Suasana koridor kelas 3 kini sepi.Bulan September ini kelas 3 sedang disibukkan dengan persiapan ujian sekolah.Para siswa diharuskan pulang sore karena mendapat tambahan materi pelajaran.Tentu saja hal ini membuat para siswa mengerang malas.Seperti yang dirasakan siswa kelas 3-B ini.Beberapa siswa bahkan terang-terangan tidur saat guru sejarah menjelaskan tentang terbentuknya benua.Suara lembut Mrs.Min seperti sebuah lullaby bagi mereka untuk lebih dalam tertidur.Sekarang pukul 5 pm,bel pulang sekolah berbunyi.Kim Seok Jin -ketua kelas- berdiri.
"Gamsahamnida,Seonsaengnim."
Setelah memastikan Mrs.Min telah pergi,kelas mulai bising dengan teriakan lega dan langkah kaki tergesa para siswa.Sampai di rumah dan istirahat di kasur empuk,itu yang mereka inginkan saat ini.Selagi setengah dari mereka yang sudah melangkah pergi meninggalkan kelas,masih tersisa satu siswa yang dengan nikmatnya masih tertidur.Salah seorang siswa wanita menghampirinya.Dengan iseng dia berteriak di telinga kanannya.
"Hwang Ri,ireonaaa!!!!"
Yang diteriaki tentu saja terkejut dan dengan tidak etisnya terjatuh dengan bokong menapak di lantai terlebih dahulu.
"Aww!Yak,Jeong Soo Jeong!Kau mau membuatku tuli,hah?"gertak Ri Rin.
Dengan wajah polosnya,Soo Jeong justru tertawa.Dan itu membuat sifat iblis Ri Rin bangkit.Ri Rin menggeret tangan Soo Jeong.Kini tidak hanya Ri Rin yang merasakan ngilu di bokongnya.
"Aww!Aish,sakit.Yak,Hwang Ri!Kenapa kau menarikku?Sakit tahu!"gerutu Soo Jeong.
Giliran Ri Rin yang tertawa."Haha,itu balasan atas meneriakiku dan membuatku terjatuh."Ri Rin tersenyum sarkatis.
Ri Rin bangun dan membereskan buku dan alat tulisnya.Dia menatap Soo Jeong yang belum berinisiatif bangun.Dia menghela napas kesal."Mau sampai kapan kau duduk di lantai dengan posisi menggelikan seperti itu,Nona Jeong?"tanyanya sarkatis.
Soo Jeong mendengus.Tak lama kemudian ekspresinya berubah menjadi memelas."Bantu aku,hm?"Soo Jeong mengeluarkan jurus aegyonya yang membuat Ri Rin mual.
"Aish,arra arra."Ri Rin mengulurkan tangan kanannya dan disambut senang oleh Soo Jeong.
"Gomawo,Chingu!Saranghae!"Soo Jeong memeluk Ri Rin erat.
"Aish,arra!Lepaskan pelukanmu,Jeong Soo!Aku masih normal!"Ri Rin mendorong tubuh kurus Soo Jeong.”Lagipula tubuhmu itu kurus!Kenapa tenagamu besar sekali,sih?”gerutu Ri Rin.
Soo Jeong menampilkan senyum polosnya sembari jemarinya membentuk V sign.
"Lebih baik sekarang kita pulang.Kajja!"ucap Ri Rin.
Mereka berjalan menuju pintu kelas.Saat sampai di gerbang keluar sekolah,seorang siswa laki-laki menghalangi mereka.Tanpa ba-bi-bu dia menarik tangan Ri Rin kembali menuju sekolah.Sedangkan Soo Jeong hanya melongo tidak tahu.
"Hey,Kim Jong In!Apa-apaan kau!Lepaskan!"erang Ri Rin.Ri Rin menatap Soo Jeong meminta bantuan.Namun,Soo Jeong terdiam kaku melihat tatapa sengit Jong In terhadapnya.
Ri Rin mencoba melepas genggaman tangan Jong In.Naas,tenaga Jong In tentu saja lebih besar darinya.Jong In tetap menarik Ri Rin tanpa memedulikan teriakan dan rontaan Ri Rin.Karena lelah,Ri Rin pasrah dan membiarkan Jong In terus menariknya.Mereka berjalan menaiki tangga menuju atap sekolah.Jong In melepaskan genggaman tangannya dan menyuruh Ri Rin duduk melalui tatapan matanya.Ri Rin bergidik melihat tatapan dingin Jong In.
"Ada apa kau membawaku kemari?"tanya Ri Rin dingin.Dia tidak akan bersikap lemah meskipun ia sedikit takut dengan tatapan mengintimidasi Jong In.Masih dengan mata lurus menatap Ri Rin,Jong In bertanya dengan suara dinginnya.
"Untuk apa Oh Se Hun menemuimu?"
Ri Rin mengernyit heran."Untuk apa kau-"
"Jawab saja!"gertak Jong In.
"Arra!Jadi-"
Mr.Jang sedang menerangkan tentang Sastra Korea dan aku memilih tidur daripada aku mendengar penjelasan yang sudah aku mengerti sebelumnya.Aku tidak terlalu peduli dengan nilai karena aku dianugerahi otak yang cerdas.Oh,aku tidak bermaksud sombong,namun itulah kenyataannya.Aku termasuk dalam '3 Otak Penting' sekolah ini.
Peringkat pertama dipegang oleh Si Pervert Kim Jong In.Peringkat kedua dipegang oleh Si Poker Face Oh Se Hun.Dan di peringkat ketigalah tempatku.Jujur saja,aku tidak terlalu suka dengan Kim Jong In.Dia adalah orang paling menyebalkan setelah Soo Jung sahabat cantikku.Alasan lainnya adalah ia memiliki otak yang cerdas tanpa perlu repot-repot belajar.
Heol,kenapa aku malah membahas Si Pervert itu!Sepertinya otak cerdasku ini sedang mengalami gangguan.
Bel istirahat berbunyi,pelajaran Mr.Jang juga sudah selesai.Aku bangkit dan meregangkan otot-ototku yang kaku akibat tidur dengan posisi membungkuk dan tangan terlipat.Oh,tidak bisakah sekolah memberi fasilitas kasur bagi setiap siswa?
Saat aku ingin meneruskan membaca novel yang kupinjam,tiba-tiba Oh Se Hun 'The Most Wanted' menghampiriku.Aku menaikkan satu alis.Ada urusan apa siswa kelas 3-A –kelas dengan siswa-siswa berotak cerdas-itu berkunjung kemari?Dia berdiri dihadapanku.Di tangan kanannya terdapat sebuah bunga Agapanthus.
"Eung,Hwang Ri Rin.Aku selama ini menyukaimu."terangnya to the point.
Wajah datar yang selama ini selalu terpajang di wajah tampannya sirna.Tergantikan dengan wajah gugup yang jarang ia tunjukkan.Oh seandainya situasinya tidak awkward seperti ini,pasti aku sudah memotret dan memajangnya di mading sekolah dengan tulisan ‘Oh Se Hun yang selalu berwajah masam kini menampakan wajah gugupnya!Apakah dunia sudah kiamat?’.Pasti seluruh penghuni sekolah akan gempar!
"Ri Rin-ah?"panggil Se Hun.
"Lalu?"tanyaku datar.
Wajahnya semakin kalut melihat responku.
"Would you be my girlfriend?"tanyanya penuh harap.
"Tidak.Maaf."jawabku tegas.
Cukup dua kata itu,dan ekspresi wajahnya berubah kecewa.Ah,aku jadi merasa sedikit bersalah.Hanya sedikit.
"Ah,begitu,ya?Biar ku tebak.Pasti karena,Kim Jong In?"tanyanya kecewa.
Aku membelalakan mata.Hey,yang benar saja!Aku?Jong In?Tapi-
"Jika benar tidak apa,kok.Kalau begitu,kita berteman saja bagaimana?"
Aku memutar bola mata."Baiklah jika kau memaksa."jawabku malas.
Se Hun memberikan bunga Agapanthus yang sempat terlupakan kepadaku."Ini,terimalah."
Aku merengut."Aku tidak suka bunga,asal kau tahu.Lebih baik kau berikan saja kepada para gadis yang mengelu-elukan namamu setiap hari itu!Telingaku sampai kebas mendengarnya!"ketusku.
Se Hun tertawa renyah."Inilah sifat yang aku suka darimu.Frontal dan jujur."
Aku mendengus."Well,terima kasih kalau begitu.Atas bunga dan pujiannya."
Ri Rin menyeringai kecil."Oh itu.Ada apa memangnya?"
Jong In terlihat sedikit kelabakan,tapi tatapannya masih mengintimidasiku."Aku hanya tidak suka dengannya.Bukankah kau benci siswa kelas 3-A?"Terlihat sekali dia sedang gugup.Ri Rin menahan diri untuk tidak tertawa.
"Kapan aku bilang begitu?Aku menyukai Oh Se Hun.Dia pintar,tampan,mempesona-ah,dia sangat sempurna.Jadi,apa salahnya kalau aku menyukainya?"
"Kau tetap tidak boleh berdekatan dengannya!"tegas Jong In
"Kenapa?"
"Karena aku menyukaimu."jawab Jong In cepat.Bola matanya bergerak-gerak liar.Jelas sekali kalau dia sedang gugup.Ri Rin terkejut dibuatnya.
Jong In memegang tangan Ri Rin."Aku,menyukaimu sejak kau membela seorang siswa wanita yang aku permalukan saat menyatakan perasaannya."Jong In terkekeh.
"Kau berkata dengan sangat lantang,'Hey,Gadis Bodoh!Untuk apa kau menyukai orang sepertinya?Kau hanya membuang waktu berhargamu!Kau terlalu berharga untuk menjadi mainannya.Dan kau,Weird Cassanova!Lebih baik kau pergi ke klub malam dan kencani wanita-wanita jalang yang bersedia melayanimu!Aku bosan melihat weirdo facemu itu!'Lalu kau pergi dengan sikap angkuhmu."Jong In menirukan suara Ri Rin dan terkekeh mengingat kejadian itu.
Ri Rin merengut kesal."Yang benar saja!Setelah kejadian itu,aku diburu para fans gilamu!"Jong In tertawa.
"Dan,tadi aku melihat Si Poker Face Oh mendekatimu,dan aku merasa....yah,cemburu."
"Yah,jadi sekarang kau tidak perlu cemburu lagi padanya."Ri Rin mengangkat bahu.
Jong In menatap Ri Rin bingung."Maksudmu?"
"Yah,mau bagaimana lagi.Sepertinya aku akan merelakan tabunganku untuk Soo Jeong.Aku sudah kalah taruhan dengannya."Ri Rin menghela napas pasrah.
Jong In mengerutkan kening."Taruhan apa?"
Ri Rin menekuk wajahnya."Soo Jeong membuat taruhan bahwa jika aku menyukaimu,aku harus membelikannya tas keluaran terbaru yang aku lupa nama brandnya.Ini semua karenamu,babo!"
Jong In menatap Ri Rin tidak percaya.Gadis ini memang mempunyai kepribadian yang tidak dapat ditebak."Kenapa menyalahkanku?"
Ri Rin menatap Jong In garang."Tentu saja!Jika saja kau tidak menggangguku terus aku tidak akan menyukaimu,Kim!"
Jong In memijat keningnya gusar."Aish,bisa-bisanya aku menyukai gadis ini!"gerutunya.
"Apa katamu?"desis Ri Rin.
Jong In tersentak."Eung,tidak.Aku hanya,eh sudah petang ternyata.Kau tidak mau pulang?"tanya Jong In mencoba mengalihkan perhatian.
Ri Rin baru sadar bahwa hari memang sudah petang."Benar!Ah,aku harus cepat-cepat pulang."Ri Rin berdiri dan melihat Jong In yang masih duduk melihatnya."Hey,kau tak mau pulang?"
Jong In tersentak kaget.Dia terlalu sibuk mengamati Ri Rin yang membelakangi cahaya matahari terbenam.Terlihat indah.
"Eh?Tentu saja."Dengan gugup Jong In berdiri dan reflek merangkul bahu Ri Rin."Oh?Mian,aku-"
Ri Rin merangkul pinggang Jong In dengan erat."Kenapa dilepaskan?Aku suka,kok.Di sini dingin.Dan rangkulanmu terasa hangat."
Jong In tersenyum tipis.Inilah gadisnya.Blak-blakan dan frontal,yah mungkin lebih tepatnya polos.Meskipun dia terlalu gengsi mengakuinya.
Jong In semakin mengeratkan rangkulannya di bahu kecil Ri Rin."Kajja!"
Mereka berjalan menuruni tangga dan berjalan menuju gerbang keluar sekolah.Untung saja penjaga sekolah belum menutup gerbang sekolah,jadi mereka tidak perlu repot-repot memanjat gerbang sekolah.
Perjalanan pulang mereka pun tidak pernah lepas dari ocehan,teriakan,dan pertengkaran yang berawal dari soal sepele.