home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > [ One Shoot ] More Than Just A Letter

[ One Shoot ] More Than Just A Letter

Share:
Author : munzioezy
Published : 01 May 2015, Updated : 01 May 2015
Cast : Lee Hi (Ha Yi ) and Sehun
Tags :
Status : Complete
1 Subscribes |699 Views |1 Loves
[ one shoot ]  More Than Just A Letter
CHAPTER 1 : Satu

So baby now

Take me into your loving arms

Kiss me under the light of a thousand stars

Oh darling, place your head on my beating heart

I’m thinking out loud

That maybe we found love right where we are...

That maybe we found love right where we are...

(Ed Sheeran – Thinking Out Loud)

 

                Lee Hi menghembuskan napas leganya saat ia selesai membawakan lagu Ed Sheeran diatas panggung aula sekolah Seoul School Of  Performing Arts (SOPA). Bunyi gitar yang dibawakan oleh B.I. di sampingnya berhenti ketika pria itu tersenyum kearah Lee Hi. “Great perfomance, Ha Yi....”

                “Gomawo...”  Bisik Lee Hi tersenyum manis, ia sangat berterimakasih kepada BI yang mau memainkan gitar akustiknya untuk menemani  ia bernyanyi.

                “Ne!! Suaramu begitu indah dan----“

                PROK! PROK! PROK! PROK!

                Perkataan BI terputus saat sebuah suara gemuruh tepuk tangan meriah memenuhi panggung aula. Lee Hi lalu menoleh dengan kaget ketika ia melihat seluruh penonton di depannya sedang memberikan standing applaus untuk dirinya. Ia tidak menyangka, mereka semua akan terpikat dengan penampilannya tadi barusan.

                “Kamshamida!!!” Teriak Lee Hi kencang melalui mikrofonnya sambil menundukan badannya dalam-dalam. Ia melihat dengan terharu keseluruh penonton di depannya, matanya kemudian kaget menemukan seorang pria berseragam sekolah ini yang juga  ikut bertepuk tangan dari arah bangku penonton.

                Sehun!

                Lee Hi langsung menutup mulutnya yang terbuka lebar-lebar dengan tangannya. Jadi kakak kelasnya itu benar-benar datang kesini untuk menontonnya??  Sejak dua bulan yang lalu, Lee Hi nekat memberikan surat cinta di loker Sehun. A-apa dia sudah tahu jika surat itu aku yang tulis?? Omona... apa yang harus aku lakukan?? Gumam Lee Hi  bingung di dalam hatinya.

 

                “Ha Yi!!! Kyaaaaak!!! Sehun! Sehun! Kau tahu! Dia datang kesini!!”  Heboh Soo Hyun di belakang backstage tapi Lee Hi hanya melongos diam dibangkunya.  “Ya! Sadarlah! Sadarlah Ha Yi!! Sehun datang kesini!!! Sekarang dia ada di depan panggung sedang menunggumu!!” Lanjut Soo Hyun mengguncang-guncangkan tubuh perempuan  di depannya, agar segera sadar dari lamunan panjangnya.

                “Soo Hyun... a..aku aku bingung....”  Akhirnya Lee Hi bersuara juga.

                “Wae? Kau bingung kenapa? Seharusnya kau senang dong kalo dia datang kesini untuk ketemu denganmu”

                “Ani... a..aku hanya tidak PD jika harus ketemu dia. Wajahku ini sangat begitu tidak----”

                Soo Hyun memutarkan kedua bola matanya dengan malas  sembari mengangkat satu tangannya untuk menghentikan perkataan Lee Hi, “Stop!  C’mon HaYi.... dont think about that!  Keep it up!! Pokoknya kau harus bertemu dengannya!!”

                “T...tap----“

                “Sudah! Ayolaah!!” Kata Soo Hyun menarik lengan Lee Hi dengan paksa agar mau keluar dari backstage panggung. Kedua siswi SSPA itu lalu berjalan menuju ke arah depan panggung untuk bertemu dengan seorang siswa tampan di sana.

                Lee Hi agak sedikit canggung saat ia harus berjalan ke arah seorang pria berseragam sekolah yang sedang berdiri di depan panggung. Sedangkan punggung Lee Hi dari tadi terus-terusan di dorong paksa oleh Soo Hyun di belakangnya, untuk mendekati  pria itu.

                “Iiih...kenapa kau jalannya lama sekalih!” Desis Soo Hyun kesal dibelakangnya saat Lee Hi hanya mau berjalan perlahan-lahan seperti layaknya seorang pengantin di upacara pernikahan. “Simpan cara jalan lambatmu itu untuk di pernikahanmu dengan Sehun kelak!” Lanjutnya tidak sabaran.

                Lee Hi hanya tersipu malu sambil kecekikan geli saat mendengar  perkataan sahabatnya, tentang pernikahanya dengan Sehun.  Apakah dia bisa menikahi Sehun, kakak kelasnya yang tampan itu nanti??

                Entahlah...

Ia sudah teramat sangat mencintai kakak kelasnya itu, sejak pertama kali bertemu. Yah, sejak saat Lee Hi dan Sehun masih bersekolah bersama-sama di sekolah SMP dulu. Kakak kelasnya itu sudah mencuri sebagian hati Lee Hi terlalu cepat, saat perempuan itu baru menginjak usia 12 tahun.  Dulu Lee Hi kecil yang begitu polos menyangka getaran hatinya ini sebagai penyakit yang aneh yang belum ia mengerti artinya.

 

***

 

FLASHBACK-

Beberapa tahun lalu...

“Dasar! Piggy jelek! Lihat matamu yang terlalu sipit seperti itu!”

“Hahaha! Buang saja semua mimpimu untuk menjadi seorang penyanyi! Dengan wajah seperti itu kau masih berniat ingin menjadi penyanyi??? Jangan bergurau!”

Lee Hi hanya berjalan cepat untuk keluar dari studio sambil menutup kupingnya rapat-rapat. Siswi kelas satu  itu berusaha tidak mempedulikan teriakan ejekan dari beberapa siswa laki-laki di depannya, yang bisa membuat kupingnya semakin panas. Ia sudah tidak tahan saat mereka semua mengejek dirinya yang  bercita-cita menjadi seorang penyanyi. Tapi mereka tetap mempermasalahkan penampilan Lee Hi yang tidak cantik, kedua mata sipitnya dan tubuh mungilnya yang lumayan gemuk dan berisi.

Memangnya salah jika aku ingin menjadi penyanyi?

Apakah seorang penyanyi harus selalu berwajah cantik?

Mereka seharusnya tidak seperti itu juga!! Aku juga berhak mempunyai mimpi!

Begitulah setiap jawaban yang selalu Lee Hi lontarkan di setiap ejekan yang mereka berikan kepadanya. Tapi Lee Hi tetap saja tidak berani menjawab semua ejekan itu dengan terus terang, perempuan itu hanya selalu bergumam keras dan getir di dalam hatinya. Di ulu hatinya yang terdalam.

 

“Mau kemana kau?” 

Seseorang di depan Lee Hi mencegat dirinya, saat Lee Hi mendongkakan kepalanya, ia melihat seorang anak laki-laki bertubuh tinggi dan berambut kecoklatan berdiri di depannya. “Sunbae...”  Panggil Lee Hi kearah Sehun.

“Latihannya kan masih belum selesai. Kau mau pergi begitu saja meninggalkan kami?!” Sahut Sehun mengomel kearah perempuan yang berkuncir dua di depannya. 

Ani. A...aku hany----“ Lee Hi memotong ucapannya sendiri. Ia tidak bisa berkata kalau dia tidak tahan terus-terusan berada di studio untuk latihan paduan suara, sementara anak laki-laki lainnya selalu mengejeknya semenjak ia menceritakan kepada mereka jika Lee Hi ingin menjadi penyanyi.

“Kenapa? Kau kenapa?” Tanya Sehun lagi.

“Maafkan aku, aku akan keluar dari ekskul paduan suara!” Jawab Lee Hi akhirnya sembari menelan ludah pahit di tenggorokannya.

 Dia terpaksa harus keluar dari ekskul paduan suara, karena kalau tidak, Lee Hi akan selalu sering bolak-balik kamar mandi hanya untuk  menangis diam-diam, setelah mereka mengejeknya dan mengatainya ‘jelek’, ‘piggy’ dan berbagai ejekan lainnya yang membuat hatinya mendidih mendengarnya.

Wae? Kenapa kau tiba-tiba ingin berhenti?”  Tanya Sehun penasaran kearah Lee Hi.

“Karena suaraku jelek! Aku tidak pantas masuk paduan suara!”

Sehun lalu terkekeh-kekeh panjang mendengar jawaban Lee Hi, “Ya! Kau pikir suaraku ini juga bagus?! Suaraku kan juga jelek! Tapi aku cuek saja tuh masuk paduan suara!”

“Hem... tidak, percayalah suaraku lebih jelek dari suaramu, sunbae...

Mwo? Jinja? Sungguh? Jadi ada yah manusia yang suaranya lebih jelek dari suaraku. Aku tidak menyangka. Bahahaha!!”

Lee Hi hanya diam saja saat Sehun tertawa kecekikan di depannya sambil memegang perutnya sendiri. Mungkin kakak kelasnya itu sedang membayangkan betapa jeleknya suara Lee Hi saat menyanyi, melebihi suara Sehun yang terdengar seperti keluar dari dengkul bukan dari mulut. Saking jeleknya.

 

                Sehun tidak pernah tahu, betapa indahnya suara Lee Hi, saat perempuan itu menyanyi dengan suara khas nada jazz nya yang terdengar bagaikan seperti suara bidadari dari surga. Apalagi ketika, anak kecil berusia 12 tahun itu sudah mahir mengucapkan beberapa bait lagu bahasa Inggris yang sulit diucapkan oleh orang lain.

                Sayangnya, sampai saat ini belum ada yang tahu kemampuan Lee Hi yang bisa menyanyi dengan indah. Perempuan itu selalu mengumpat di belakang perkarangan sekolahnya sambil merekam suaranya sendiri menggunakan ponselnya.

 

                There can be miracle when you believe....

                Though hope is frail, it’s hard to kill

                Who know what miracle you can achieve

                When you believe, somehow you will

                You will when you believe...  (Whitney Houston – When You Believe)

 

                “Lihat! Piggy jelek itu sedang ada dibelakang sekolah!” 

Terdengar teriakan kencang dari arah sana. Membuat Lee Hi langsung menghentikan nyanyinya sebentar. Ia lalu dengan cepat mencabut earphonenya dari kupingnya  dan mem-pause rekaman suaranya di ponselnya tadi dengan segera.

“Ya! Kenapa kau ada sini piggy???” Tanya Chae Ra seorang anak perempuan kelas 2  yang selalu mengatai Lee Hi dan mem-bully-nya. Ia juga datang bersama dengan beberapa teman genk nya.

Lee Hi mengigit bibir bawahnya dengan ketakutan, kedua kakinya gemetaran saat kakak kelasnya itu berjalan mendekatinya dan menarik ponselnya dengan paksa dari tangan Lee Hi.

Ya!!! Berikan ponselku!!!” Pekik Lee Hi  sambil melompat-lompat untuk menggapai ponselnya karena tubuh Chae Ra yang tinggi dan ia juga sengaja mengemgam ponsel Lee Hi tinggi-tinggi agar Lee Hi sulit menjangkaunya.

Huu... kasihan, lihat Ha Yi si piggy yang malang sudah jelek juga pendek lagi....”  Kata Chae Ra terkekeh-kekeh mengejek kearah Lee Hi di depannya yang sedang berusaha mengambil ponselnya. “Aigoo... kau menangis??” Lanjutnya keheranan saat Lee Hi sudah meneteskan air mata dari pelupuk matanya.

“Ku...mohon... kembalikan ponselku.... hiks!”  Ujar Lee Hi menahan tangisanya.

Ani. Kau pikir kau siapa? Salah sendiri! Kenapa kau sok-sok masuk ke ekskul paduan suara! Kau kan tahu sendiri ekskul itu hanya cocok untuk anak-anak yang bisa menyanyi! Bukan sepertimu! Yang tidak bisa menyanyi!”

“Aku sudah keluar dari ekskul itu!” Timpal Lee Hi cepat.

“Tetap saja! Kenapa Sehun masih terus-terusan berada di dekatmu?!” Tanya Chae Ra cepat kearah Lee Hi.

Lee Hi mengernyitkan dahinya, “A-apa maksudmu?! Aku tidak dekat denganya!”  Jawabnya keheranan----  Kapan aku dekat dengan Sehun??  Terakhir bertemu Sehun saja ketika aku memutuskan untuk berhenti dari ekskul paduan suara di studio kemarin,  pikir Lee Hi di dalam hatinya.

“Jangan bohong! Kalau kau tidak dekat dengannya kenapa Sehun tadi mencarimu di kelas?! Dia dari tadi terus-terusan mencarimu! Ck!  Sok cantik sekalih dirimu itu....”

                Apa sunbae mencariku??  Lee Hi kini semakin keheranan. Untuk apa Sehun mencari-cari dirinya? Bukannya kemarin dia sudah berhenti dari ekskul paduan suara. 

                “YA! JAWABLAH!  Teriakan Chae Ra membuyarkan lamunan Lee Hi.

                “M-mwo? A...aku tidak tahu kalau Sehun mencariku. Tapi percayalah, aku tidak dekat dengannya, sunbae....

                “Jangan bohong! Kau pasti sudah berpacaran dengannya kan??!”

                “Ani! Percayalah!”

                Chae Ra hanya berdesis getir, tidak percaya begitu saja dengan perkataan Lee Hi. Ia  lalu mengangkat tinggi-tinggi ponsel Lee Hi, kemudian mulai menghitung dan memberi aba-aba berniat untuk melemparkan ponsel Lee Hi ke tanah dan menghancurkannya.

                “Ini sebagai balasan untuk dirimu, Ha Yi!!”

                “Kumohon jangan lempar ponselku, sunbae!” Pekik Lee Hi ketakutan. Pasalnya di ponselnya ada seluruh hasil rekaman suaranya yang sudah Lee Hi simpan.

                Chae Ra tetap tidak peduli, ia malah semakin menyeringai lebar  dan melanjutkan hitungannya, “Hana... Dul....Se----

                “YA!! APA YANG KALIAN LAKUKAN!!!”

                Mereka semua yang ada di belakang perkarangan kaget mendengar suara di kejauahan sana. Secara bersamaan mereka menoleh dan menemukan Sehun yang sedang berlari menghampiri kearah mereka.

                “Sehun....” Kata Chae Ra kearah Sehun yang sudah berdiri di depan mereka.

                “Sunbae...” Ujar Lee Hi kaget saat melihat Sehun yang langsung mengambil ponselnya dari tangan Chae Ra dengan kasar.  “Kembalikan!! Ponselnya!!” Sehun menatap sinis kearah Chae Ra yang hanya berdiri melongos tidak percaya Sehun akan datang dan berpihak ke Lee Hi.

                “Ke-kenapa kau malah membelanya?!” Tanya Chae Ra terbata-bata keherenan  melihat adegan menyebalkan seorang siswa tampan seperti Sehun menyelamatkan siswi jelek seperti Lee Hi.

                “Aku tidak mungkin membiarkan begitu saja kalau ada kejadian pem-bully-an untuk seorang calon penyanyi hebat seperti Ha Yi....” Jawab Sehun membuat Lee Hi di sampingnya langsung menoleh kaget mendengarkan perkataannya.

                “Mwo? Apa maksudmu calon penyanyi hebat?! Dia kan tidak bisa menyanyi!!” Timpal Chae Ra menunjukan jarinya kearah Lee Hi.

                Sehun memutarkan kedua bola matanya dengan malas, “tidak bisa menyanyi katamu?  Dia bisa menyanyi kok!  Iyakan Ha Yi??” Tanyanya kearah Lee Hi sambil tersenyum.

                “Sunbae... a..a..aku---“

                Sehun langsung mendekat kearah telinga Lee Hi, “sudah katakan saja kau bisa menyanyi!” Bisiknya.

                “Ahh... ne... aku bisa menyanyi!”

                Sehun mengembangkan senyuman manis kearah Lee Hi saat mendengar perkataan perempuan itu di sampingnya. Lee Hi yang menyadari Sehun terus-terusan tersenyum kearahnya membuat jantungnya langsung berdetak tak karuan. Apalagi saat, kakak kelas tampannya itu dengan mudah merangkul pundaknya dan berjalan bersama-sama meninggalkan Chae Ra dan beberapa teman genknya di perkarangan belakang sekolah. Mereka semua hanya menatap melongos melihat seorang siswi yang selalu mereka ejek dengan sebutan jelek bisa saling berjalan berdekatan dengan Sehun.

                Sejak saat itu Lee Hi menjadi dekat dengan Sehun, walaupun Sehun masih belum tahu begitu indahnya suara Lee Hi. Tapi anehnya, Sehun masih tetap saja mengatakan kepada seluruh siswa di sekolahnya kalau Lee Hi bisa bernyanyi, Lee Hi tahu, kakak kelasnya itu sengaja melakukan ini untuk membuat Lee Hi tidak di ejek dan di bully lagi.

                “Siapa bilang Lee Hi tidak bisa bernyanyi?!  Aku pernah dengar kok suara Lee Hi itu indah!! Kalian saja yang belum tahu!” Bela Sehun suatu saat ketika mereka mem-bully Lee Hi lagi.

                Lee Hi menjadi tersentuh. Untuk pertama kalinya, hatinya menjadi berdesir hebat saat melihat kedua mata Sehun yang menyipit saat tertawa renyah di depannya, saat kakak kelas tampannya itu membelanya dan berusaha melindunginya.

                Sunbae.... Gomawo....

                Maka Lee Hi membuat tekad, saat acara Art Festival di  sekolahnya, ia berniat untuk memberanikan diri mendaftarkan dirinya sebagai pengisi acara di sana. Yah, Lee Hi harus melakukan ini, ia tidak mau terus-terusan melihat Sehun membela dirinya sendiri kalau dirinya memang sebenarnya bisa menyanyi.

                Akan aku tunjukan untuk dirimu, sunbae...

Saat itu ia membawakan lagu When You Believe dari Whitney  Houstoun. Di atas panggung di bawah sinar cahaya lampu panggung, Lee Hi untuk pertama kalinya mau menyanyi di depan penonton banyak seperti ini, sejak sebelumnya selalu bernyanyi sendirian di belakang perkarangan sekolah dan menyembunyikan suara indahnya.

You will when you

Believe

Just Believe, just believe

You will when you

Believe~

                Kedua mata Lee Hi terpejam saat ia selesai  menyanyi, musik berhenti. Ia lalu secara perlahan-lahan membuka matanya untuk melihat ke tempat duduk penonton yang seluruhnya diisi oleh siswa sekolah SMP ini. Hampir semuanya tampak tercengang melihat penampilannya. Mereka seperti hanya diam sambil membuka mulut lebar-lebar. Tak percaya selama ini Lee Hi mempunyai suara indahnya yang tidak pernah mereka dengar.

                Lee Hi lalu menoleh kearah Sehun, kakak kelasnya itu juga ikut-ikutan kaget mendengar suaranya saat bernyanyi. Sehun kemudian langsung berdiri dan melakukan standing applause  dan diikuti seluruh penonton di aula ini.

                “DAEEEBAAAAK!!!!” Terdengar teriakan kencang Sehun di sela-sela  gemuruh tepuk tangan dari seluruh penonton saat itu.

                Lee Hi tersenyum untuk pertama kalinya dia senang bisa menyanyi di depan penonton. Kalau saja bukan karena Sehun, mungkin sampai saat ini Lee Hi tidak akan berani menunjukan bakatnya.

FLASH BACK END-

 

                Sehun memberikan dunianya yang baru, pria tampan itu kini juga telah mencuri sebagian hati Lee Hi. Sampai ia masuk sekolah Seoul Perfomance of Art. Dan satu sekolah SMU lagi dengannya. Lee Hi memberanikan diri untuk menulis surat cinta dan memberikan sebungkus coklat di hari valentine.

 

                To: Sehun

                Kau adalah duniaku yang baru...

                Memasukimu seperti harus melewati pintu misteri yang tersembunyi...

                Terlalu tak terlihat dan tak terjangkau...

                Adakah hatiku disana...

                Kau yang mencuri hatiku dan meletakannya di duniamu...

                Selama ini aku hanya bisa melihatmu dari kejauhan sana...

                Jauh di duniaku yang hina dan fana ini...

                Tapi aku tidak bisa hidup tanpa hatiku...

                Kau terlalu menyimpannya ke dalam dasar tempat misteri di duniamu...

                Wahai si pemilik dunia misteri, dimana kunci pintumu?

                Bolehkah aku memasuki duniamu?

                Bolehkah aku datang dan menginjakan kakiku di duniamu?

                Bolehkah aku menyapamu dan mengambil hatiku yang telah kau curi itu...

                Bolehkah hatiku bersatu denganmu...

                Duniaku dan duniamu...

                Kita berbeda...

                Tapi sepenggal hatiku tetap di sana tersimpan di dunia mu yang tak terlihat itu.

                Aku telah mencintaimu...

                Wahai si pemilik dunia misteri...

               

                From: secret admirer

 

                Tapi sayangnya, Lee Hi tidak berani menulis namanya di suratnya. Ia tidak percaya diri. Apakah Sehun akan menyukainya?  Apakah dia akan cocok dengan Sehun? Sedangkan seluruh siswa di sekolah ini tahu, Sehun adalah the most wanted  sebagai pasangan untuk di hari valentine.

                Dengan wajahku yang seperti ini? Apa aku tidak terlalu berlebihan mengungkapkan perasaanku kepadanya?  Gumam Lee Hi setelah dia sudah selesai menaruh diam-diam surat cintanya di loker Sehun.  Dan berharap Sehun tidak menyadarinya jika dia yang selama ini selalu menulis surat untuknya, setiap hari. Dan berbagai puluhan puisi cinta yang ia tulis dengan tangannya selama ini.

 

***

“Kau mandapatkan surat lagi??” Tanya Tao ketika Sehun sedang berdiri di depan lokernya yang pintunya terbuka. Dilihatnya sahabatnya itu sedang membaca surat dari seseorang yang selalu mengiriminya setiap seminggu sekalih kedalam lokernya.

“Hem, ne. Dan kali ini, puisinya begitu indah...” Jawab Sehun tersenyum manis sembari melipat perlahan-lahan surat itu dan dimasukan di dalam amplop biru. “Kini dia menyebutkanku sebagai dunia misteri. Dan dia menginginkanku memberikan kunci hatiku kepadanya. Apakah itu terdengar terlalu romantis? Hahaha. Aku sangat suka dengan puisinya....” Lanjut Sehun cengar-cengir gak jelas.

“Ck! Sejak kapan kau jadi penggemar karya sastra?! Nilai bahasamu saja selalu jelek!” Ejek Tao sambil memutarkan kedua bola matanya dengan malas.

“Ani. Tapi aku suka dengan keseluruhan puisi yang dia buat. Kurasa aku sudah mulai menyukainya sekarang, Tao-ah....

“Mwo? Kau menyukainya? Kau saja belum lihat siapa si penggirim surat itu?! Kau sudah gila!” Kata Tao keheranan.

“Tapi aku tahu dia pasti cantik kok orangnya!” Sahut Sehun mantap kearah Tao.

“Cantik??? Dari mana kau tahu dia cantik? Melihatnya saja belum!”

Ne! Aku tahu kok. Tahu dari---”

“Dari mananya???”

“Dari tulisan tangannya yang indah!”

Tao langsung mengangkat kedua alisnya tinggi-tinggi, “Tulisan?! Kau menilai kecantikan seseorang dari tulisannya??!! Omonaaa!!!”  Pekik Tao histeris mendengarkan penjelasan sahabatnya di depannya. Ia seperti bagaikan habis baru melihat kecoa lewat saja saat mendengar pernyataan Sehun.

“Ne! Lihatlah tulisannya!” ---Sehun memperlihatkan secarik kertas surat yang berisi puisi dari secret admirer nya tadi ke Tao--- “Ini indah bukan? Tulisannya begitu indah,  selain puisinya aku suka dengan tulisan tangannya...”

Tao hanya menggelengkan kepalanya dengan cepat dan melipat kedua tangannya, “Kau gila ya? Kurasa kau harus pergi ke dokter psikologis untuk memeriksa kondisimu sekarang...” Gumam Tao menatap kearah Sehun, ia masih belum percaya, kini di depannya ada orang aneh yang jatuh cinta hanya karena sebuah  tulisan tangan!

 

***

 

Dan kini ketika hari Valentine tiba, Sehun mendapatkan surat lagi di lokernya, Secret admirer -nya itu meminta untuk bertemu di depan panggung aula sekolah setelah habis acara Festival sekolah selesai. Sehun yang penasaran, tentu saja ia mau menemuinya, selama ini Sehun selalu membayang-bayangi seperti apa wajah secret admirer -nya yang mempunyai tulisan indahnya. Sehun senang, akhirnya mereka akan saling bertemu  dan akan menghentikan dirinya yang selalu terus-terusan bermimpi bisa bertemu dengannya.

                PROK! PROK! PROK! PROK!

                Suara tepuk tangan membahana riuh saat Lee Hi adik kelasnya telah selesai menyanyikan lagu Ed-Sheeran di atas panggung sana. Sehun juga ikut-ikutan bertepuk tangan sambil berdiri, ia sangat menikmati setiap suara indah Lee Hi yang terdengar begitu jazz dan seksi di telinganya.  Sehun jadi teringat masa SMP, ketika Lee Hi untuk pertama kalinya menyanyi dan ia tidak menyangka saat itu Lee Hi bisa mempunyai suara seindah ini.

                “Eh, dia melihatku?” Tanya Sehun heran saat ia sadar Lee Hi melihat kearahnya tadi dari atas panggung.

 

***

Lee Hi berjalan perlahan-lahan untuk mendekati Sehun di depan panggung sedangkan Soo Hyun di belakang terus-terusan memaksanya untuk cepat mendekati Sehun.

“Omana! Ha Yi! Dia melihatmu!! ” Pekik Soo Hyun di belakang Lee Hi saat ia menyadari Sehun menoleh kearah Lee Hi yang berjalan mendekatinya. “Baiklah kini saatnya kau harus bilang kalo kau adalah secret admirer-nya!” Lanjutnya.

“Ha Yi!!” Panggil Sehun di kejauhan sana.

Lee Hi terlonjak kaget, perempuan itu langsung gelagapan, “Ne! Sunbae! Aku---“

Lee Hi tidak bisa melanjutkan perkataannya sebab ia melihat Chae Ra di depannya. Yah! Kakak kelasnya yang dulu pernah membully-nya kini juga satu SMU dengannya.

“Ck! Kenapa dia kesini?!” Desis Soo Hyun berdecak pinggang menatap kesal kearah wanita berambut panjang yang berjalan menghampiri Sehun. Tak lain lagi dia adalah Chae Ra.

Lee Hi jadi tidak bisa menemui Sehun, perempuan itu tahu sebab akibatnya jika ia bertemu Sehun dan ketika ada Chae Ra bersamanya. Chae Ra pasti akan menertawakannya dan mengejeknya habis-habisan karena selama ini Lee Hi lah yang mengirimkan Sehun surat-surat berisi puisi cinta.

 

“Jadi apa kau si secret admirer- nya?” Tanya Sehun kearah Chae Ra saat berada di depannya

Chae Ra mengernyitkan dahinya, “Secret admirer?”

“Iya yang selalu mengirimkan surat ke lokerku itu?” Tanya Sehun lagi.

“Mwo??? Ah! Ne! I..it..itu aku yang mengirimkannya, Sehunie~” Jawab Chae Ra sambil berdiri malu-malu di depan Sehun.

Apa!!

Lee Hi dan Soo Hyun membuka mulut mereka bersamaan mendengarkan obrolan Chae Ra dan Sehun di depannya.  Perempuan itu telah berbohong!! Kenapa bisa-bisanya ia mengaku-ngaku kalau dia yang mengirim suratnya??  Desis Lee Hi di dalam hati. Bagaikan seperti dijatuhkan gunung dari atas kepalanya, Lee Hi merasa hatinya telah tercabik-cabik saat melihat Sehun tersenyum merekah melihat Chae Ra di depannya. Karena tidak tahan, ia lalu langsung berniat membalikan badannya meninggalkan mereka berdua. Menghiraukan teriakan Soo Hyun yang memanggil-manggil namanya.

 

***

Seharusnya senyuman itu untukku...

Seharusnya akulah yang berada di depannya saat itu...

Lee Hi berjalan sendirian tanpa mempedulikan hujan turun membasahi seragamnya. Ia sengaja, ia tidak ingin semua orang yang melihatnya akan lebih keheranan karena terus menangis mengobati hatinya. Ia ingin air hujan yang turun membasahi wajahnya akan menghapus air matanya yang mengalir dipelupuk matanya, untuk mensamarkan  tangisannya yang ditutupi dengan air hujan yang turun secara bersamaan.

“Ha Yi...”

Seseorang memanggilnya saat Lee Hi sedang duduk terdiam di bangku taman, sambil menolehkan kepalanya secara perlahan-lahan ke atas,  ia langsung terserontak berdiri dari duduknya melihat siapa yang memanggilnya tadi.

“Sunbae!”

"Sekarang kan hujan. Kenapa kau duduk di luar seperti ini??" Tanya Sehun sembari mengarahkan payungnya diatas kepala Lee Hi, agar perempuan itu tidak kehujanan.

“Kau juga, kenapa kau disini? Seharunya kau kan bersama C...Cha...Chae Ra...” Ujar Lee Hi dengan suara parau yang tercekak di dalam tenggorokan. Menyebutkan nama Chae Ra membuat  hatinya menjadi sakit lagi.

“Hem... iya tadi aku sudah ketemu dengannya kok...” Jawab Sehun.

“Oh, gitu...”  Lee Hi hanya bergumam singkat. Ia tidak tahu harus berbicara apa lagi saat ini ke Sehun setelah ia mengalami kejadian di depan panggung tadi.

“Ha Yi...” --- Pria itu lalu mengambil tangan Lee Hi dan meletakan sebuah kunci di tangan Lee Hi--- “Kau dulu pernah meminta kuncinya kan? Ini untukmu....”

Lee Hi menyernyitkan dahinya, “I-inikan kunci lokerkan? Ke-kenapa kau memberikanku kunci loker??” Tanya Lee Hi keheranan kearah Sehun.

“Ne, benar. Itu kunci lokerku.”

“Ta-tapi buat apa?”

“Apa kau sudah lupa dengan kalimat yang pernah kau ucapkan dulu, ‘Wahai si pemilik dunia misteri, dimana kunci pintumu? Bolehkah aku memasuki duniamu? Bolehkah aku datang dan menginjakan kakiku di duniamu?’ itukan yang pernah kau tulis untukku....”

Itukan puisi surat cintaku!!!  Pekik Lee Hi di dalam hatinya. Tak percaya Sehun menghafal bagian dari bait puisinya. Jadi kalau sudah begini! A-pa dia sudah...

“Ha Yi....” Panggil Sehun lagi memegang pundaknya, Lee Hi bisa melihat bagaimana kedua mata  Sehun menatapnya lurus kerahnya, kedua bola mata coklat bening yang membuat hati Lee Hi selalu berdesir hebat.

Ne...”

“Dengarkan aku baik-baik arraseo? Aku akan membalas perkataanmu di surat itu.

Ah... ne...” Lee Hi hanya menganggukan kepalanya ketika ia melihat Sehun berbicara kearahnya.

 “Wahai si pemilik tulisan tangan yang indah, si pencuri hatiku, saat aku tahu kau mengetuk pintuku dan meminta kunci hatiku. Maka kuberikan kunciku untukmu... yah... dan kukembalikan sepasang hatimu juga. Dan kini, aku merasa kehilangan sepasang hati yang pernah ku curi dulu. Bolehkan aku memintamu untuk menyatukan hati kita? Bolehkah aku memintamu untuk menyatukan dunia kita? Dunia fana dan dunia misteri dengan cinta kita? Bolehkah?”

Sehun menatap lekat-lekat kearah Lee Hi yang masih bengong saat membalas puisi cintanya. Perempuan itu lalu hanya menangis dan menganggukan kepalanya perlahan. Sehun kemudian menjatuhkan payungnya lalu menarik Lee Hi ke dalam pelukannya, memeluknya erat dan membiarkan air hujan turun menjatuhi mereka dari atas membuat seragam mereka basah.

“Dari mana kau tahu kalau itu aku?” Tanya Lee Hi terisak di pelukannya.

“Dari tulisanmu. Aku menyukai tulisanmu Ha Yi, aku baru ingat jika tulisan indah di surat itu sama persis dengan tulisanmu dulu ketika smp....” Jawab Sehun sembari mengecup kening Lee Hi dengan lama.

Sedangkan Lee Hi hanya mencoba menahan getaran hatinya yang semakin kencang saat Sehun terus mengecup keningnya lama, saat Lee Hi melingkarkan tanganya di pinggang Sehun. Saat Lee Hi juga menggemgam erat kunci loker Sehun di tanganya. Yah, akhirnya kini Lee Hi mendapatkan kunci dunia Sehun. Sebuah dunia penuh misteri yang dulu terlalu jauh untuknya...

 

Wahai si pemilik dunia misteri...

Telah ku dapatkan kunci untuk ke duniamu...

Jadi izinkan aku merajut berbagai kisah cinta disini....

Di sini, saat kedua dunia kita bersatu...

Dengan cinta...

Tak ada lagi dunia yang berbeda.

Aku adalah kau...

Kau adalah aku...

 

THE END

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK