home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > ALIVE LOVE

ALIVE LOVE

Share:
Author : beylicious7
Published : 27 May 2015, Updated : 27 May 2015
Cast : Kim Woo Bin, Ahn Ji Seol
Tags :
Status : Ongoing
1 Subscribes |532 Views |1 Loves
ALIVE LOVE
CHAPTER 1 : LOST

***

No matter what happens, even when the sky is falling down…

I’ll promise you, that I’ll never let you go…

***

 

“Jiseol bertahanlah.. Ku mohon.. kau pasti bisa melewati ini semua.. Jebal.. Untukku, bertahanlah..”

Woobin tak bisa menahan air matanya. Jiseol kembali masuk ruang ICU untuk mendapatkan perawatan intensif karena kondisinya yang semakin memburuk. Dokter tak bisa melakukan operasi karena keadaan Jiseol yang masih koma. Dokter hanya bisa melakukan prosedur dengan membantunya bertahan melalui alat bantu pernapasan. Jika alat ini dilepas maka Jiseol akan kesulitan untuk bernapas dan kemungkinan terburuknya adalah kematian.

 

“Aku takut, Woobin-ah..”

“Gwaenchana, aku disini. Kau memilikiku sekarang.”

 

Woobin tersentak dari tidurnya. Ia bermimpi mimpi yang sama dua hari ini. Dalam mimpinya Jiseol terlihat sangat pucat dan ketakutan, lalu Woobin memeluk Jiseol dan mencoba untuk menenangkan gadis itu. Dan hari ini, sebelum ia terbangun dari mimpinya, ia sempat mengecup kening Jiseol dengan lembut.

 

Woobin tinggal di ruang tunggu rumah sakit dua hari ini. Dia tak bisa pulang ke rumah dengan tenang dan meninggalkan Jiseol dengan kondisi yang semakin hari semakin memburuk itu. Kakak Jiseol, Ahn Jimin juga tinggal dirumah sakit untuk menjaga Jiseol. Tak ingin sesuatu terjadi pada adiknya. Ia menitipkan kedua putrinya yang masih kecil dirumah Ibu mertuanya.

Jimin barusaja kembali dari kafetaria rumah sakit dan menemukan Woobin tengah duduk diruang tunggu sambil memegangi kepalanya. Jimin kemudian mendekat dan menghampiri Woobin.

“Kau tak pulang ke rumahmu? Bukankah kau juga harus pergi kuliah?” Tanya Jimin pada Woobin sambil menyerahnya secangkir kopi hangat pada Woobin.

“Aniyo.. Aku ingin tetap disini. Hatiku tak tenang jika aku meninggalkan rumah sakit.” Jawab Woobin lalu menyeduh kopi hangat ditangannya itu.

“Geurae, aku sagat tahu bagaimana kekhawatiranmu, karena aku juga merasakan itu. Tetapi jangan memaksakan dirimu. Kau juga harus memperhatikan kesehatanmu. Kau tak boleh sampai jatuh sakit juga.” Ujar Jimin.

Baru seteguk Woobin meminum kopi yang ia dapat dari Jimin, dokter Han datang dengan tiba-tiba dan mengatakan bahwa Jiseol telah melalui masa kritisnya. Jiseol barusaja membuka kedua matanya.

Tanpa banyak bertanya Woobin dan Jimin langsung beranjak dari tempat duduknya dan berlari ke ruangan Jiseol untuk melihat keadaan gadis itu.

 

Sesampainya diruangan, ia melihat Jiseol yang lemah sedang berbaring diranjang dan sedang dipijat oleh dua orang perawat. Setelah pasien menjalani Koma yang panjang, tubuh Jiseol harus terus diterapi agar otot-ototnya tidak kaku. Karena setelah mengalami koma, hal yang paling buruk adalah pasien bisa saja mengalami kelumpuhan karena terlalu lama berbaring.

Jiseol baru bisa membuka matanya. Dokter telah melepas alat bantu pernapasan yang selama ini membantunya bertahan hidup dan melalui masa koma. Jiseol sudah mulai bisa menggerakkan bola matanya. Ia melihat Woobin yang berdiri disamping kakaknya dengan tubuh yang masih bergetar.

Jimin begitu bahagia mengetahui adiknya itu kini telah sadar dari koma. Ia tak bisa menahan air matanya, dan digenggamnya tangan Jiseol yang masih dingin dan pucat itu. Jiseol yang melihat kakaknya berlinang airmata itu mencoba untuk membuka dan menggerakkan mulutnya, namun terasa begitu sulit. Jiseol hanya bisa tersenyum dengan air mata yang mengalir dari matanya.

Melihat Jiseol yang tak bisa berbicara ataupun menggerakkan bibirnya, Woobin bertanya pada dokter apakah ada sesuatu yang salah? Mengingat sebelumnya juga Jiseol mengalami kecelakaan parah dan menyebabkan koma.

Dokter Han lalu menjelaskan bahwa pasien yang mengalami koma leih dari dua minggu memang tak bisa langsung menggerakkan organ tubuhnya dengan baik. Apalagi Jiseol yang mengalami koma lebih dari enam bulan. Masih sangat sulit baginya untuk bergerak ataupun sekedar berbicara. Itulah mengapa harus dilakukan terapi secara rutin agar ia bisa kembali menggerakkan organ tubuhnya dengan normal

***

Tiga minggu berlalu, Jiseol sudah mulai menunjukkan perkembangannya. Setelah sadar dari koma, Jiseol harus menjalani dua kali operasi pada otak dan paru-parunya. Kecelakaan parah yang ia alami membuat darah masuk ke dalam otaknya yang menjadi penyebab dari koma, dan paru-parunya mengalami sedikit pembengkakan karena udara tak bisa masuk dengan baik. Namun beruntung, Jiseol bisa selamat dan melewati masa-masa sulit itu.

Woobin kembali datang ke rumah sakit dengan membawa sebuket bunga ditangannya. Ia tak bisa datang setiap hari ke rumah sakit karena ia sedang melaksanakan ujian akhir semester, jadi ia hanya bisa datang beberapa hari sekali. Setidaknya ia sudah bisa tenang sekarang karena mengetahui Jiseol sudah jauh lebih baik.

 

Jiseol sedang menjalani terapi ketika Woobin datang. Woobin masuk ke dalam ruang perawatan Jiseol dan meletakkan sebuket bunga itu dimeja samping ranjang Jiseol. Suster yang tadinya sedang membantu Jiseol terapi kemudian keluar.

Jiseol melilhat Woobin meletakkan sebuket bunga dimeja itu kemudian menatap Woobin dan tersenyum. Ia lalu membungkuk memberi salam dan juga sebagai ucapan terima kasihnya. Melihat Jiseol tersenyum padanya membuat hati Woobin bahagia dan berbunga-bunga. Ia membalas salam dan juga balik tersenyum pada gadis berparas cantik itu. Kini Woobin malah bertanya pada dirinya sendiri, apakah ia sedang bermimpi? Melihat Jiseol secara nyata seperti ini, terasa begitu berbeda.

“Nuguseyo? (Anda siapa?)

Raut muka Woobin langsung berubah ketika ia mendengar pertanyaan yang diajukan oleh Jiseol barusan, “Nuguseyo?”. Itu adalah kata pertama yang Woobin dengar dari mulut Jiseol namun begitu mengejutkan Woobin. Woobin menatap kearah dua bola mata yang masih ia ingat betul dulu pernah menatapnya dengan penuh cinta, kini mata indah itu seolah menatap Woobin dengan penuh kebingungan.

“Kau tak mengingatku?” Tanya Woobin dengan menggunakan bahasa formal.

“Mianhada. Aku benar-benar tak bisa mengingat apapun tentangmu. Apakah, kita pernah bertemu sebelumnya?” Jawab Jiseol dengan suara lembutnya.

***

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK