Hani p.o.v
Ini aku ..
Ini aku , Aku saat ini terkurung didalam kamar yang hanya berhias tirai tirai putih .
Agin mengibasnya begitu kencang hingga sesekali tirai tirai itu menggapai sudut tempat tidurku .
“A! A ! PERGI ! PERGI KAU PERGI!” teriakku menjerit ketakutan melihat burung gagak hitam tiba-tiba masuk dan hinggap di ujung tempat tidurku.
Membuatku ketakutan, membuatku ngeri hingga aku mengerahkan seluruh tenagaku untuk mengusirnya pergi .
”Hani , tenang Hani tenang .” suara pria yang entah datang darimana memelukku dan menghentikanku berbuat kasar pada burung gagak itu .
Aku memeluknya dan menangis didalam sana , melepaskan ketakutan dan berkali kali memukulinya agar ia cepat mengusir gagak itu dari kamarku .
Pagi yang suram , kenapa harus ada gagak hitam masuk kedalam kamar ini ?
“Dia sudah pergi , kau tenanglah . aku akan berada disini untukmu .” ucapnya menenangkanku .
Membawaku duduk disamping tempat tidurku dan menghapus seluruh air mata yang masih menggenang di pipiku .
Aku ingat dia …
Pria ini ..
Kekasihku yang sangat kucintai , seorang pria yang tak akan melepaskan tangannya pada gadis lemah sepertiku .
“kenapa bisa gagak hitam itu masuk ke kamarku ? apa kau memelihara gagak akhir akhir ini? Hem?” tanyaku dengan bebas memasang tampang aegyoku didepannya .
Seperti biasa , ia selalu bersikap tenang dengan memberikan senyuman manis padaku .
Aku suka itu .
Melihat tulang pipinya yang terangkat dan matanya yang bersinar ke arahku , mengubah pandangan burukku tentang pagi ini .
“mungkin itu milik tetangga sebelah . aku akan memperingatkan mereka untuk tidak lagi melepas gagaknya secara sembarangan .” jawabnya memberikan ketenangan padaku .
Tak hanya itu , ia juga kembali memelukku dengan membelai rambutku lembut .
Sebuah kedamaian yang selalu kurasakan bersamanya , kedamaian abadi.
“sekarang ganti pakaianmu , kita akan menonton film yang menarik hari ini .” ucapnya melepaskanku dan mencium keningku sebelum berlalu pergi dibalik pintu putih kamarku .
Aku tersenyum disana , entah mengapa aku masih merasakan kehadirannya disini bersamaku .
Masih memelukku , dan tersenyum untukku .
“hari ini aku harus pakai apa ya ?” Tanya ku pada diriku sendiri .
Tapi entah dari mana datangnya , beberapa wanita dengan pakaian serba putih datang menghampiriku dengan wajah kesal . mereka begitu kesar memakaikan sepatu dan memilihkan parfum dan pakaian untukku .
Ini sudah kesekian kalinya selama aku tinggal disini mereka tetap berulah menyebalkan denganku .
Kulirik satu satu wajah pelayan menyebalkan itu dan menghafal wajah mereka .
Awas saja mereka !
Akan ku laporkan mereka pada oppa!
“OPPA !” panggilku setengah berteriak dan mendengus kesal sesampainya di ruangan gelap tempat kami biasa menonton film .
Wajahnya yang hangat memang menyambutku , tapi tatapan penuh kemarahan di lontarkan oleh orang-orang dibelakang sana kepadaku .
Pembantu-pembantu berpakaian putih itu , mungkin mereka cemburu karena aku menjadi wanita paling beruntung didunia ini yang bisa menaklukan hati pria selembut joonghyun oppa .
“ada masalahkah ?” tanyanya menghampiriku yang menekuk nekukkan wajahku sebal.
“mereka iri padaku , mereka iri karena aku memilikimu .” jawabku manja dan melirik ganas ke arah beberapa pasang mata yang juga siap menerkamku .
Lagi , ia hanya tersenyum membelai pucuk kepalaku dan mengacak-acakkannya dengan lembut .
“benar , mereka hanya iri . jadi , bisa kita mulai ?” tanyanya lagi kepadaku .
Ku anggukan kepalaku secepat kilat sebelum ia berubah pikiran .
Hari ini seperti biasanya aku duduk di tengah ruangan tanpa ditemani siapapun menonton film .
Joohyun oppa mengawasiku dari jauh didekat monitor sehingga jika sesekali aku bosan dengan filmnya , ia bisa langsung seketika menghentikannya .
Tapi berbeda dengan film sebelumnya yang ia putar , film kali ini tampak begitu ceria .
Tokohnya adalah sosok anak kecil cantik dengan senyum manis yang cerah dan tampak begitu bahagia .
Ia berlarian bebas di atas pasir pantai yang terlihat begitu hangat dan lembut .
Tawanya ringan , serasa tak ada beban yang ia rasakan disana .
Begitu bahagia .
Tapi aku cepat bosan , karena anak itu hanya tampil sendirian didalam film .
Aku menjawab beberapa pertanyaan yang dilontarkan Joonghyun oppa di sela-sela pemutaran film . mungkin fungsinya agar aku tak merasakan bosan dan sendirian .
Tapi dipertengahan cerita , anak itu ditemani oleh banyak orang .
Banyak sosok baru yang bermunculan hingga di akhir ceritanya .
Anak yang semula tampak bahagia itu kini tersenyum lebih bahagia lagi dan lebih ceria .
Film itu memperkenalkan satu persatu orang-orang baru yang muncul didalamnya dan terakhir memperkenalkan siapa anak kecil yang sedari awal tampil didalam filmnya .
“apa kau sudah ingat ?” Tanya Joonghyun oppa menyalakan lampu ruangan dan sosoknya duduk didepanku sembaru tersenyum .
Film telah berakhir dan akupun mulai lelah .
Tapi dengan mengangguk kecil aku menjawabnya .
“dengan hitungan satu dua tiga kau akan tertidur dan mengingat semua kejadian yang didalam film menjadi satu dengan memori otakmu dan heeyeon . satu dua ..”
Hani End p.o.v
“bagaimana keadaan Hee yeon saat ini ?” Tanya Jinwoon kekasihnya penuh kekhawatiran .
“ia baik , aku sudah berusaha untuk memasukan memori masak kecil ahn hee yeon kedalam memori mereka berdua . aku harap ini dapat mempelancar proses pengobatannya.” ucap Jonghyun menghela nafas lirih . mencoba menenangkan dirinya walaupun ia tampak begitu khawatir dengan kondisi gadis yang tengah berbaring di depan mereka berdua .
“terapi ini mungkin akan membutuhkan waktu yang lama . terlebih penyakitnya baru diketahui lima tahun terakhir ini .” ucap Jonghyun menghela nafas sembari mempersilahkan Jinwoon untuk ikut dengannya keluar dari ruangan .
“aku percaya padamu Dr.jonghyun .” ucap Jinwoon membungkuk hormat memberikan salam dan berlalu melewati lorong rumah sakit yang sepi .
Dengan hela nafas yang masih terasa berat terdengar, Jonghyun kembali masuk kedalam ruangan dan mengamati setiap tarikan nafas yang gadis di hadapannya itu hembuskan .
Poni yang menutupi dahi gadis itu mempercantik setiap detail wajah Hee yeon atau untuk sekarang ini Hani sang identitas dirinya yang lain .
“D.I.D” bisiknya mengambil sebuah buku yang tergletak di meja samping tempat tidur pasiennya .
Dissociative Identity Disorder atau Alter ego merupakan keadaan dimana terpecahnya kepribadian seorang individu yang kemudian memicu kehadiran kepribadian yang lain dalam diri satu individu .
Penyakit inilah yang menyerang Hee yeon , seorang putri tunggal pewaris perusaaan mainan terbesar di korea Toys corp dan pemilik tunggal pusat perbelanjaan mainan Toys Store .
Entah kejadian apa yang membuat kepribadian Hee yeon terpecah belah . Awalnya tak ada yang curiga dengan keadaan Hee yeon ketika gadis yang biyasanya pemurung dan menampakan ekpresi mengerikan seakan ingin menghabisi setiap orang yang melakukan kesalahan untuknya tiba tiba berubah ceria menggunakan pakaian cerah berbahan sutra di dalam rumah .
Biyasanya gadis itu lebih suka mengenakan celana hitam , kemeja hitam dan segala perhiasan gelap.
Namun hari itu , ia tampil cantik , ceria, dan tersenyum dengan hangat menggenakan mini dress pink dengan hiasan renda putih di setiap sudutnya .
Kepala pelayan Choi adalah yang pertama menyadari kondisi aneh itu ketika ia tanpa sengaja bertanya tentang perubahan nonanya .
“aku Hani ! Hani ! bukan Hee yeon !” ucap Hani menjawab kesal ketika kepala pelayan Choi memanggilnya terus menerus dengan Hee yeon .
“TIDAK!” pekik gadis itu terbangun dari tidurnya dan melihat sekelilingnya dengan suram .
“Hee yeon nona ?” Tanya Jonghyun ragu ragu ketika mata gadis itu bertemu dengan matanya .
“apa wanita itu masih juga hinggap di tubuhku ?” Tanyanya pada Jonghyun dengan nada kesal .
Ia membanting selimut yang membungkusnya dan bergegas membuka lemari pakaian berkayu gelap di pojok ruangan .
Wajahnya tampak kesal ketika melihat bayangan dirinya menggenakan gaun putih setinggi lutut terpantul di cermin kacanya .
“menjijikan .” bisiknya bergegas mengambil beberapa pakaian dan membanting pintu kamar mandinya keras-keras .
Jonghyun yang masih berada didalam ruangan hanya mampu berdiam diri disana . kepalanya terasa pening melihat kejadian yang sama terus berlanjut setiap harinya .
Jonghyun p.o.v
Aku membujuk agar gadis itu tenang dan duduk di sofa kamar inapnya .
Ia tampak gusar dan tidak tenang , disana aku bisa melihat ia masih sangat trauma melihat pantulan dirinya dengan gaun putih didepan cermin .
Ia cantik dengan gaun itu , kenapa ia harus begitu marah .
Ah , aku lupa jika ini adalah nona Hee yeon .
aku lupa kalau gadis ini bukan sosok Hani , pribadinya yang lain yang begitu ceria .
“aku mohon ceritakan padaku tentang semuanya , kita tidak mungkin bisa mempercepat penyembuhan anda jika anda terus menutup diri untuk tidak bercerita .” ucap ku mencoba memaksa dengan selembut mungkin pada pasienku yang satu ini .
Jika mampu ku hitung , ini mungkin adalah pertanyaan yang sama yang sudah kulontarkan ribuan kali sepanjang 5 tahun terakhir penanganan penyakitnya .
Dan kali ini , kemunculan Hani sebagai pribadi nona Hee yeon yang lain adalah kemunculan terlama yang pernah aku catat.
Sekitar 3 bulan 2 minggu lebih tanpa jeda atau tanpa membiarkan identitas diri Hee yeon yang asli muncul .
“aku mohon nona .” ucapku memelas menatap matanya yang masih menghidariku .
Ku hela nafas panjang didepannya sembari menutup buku yang ku baca sedari tadi .
Seperti biasa , kali ini pun ia tidak mau bercerita tentang kejadian apa yang telah menimpanya dimasa lalu .
Terkadang kejadian buruk dimasa lalu berpengaruh kuat dalam pembentukan kepribadian lain atau alter ego dalam diri seseorang , ditambah mental dan konsep diri orang tersebut lemah .
Memicu tumbuhnya kepribadian dirinya yang lain semakin kuat .
Bahkan sampai sosok atau kepribadian dirinya yang lain memiliki nama , sifat , hobi yang berbeda dengan kepribadian aslinya , dan kepribadian yang asli tak mampu mengingat tentang segala hal yang dimiliki kepribadiannya yang lain .
Seperti itulah yang dirasakan oleh pasienku nona Hee yeon sekarang .
Ia tak mampu mengingat kejadian yang telah dilalui oleh Hani kepribadiannya yang lain .
Ia tak mampu mengingat apa makanan yang Hani makan , apa yang telah Hani tonton dan ia tentu tak mengingat perasaan yang Hani miliki untukku .
Aku berharap ia tak mengingatnya .
Nona Hee yeon tentu akan semakin membenci alter egonya atau Hani jika ia tahu Hani telah berani untuk menyukai seseorang selain pria yang menjadi kekasihnya sekarang .
“saya rasa anda bisa kembali beristirahat sekarang , saya akan memberikan anda obat dan kembali besok jika anda sudah merasa siap .” ucap ku bangkit berdiri dan mencoba menutup percakapan dengan sebuah senyuman ramah padanya .
Seperti biyasa , ia tak membalas dan justru menyibukkan dirinya dengan laptop hitam yang telah terpampang dihadapannya .
“permisi.” Ucapku menutup pintu ruangannya pelan dan menghela nafas panjang .
Sepertinya ini tak akan mudah .
Jonghyun End p.o.v
Hujan mengguyur begitu deras sepanjang sore di kota Seoul .
Sebuah mobil sedan berwarna hitam melintas masuk kedalam halaman perusahaan besar Toys corp . sebuah bangunan perusahaan yang juga menjadi kediaman pribadi keluarga Ahn .
Senyuman ramah sekertaris ribadi tuan Ahn ayah Hee yeon menyambut Jonghyun dengan buku bergambar animasi frozen yang tengah memboming tahun ini .
“tuan sudah menunggu di rumahnya.” Ucap sekertaris Tuan Ahn ramah dan mempersilahkan Jonghyun mengikutinya .
Ornamen kartun-kartun terkenal box office terpajang disetiap sudut ruangan perusahaan mainan tersebut .
Pegawainya pun terlihat lincah mengendarai sepatu roda didalam ruangan perkantoran .
“aku seperti melihat pertunjukan sirkus disini .” ucap Jonghyun terkagum - kagum melihat bagaimana para pegawai begitu ceria menyusuri setiap ruang demi ruang dengan sepatu roda tanpa terkendala .
Tempat bekerja merekapun tidak terlihat seperti kantor pada umumnya . bilik-bilik kayu pembatas setiap karyawan tidak ada disana .
Semua bekerja dengan tim dan saling mengobrol satu sama lain .
Banyak alat permainan didalam sana , bahkan kantor itu lebih terlihat seperti playground kerena begitu banyaknya warna yang di pakai untuk meja dan kursi setiap karyawan .
“silahkan .” ucap sekertaris Kwon mempersilahkan Jonghyun memasuki lift menuju 2 lantai tertinggi perusahaan tersebut .
“perusahaan ini benar benar menarik , mungkin jika aku bukan seorang Dokter , aku akan tertarik untuk bekerja disini .” ucap Jonghyun membuat sekertaris Kwon tersenyum lebar menampakan kebanggaan diwajahnya .
“seharusnya anda berkunjung ke perusahaan ini sebelum mendaftar kuliah anda .” ucap sekertaris Kwon mencoba membuat lelucon di antara mereka berdua .
Tak terasa lift telah berhenti di lantai yang di tuju .
Segera Jonghyun mengikuti langkah kaki sekertaris Kwon menuju sebuah taman dalam ruangan yang begitu berbeda suasananya dengan perusahaan yang ada di bawahnya .
Tempat itu lebih tenang , lebih alami dan tentunya sepi .
Sosok pria paruh baya yang merupakan Tuan Ahn sang pemilik perusahaan tengah duduk di sudut taman sembari meminum sebuah teh beraroma lavender didepannya .
Senyumnnya berubah hangat ketika ia menyadari sosok Jonghyun telah datang menghadapnya .
Ia membalas hormat Jonghyun dengan sebuah anggukan singkat penuh wibawa .
Tak segan , ia menuangkan secangkir teh yang sama pada cangkir kosong milik Jonghyun .
“Apa kondisi Hee yeon memburuk sehingga anda perlu menemuiku secara pribadi ?” Tanya Tuan Ahn mencoba mencari penjelasan dari mata penuh kekhawatiran yang ditampakkan Jonghyun kepadanya .
“Tidak , Hee yeon telah sadar. tapi ….” Sesaat perkataan Jonghyun terhenti melihat ekpresi tenang Tuan Ahn dihadapannya .
Ia tampak sedikit takut untuk bertanya tentang hal yang mengganjal dipikirannya pada Tuan Ahn , namun jika ia tak kunjung mendapatkan jawaban atas pertanyaannya . ia akan sangat kesulitan untuk menyembuhkan Hee yeon .
“apakah anda mengetahui detail kejadian yang menimpa Nona Hee yeon sehingga tanpa disadari munculah kepribadian lain dalam dirinya ?” Tanya Jonghyun ragu dan tidak sedetikpun mengalihkan pandangan matanya dari Tuan Ahn .
Ia bersiap akan pengusiran dari Tuan Ahn jika pertanyaannya barusan telah menyinggung urusan pribadi keluarga Tuan Ahn .
Ia siap menerima bentakan , marah , dan segala cacian jika pertanyaannya itu sudah cukup keterlaluan .
Namun justru sebaliknya .
Tuan Ahn mempersilahkan dengan sopan Jonghyun untuk meminum teh yang telah ia tuangkan sembari tersenyum hangat .
Ia sempat menghela nafas beberapa saat sebelum akhirnya kalimat pertama muncul darinya .
“Anak laki laki . Dulu istriku ingin sekali memiliki anak laki-laki dan membesarkannya sebagai penerus perusahaan .” ucap Tuan Ahn sembari meneguk tehnya dan menatap langit-langit rumahnya yang terbuat dari kaca .
Rintikan hujan masih begitu deras , namun suaranya bahkan tak sampai masuk kedalam rumah itu .
Jonghyun dapat begitu jelas mendengar penjelasan Tuan Ahn dan sesekali mencatatannya dalam handphonenya .
“ia sempat mengalami shock ketika Hee yeon akhirnya lahir . ia tak dapat menerimanya . ia tidak dapat menerima Hee yeon yang seorang perempuan walaupun aku sudah beberapa kali menenangkannya dan mencoba menghiburnya .” sambungnya dibalik senyumannya yang pahit .
Jonghyun memang tidak melihat kejadian yang terjadi waktu itu , namun hanya dengan mendengar dari nada suara Tuan Ahn yang begitu lemah dan ekpresi wajahnya yang sedih sudah cukup membuat Jonghyun hanyut dalam kesedihan dan kekalutan keadaan yang dirasakan oleh Tuan Ahn .
“Dan sewaktu usia Hee yeon 5 tahun , aku sengaja menceraikan istriku agar ia terbebas dari hutang bisnis yang sempat menimpa perusahaanku . tapi disitulah semua bermula ...” hela nafas berat terdengar dan petir terlihat menyambar di luar .
Suara petir itu memang tidak begitu keras , namun cukup merusak konsentrasi Jonghyun beberapa saat .
“ia kehilangan akal sehatnya dan menuduh Hee yeon sebagai penyebab perceraian kami .” nafas Jonghyun sesaat terhenti .
Matanya teralihkan dari Tuan Ahn dan tangannya gemetar menarik cangkir porselen putih di hadapannya . ia butuh waktu untuk tenang sebelum kembali focus mendengarkan ceritanya
Tuan Ahn hanya tersenyum disana , ia tak menyangka seorang dokter kejiwaan hebat seperti Jonghyun akan sebegitu tegangnya mendengar ceritanya . padahal sebelumnya ia mengira Jonghyun akan begitu tenang mendengarkan ceritanya dan tidak banyak berekpresi .
“ya , istriku mengalami gangguan jiwa dan menyiksa Hee yeon putriku . ia menjadikan Hee yeon seperti layaknya anak laki-laki kebanyakan . memakai celana , berambut cepak , dan mendidiknya dengan keras .” lanjut Tuan Ahn kembali menghela nafas panjang .
Kali ini ia tidak berniat untuk menghabiskan teh lavendernya dan focus pada ekpresi Jonghyun didepannya .
Matanya menatap lurus wajah anak muda yang begitu serius mendengarkan ceritanya tanpa sekalipun bertanya padanya .
“barulah setelah perusahaanku stabil , aku memikirkan untuk kembali kepada istriku . tapi ..” potongnya sesaat .
Sebuah tetesan air menetes di wajah tuan Ahn yang kini telah berubah menjadi kulit yang keriput .
Tangannya tergenggam begitu kuat didepan Jonghyun seakan kalimat terakhir yang ingin ia ucapkan begitu berat rasanya
“tapi , sebelum itu semua terjadi ….istriku telah meninggal akibat kanker otak dan Hee yeon mengalami masa-masa sulit di ruang penyekapan dirumah istriku .” lanjutnya menangis lebih deras .
Sontak Jonghyun terdiam .
Matanya terpejam dan Nafasnya kembali terhenti mendengar cerita tersebut .
Ia bahkan tak menyangka bahwa pengalaman hani jauh begitu pahit .
Wajar jika Hee yeon terus menolak jika diminta untuk bercerita seputar masa lalu atau penyebab identitas dirinya yang lain muncul .
Pantas jika gadis itu memilih untuk menutup dirinya dan bersikap begitu kaku , dingin dan keras karena ia masih belum menerima dirinya sebagai seorang perempuan .
Jonghyun p.o.v
Aku terkejut dengan semua cerita yang disampaikan oleh Tuan Ahn padaku .
Hee yeon nona , sudah menyangka bahwa dibalik sikapnya yang menutup diri dan keras , ada banyak kejadian dan cerita pahit di belakangnya .
Sampai sekarang , aku masih merasakan ia mengalami trauma yang teramat berat dengan masa lalunya dan belum bisa menerima dirinya sebagai seorang perempuan sehingga ia mengatakan pada dirinya bahwa Hani lah sosok yang bisa mewakili mimpinya .
Mewakili impiannya untuk menjadi perempuan seutuhnya, menjadi perempuan yang ceria , yang tak pernah menerima tekanan apapun dan hidup bahagia penuh warna .
Perempuan yang begitu indah dan mampu membuat sipapun tersenyum bahagia melihatnya .
“aku bahkan sangat menyukai sosok Hani , ia seperti sosok putri ku saat ia berusia 3 tahun . begitu ceria dan cerah .” ucap tuan Ahn membuatku terdiam dengan seribu bahasa .
Bahkan tuan Ahn pun lebih menyukai nona Hee yeon sebagai sosoknya yang lain .
aku mencoba mengetahui lebih dalam nona Hee yeon dengan memasuki ruangannya dan memeriksa segala perabotannya .
ia tak banyak mengoleksi souvenir.
Kamarnya bahkan kosong dan hanya diisi dengan sebuah meja kerja yang berisikan banyak buku bisnis dan sebuah buku agenda yang telah usang .
Ku raih buku agenda itu dan mulai membaca isinya seijin tuan ahn .
Alangkah terkejutnya ketika aku menemukan banyak tulisan mewakili perasaannya didalam sana .
Kau tidak lemah , kau bukan perempuan . kau seorang pria
Perempuan tak pernah memimpin sebuah perusahaan
Aku harus kuat
Mataku kembali terpejam dan mengembalikan agenda itu pada tempatnya .
Aku sempat melamun cukup lama memikirkan cara apa yang tepat untuk membujuk nona hee yeon menerima dirinya .
Karena satu-satunya cara agar ia dan hani dapat bersatu menjadi sosok yang utuh adalah dengan saling menerima satu sama lain dan hee yeon harus mampu menerima dirinya sebagai seorang perempuan .
Tapi , jika ia tidak menerima dirinya sebagai seorang perempuan . untuk apa ia bertunangan dan menjalin hubungan dengan eli ?
“Tuan Ahn , ada satu pertanyaan lagi yang ingin aku tanyakan .” ucap ku
Jonghyun End p.o.v
cerita ini memang sengaja ku tulis singkat pada chapter pertama .
silahkan berikan comment kritik saran :)