“hahhhh.... kenapa ayahku menugaskanmu???? Ini membuatku gila setiap hari bertemu”, Soojung berjalan menuju sekolah bersama detektif muda Korea bernama Sehun.
Soojung terlihat kesal dan tak suka dengan keputusan ayahnya-atasan Sehun- untuk menugaskan Sehun menjadi mata-mata di sekolah Soojung. sepanjang perjalanan mereka diiringi suara Soojung marah-marah. Sedangkan Sehun hanya tersenyum sambil menyembunyikan kedua tangannya didalam saku celana seragam SMA berwarna krem.
“wajahmu.... apa pantas menjadi pelajar SMA kelas 2? Kelas 3 pun tidak pantas”, melipat silang kedua tangan
Sehun maju selangkah lebih cepat dari Soojung lalu berdiri dihadapan Soojung, “bocah tengik ini, kalau kau terus bicara sepanjang jalan, penyamaran ini sia-sia belaka....”, dengan suara pelan tetapi tegas. Tangannya mencubit pipi Soojung seperti seorang kakak yang gemas dengan adik perempuannya
Soojung menghela nafas panjang dan membalas perkataan Sehun dengan suara pelan, “kalau bukan karena ayahku, kau akan ku....” tanpa melanjutkan kalimatnya, Soojung pergi meninggalkan Sehun “sudalah....”.
“heiiiii.... Soojung kau terlihat cantik hari ini kalau berjalan dengan anak kerabat ayahmu yang tampan ini, jangan lupa kenalkan aku pada gadis-gadis sekelasmu”, teriak Sehun sambil berjalan mengikuti Soojung yang langkahnya makin cepat.
“diam kau.... akan ku hajar kalau disekolah kau mendekatiku”, Soojung berbalik ke arah Sehun dan menujuk wajah Sehun.
Dengan menutup kedua telinganya Soojung terus berjalan sampai sekolah.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
*flashback seminggu yang lalu*
Hari ini ayah Soojung mengajaknya makan bersama diluar. Hal yang sangat sangat jarang terjadi semenjak ayahnya menjadi ketua detektif kepolisian negara. Tapi ini hal yang ditunggu Soojung, jadi gadis berusia 17 tahun yang hari-harinya diisi dengan kesepian ini senang juga bersmangat.
Ternyata ayah Soojung mengajaknya ke salah satu restoran makanan Korea tak jauh dari rumahnya. Restoran ini memiliki ruang-ruang tersendiri untuk kelas VIP, biasanya para pejabat atau orang penting menggunakan ruangan VIP untuk membicarakan hal-hal yang rahasia. Ruangannya tidak begitu besar, kursi untuk tamu hanya ada 6 kursi, tak lupa dilengkapi dengan penghangat ruangan yang sangat berguna di musim gugur ini dimana cuaca mulai dingin.
Ruangan yang dipesan atas nama ayah Soojung adalah ruangan no. 2. Ditemani pelayan restoran mereka di antar ke ruang no. 2.
Saat pelayan membuka pintu ruangan ternyata disana ada seorang laki-laki yang sudah menunggu. Soojung dan ayahnya masuk ke ruangan,”kau sudah datang”, ayah Soojung berkata ramah pada laki-laki itu bersamaan dengan laki-laki itu yang berdiri dari duduknya lalu membungkuk memberi salam hormat.
Mereka berdua-Soojung dan ayahnya- duduk bersampingan, sedangkan laki-laki itu duduk di sebrang ayah Soojung.
“apakah ini Soojung? Wah dia begitu manis”, laki-laki itu memulai pembicaraan yang membuat Soojung sedikit kesal-karna baru bertemu sudah mengatakan hal-hal tak penting-.
Ayah Soojung mengiyakan, “ini Sehun, dia detektif termuda di Korea”, ayah Soojung mencoba memperkenalkan laki-laki itu pada Soojung.
Soojung hanya diam saja, ia kesal karena ternyata maksud ayahnya membawa dia makan diluar ada hubungannya dengan masalah pekerjaannya, malahan awalnya Ia mengira kalau Ayahnya ini akan menjodohkannya dengan pria ini. Ayahnya bermaksud untuk menugaskan Sehun sebagai mata-mata di sekolah Soojung. Tim detektif pusat sedang menyelidiki kasus bunuh diri seorang siswi di sekolah Soojung 2 bulan yang lalu.
“apa???? Haneul???? Enggak mungkin yah, dia anak yang pintar, dan bukan gengster sekolah, dia sangat sayang sama Jiyeon”, Soojung tak menyangka dengan perkataan ayahnya tentang kecurigaan bahwa Jiyeon tidak bunuh diri melainkan dibunuh.
Hasil otopsi memang benar kalau Jiyeon mati akibat jatuh dari gedung apartemen mewah di kota Seoul. Tapi sedikit ada keganjalan tentang kematiannya, Dua hari setelah kejadian seharusnya Jiyeon mengikuti audisi di salah satu agensi artis terkenal, mana mungkin dia melepaskan cita-citanya menjadi artis.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
*di kelas*
Sehun memperkenalkan diri dihadapan anak-anak kelas 2A dimana itu adalah kelas yang sama dengan Soojung dan Jiyeon.
Semua anak perempuan dikelas itu terpesona dengan Sehun kecuali Soojung. Dengan tampang percaya diri seorang idola Sehun menyamarkan dirinya sedang memperhatikan satu-persatu wajah siswa-siswi dikelas.
“apa aku bisa duduk di sana pak?” menunjuk kursi kosong sebelah Howon di pojok kanan dekat jendela.
“tentu saja”, pak guru mempersilakannya
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
*flash back restoran*
Soojung kaget karena ayahnya dan Sehun sudah mencari lengakap data Haneul,, dari foto, hobi, les, kebiasaan, sampai-sampai sahabatnya Haneul, yaitu Howon. Tak lupa juga ternyata makanan dan alergi apa yang dimiliki Haneul.
Semua ini dilakukan karena status Haneul adalah kekasih Jiyeon. Haneul Orang yang terdekat dengan Jiyeon, jadi ada kemungkinan besar ada kaitan dengan kematian Jiyeon.
Soojung sinis memandangin Sehun berjalan menuju kursi sebelah Howon.“heh.... dia sudah mulai beraksi”, menggerutu
“kau bicara apa Soojung? Apa kau bicara denganku?”, teman sebangku Soojung yang tak mendengar jelas perkataan Soojung bertanya.
“ahhhhh tidak kok hehe”, mengalihkan pembicaraan dengan membuka buku catatan.
Sedangkan Sehun sedang mencoba mendekatkan dirinya pada Howon, dengan informasi yang ia peroleh sebelumnya, ia berpura-pura membaca komik jepang disamping Howon.
“suka komik juga?” Howon terpancing dengan trik Sehun.
“baru-baru ini sih sukanya”, balas Sehun.
Obrolan-obrolan makin mengasyikan mungkin karena hal yang dibahas Sehun sangat disukai Howon.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Saat istirahat,
Howon berhenti sejenak di depan pintu kantin.
“ada apa?” Sehun bertanya
“dia makan sendiri lagi”, suara pelan Howon sedikit terdengar Sehun.“tidak”, melanjutkan jalannya
setelah mengambil makan siang, mereka menuju Haneul yang sedang duduk sendirian. Wajah Haneul terlihat tak bersemangat.
“sendiri lagi? Aku bawakan teman baru”, Howon dengan senyum manisnya menegur Haneul sambil duduk disampingnya.
“aku Sehun, senang berkenalan dengan mu”, Sehun dan Haneul bersalaman. Sehun selalu memulai pembicaraan, mereka berdua tidak begitu sering bertanya, apalagi Haneul, dia hanya tersenyum simpul saja.
“heyyyy.... Soojung, sini....”, Sehun melambaikan tangan pada Soojung yang bingung mencari tempat untuk makan. Tetapi wajah Soojung menjadi kesal, ia pergi ke meja orang-orang kutubuku untuk mengabaikan ajakan Sehun.
“kau kenal dia?”, Howon bertanya pada Sehun.
Tersenyum dan anggukan hanya jawaban yang Sehun keluarkan.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pulang Sekolah,
Sehun merasa ini tidak boleh dibiarkan, Haneul atau Howon tidak mudah untuk didekati. Jadi rencana selanjutnya dimulai.
Haneul dan Howon diajak Sehun ke sebuah kedai ramyun dekat sekolah, Sehun ingin menraktir mereka berdua. Hal ini sebelumnya sudah diperhitungkan dirinya dan Soojung.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Malam sebelum hari Sehun masuk sekolah.
Sehun dan Soojung mencari di internet cara-cara agar lebih dekat dengan teman. Mencari di internet adalah satu-satunya jalan, karena baik Soojung maupun Sehun tidak pernah punya teman dekat. Soojung yang menutup dirinya sehari-hari dan Sehun yang seorang detektif membuatnya harus membatasi pertemanan dekat dengan orang lain.
"apakah kau tak punya teman?", Sehun bertanya sambil fokus menari artikel di internet.
"tidak", jawab Soojung.
"kau terlalu diam, jadilah diri sendiri", menepuk pundak Soojung
"tapi aku cantik, kau tau member f(x) yang bernama Krystal? aku rasa aku mirip dia", mengalihkan pembicaraan tentang menjadi diri sendiri.
"okeoke Krystal, mending kau buatkan oppa ini kopi hangat, oh ya Ameriano",
Soojung menggerutu tapi tetap melaksanakan perintah Sehun.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Di kedai ramyun mereka bertiga berbincang-bincang tentang basket. Topik ini juga sudah direncanakan, Haneul yang sangat suka dengan basket sedikit tergubris untuk membahasnya. Ekspresinya juga makin santai, berbeda dengan di sekolah.
Sepulang dari kedai mereka menuju lapangan basket. Seperti yang tercantum dalam blog di internet, mengajak teman berolahraga kesukaannya akan membuat lebih nyaman.
Diperjalanan ada gerombolan preman menghampiri mereka bertiga. Gerombolan preman itu meminta uang. Tapi Haneul tidak mau memberikan uangnya kepada preman itu.
“berikan uang kalian”, salah satu preman itu meminta uang
“buat apa? Masih banyak yang lebih butuh dari kalian”, Haneul sangat berani
Dengan berbisik di telinga Haneul, Sehun berkata, “sudahlah Haneul, beri saja mereka uang”. Sehun berperan sangat hebat, sebenarnya dia jago Taekwondo, menembak bahkan memanah.
Tetapi Haneul sepertinya menolak perkataan Sehun. Sehun mulai mengeluarkan uang di saku bajunya. Sayangnya sebelum tangan Sehun keluar dari saku, Howon menahan Sehun untuk memberikan uangnya, “kau ikuti saja cara Haneul”, mengunjukan tangan Haneul yang memberi kode agar pada hitungan ke 3 mereka lari.
1....2....3....
“lariiii....”, teriak Haneul diikuti dengan langkah kakinya berlari.
Mereka bertiga berlari kencang sambil dikejar gerombolan preman tadi. “rencana ini semakin mulus saja”, dalam hati Sehun sambil menaikan alisnya.
Sampailah mereka dilapangan basket. Keringat membasahi baju bahkan rambut mereka seperti orang keramas. Mereka bertiga berbaring dilapangan membentuk segitiga, dimana pusatnya adalah kepala mereka. Hari mulai gelap dan yang terlihat hanya cahaya lampu lapangan dan bintang. Mereka bertiga tertawa, tertawa yang mengartikan mereka semakin dekat.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Keesokannya pulang sekolah,
Hari ini adalah hari selasa, hari dimana Jiyeon mati, setiap hari ini Haneul pergi ke makam Jiyeon sendirian. Dia pergi meninggalkan kelas lebih cepat, Sehun yang tak mau menghilangkan kesempatan mengikuti Haneul. ia harus mendapatkan petunjuk hari ini, Sehun yakin walaupun setitik tapi pasti ada bukti kalau sekarang Ia bisa mengikuti Haneul.
Apakan Sehun menemukan titik terang tentang kematian Jiyeon???? Siapakah yang membunuh Jiyeon???? Tunggu part selanjutnya.
-BERSAMBUNG-