Shin Neul mulai memasuki sebuah gerbang besar bertuliskan ‘Seoul National University’, nama perguruan tinggi ternama di Korea itu sudah terlihat jelas didepan matanya. Dengan senyum merekah, ia berjalan semakin dalam ke pekarangan universitas yang sudah menjadi dambaannya sejak duduk di bangku sekolah menengah atas.
Sebuah gedung dengan arsitektur modern menelanjangi matanya, namun ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Tepat di depan gedung tempat para mahasiswa baru akan berkumpul, segerombolan gadis-gadis sudah memadati pintu masuk. Shin mengerutkan keningnya dan berjalan makin mendekati hall. “Permis, permisi…,”ucap Shin terdesak karena pintu menuju hall terhalang oleh gadis-gadis. “Auw,”Shin jatuh terduduk karena terdorong oleh gadis-gadis yang berdesakan untuk melihat seseorang yang berada di dalam.
“Gwenchana?,”seorang pria mengulurkan tangan tepat dihadapannya.
“Oppa?,”Shin tersentak melihat sosok pria yang dikenalnya. ”Wooyoung oppa!,”Shin langsung meraih uluran tangan Wooyoung dan berdiri. ”Kau?,”tatapan tak percaya keluar dari mata Shin. ”Hahahah. Aku kira kerjaanmu hanya bisa menari dan menyanyi, ternyata kau cukup pintar juga bisa masuk ke kampus ini.”
“Ah, jangan meledek,”Woyoung menjintak kepala Shin pelan yang hanya disambut kekehan ketawa dari mulut gadis kecil yang sudah ia anggap sebagai adik. “Ayo masuk,”Wooyoung menggandeng tangan Shin, mengajaknya masuk ke dalam hall yang sudah mulai dipadati mahasiswa baru. “Mian atas ketidak nyamanannya. Sedang ada artis di kampus ini, lebih tepatnya di angkatanmu,”jelas Wooyoung, membuat air wajah Shin berubah menjadi tanda tanya besar. “Lihat…,”telunjuk Wooyoung mulai menunjuk pada satu sosok laki-laki yang tengah berdiri tegap dengan seorang pria paruh baya di sebelahnya.
“Choi Minho?,”tebak Shin tanpa beralih menatap Wooyoung yang sudah tidak lagi menunjuk sosok idol yang tengah naik daun itu,
“Ne,”jawab Woooung singkat.
“Ya! Jang Wooyoung, mulai merayu mahasiswi baru ya?,”seorang laki-laki tinggi besar dengan tubuh berisi bak atlet itu menyapa Wooyoung dan Shin.
“Ani hyung! Dia ini teman lamaku, sudah aku anggap seperti adikku sendiri. Enak saja kau menuduhku!,”tampik Wooyoung.
“Hahahaha…,”tawa lak-laki yang belum memperkenalkan namanya itu membuat gigi-gigi besarnya terlihat. “Ok Taecyeon,”laki-laki itu mengulurkan tangan pada Shin. Shin menyambutnya dan memperkenalkan diri.
“Kka, acara akan segera dimulai,”bisik Taecyeon.
“Ah. Shin, aku tinggal ya. Salam untuk kakakmu…,”teriak Wooyoung yang sudah semakin menjauh karena ditarik Taecyeon.
Mendengar pesan yang ia dapatkan Wooyoung, Shin segera mengirim pesan singkat kepada kakaknya yang berada di Busan, menyampaikan salam yang dititpkan Woyoung. Saat ia hendak memasukkan telepon genggamnya ke dalam saku celana, telepon genggam itu meluncur halus menjauh dan terbaring di atas lantai.
“Aish...,”Shin merunduk, mengambil telepon genggam yang kini sudah disambut oleh tangan lain, tangan yang bukan miliknya, tangan mulus dengan kuku yang dicat rapi berwarna merah itu mengambil telepon genggamnya.
“Lain kali hati-hati ya,”ucap perempuan itu ramah sambil memberikan telepon genggam berlayar datar itu kepada pemilkinya.
“Ne sunbaenim. Kamsahamnida,”Shin membungkukkan badan, tanda terima kasih atas bantuan perempuan yang ia kenal sebagai senior. Baru saja Shin selesai mengamankan telepon genggamnya di dalam saku celana, ia kembali melakukan kecerobohan untuk kesekan kalinya.
“Sorry,”ucap perempuan berambut pendek yang terlihat cantik, namun tertutup pakaian khas laki-laki yang ia kenakan.
“Ah, ye. Mianhamnida,”ucap Shin setelah tersadar bahwa ia sudah memerhatikan perempuan itu dari ujung kepala sampai kaki.
“Kau mahasiswa baru juga kan?,”tanyanya. “Kenalkan, namaku Kim Raegun,”perempuan itu mengelap tangannya pada jeans yang ia kenakan dan mengulurkan tangan kepada Shin.
“Kau lucu,”Shin tertawa kecil dan menjabat tangan Raegun. ”Kim Shin Neul”
“Apa kita berada di jurusan yang sama?,”Raegun menatap pita penanda yang bertengger di lengan Shin. Dengan cepat, Shin juga menatap pita yang Raegun kenakan. “Ah...,”mereka tertawa bersama, namun Raegun terlihat penasaran dengan sesuatu yang ada di belakang Shin. “Nuguseyo?,”Raegun menatap Shin penuh rasa ingin tahu.
“Nugu?,”Shin mencari arah pandangan Raegun. “Ah, seingatku namanya Taecyeon, Ok Taecyeon sunbaenim,”jawab Shin yakin namun ragu, taku salah memberi informasi.
“Ok Taecyon. Ok Taecyon. Ok Taecyon. Ok Taecyon…,”Raegun terus mengulang nama Ok Taecyeon dikepalanya, namun bibirnya juga tak bisa bungkam mengucapkan nama senior yang menarik perhatiannya. ”Gomawo,”Raegun tersenyum girang sambil terus menyebutkan nama ‘Ok Taecyeon’. ”Disini ada Choi Minho?,”kalimat berulang ‘Ok Taecyeon’ akhirnya terhenti dengan sebuah pertanyaan.
“Ye,”Shin mengangguk sambil memandangi keramaian yang menjadi pemandangan hari hari pertama menginjak bangku kuliah.
“Aku sangat suka padanya,”Raegun melipat tangan di depan dadanya. “Tapi sekarang aku suka Ok Taecyeon sunbaenim,”ucap Raegun kemudian, dengan mimik manja dan merangkul Shin seakan sudah mengenal sejak lama.
“Kukira kau memang tomboy, ternyata…,”tawa Shin meledak, melihat kelakukan Raegun yang ternyata berbanding terbalik dengan gaya pakaiannya.
“Memang kau tidak suka dengannya?,”raegun menatap Shin aneh.
“Nugu? Minho? Atau Taecyeon sunbae? Sudahlah,”Shin menarik tangan Raegun untuk mendekat kearah podium yang sudah berdiri para senior.
Sementara sebagian mahasiswa baru sudah duduk tenang di kursi masing-masing, Shin dan Raegun baru memulai pencarian tempat duduk mereka.
“Anyeong, apa kursi ini kosong?,”sapa Shin pada perempuan yang memiliki dua kursi kosong disebelahnya.
“Ne. Silahkan,”jawabnya lembut dengan selingan senyum yang manis. Shin pun ikut tersenyum, dan mengangguk ke arah Raegun yang tengah menunggu kode dari Shin.
“Han Minyoung,”uluran tangan menyambut Shin dan Raegun yang akhirnya sudah menemukan tempat. Mereka bertiga saling berkenalan dan menjalin satu pertemanan yang baru
Pengeras suara nyaring terdengar, mengeuarkan beberapa patah kata untuk menyambut kedatangan para mahasiswa dan mahahsiwi baru. Tak lama, ketua pelaksana dari acara pengenalan kampus pun muncul. Dengan almamater dan pakaian yang rapih, sosok laki-laki berjalan gagah membuat para gadis menatapnya kagum tak luput juga Shin, Raegun dan Minyoung. Kini sosok yang sedang dikagumi itu sudah berdiri tegak diatas podium untuk meberikan sedikit sambutan.
“Good Afternoon all,”ucapnya fasih dalam bahasa Inggris. “Before we start this program, I’ll introduce my self. My Name is Nichkhun Buck Horvejkul...,” kata-demi kata seakan menjadi hipnotis bagis ketiga gadis yang baru memulai petualangannya.
“Daebak...,”bisik Raegun
“Pintar…,”bisik Minyoung
“Tampan…,”bisik Shin
“Hahahaha…,”lalu terdengar suara tertawa kecil dari mereka yang tanpa sengaja, mereka saling bersautan satu sama lain.