Aku dan Mino oppa menjemput Tabi oppa yang menyelesaikan wajib militer hari ini, dengan membawa Seung Hyun kecil bersama kami. Seperti yang ku janjikan pada oppa kalau dia juga akan menjadi ayah dari bayi yang ku kandung.
Kami bertemu dengannya. Aku sangat merindukannya, dia memelukku. Aku tidak tau apa yang akan dirasakan Mino oppa melihat kami seperti ini. Aku hanya merasa bahwa aku tidak ingin membuat Mino oppa salah paham. Tabi oppa terlihat sangat senang bertemu dengan Seung Hyun. Mereka bermain berdua.
Sejujurnya, selama aku hidup bersama Mino oppa, dia adalah lelaki yang cukup baik. Bahkan ketika aku mengabaikannya, saat aku meminta pertolongan, dia selalu ada. Aku tau dia merasa sangat bersalah. Setidaknya sekarang aku mengerti tentang hidup ini. Awalnya dulu aku ingin sekali menceraikannya setelah anak ini lahir. Tapi, aku merenung akan hidupku dan hidup kami nantinya, akan lebih berantakan lagi. Aku mulai menyayanginya sebagai seorang laki-laki. Meskipun cinta ku untuk Tabi oppa tidak akan pernah hilang. Kemudian aku memikirkan ulang segalanya. Aku tidak akan menceraikannya meski Tabi oppa kembali. Aku akan membesarkan Seung Hyun bersamanya. Aku tidak akan pernah menikah dua kali meskipun aku tidak mencintai Mino oppa. Aku akan melepaskan Tabi oppa sekarang dan selamanya. Hanya saja akan terasa lebih mudah jika Tabi oppa memiliki pendamping. Aku tidak ingin dia hidup sendirian tanpa seorangpun disampingnya. Aku tidak ingin membuatnya menderita menyesali hubungan kami yang hancur.
Aku ingin dia kembali pada kekasihnya yang dulu. Aku sudah mengenal Bom eonnie melalui akun sns. Ternyata Bom eonnie sangat mencintai Tabi oppa. Dan sampai sekarang masih menantikan perasaan Tabi oppa kembali padanya. Aku mencoba menghubungi Bom eonnie dan mengajaknya bertemu. Aku sempat memperkenalkannya dengan Seung Hyun kecil ku. Setidaknya dia bisa memahami kondisi Tabi hyung sekarang ini. Aku merencanakan pertemuan untuk mereka berdua. Tabi oppa, aku sangat mencintaimu, namun cinta kita akan menjadi sulit, karena aku memiliki Seung Hyun kecil, aku memiliki Mino oppa.
[**]
Aku mengundang Tabi oppa makan malam bersama kami. Wajahnya seperti biasa, tidak ada kesenangan. Selesai makan malam, aku menemani Tabi oppa menonton televisi dan Seung Hyun di pangkuannya bermain game. Mino oppa di kamar sedang istirahat. Aku mencoba mengajaknya berdiskusi. Aku mengawali pembicaraan, menyuruhnya mencari seorang istri. Dia terdiam. Lalu menggeleng. Aku tak berhenti mencobanya. Lalu aku mengusulkan agar dia mencoba untuk beberapa saat. Dia tetap menolak. Ku jelaskan padanya bagaimana perasaanku saat ini, kepadanya dan kepada Mino oppa. Sedikit demi sedikit ku lihat raut wajahnya berubah. Dia tersenyum. Senyum yang sudah lama tidak ku lihat.
“Emm, baguslah jika kau bahagia Yi Lin-aah. Aku sangat senang mendengar ini semua. Jangan khawatir, aku akan menemukan pendamping yang tepat jika saatnya sudah tiba,”. Penuturan Tabi oppa membuatku lega. Akhirnya dia merelakanku dengan ikhlas.
[**]
Hari ini aku mempertemukan Bom eonnie dengan Tabi oppa, mereka makan malam bersama di apartemen kami. Bom eonnie sangat seksi. Aku iri padanya. Dia pintar berdandan, juga cantik. Semua lelaki pasti sangat menyukainya. Tanpa ku sadari Mino oppa sudah berdiri disampingku dan menatapnya juga. Aku terkejut.
“Wae? Kamu menatapnya seperti itu? Apa kamu menyukainya?” aku segera menjawab pertanyaan Mino oppa dengan mengatakan bahwa aku iri sekali pada nya karna dia begitu cantik dan seksi. Pantas saja dulu Tabi oppa tergoda olehnya. Mino oppa hanya geleng kepala dan tersenyum.
Kami menghampiri mereka berdua. Aku duduk di sebelah Mino oppa. Bom eonni dan Tabi oppa duduk bersama. Mereka sangat cocok. Mungkin inilah penyebab kami berpisah, bahwa mereka sudah berjodoh dari dulu, dan aku hanya jurang, yang memisahkan Bom eonnie dan oppa. Mianhaeyo eonnie. Kami berbincang banyak malam ini. Seung Hyun kecil sudah tidur. Aku berharap dengan pertemuan mereka, Tabi oppa bisa mendapat pendamping dan melupakan aku, juga tidak merasakan sakit jika melihat ku bersama Mino oppa.
**
“Yi Lin-aah, tidak bisakah kita tidur bersama saja? Maaf jika terdengar tidak sopan, tapi,” Mino oppa bingung melanjutkan kata-katanya. Aku gugup. Ini pengalaman pertamaku untuk tidur bersama seorang laki laki selain Seung Hyun kecil kami. Aku bingung bagaimana menjawabnya. Mungkin memang sudah saatnya aku bersama Mino oppa. Tapi apa aku bisa?
Setelah 2 tahun lebih menikah, malam ini adalah malam pertama untuk aku dan Mino oppa. Kami tidak akan melakukan apapun, aku yakin itu. Aku hanya ingin mencoba memberikan hati ku untuk Mino oppa.
Dia sungkan memasuki kamarku, di tempat tidur sudah ada Seung Hyun kecil. Aku dan Mino oppa terlihat sangat kaku. Aku gugup. Hujan badai maupun petir, kami tidak pernah tidur bersama meski aku takut, saat Seung Hyun masih bayi, dia hanya tidur di ruang tamu, lalu ketika aku membutuhkan bantuannya, dia bangun dan masuk ke kamarku. Apa aku terlalu kejam? aaah, aku bingung. Tapi tiba tiba saja dia sudah menaiki tempat tidur, mengelus kepala Seung Hyun kecil. Aku luluh melihat sikapnya yang seperti ini. Dia mengambil Seung Hyun dalam pelukannya. Selama ini kami tidur terpisah, dan bergantian tiap malam menjaga Seung Hyun di kamar masing masing. Aku melangkah perlahan ke tempat tidur, posisi kami yang terpisah oleh Seung Hyun kecil, ahh aku malu mengakui ini, aku sedikit senang ini terjadi. Mino oppa terlihat sangat menyayangi Seung Hyun. Sehingga dia rela mempertahankan aku. Bisa saja dari dulu dia mencampakkan aku karena aku tidak mencintainya tapi malah menunggu Tabi oppa.
Mino oppa, seandainya kita lebih dulu bertemu, mungkin keadaan kita tidak akan seperti ini. Mungkin saja aku akan merasa sangat bahagia menjadi istrimu. Pikiranku mulai menerawang. Aku berbaring posisi menghadap langit langit kamar. Sementara Mino oppa berbaring menghadap ke arahku. Ku dengar suaranya berbisik mengatakan untuk santai saja bersamanya. Aku hanya mengangguk. Aku mencoba membelakanginya, lalu dia menarik tanganku, dan menatap mataku, aku terpaku. Kami berpandangan selama beberapa saat, lalu dia menggenggam tanganku erat, menutup matanya. Aku mencoba untuk tidur tapi sangatlah sulit, aku merasa aneh. Lama kelamaan aku pun mengantuk, dan sesekali mengintip melihat wajah Mino oppa. Dia cukup tampan. Aku sudah memaafkan mu sekarang oppa, berjanjilah menjadi ayah yang baik untuk Seung Hyun.
**
Cahaya matahari pagi tembus melewati jendela kamar. Aku terbangun. Melihat keadaan sekeliling. Ku lihat jam dinding menunjukkan pukul 08.00 pagi. Ah aku terlambat bangun, tidak sempat menyiapkan makan pagi untuk Mino oppa dan Seung Hyun. Tunggu, kemana larinya mereka berdua? Malam tadi kami masih bersama. Aku segera keluar kamar dan mencari mereka. Aku terkagum menyaksikan sesuatu. aku luluh lagi. Mino oppa sudah memandikan Seung Hyun. Dia berpakaian santai karna hari ini libur. Dia menyiapkan makan pagi untuk Seung Hyun dan aku. Dia tersenyum kepadaku. Bagaimana bisa aku membencimu selama ini oppa? Aku berlari ke arahnya dalam kondisi sangat kacau, aku memeluknya. Aku tau dia pasti merasa kaget dan terganggu dengan aroma ku di pagi hari. Tapi entah kenapa aku memang benar benar ingin memeluknya. Dia membalas pelukanku. Aku tidak mengatakan apapun.
“Terimakasih sudah menjadi istriku sampai sekarang Yi Lin-ssi. Meskipun hubungan kita di awali dengan hal tidak baik, tapi aku sangat berterimakasih kamu melahirkan anakku, menjaganya, dan tidak merepotkan ku sampai saat ini. Aku minta maaf untuk membuatmu menderita selama beberapa waktu. Aku menyayangimu,” aku semakin memeluknya erat. Oppa tidak bersalah, hanya mungkin keadaan tidak berpihak pada kita.
“Eomma, aku lapar,” Seung Hyun memanggilku. Aku tersenyum lega melihat keadaan kami sekarang. Oppa langsung mengambilkan makanan untuk Seung Hyun. Aku bergegas mandi.
**
Siang ini kami berjalan jalan bersama Tabi Oppa dan Bom eonnie. Seung Hyun bermain bersama Tabi oppa. Dia memanggil Tabi oppa “ayah”. Dan Bom eonnie Ahjuma, Bom eonnie sangat menyukai Seung Hyun. Aku dan Mino oppa bersama menyaksikan mereka dari kejauhan. Mereka sudah seperti ayah ibu dan anak. Aku tersenyum kepada Mino oppa. Kemudian Mino oppa merangkul bahuku, dan berbisik pelan kepadaku,
“Yi Lin-aah, kamu adalah malaikat. Kamu merelakan kebahagiaanmu untuk membahagiakan aku, Tabi oppa, Bom nuna, dan Seung Hyun. Terimakasih Yi Lin,” aku menatap mata Mino oppa, dan mengucapkan terimakasih kepadanya. Mino oppa mencium keningku. Aku bahagia sekarang.
[**]
“Yi Lin-aah, aku dan Bom nuna akan menikah, apakah kau setuju?” tanya Tabi oppa padaku ketika kami berdua sedang berada di ruang tamu selesai membereskan rumah. Mino oppa yang berada disana langsung menatap kami. “Hyung, Yi Lin pasti menyetujuinya,” tambah Mino oppa. Aku tersenyum bahagia. Aku segera memeluk Tabi oppa. Entah mengapa aku menangis. Yi Lin babooo... kenapa aku begini? Aku sudah berjanji akan merasa bahagia jika Tabi oppa menikah dengan wanita lain. “Mino-yaa, istrimu menangis di pelukanku, apa yang akan kau lakukan sekarang?” “Kau tidak akan bisa merebutnya dariku Hyung, apa kau tega kepada Seung Hyun kecil? Memisahkannya dengan ayahnya?” Aku mendengar mereka tertawa dan seperti bercanda. Aku masih memeluk Tabi oppa. Sekarang aku mengerti bagaimana sakitnya hati Tabi oppa ketika mengetahui aku dan Mino oppa akan menikah. Tapi aku sudah berjanji untuk bahagia. Tidak! Aku harus kuat. Yi Lin bangunlah, Tabi oppa akan bahagia.
“Mino-yaa, izinkan aku memeluk dan mencium istrimu kali ini saja,” “Emmm... Mian hyung, aku menjadi perusak hubungan kalian, silahkan hyung, tapi jangan bawa dia pergi dari ku eoh?”
Entah kenapa suara tangisku semakin keras. Aku tidak ingin membangunkan Seung Hyun kami. Tabi oppa memelukku erat. Mino oppa meninggalkan kami berdua. Tapi aku tau dia pasti masih diliputi rasa bersalah. Ini terakhir kali, aku berjanji pada kalian semua.
“Yi Lin-aah... mianhae, aku tidak akan bisa meraih tanganmu lagi eoh? Aku tidak ingin melihat Seung Hyun kecil kita terluka. Sudah cukup kita bertiga terluka parah selama beberapa tahun ini. Aku tau kau akan menyayangi dan menerima Mino, tunggulah beberapa saat lagi, hatimu pasti menerimanya. Bertahanlah Yi Lin ku,”. aku mengatakan padanya bahwa aku sudah berjanji melepaskannya sejak dia kembali dari wamil, tapi entah kenapa ternyata perasaan ini sangat menyakiti. Dia membelai kepalaku. Melepasku dari pelukannya dan mengusap air mataku. Dia menyentuh pipiku dengan lembut. Aku harus melepaskan mu oppa... mianhae... mianhae.. perasaan ini mengganggu tapi aku harus bertahan. Dia mencium keningku. Air mata nya menetes di keningku. Aku membuatnya menangis? Maafkan aku oppa...
“Aku sangat mencintaimu Yi Lin, tapi aku tidak bisa memilikimu lebih dari ini. Cintaku tidak mungkin hilang, tapi aku harus melepaskanmu Yi Lin-aah. Aku sudah kalah, dan aku akan membiarkan kalian bahagia. Selamat tinggal cinta abadiku, Shim Yi Lin, maafkan aku tidak menjagamu dengan baik,” setelah dia mengucapkan kata kata itu, dia kembali mencium keningku. Selamat tinggal cinta abadiku, Choi Seung Hyun.
