"Ding donggggggg"
Bunyi bel terdengar dari arah depan rumah. Tak lama Sehun tampak muncul balik pintu kamarnya seraya mendengar bunyi bel yang lebih terdengar seperti alarm bangun tidur yang selalu membangunkannya setiap pagi. Ia tampak mengusap matanya yang masih sulit untuk dibuka. Rambutnya juga tidak beraturan, karena ia memang baru saja beristirahat setelah beraktivitas. Namun Ia tampak menuruni tangga dengan sedikit terburu-buru karena tidak ingin membuat tamu terlalu lama menunggu.
Sambil sedikit merapikan rambut dan mengusap wajahnya, ia membukakan pintu...
"Maaf lama menung.... eoh!", Sehun tampak kaget dengan tamu yang ada didepannya.
"Dara(?) Woah.....", kata Sehun dengan mata yang tidak berkedip seakan tidak percaya siapa yang sedang berdiri di hadapannya. Tingkat rasa mengantuknya yang tadi tinggi seketika menjadi nol persen
"Ah Sehun-ah", Dara tersenyum seraya tangannya erat memegang kantung makanan yang dibawanya.
'Benar kan... aku justru bertemu Sehun', kata Dara dalam hati
Sehun diam memperhatikan Dara, senyuman nampak di wajahnya... Melihat reaksi Sehun, Dara justru mengernyitkan dahi...
"Wae Sehun-ah? Kenapa kau melihatku seperti itu", ucap Dara
"Ah... maaf... aku hanya sedikit terkejut...", jawab Sehun
"Tidak apa-apa kan kalau aku kesini??", Dara jadi sedikit canggung
"(Tersenyum) justru aku sangat berharap kau mau kesini... "
"Ah", Dara hanya tersenyum mendengarnya
"Ah masuklah Dara", Sehun segera mengajak Dara masuk.
Rumah dua lantai yang sedang ditempati Sehun dan Hayi tampak tidak terlalu besar, namun memiliki halaman yang luas dan asri sehingga terasa nyaman sejuk berada disana.
Ruang tamu dimana Dara berada cukup nyaman dengan sofa abu-abu yang diposisikan dengan baik. Belum ada hiasan dinding ataupun pajangan yang terlihat di sekitar sehingga ruangan tampak polos. Dara memaklumi itu karena Sehun memang belum lama menempati rumah itu.
Sehun yang tadi sempat masuk kedalam, sekarang tampak berjalan kearah Dara dengan membawa nampan berisi 2 gelas minuman. Setelah meletakkannya diatas meja,
Sehun duduk di sebelah Dara.
"Sehun-ah", Dara membuka obrolan
"Eung"
"Dimana Hayi?", tanya Dara
"Sedang keluar. Mungkin sebentar lagi pulang. Eoh tunggu... kau kesini untuk menemuinya? Eiii, tidak kan", kata Sehun
"Eung~ aku datang khusus menemui Hayi", kata Dara sambil tertawa
"Eiiii, calon tunanganmu juga tinggal dirumah ini, tapi yang kau pikirkan hanya Hayi?!? Huhhhh, aku seharusnya tidak punya adik saja", kata Sehun dengan wajah cemberut
"ㅋㅋㅋㅋㅋㅋ ya~ tidak begitu, aku hanya bercanda. Ini aku bawakan makanan untukmu dan Hayi", Dara memberikan kantong makanan yang dibawanya.
"Woaahh, gomawo Dara-ya", Sehun melihat sebentar makanan yang dibawa Dara kemudian meletakkannya di meja. Lalu ia hanya diam memandangi wajah Dara. Tangan kanannya menopang dagu sambil menyunggingkan senyuman di wajahnya. Melihat itu Dara jadi kikuk
"Ya~ kau melihatku seperti itu lagi", Dara menggerutu
"Hmmm, apa yang salah? Aku hanya sedang ingin memandangi calon tunanganku.... yeppeo", Sehun tersenyum. Tangannya menepuk lembut kepala Dara kemudian mengusap bibir gadis itu dengan jarinya.
"Sehun-ah, apa kau bahagia dengan pertunangan ini?"
"Ya~ tentu saja... aku sangat bahagia. Wae? Tiba-tiba bertanya seperti itu... kau tidak bahagia? Jangan katakan kau tidak ingin bertunangan denganku?! Eoh???", kata Sehun sambil menggenggam tangan Dara. Wajahnya menunjukkan kecemasan.
"Ah...(menatap mata Sehun, melepas genggaman tangan Sehun, kemudian balik menggenggam tangan pria itu) I'm happy... (tersenyum) aku hanya ingin tahu dan perasaanmu tentang pertunangan kita", ucap Dara
"Gomawo Dara-ya karena kau mau menerimaku... aku tahu ini mungkin tidak bagus aku katakan, tapi aku bersyukur atas kecelakaan waktu itu. Karena aku jadi bisa bertemu denganmu", ucap Sehun
"Gomawo karena sudah menyelamatkanku. Padahal waktu itu kau juga sedang terapi paska kecelakaan", ungkap Dara sambil jemarinya merapikan rambut Sehun yang masih kelihatan berantakan.
"Hei, lagipula itu hanya terapi kecil. Aku sudah sembuh secara fisik waktu itu. Justru aku pasti akan menyesal kalau bukan menjadi orang yang menyelamatkanmu dari pengemudi mabuk itu... hisssshh, aku masih kesal kalau mengingat orang itu", Sehun tampak kesal
"Hmmm sebenarnya aku juga yang salah. Seharusnya aku lebih memperhatikan jalan..."
"Aniya, salah orang gila itu. Bisa-bisanya mengemudi dalam pengaruh alkohol. Terlebih lagi waktu itu masih siang hari"
"Ya~ kau bilang kalau kau bersyukur menjadi penyelamatku, kau kan bertemu denganku karena kecelakaan itu, jadi kalau dipikir-pikir kau harusnya berterimakasih pada pengendara itu. Tanpa dia, kecelakaan itu tida akan terjadi dan kau tidak akan pernah bertemu denganku... iya kan?", jelas Dara
"Hhhmmmmm yeaahhhh whatever", ucap Sehum yang disambut tawa Dara
"Keunde Sehun-ah, apa sampai sekarang ingatanmu sebelum kecelakaan belum juga kembali?"
"Eung~ (menghela nafas) aku sudah tidak merasa penasaran lagi tentang ingatanku itu ... aku sudah merasa senang dengan semua memori yang aku habiskan bersamamu...and I'm Just so excited to spend my future with you"
"Mwoya~ trying to be romantic?", goda Dara
"Eung~ cukup berhasil kan? Hheehe", Sehun tertawa kecil
"Mola", ucap Dara menggoda Sehun
"Sehun-ah, sepertinya aku harus pulang", lanjutnya
"Wae? Tidak bisakah lebih lama disini? Lagipula Hayi pasti sebentar lagi sampai rumah", Sehun berusaha membujuk
"Ini sudah sore Sehun-ah. Aku juga harus menyiapkan materi praktikum untuk kelas besok"
"Huhhh....arraseo"
Dara tersenyum melihat sikap Sehun yang seperti seorang anak kecil hadapannya
***
Di Rumah Dara....
"Hmm... praktikum ini cukup mudah (membaca buku materi dengan serius) tapi... apa tidak apa-apa ya? Kata Chanyeol aku harus .... ah mungkin tidak apa-apa. Lagipula aku tidak mungkin bolos praktikum. Sebaiknya aku tidak memberitahu Chanyeol saja, ia pasti jadi khawatir", Dara menutup buku ditangannya dan memasukkannya kedalam tas yang besok akan ia pakai ke sekolah.
Ia kemudian membaringkan tubuh mungilnya ke tempat tidur. Kedua tangannya memeluk guling dengan erat.
"Huh ... aku ini kenapa ... aku ini pasti sudah gila. Aku sebentar lagu bertunangan dengan Sehun, aku tidak seharusnya memiliki perasaan pada Chanyeol..."