dengan Yoon Hwan”Ucap seseorang yang bisa didengar Nevi. Tae Joon segera berlari panik setelah menutup telepon, berbeda dengan Nevi yang sangat bersemangat dan senang. Rencana pertama, berhasil!
************
D-2
Step ketiga: Mendekati target yang tidak sedang patah hati.
Keadaan di lantai satu sungguh sangat tegang, beruntung masih pukul 9 pagi dan Restaurant masih tutup. Yoon Hwan menggebrak meja makan dengan amat emosi setelah mendengar ucapan Ye Bom yang mengatakan ia masih mencintai Tae Joon, mantan kekasihnya 6 tahun lalu.
“Aku tidak bersalah, mencintai seseorang bukan kesalahan. Mencintai seseorang juga bukan mauku! Hatiku yang memilih”Bela Ye Bom emosi, air matanya pun turun, mengingat sejauh mana ia terus berusaha disisi Tae Joon agar Tae Joon melihatnya lagi.
“Tapi tidak dengan cara berkencan denganku untuk membuatnya cemburu! APA KAU BUTA TAE JOON SAMA SEKALI TIDAK MENCINTAIMU?”Balas Yoon Hwan tak kalah emosi.
Hye Ri memejamkan matanya mendengar bentakan Yoon Hwan.
“APA KALIAN BERUSAHA MEMBUAT RESTAURANTKU HANCUR?”Bentak Tae Joon yang baru saja tiba di lantai satu.
Ia mengatur napasnya berusaha mengontrol emosinya. Ia benar-benar tidak habis pikir Yoon Hwan tidak punya malu bertengkar disini disaksikan pegawai-pegawai Restaurantnya. Jika sampai seperti ini, Yoon Hwan benar-benar sangat marah.
Tae Joon menoleh, melihat Hye Ri yang menatap Yoon Hwan dengan tatapan perduli dan khawatir.
“Kepala Chef Kim, tolong tenangkan Yoon Hwan”Perintah Tae Joon.
Hye Ri mengangguk lalu menyentuh bahu Yoon Hwan, membawanya menuju dapur untuk ia tenangkan. Sementara Tae Joon menoleh ke arah Ye Bom.
“Ikut aku”Ucap Tae Joon.
Ye Bom mengangguk, kemudian menghapus air matanya. Tae joon menarik tangannya, membawa Ye Bom keluar Restaurant.
Di lantai dua, tepatnya dibalik kaca, Nevi termenung melihat Tae Joon yang menggandeng Ye Bom. Kemudian ia tersenyum senang dan tertawa.
*********
Yoon Hwan sudah terlihat lebih tenang berkat Hye Ri, ia masih tak menyangka wajah semalaikat Ye Bom bisa setega itu padanya. Ia benar-benar menyayangi anak dari salah satu pemilik saham di Restaurant itu. Hah, mungkin ia meminta Ayahnya menaman saham disini juga untuk Tae Joon.
“Sudah lebih baik?”Tanya Hye Ri.
Yoon Hwan mengangguk, ia menatap Hye Ri.
“Aku sudah tahu sejak awal, hanya saja aku yang berpura-pura bodoh. Aku minta maaf”Jawab Yoon Hwan.
Hye Ri mengernyit bingung dengan ucapan Yoon Hwan, tetapi Yoon Hwan hanya tersenyum.
Tiba-tiba Nevi datang dengan riang,
“Kalian bersatulah, kalian sudah ditakdirkan untuk bersama”Ucapnya semangat.
Hye Ri dan Yoon Hwan terkejut.
“Kau…”Tiba-tiba Hye Ri terjatuh pingsan, dengan sigap Yoon Hwan meraihnya cemas.
Nevi terlihat bingung dengan ekspresi Hye Ri yang terkejut menatapnya, lalu ia memilih menghilang. Sementara Yoon Hwan sedang berusaha memanggil-manggil Hye Ri, berusaha membangunkanya.
*********
D-1
Step keempat: Pernyataan cinta. cinta itu berbeda dengan obsesi.
Tae Joon duduk di sebuah bangku taman yang terdapat air mancur di dekat Restaurantnya. Ia dan Ye Bom sudah berjanji untuk datang kemari hari ini, atas usul Nevi. Dan sekarang, ia tinggal menunggu kedatangan Ye Bom yang mendeskripsikan hari ini sebagai kencan.
Tae Joon merenung, memikirkan kembali semuanya, memikirkan rencana-rencana Nevi. Ia senang Yoon Hwan tidak marah padanya bahkan mulai membuka hati untuk Hye Ri. Ia tersenyum mternyata ucapan Nevi ada benarnya. Ia bisa membuat keduanya bersatu.
“Annyeong Oppa”Panggil Ye Bom, menyadarkan lamunan Tae Joon.
Tae Joon menatap Ye Bom yang hari ini memakai terusan dress bermotif bunga-bunga warna-warni dan sebuah bando berwarna biru laut. Ia cantik
Seolah bisa mendengar isi hati Tae joon, Ye Bom merona malu. Ia yakin Tae Joon akan memintanya kembali jadi kekasihnya setelah 6 tahun ia berjuang mendapatkan kembali Tae Joon tapi belum berhasil. Ia yakin Tae Joonnya tidak akan berlari kemana-mana. Ia yakin itu, karena ia sudah melakukan semuanya sejauh itu.
“Ye Bom?”Panggil Tae Joon.
“Ah ne?”Jawab Ye Bom.
“Duduklah”Balas Tae Joon mengisyaratkan Ye Bom untuk duduk disampingnya dengan matanya.
Ye Bom pun duduk di samping Tae Joon, yang kini sedang menengadah menatap langit berawan di musim panas ini. Membuat Ye Bom terpeson dengan ketampanan Tae Joon yang tidak pernah berkurang. Ia sungguh tidak sabar untuk mengklaim bahwa Tae Joon adalah kekasihnya.
“Oppa”Panggilnya.
“Ne?”Jawab Tae Joon yang masih menatap langit.
“Apa tujuanmu kita ada disini? Apa ada yang ingin kau bicarakan?”Tanya Ye Bom.
Tae Joon menoleh, menatap Ye Bom dan mengangguk.
“Ne, ada yang ingin kau bicarakan dengamu”Jawab Tae Joon yang membuat Ye Bom sumringah.
“Apa itu?”Tanya Ye Bom antusias.
“Kenapa kau tidak bisa melupakanku?”Tanya Tae Joon.
Ye Bom bingung dengan pertanyaan Tae Joon.
“Tentu saja karena aku sangat mencintaimu. Kau sudah dengar itu semua kemarin”Jawab Ye Bom.
“Itu bukan cinta, tetapi obsesi untuk memiliki. Memiliki seseorang yang selama ini menjagamu, menjagamu sebagai kakak”Balas Tae Joon, Ye Bom menatap Tae joon serius. Wajah antusiasnya sirna.
“Maksud Oppa?”Tanya Ye Bom.
“Jika kau tulus mencintaiku, kau pasti sadar jika aku hanya menganggapmu sebagai adik dan tak menjadikan Yoon Hwan sebagai alat pemancingmu padaku. Cintamu sudah tercampur dan sudah menjadi obsesi. Kau itu gadis yang baik, cantik, banyak yang menyukaimu. Lupakanlah aku, ingat aku sebagai teman”Jelas Tae Joon.
Tae Joon merasa ini hal yang benar. Ia memang tak merasa apa yang dilakukannya benar. Jika teori Nevi benar tentang sel cinta, ia merasa sel cintanya menolak dengan sel cinta yang dimiliki Ye Bom. Jadi, mau dipaksakan pun tidak akan pernah berhasil, yang adalah hanya kecacatan.
Setetes cairan bening mengalir dari mata Ye Bom. Ia bertanya pada dirinya sendiri, inikah akhirnya setelah perjuangannya selama itu? Obsesi? Bagaimana bisa ia hanya terobsesi?
“Jika kau mencintaiku, kau pasti merasa aku yang paling pantas denganmu, merasa nyaman dan hanya aku tempatmu bersandar. Tapi selama ini kau hanya ingin memilikiku dan membuatku kembali bukan?”Tanya Tae Joon.
Ye Bom menunduk menangis mendengar perkataan Tae Joon.
“Apa semua itu karena gadis itu?”Tanya Ye Bom menatap Tae Joon.
Tae Joon terkejut, apa ia mengenal Nevi?
“Mantan kekasihmu 5 tahun lalu. Benar bukan? Pasti karena dia. Kau sendiri saja bahkan tidak melupakannya. Kau juga terobsesi dengannya!”Balas Ye Bom.
Tae Joon mengernyitkan keningnya bingung. Ia tak mengerti maksud Ye Bom.
“Mantan kekasihku 5 tahun yang lalu?”Tanya Tae Joon bingung.
Ia tak merasa memiliki kekasih setelah Ye Bom, bahkan ia merasa Ye Bom tidak bisa melupakannya karena Ye Bom mengira ia tidak bisa melupakannya karena belum memiliki kekasih lagi.
“Jadi kau masih belum mengingatnya?”Tanya Ye Bom yang juga terlihat bingung.
Ia menutup mulutnya, segudang rasa bersalah tiba-tiba datang menghampirinya. Matanya berkilat gelisah, ia takut Tae Joon menanyakannya.
“Apa ada sesuatu yang tak kuketahui?”Tanya Tae Joon.
“Kau lupa ingatan Oppa. Kau melupakan seseorang yang ingin kau lupakan setelah kecelakaan itu”Jawab Ye Bom dan kembali menangis. Sementara Tae Joon tak bereaksi, ia masih mencerna ucapan Ye Bom.
“Apa maksudmu?”Tanya Tae Joon dengan tatapan sedih.
“Sesudah putus denganku, kau memiliki kekasih. Gadis yang baik dan cantik. Karena itu banyak juga yang menyukainya. Dan aku....”Ye Bom nampak ragu melanjutkan ceritanya.
“Aku memanfaatkan hal itu, aku membuat seolah dia bukanlah gadis yang baik, dan kau percaya karena kecemburuanmu. Aku merasa beruntung karena kau putus dengannya setelah 5 bulan. Kau marah besar dan bersungguh-sungguh melupakannya dengan pergi ke Bar, pulang larut, berkelana tak tentu tujuan”Ye Bom menjelaskan dengan terus menunduk dan menangis.
“Sampai kau tahu kebenarannya, ternyata benar sebaik-baiknya bangkai disimpan akan tercium juga. Kau tahu aku yang melakukannya dan marah besar padaku, kita bertengkar di dalam mobil dan kecelakaan itu terjadi. Kau terluka parah dan amnesia, aku berpikir itu kesempatanku. Aku berpakir itu takdir, kau ditakdirkan melupakannya dan kembali padaku”Lanjut Ye Bom mengakhiri kalimatnya dengan tersedu.
Tanpa sadar Tae Joon juga meneteskan air mata.
“Apa itu benar? Mengapa kau begitu kejam?”Tanya Tae Joon menuntut, tetapi Ye Bom hanya terisak merasa sangat bersalah.
Tae Joon mengingat Nevi, ia pasti tahu hal ini. Dia harus bertanya padanya.
“Nevi!”Ucapnya lalu bangkit dan berlari meninggalkan Ye Bom.
“Mianhaeyo…..”
Dari kejauhan, Nevi menangis sambil menutup mulutnya, ia mendengar semuanya. Ia awalnya kesal mengapa Tae Joon menolak kesempatannya di hari ini? Bagaimana besok yang tak lain hari terakhir bagi sel cinta Tae Joon dan dirinya untuk mencari target baru? Itu sungguh sulit. Nevi sungguh tak menyangka Ye Bom sekejam itu. Bukan, ini bukan salah Tae Joon. Ini salahku, aku sudah tahu Ye Bom tidaklah semanis itu. Cinta yang dimilikinya tidak murni. Sudah sejak awal aku tahu tapi aku tetap menjadikannya target. Kalau sel cinta Tae Joon mati, ini salahnya.
********
D-DAY
Step kelima: cinta itu terpilih dengan sendirinya, bukan memilih.
Tae Joon mencari Nevi kesana-kemari, ia tak menemukan dimanapun gadis yang biasanya berada disekitarnya. Ia harus bertanya semuanya, mengenai mantan kekasihnya. Mantan kekasih yang selama ini tak diingatnya. Ia terus mencari, menoleh tanpa mengetahui ada sebuah mobil yang berjalan cepat ke arahnya.
“Tae Joon awaasssssss!”Seseorang tiba-tiba mendorong tubuhnya hingga terpelanting menjauh.
Brakkkkkk….
Ia bisa mendengar suara tabrakan tak jauh darinya. Tae Joon memaksakan membuka mata disela rasa sakit akibat terjungkal di aspal yang panas. Matanya mencari sumber suara, ia ingin tahu siapa yang menyelamatkannya dan apa yang tertabrak. Matanya menangkap seseorang yang ia kenal dengan dress yang sama saat pertama kali bertemu dengannya.
“Nevi!”Panggilnya.
Tae Joon berusaha bangkit dan menghampiri Nevi yang sudah tergeletak dengan darah ditubuhnya akibat terbentur mobil dengan keras dan terbanting.
“NEVI!”Panggil Tae Joon, ia memeluk Nevi sambil menangis. Mencoba membangungkan Nevi dengan mengguncangkan tubuhnya.
“Kau terlambat!”Ucap seseorang, yang membuat Tae Joon menoleh, ia melihat seorang lelaki bertubuh kekar berpakaian serba hitam dan .
“Sudahlah, dia merelakan dirinya untukmu. Seharusnya kau tak usah sedih”Jawab Pria itu.
“BANTU AKU MEMBAWA NEVI!”Teriak Tae Joon emosi. Ia menoleh dan berteriak untuk meminta bantuan dan mengindahkan si pria itu, tetapi taka da seorangpun disekitarnya.
Tae Joon kembali mengguncang tubuh Nevi, berharap Nevi memberikan respon.
“Sudahlah, dia sudah tidak ada. Dia menukar nyawanya agar sel cintamu tidak mati”Ucap Pria tersebut.
Pria tersebut menghampiri Tae Joon dan mengambil alih Nevi dengan menggendongnya.
“Dia merasa bersalah karena dia memilihkan target yang salah untukmu. Lalu dia memohon padaku untuk menukar nyawanya saja, agar sel cintamu tidak mati sebagai gantinya. Tugasnya padamu telah selesai. Ia berpesan, kau harus selalu bahagia. Sebentar lagi sel cintamu akan menemukan pasangannya yang cocok. Sampai jumpa”Lanjut Pria tersebut lalu membawa Nevi masuk kedalam mobil dan pergi meninggalkan Tae Joon yang masih terdiam ditempatnya.
********
D-DAY
Step keenam: kamu tidak akan bisa melupakan seseorang yang benar-benar kau cintai. Jika bisa, ia akan hilang bersama semua cintamu. Tetapi kau tidak pernah bisa benar-benar mengusirnya dari hidupmu.
“Neviiii!”Teriak Tae Joon, ia terduduk setelah bermimpi buruk.
Ia mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan ini untuk mencari Nevi, tetapi tidak ada. Hanya mimpi.
Ia ingat semalaman mencari Nevi tetapi tidak ketemu. Tae Joon memijat pelipisnya yang berkeringat. Ia tak mengerti mengapa ia bermimpi seperti itu. Apa ia benar-benar sudah pergi?
Tanpa sadar ia meneteskan air mata, merasa kehilangan. Mengingat semua memori bersama Nevi salama tiga hari ini. Apa aku benar-benar menyukainya? Lalu bagaimana masa laluku? Mantan kekasihku yang aku lupakan.
Lalu matanya menangkap sebuah bando bertelinga kucing dan sebuah kacamata hitam, milik Nevi. Tae Joon mengambilnya, ia mengingat bagaimana Nevi dengan riang memperlihatkan benda yang memiliki fungsi.
Kaca mata yang bisa mengetahui masa lalu, dan bando telinga kucing yang bisa mendengar kata hatimu. Tae Joon bermonolog mengingat ucapan Nevi saat hari pertama mereka bertemu.
Tae Joon meraih kaca mata yang tak pernah Nevi pakai dengan alasan ia tak suka melihat masa lalu. Tae Joon penasaran, apakah ia bisa menggunakannya juga atau tidak. Tae Joon pun memakai kaca mata berwarna hitam itu, dan sekelebat masa lalu datang padanya.
Maukah kau menjadi kekasihku?Ucap Tae Joon disebuah taman yang sama saat kemarin ia bertemu Ye Bom.
Mengapa kau pergi dengan lelaki lain? Ucap Tae Joon berteriak.
Kau harus percaya padaku, aku tidak berselingkuh, Ucap seorang gadis sambil menangis pilu.
Aku mencintaimu, aku mencintaimu Park Tae Joon………
Tae Joon membuka kaca matanya, kepalanya sakit sekali. Ia mengingatnya, mantan kekasihnya. Gadis yang membuat dirinya menyedihkan dan kesepian, gadis yang ternyata tidak seperti yang ia duga. Gadis yang dicarinya setelah mengetahui bahwa gadis itu tidak bersalah, gadis yang menghilang, membawa pergi cintanya. Gadis yang masih sangat ia cintai.
Tae Joon menangis, memegangi dadanya. Memanggil nama gadis itu, mengatakan bahwa ia sungguh mencintai gadis itu.
Tiba-tiba Hye Ri masuk ke ruangannya tanpa mengetuk pintu.
“Tae Joon bisakah kau mengantarku kerumah sakit? Adikku sadar dari komanya”Pintanya tanpa memerdulikan dirinya yang heran melihat keadaan Tae Joon yang menangis. Adiknya yang baru sadar, yang selama tiga tahun ia tunggu dari tidur panjangnya selama 3 tahun. Akibat kecelakaan yang juga menyebabkan kedua orang tuanya meninggal sewaktu ia masih berada di Italia saat belajar menjadi Chef professional.
Tae Joon mengusap air matanya kasar, mengambil kunci mobil dan mengantar Hye Ri. Ia tak punya pilihan lain, Yoon Hwan sedang pergi ke luar kota memeriksa Restaurant di cabang lain dan tak mungkin mengantar Hye Ri yang sedang dalam keadaan darurat.
*********
D-DAY
Step ketujuh: Pada akhirnya, seseorang yang berjodoh denganmu, akan kembali lagi padamu dalam keadaan apapun.
Tae Joon masih mengikuti Hye Ri yang berjalan menyusuri lorong rumah sakit, ada perasaan bahagia dan cemas yang bersamaan diwajahnya. Tae Joon memaklumi, yang ia tahu Hye Ri hanya memiliki seorang adik perempuan yang kini terbaring koma dan telah sadar.
Tae Joon menghentikan langkahnya saat Hye Ri berhenti di sebuah pintu dan membukanya. Ia masuk ke dalam dengan tergesa, Tae Joon menyusul lalu menutup pintu.
“Nevi”Panggil Hye Ri.
Membuat Tae Joon menoleh dengan cepat, ia penasaran dengan wajah adiknya Hye Ri. Ia belum pernah bertemu dengan gadis ini lagsung. Karena selama menjenguk Ia hanya diperbolehkan melihat di depan pintu karena kondisinya yang buruk. Tae Joon mendekat, ia berusaha melihat sosok Nevi yang terhalang tubuh Hye Ri.
“Nevi?”Panggil Tae Joon saat melihat sosok adik Hye Ri setelah ia berdiri disamping Hye Ri. Ia melihat sosok Nevi yang terlihat pucat terbaring dengan selang oksigen masih melingkar di wajahnya. Tetapi ia bisa melihat senyuman Nevi saat ini, yang menandakan ia lebih baik dari sebelumnya.
“Kau mengenal adikku?”Tanya Hye Ri bingung.
“Kau siapa?”Tanya Nevi dengan kening berkerut.
Tae Joon terkejut, tetapi ia berusaha mengendalikan perasaannya.
“Perkenalkan, aku Park Tae Joon”Ucapnya dengan senyuman manis.
Saat itu juga, Tae Joon berjanji memperjuangkan Nevi, Kim Nevi. Mantan kekasihnya lima tahun yang lalu, gadis yang ia lupakan tapi tak pernah hilang dalam hidupnya. Gadis yang selama tiga hari menemaninya. Tae Joon kali ini yakin, sel cintanya telah menemukan pasangan yang benar-benar cocok. Tidak perduli pasangannya sedang melupakan dirinya atau tidak. Ia yakin, seseorang yang lupa ‘tidak akan benar-benar lupa’. Aku mencintaimu, Kim Nevi
THE END
LOVE, COMMENT, DAN SHARE YAAAA DREAMERS