home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Horoscope's Girl

Horoscope's Girl

Share:
Author : quidie
Published : 14 Aug 2015, Updated : 13 Sep 2015
Cast : Kim Taehyung [V], Jeon Jungkook BTS
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |7743 Views |1 Loves
Horoscope's Girl
CHAPTER 3 : Cousin

-Hokkaido, Japan.

Irene berjalan menelusuri bandara Kushiro. Sambil menarik koper berukuran sedang miliknya ia pun mengamati sekelilingnya. Mama dan adiknya Ray berjalan lebih dulu di depannya. Cukup lama mereka berjalan sampai akhirnya pandangan ketiganya teralih pada sosok seseorang yang sedang berdiri menunggu kedatangan mereka sejak tadi dengan kertas besar bertuliskan Yasmine’s family yang dipegangnya. Yasmine adalah nama Ibunya.

“Laudia Yasmine, obasan?” Ucap seorang pemuda Jepang yang kini tengah berdiri dihadapan mereka. Yasmine sendiri mengangguk pelan lalu mengamati pemuda tersebut cukup lama

Pemuda itu tersenyum ramah. “Watashi wa Taehyung desu. Selamat datang di Hokkaido.” Sapanya dengan suara beratnya, memperkenalkan diri dalam bahasa Jepang kemudian segera mengubahnya ke bahasa Korea.

“Oh?! Taehyung anaknya Clara?” Tanya Yasmine menggunakan bahasa Korea. Pemuda bernama Taehyung itu sendiri tampak tersenyum seraya mengangguk pelan.

“Wah! Kamu sudah besar rupanya!” Seru Yasmine lagi. “Tampan lagi.” Tambahnya lagi seraya mengelus pelan pipi kiri Taehyung.

Kamsahamnida” Sahut pemuda itu sambil menundukkan kepalanya sekali

“Taehyung?” Ucapan Irene membuat Taehyung menoleh kearahnya. Cukup lama ia memandanginya sebelum akhirnya menunduk pelan.

Annyeong haseyo! Saya Irene. Dan ini adik saya, Ray” Ucapnya memperkenalkan diri dan adik laki-lakinya yang berumur 13 tahun itu.

Taehyung sendiri tidak mengatakan apa-apa dan hanya mengangguk pelan.

“Mari ikut saya. Dia sudah menunggu di rumah.” Tuturnya membuat Yasmine dan kedua anaknya itu mengangguk mengerti kemudian berjalan meninggalkan tempat tersebut.

===================

“Clara Unnie!!!”

“Yasmine-ah!!”

Seru kedua orang wanita secara bersamaan saat Irene dan keluarganya baru saja masuk ke dalam sebuah rumah. Tempat yang merupakan kediaman keluarga Kido.

Miss you so much, my sister” Kata wanita bernama Clara disela-sela kegiatannya berpelukan dengan Yasmine. Yasmine sendiri bukannya menjawab malah terisak kecil. Ia sama sekali tidak mampu berkata apa-apa lagi. Hatinya begitu senang saat melihat sahabat sejak kecilnya itu kini tengah berada dihadapannya.

Anak-anak mereka sendiri hanya dapat tersenyum melihat kedua orang tua mereka yang tampak begitu senang sekaligus terharu saat bertemu satu sama lain. Mungkin jika hal seperti ini terlihat oleh orang lain mereka akan menganggapnya berlebihan, namun tidak bagi Ray, Irene maupun Taehyung. Dimata mereka bertiga hal yang terjadi saat ini adalah sesuatu yang wajar. Sebab mereka tau benar kalau kedua wanita itu adalah dua saudara yang sangat dekat. Namun sayangnya, mereka tidak pernah lagi bertemu lebih dari 10 tahun yang lalu.

“Sebaiknya kuantar kalian ke kamar.” Kata Taehyung membuat Irene menoleh ke samping

“Eh?! Tapi apa tidak apa-apa jika kami belum menyapa, Obasan?”

“Lain kali saja, kak. Biarkan eomma dengan tante melepaskan kerinduan mereka dulu.” Ucap Ray akhirnya karna sejak tadi belum mengatakan apapun.

Mendengar itu membuat Irene menghela nafas kemudian tersenyum kecil.

Okay.” Jawabnya singkat

Mereka pun berjalan menaiki tangga menuju kamar yang telah disiapkan. Setelah selesai mengantar Ray lebih dulu, mereka pun akhirnya tiba di depan kamar Irene. Taehyung yang lebih dulu membuka pintu kini masuk kedalam bersama Irene dibelakangnya.

“Ini adalah kamarmu. Jika perlu apa-apa kau bisa memanggil bibi pengurus rumah. Dia akan melayanimu dengan baik.” Terang Taehyung seraya meletakkan koper milik Irene disamping tempat tidur. Gadis itu sendiri masih memandangi sekeliling ruangan. Senang sekaligus kagum terpancar dengan jelas diwajahnya.

Sugaii~” Ucapnya kagum

“Bukan ‘sugaii tapi ‘sugoi” Kata Taehyung memperbaiki kesalahan pengucapan Irene barusan. Irene sendiri kini terkekeh pelan karna malu.

“Maaf. Habisnya aku kan bukan orang jepang. Jadi wajar saja.” Ujarnya berusaha menghibur diri sendiri.

Taehyung yang mendengarnya tertawa kecil.

“Aku tinggal di Jepang, tapi aku bisa berbahasa Korea.”

“Benar juga.” Irene mengangguk mengiyakan. “Aku sampai heran waktu dengar kamu bisa lancar berbahasa Korea.”

“Meskipun aku lahir di Hokkaido, tapi aku memiliki seorang Ibu yang berasal dari Korea. Aku mencintai Jepang, tapi aku juga mencintai darah Korea yang juga ada dalam diriku. Dia sering sekali mengajarkan padaku beberapa bahasa Korea dan bagaimana mengucapkan bahasa itu dengan baik.”

“Jadi disini biasanya kamu menggunakan bahasa apa?”

Japan. But sometimes using ‘korean..

“Sebelumnya kamu pernah ketemu orang Korea selain mama kamu?” Tanya Irene lagi. Namun kali ini Taehyung berbalik menatapnya dalam.

“Kupikir gadis sepertimu akan langsung tidur setelah sampai di kamar. Ternyata kau masih memiliki banyak energi. Termasuk energi untuk mengajukan pertanyaan terus-menerus.”

Mendengar itu membuat Irene sedikit tergelak. Ia sadar, kalau perkataan yang diucapkan oleh Taehyung barusan sengaja untuk menyinggungnya.

“Maaf. Aku hanya penasaran saja.” Ucapnya merasa bersalah

“Kau sudah punya kekasih?” Tanya Taehyung tanpa basa-basi hingga membuat gadis itu menatapnya terkejut.

Nde.” Angguknya

“Kalau begitu sebaiknya hilangkan rasa penasaran itu mulai saat ini.” Kata Taehyung kemudian berjalan ingin meninggalkan kamar namun menghentikan langkahnya sesaat.

“Dan juga...berhenti berbicara formal padaku. Bukan karna ini di Jepang, tapi karna kita ini seumuran. Yah..meskipun mungkin wajahmu terlihat lebih tua dariku.” Katanya mengakhiri dan berjalan keluar kamar sambil tersenyum puas. Irene sendiri hanya dapat menaikkan kedua kepalan tangannya karna kesal.

=====================

Irene sedang menggerak-gerakkan handphone miliknya di udara beberapa kali. Sesekali ia bahkan naik keatas tempat tidur hanya untuk menemukan sinyal operator hp yang sejak tadi tidak juga muncul.

Aargh!” Geramnya kesal namun akhirnya menyerah dan duduk diatas tempat tidur. Padahal yang dilakukannya hanya mengangkat tangannya tinggi-tinggi, namun hal itu rupanya terasa melelahkan juga.

Suara ketukan pintu kamar membuatnya menoleh sebentar kemudian berjalan menuju sumber suara tersebut.

“Ada apa?” Tanyanya setelah mendapati sosok Taehyung yang sedang berdiri di depan pintu kamarnya saat ini.

“Makan malam.” Sahut Taehyung singkat. “Kami semua sudah menunggumu di ruang makan sejak tadi.”

Tepat setelah mendengarkan itu Irene langsung membulatkan matanya terkejut. Ia sama sekali tidak menyangka kalau ternyata semua orang sedang menunggu dirinya di bawah.

“Benarkah?!”

Taehyung tidak menjawab. Pemuda itu justru berbalik dan berjalan pergi menuruni tangga yang akhirnya diikuti oleh Irene dari belakangnya. Mereka terus berjalan sampai akhirnya tiba di ruang makan.

Gomenasai” Seru Irene menunduk pelan saat melihat Mama dan adiknya bahkan Tante Clara sudah duduk di depan meja makan. “Saya benar-benar minta maaf sudah membuat kalian begitu lama menunggu.”

Mendengar itu membuat Clara tersenyum heran. “Tidak apa-apa, sayang. Lagipula kami semua juga baru tiba di ruang makan.”

Kali ini giliran Irene yang menatap heran kearah wanita itu. “Hm? Bukannya sudah sejak tadi?”

“Kata siapa? Ray saja belum 5 menit duduk disini.” Timpal mamanya hingga membuat Irene tergelak. Pandangannya seketika terarah pada sosok Taehyung yang kini sedang tersenyum puas di tempat duduknya. Meskipun begitu Irene hanya dapat menahan kekesalannya saat ini. Ia lebih memilih makan dengan tenang daripada harus meladeni pemuda yang entah dengan tujuan apa sengaja mempermainkannya.

Mereka semua akhirnya makan malam bersama. Suasana di tempat itu sebenarnya terbilang canggung, namun karna Clara dan Yasmine yang semangat bercerita satu sama lain bisa sedikit menghilangkan kesunyian karna anak-anak mereka yang memilih untuk diam. Taehyung dan Ray memiliki sifat yang cuek dan cenderung pendiam. Sedangkan Irene yang merupakan sosok gadis yang aktif kini hanya dapat menikmati setiap sendok makanannnya tanpa mengatakan apapun. Hal itu dikarenakan dirinya yang mungkin terpengaruh oleh kedua orang tersebut.

“Oh iya! Berhubung kalian ada disini. Mulai besok Taehyung akan mengajak kalian berkeliling Hokkaido.”

“Aku?!” Tanya Taehyung sedikit terkejut

Clara mengangguk. “Tentu saja. Bukankah liburan sekolahmu juga belum berakhir? Jadi kau pasti bisa mengenalkan kota ini pada mereka.”

Taehyung kini hanya dapat menghela nafas panjang. Ia memang tidak bisa menolak permintaan sang mama. Bukan karna takut. Tapi selain karna menghormati ia juga sangat menyayangi ibunya itu.

“Makasih banyak ya, Ra” Ucap Yasmine membuat Clara seketika tersenyum lebar

“Berterima kasih untuk apa? Ini kan memang tugasku untuk membuat kalian merasa senang selama berada disini.”

“Tetap saja, ahjumma. Terima kasih.” Kali ini giliran Irene yang mengucapkan terima kasih.

“Sama-sama, Irene.” Sahut Clara tersenyum kearahnya

Irene benar-benar bersyukur bisa bertemu dengan Clara. Tantenya itu tidak hanya begitu baik, tetapi juga sangat ramah dan peduli pada mereka.

=======================

Irene berjalan menelusuri ruang atas. Kepala gadis itu menengok kesana kemari mencari sesuatu. Atau mungkin lebih tepatnya seseorang. Setelah cukup lama berjalan, ia pun akhirnya menemukan tujuannya.

Dihadapan Irene kini terdapat sebuah pintu kamar berwarna putih. Cukup lama ia menatap benda tersebut sebelum akhirnya menarik nafas dalam kemudian mulai mengetuknya. Ketukan pertama yang tidak mendapat respon membuat gadis itu mengetuknya kembali. Tapi kali ini lebih keras dari sebelumnya. Melihat masih tidak ada respon dari sang pemilik kamar membuat Irene menghela nafas kesal dan kembali ingin mengetuknya namun mendadak terhenti saat pintu kamar tersebut akhirnya terbuka.

“Ada apa?” Tanya orang yang kini berdiri dihadapan gadis itu. Orang yang tidak lain adalah Taehyung.

Irene tidak menjawab. Ia memandang raut wajah pemuda itu yang tampak sedikit kesal. Membuatnya sedikit takut sekaligus merasa bersalah.

“Tidak ada. Mungkin lain kali saja aku kesini lagi.” Ucap gadis itu kemudian berniat pergi dari sana.

“Kau...”

Panggilan Taehyung membuat langkah Irene terhenti lalu menoleh kebelakang.

“Apa tujuanmu kemari hanya untuk menganggu kegiatanku?” Tanya Taehyung dengan nada dingin.

“Huh?! Bu..bukan begitu.” Sahut Irene seraya menggeleng cepat.

“Lalu untuk apa?” Tanya Taehyung lagi

Irene terdiam sesaat. Gadis itu tampak ragu.

“Aku...hanya ingin meminjam laptopmu sebentar. Bolehkah?”

Taehyung tidak menjawab. Pemuda itu memandang Irene cukup lama sebelum akhirnya berbalik masuk kedalam kamarnya.

“Masuklah!” Serunya dari dalam hingga membuat Irene sedikit terkejut namun akhirnya berjalan mengikutinya kedalam kamar.

Irene memandang sekelilingnya. Kamar itu rupanya cukup luas dan rapi. Beberapa jaket terlihat tergantung dengan rapi disamping lemari pakaian. Ruangan tersebut juga bahkan terbilang bersih untuk seorang pemuda.

Sugoi~” Ucap gadis itu kagum seraya menghirup wangi parfum ruangan didalam sana.

“Apa cuma itu kata yang kau tau dalam bahasa Jepang?” Celetuk Taehyung tiba-tiba

Irene sendiri tidak mengatakan apa-apa. Gadis itu hanya mampu mengerucutkan bibirnya kesal. Kalau bukan karna ingin meminta tolong ia pasti sudah membalas ucapan anak sang pemilik rumah ini.

“Kalau kesal bilang saja. Jangan seperti sebuah lukisan.” Kata pemuda itu lagi.

Kali ini Irene memandangnya heran.

“Lukisan?” Tanyanya

Taehyung menghentikan kegiatannya yang sebelumnya sedang menyalakan laptop.

“Benar. Sebuah lukisan yang hanya dapat terdiam saat seseorang mengatakan keindahan maupun kejelekannya.”

Irene tampak sedikit terkejut mendengar ucapan Taehyung barusan. Bayangan 5 tahun yang lalu mendadak terlintas di benaknya. Saat itu dirinya sedang duduk di kelas 2 SMP. Hampir setiap hari ia harus menghadapi ledekan dari teman-temannya. Bahkan ia pernah menemukan beberapa guru yang berpura-pura baik padanya. Meskipun ia mengetahui hal itu, ia sama sekali tidak dapat berbuat apa-apa. Semua itu disebabkan oleh satu hal. Sesuatu yang tidak pernah ia harapkan terjadi namun mungkin akan melekat selamanya dalam hidupnya.

Yaa!”

Panggilan Taehyung seketika menyadarkan gadis itu dari lamunannya.

“Maaf.” Ucap Irene singkat.

“Ini.” Taehyung memberikan laptop miliknya pada gadis itu. “Jangan membuka folder dan file-ku sembarangan.”

“Kenapa? Apa karna kau takut ketahuan menyimpan video porno didalam sini?” Irene tersenyum licik

“Itu salah satunya.” Jawab Taehyung santai

Mendengar itu membuat Irene seketika membulatkan matanya terkejut. Ia sama sekali tidak menyangka kalau pemuda itu akan berkata jujur seperti ini.

“Tidak usah kaget begitu. 80 persen laki-laki di dunia ini menyimpan hal seperti itu dalam laptop milik mereka.” Tambahnya lagi

“Baiklah, aku mengerti.” Irene akhirnya berniat membawa pergi laptop tersebut.

“Mau kemana kau?!” Tanya Taehyung tiba-tiba hingga menghentikan langkah gadis itu

Irene memandangnya heran. “Ke kamarku. Memangnya kenapa?”

“Siapa yang mengizinkanmu membawanya kesana? Kau hanya boleh menggunakannya di kamar ini.”

“Hah?! Tapi itu tidak mungkin, kan? Maksudku, laki-laki dan perempuan tidak boleh berduaan di...”

“Tenang saja.” Sela Taehyung sebelum Irene sempat menyelesaikan kalimatnya.

“Aku akan keluar.” Tuturnya kemudian mengambil gitar miliknya yang terdapat disamping tempat tidur kemudian berjalan kearah tirai yang terdapat di sudut kamar.

Irene tampak sedikit terkejut saat pemuda itu mendorong kaca yang terdapat dibalik tirai tersebut. Tempat yang sebelumnya ia pikir adalah sebuah jendela ternyata merupakan sebuah pintu. Dan pintu tersebut ternyata terhubung pada sebuah tangga kecil yang mengarah pada sebuah tempat yang ia sendiri juga tidak tau kemana.

Pandangan Irene kembali terarah pada laptop dihadapannya. Gadis itu menggerakkan kursor kearah sebuah ikon bertuliskan Chrome kemudian meng-klik nya sebanyak 2 kali. Tidak butuh waktu lama muncullah sebuah tab kosong. Ia lalu mengetik sebuah alamat situs dalam kotak address bar dan tak lama kemudian tampaklah situs yang sejak siang ingin diihatnya. Situs yang tidak lain adalah situs yang berisi tentang horoscope sehari-hari.

Raut wajah gadis itu kini tampak begitu senang. Sejak siang ia memang terus berusaha membuka internet melalui handphone miliknya tapi tak pernah berhasil. Mungkin karna operator miliknya tidak bisa digunakan di kota ini. Namun saat ini hal itu bukanlah masalah besar baginya. Karna saat ini ia sudah menemukan cara bagaimana membuka situs tersebut. Setiap hari.

===============

Hari masih begitu pagi namun kamar Irene sudah lebih dulu dipenuhi keributan karna seseorang yang sejak tadi terus mengetuk pintunya hingga berkali-kali. Sebenarnya Irene sengaja ingin berpura-pura tidak mendengarkan dengan tidak membuka pintu tersebut. Namun karna suara ketukan yang semakin lama semakin besar membuat telinganya tidak mampu menahan lebih lama lagi. Ia pun segera bangkit dari tempat tidur dan membukanya.

“Kau ini tidur seperti orang mati.” Kata orang di depan pintu yang tidak lain adalah Taehyung.

Irene yang masih setengah sadar kini menatap pemuda itu kesal.

“Ini kan masih terlalu pagi.”

“Justru karna itu.” Sela Taehyung cepat. “Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu.”

“Menunjukkan apa?” Tanya Irene tidak begitu peduli

“Ganti pakaianmu dulu. Aku tunggu di depan rumah.”

Tanpa mengatakan apa-apa lagi, Taehyung pun pergi dari sana. Meninggalkan Irene yang masih memandangnya heran sekaligus kesal.

==========================

Keduanya tampak menelusuri pinggiran jalan kota Sapporo. Kota yang dikenal sebagai ibukota Hokkaido tersebut nampaknya cukup ramai oleh penduduk meskipun hari masih begitu pagi. Beberapa toko disekitar mereka juga tampak telah dibuka, atau mungkin bahkan terbuka selama 24 jam. Hal tersebut bukanlah sesuatu yang aneh. Bukan hanya di Jepang, bahkan di beberapa negara membuka toko selama 24 jam adalah suatu hal yang sudah biasa terjadi. Selain untuk mendapatkan keuntungan lebih, toko-toko tersebut juga memiliki peran penting bagi mereka yang membutuhkan sesuatu secara cepat.

“Baru lari begini saja sudah kelelahan.” Ucap Taehyung saat memandangi Irene yang mendadak berhenti berjalan untuk mengatur nafasnya.

Irene menatap kesal kearah pemuda itu. “Bukannya kelelahan. Aku hanya mengumpulkan tenagaku yang belum pulih karna seseorang yang tiba-tiba saja membangunkanku di pagi buta hanya untuk menemaninya jalan pagi di tengah kota tanpa peduli akan persetujuanku ingin ikut dengannya atau tidak.”

Melihat Taehyung yang tidak membalas perkataannya membuat gadis itu tersenyum kecil.

“Kalau begitu pulang saja.” Kata pemuda itu tiba-tiba

Kali ini giliran Irene yang terdiam.

“Kubilang pulang saja.” Ulang Taehyung.

“Kalau kau memang tidak suka ikut denganku kau boleh kembali ke rumah.” Terangnya kemudian kembali berjalan ke depan namun Irene segera memanggilnya

“Taehyung!”

Pemuda itu menghentikan langkahnya kemudian menoleh kebelakang.

“Ada apa lagi?”

“Kau bilang ada apa?!” Tanya Irene heran sekaligus kesal. “Apa tidak salah? Masa menyuruhku kembali ke rumah sendirian?! Aku sama sekali tidak tau jalan pulang.”

“Itu urusanmu.”

Jawaban Taehyung membuat Irene melongo seketika.

“Kau bercanda, kan?” Tanya Irene memastikan. Namun bukannya menjawab pemuda itu malah membalikkan badan dan kembali berlari kecil meninggalkan tempat tersebut. Irene yang melihat itu seketika terkejut dan akhirnya buru-buru bangkit dari tempatnya kemudian berlari mengikuti Taehyung dari belakang. Kini mau tidak mau ia terpaksa harus mengikuti pemuda itu berjalan pagi.

 

Setelah cukup lama berjalan, kini mereka justru menelusuri jalan menuju sebuah bukit. Irene yang sejak tadi mengikuti Taehyung menaiki bukit tersebut kembali berhenti untuk kedua kalinya. Gadis itu mengatur nafasnya yang tampaknya sudah tidak beraturan. Ia bahkan sudah tidak bisa menahan sakit di pergelangan kakinya lebih lama lagi.

“Kali ini kenapa lagi?” Tanya Taehyung seraya menghampiri gadis itu.

“Kesemutan.” Sahut Irene cepat

Taehyung sendiri tampak bingung.

Kesemutan?” Tanyanya tidak mengerti, membuat Irene menghela nafas panjang

“Keram, Taehyung! Keram!! Aissh-” Serunya sambil mengurut pelan pergelangan kakinya

Kali ini pemuda itu mengangguk paham.

“Kita harus cepat.”

Mendengar perkataan Taehyung membuat Irene kembali menghela nafas panjang lalu menatap pemuda itu datar.

“Pergilah.” Ucapnya singkat membuat Taehyung menaikkan salah satu alisnya.

“Kau bisa meninggalkanku. Aku akan menunggumu sampai kau kembali kesini. Asal kau berjanji akan menjemputku disini setelah kau selesai jogging nan....”

“Tidak mau.” Sela Taehyung sebelum Irene menyelesaikan perkataannya.

Gadis itu menatap kesal kearah pemuda itu.

“Kau ini—”

Lagi-lagi. Belum selesai ia menyelesaikan ucapannya Taehyung lebih dulu mengejutkannya dengan mengangkat tubuhnya.

“Ap-apa yang kau lakukan?!” Serunya panik

Taehyung sendiri tampak menatapnya datar.

“Kita harus sampai disana bersama-sama.”

 

#To Be Continue


 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK