Prolog
Jongsuk berjalan mendekat kearah Suji dan duduk disamping gadis berambut coklat panjang itu. Ia menoleh kearah Suji dan bertanya, “apa yang kau minum? kopi moka?”
Suji hanya mengangguk sambil menghirup aroma kopi di cangkir kuningnya. Setelah meneguk kopi moka-nya yang lezat, gadis berlesung pipit ini menengok kearah Jongsuk yang sedang memandanginya. “kau mau kopi? Akan kubuatkan…”
“aku ingin kopimu” ujar Jongsuk sambil menunjuk cangkir kuning milik Suji.
“tapi ini milikku. Aku akan buatkan yang baru. Mana cangkirmu?”
“aku tidak membawa cangkir” jawab Jongsuk sekenanya tanpa melepaskan pandangan dari cangkir kuning yang dibawa Suji.
“lalu? Pakai gelas kertas milik staf saja ya?” Suji melihat sebuah tumpukan gelas kertas di meja depannya. Ia meletakkan cangkirnya untuk mengambil gelas kertas yang ada di hadapannya.
Jongsuk melirik cangkir kuning di meja dihadapannya. Tangannya dengan cepat mengambil cangkir itu dan menghirup aroma kopi moka yang telah bercampur dengan helaan nafas Suji. Sungguh menenangkan bagi Jongsuk yang seharian lelah menunggu sesi pemotretan produk “JWears” selesai.
“Jangan minum dari situ! Aku sedang batuk sekarang! nanti kau bisa tertular, Jongsuk-ah… Sini, berikan cangkirku..”, Suji berusaha mengambil cangkirnya namun Jongsuk malah mengambil gelas kertas yang dipegang Suji. Dengan cekatan Jongsuk menuang separuh kopi moka dari cangkir kuning ke gelas kertasnya. Jongsuk menyodorkan cangkir ditangan kanannya kepada Suji yang menerimanya dengan tatapan heran.
Mereka pun saling pandang beberapa saat. Dalam keterdiaman itu, Suji mencoba membaca maksud dari tindakan rekan kerjanya selama sesi pemotretan ini berlangsung yang selalu berusaha mengakrabkan diri dengannya. Sudah hampir sepuluh kali mereka melakukan pemotretan selama tiga bulan ini mereka bertemu dan bicara banyak hal.
Anehnya, mereka sama sekali tidak membicarakan mengenai pekerjaan mereka di dunia keartisan yang melelahkan. Keduanya lebih suka membicarakan sesuatu yang ringan dan terkesan sepele seperti kebiasaan manager Jongsuk yang tidur di dalam mobil sambil menyetel cd lagu dengan volume maksimal, atau make-up artist Suji yang diam-diam membawa buku novel Great Gatsby untuk dibaca saat tidak sedang meriasnya. Mereka juga sering tertawa bersama sambil melihat video lucu tentang binatang yang banyak di unggah di sebuah situs populer. Kebersamaan yang sederhana dan tak terekam kamera ini membuat mereka nyaman dengan keberadaan satu sama lain.
Suji mendekatkan wajahnya kepada Jongsuk dan bertanya dengan nada penasaran “ apa kau menyukaiku?”
Jongsuk tidak berusaha menjauhkan wajahnya yang begitu dekat dengan Suji. Ia menikmati waktunya untuk mengamati wajah pucat kelelahan gadis dihadapannya ini dan menjawab pertanyaannya dengan nada meyakinkan “tentu saja. Apa kau ingin berkencan denganku?”
“untuk apa?” Suji melihat bola mata Jongsuk yang bulat coklat seolah bersinar.
“karena aku membagi kopi moka ini untuk kita berdua” Jongsuk mengedipkan satu matanya.
Suji mengacungkan jari terlunjuknya kearah hidung Jongsuk dan berkata “kau bermain metafora denganku? Kau pintar juga! Belum pernah ada yang melakukannya padaku”
Jongsuk tersenyum manis mendengar Suji yang terkesan dengan jalan pikiran pria dihadapannya ini. “kau ingin aku mengatakannya secara langsung mengenai perasaanku?”
“tak perlu. aku ini seorang idola dan kau seorang aktor. Ini bukan kencan pertamaku…jadi ya kita jalani saja pelan-pelan” Suji meletakkan cangkir kuningnya di meja secara perlahan. Ia menoleh lagi kearah Jongsuk yang masih memandangi wajahnya.
“ya. Aku tahu wanita sepertimu tidak mungkin pernah sendirian dalam waktu lama. bukankah ini menyenangkan?” Jongsuk meneguk habis kopi moka di gelas kertasnya.
Suji menatap pria dihadapannya ini dengan wajah yang tak percaya bahwa seorang pria sedang mengajaknya berkencan.
‘Apa kau benar-benar serius ingin bersamaku?’ Tanya Suji didalam hatinya
‘Apa kau benar-benar orang yang kucari selama ini untuk menemaniku?’ batin Jongsuk.
Kedua orang ini pun saling melempar senyum satu sama lain.
Chapter 01: What will you do to protect me?
“bagaimana bisa mereka?...” Suji memandang foto foto dihadapannya dengan muka merah padam menahan malu. Ada sepuluh lembar foto yang dikirim oleh wartawan Choi kepada Presdir Han, bos Suji di H-Ent, pagi tadi. Di dalam foto itu, terlihat jelas bahwa Suji dan seorang pria tinggi berlesung pipit sedang berjalan bergandengan tangan keluar dari restoran mie terkenal di daerah Gangnam.
“Tapi foto ini benar adanya kan, Suji? Kau berkencan dengan Lee jongsuk?” Presdir Han menatap gadis berusia dua puluh dua tahun itu dengan wajah serius. Pria separuh baya ini telah menganggap Suji sebagai “asset” yang paling berharga di perusahaannya karena gadis ini adalah satu-satunya artis yang pernah meraih penghargaan di ajang music award selama tiga tahun berturut-turut sebagai penyanyi solo terbaik. Hal ini merupakan rekor tersendiri bagi perusahaannya yang selama dua puluh tahun terakhir ini minim penghargaan apapun.
“Anda lebih percaya pada foto ini daripada saya?” Suji tidak ingin menjawab pertanyaan sensitive dari bosnya. Ia memandang wajah bosnya yang mencoba mencari jawaban pasti atas foto-foto itu.
Presdir Han menghela nafas dalam sambil menunjuk foto-foto yang berserakan di meja kerjanya. “Foto ini sudah membuktikan banyak hal, Suji. Mungkin sebaiknya kutunda project comeback solo-mu hingga bulan depan”.
“Presdir Han!” Suji berusaha sekuat tenaga untuk mengepalkan tangannya agar airmata yang mendesak keluar dari pelupuk matanya menguap tanpa membasahi pipinya.
“Jika foto ini dirilis dalam waktu dekat, aku yakin kau akan tahu dampaknya bagi perusahaan” Presdir Han memasukkan kembali semua foto itu kedalam amplop coklat dan menaruhnya diatas meja, “kau tahu sendiri bahwa aku tidak ingin wartawan Choi mendapatkan uang dengan cara selicik ini, Suji. Dia benar-benar suka memeras orang lain dengan cara buruk seperti ini..hahh…”.
Suji memandang amplop coklat itu dengan wajah getir, seolah ingin membakar habis semua kejadian yang terekam kamera.
“Lalu, apa yang harus saya lakukan sekarang?” Suji memberanikan dirinya menatap Presdir Han.
Dengan tangan mengetuk meja, Presdir Han memberikan sebuah syarat kepada Suji, “Datanglah bersama jongsuk kemari, besok jam 1 siang. Aku akan melihat situasi ini sekali lagi sebelum memutuskan nasib project-mu”
******
“Oh, suji. Ada perlu apa kau meneleponku?” Manager Kim, pria yang selalu bersama dan mengurus semua keperluan actor Lee Jongsuk, menerima telepon dari Suji didalam mobilnya yang terparkir di sebuah salon mewah di daerah Gangnam.
“Manager Kim, mana Jongsuk? Aku ingin bicara…” suara Suji terlihat lemah. Ia benar-benar kalut mendengar rencana pembatalan comeback project-nya.
Manager Kim melirik kaca spion untuk membenarkan kerah bajunya yang tidak rapi sambil berkata, “Hm… dia sedang di make-up saat ini, ada acara press conference drama nanti malam…”
“Ada hal yang sangat penting manager Kim. Ini mengenai kami berdua”, Suji menghela nafas panjang.
“Apa kalian bertengkar? Pasangan baru seperti kalian ini…” kalimat Manager Kim terputus karena Suji menyahut,“Pagi ini, Presdir Han menerima kiriman foto ku saat berdua dengan jongsuk di acara pesta ulang tahunmu dua hari yang lalu…” Suji berusaha menahan kecemasannya dengan menggigit bibir bawahnya.
“Heh?? Kalian tertangkap kamera sedang bermesraan?” Manager Kim kehilangan control dengan nada bicaranya yang tiba-tiba meninggi. Ia segera menepuk mulutnya sendiri karena banyak orang yang memperhatikannya bicara dengan nada tinggi di telepon.
“Kami hanya bergandengan tangan! Tolong berikan saja telepon ini pada jongsuk…” Suji tak menyangka masalah ini akan membuat banyak orang terlibat.
“Baiklah, tunggu sebentar…” Manager Kim segera berlari masuk ke dalam salon untuk mencari Lee Jongsuk.
******
Denting suara lift menandakan bahwa Lee Jongsuk telah tiba di lantai 5 kantor H-Entertainment. Sambil mengenakan kacamata hitam, actor tampan ini melangkah menuju ruangan Presdir bersama Manager Kim disampingnya.
Bae Suji, idola yang baru berkencan selama dua minggu dengan Jongsuk, terlihat sudah menunggu kedatangan kedua orang ini di depan pintu ruangan Presdir.
“hai…” Jongsuk berusaha terlihat santai dengan menyapa gadis yang selama dua minggu ini menjadi bunga mimpinya. Ia melepaskan kacamatanya dan memperhatikan wajah tegang Suji yang menatapnya. Wajah gadis berambut coklat panjang ini terlihat lebih pucat dari biasanya. Jongsuk ingin sekali memeluknya untuk membisikkan sebuah kalimat bahwa semuanya akan baik-baik saja. Tapi ia tahu situasi ini tidak tepat untuk sebuah pelukan ataupun kata-kata manis layaknya sebuah melodrama yang terlalu sering ia bintangi setiap tahun.
Lee Jongsuk teringat bagaimana kemarin suara bergetar Suji melumpuhkan otaknya yang sedang berusaha menghafal jawaban press konferesi untuk drama terbarunya. Aktor ini bahkan tak mampu tersenyum saat konferensi press berlangsung tadi malam. Ia tahu bahwa hubungan mereka akan mendapatkan tantangan, namun ia tidak memprediksi bahwa semua ini akan terjadi dalam waktu dua minggu setelah mereka memutuskan untuk berkencan. Suji terbata-bata meminta Jongsuk untuk melakukan sesuatu agar project albumnya tidak ditunda. Jika dihadapan semua orang diluar, Suji selalu tersenyum ramah tanpa beban, dihadapan Jongsuk, Suji hanyalah seorang gadis biasa yang bisa menangis karena terlalu stress memikirkan banyak hal.
“Presdir Han sudah menunggu kita…ikuti aku…” Suji tidak membalas sapaan Jongsuk. Ia membalikkan badannya dan melangkah untuk membuka pintu ruangan Presdir Han.
******
“Apa pendapatmu setelah melihat foto-foto ini, Jongsuk?” Presdir Han menatap actor muda ini dengan wajah serius. Jongsuk melipat tangannya di dada dan berkata, “Tidak ada”.
Manager Kim terperangah mendengar ucapan Jongsuk yang sepertinya tidak peduli dengan apapun yang terjadi dalam foto-foto itu. “foto-foto ini menunjukkan semuanya, saya tahu hubungan kami sebagai pasangan kekasih mungkin akan sulit kedepannya…” Jongsuk menatap Presdir Han dengan tatapan meyakinkan.
“Sebenarnya, Presdir Im dari management tempat Jongsuk bernaung juga mendapatkan foto-foto itu seperti anda. Namun, beliau tidak mengambil pusing dengan semua ini karena Jongsuk memang tidak memiliki kontrak yang melarangnya untuk berkencan” Manager Kim berusaha meluruskan ucapan Jongsuk yang terkesan frontal kepada Presdir Han. Suji menggigit bibir bawahnya karena tegang melihat situasi ini.
“kau tahu Suji memiliki kontrak untuk tidak mempublikasi kencannya selama ia ada bersama kami di perusahaan ini?” Presdir Han berusaha mengingatkan Jongsuk tentang aturan perusahaannya.
“Ya, Suji yang mengatakannya saat aku mengajaknya berkencan” Jongsuk mengalihkan perhatiannya kepada Suji yang kini membeku bagai patung es mendengar pernyataan pria berlesung pipit itu. “awalnya kami pun memutuskan untuk berkencan tanpa sepengetahuan managemen. Sayangnya… semua sudah terlanjur ketahuan sebelum saya bisa memberitahu anda secara langsung Presdir Han”.
“saya juga ingin menyampaikan permintaan maaf atas kejadian ini Presdir Han. Saya tahu bahwa keduanya mungkin masih terlalu muda untuk berpacaran dengan serius…”, Manager Kim mencoba untuk mencairkan suasana yang tampak mulai kacau.
“Suji akan mulai project comeback-nya minggu depan. Apa anda pikir semua pemberitaan ini bisa ditoleransi?” Presdir Han terlihat mulai meninggikan suaranya. Ia teringat dana besar yang sudah ia kucurkan untuk memproduksi album terbaru Suji.
“saya tahu. Tapi…” Manager Kim tidak sempat melanjutkan perkataannya karena Suji membuka suaranya untuk pertama kalinya setelah mendengar ketiga pria di hadapannya tidak mampu memutuskan apapun “rilis saja foto itu, Presdir Han. Project comeback saya pun masih bisa berjalan sesuai rencana semula.”
“Suji-yaa… kau tahu kan kemungkinan kecil kau bisa sukses di album barumu dengan pemberitaan kencanmu ini” Presdir Han mengingatkan Suji mengenai efek negative yang akan diterimanya dari fans Lee Jongsuk kepadanya.
“Tapi anda tidak ingin membayar wartawan Choi kan atas foto-foto itu kan, Presdir Han? Saya tidak menjanjikan bahwa saya akan putus dengan Jongsuk. Namun, saya bisa janjikan pada anda bahwa album ini akan sukses meskipun media merilis hubungan kencan saya dengan Lee Jongsuk” Suji mengepalkan kedua tangannya untuk menghentikan suaranya yang mulai bergetar karena menahan airmata.
Manager Kim menginjak kaki Jongsuk untuk menarik perhatiannya. Aktor tampan itu hanya menatap managernya dengan tatapan meyakinkan bahwa apa yang dilakukan Suji adalah yang terbaik untuk mereka. Jongsuk mengalihkan pandangan kepada gadis berambut coklat dihadapannya. Suji terlihat begitu rapuh dimatanya setelah meyakinkan Presdir Han tentang keputusannya.
******