Langsung aja ya .
=======
"Chagi-ya, mama sama papa mau pergi ke Canada, kamu jaga rumah baik-baik yah" ujar eomma seraya mengelus lembut rambutku yang panjang ini.
"Ne eomma" jawabku sambil tersenyum manis.
"Jangan lupa, kamu itu udah besar, berarti kamu yang bertanggung jawab penuh atas rumah ini" Ujar appa tegas
"Ne appa, lagian kalian cuma pergi beberapa hari mungkin juga seminggu, jangan khawatir, kan banyak ahjumma disini" jawabku tersenyum lebar yang menunjukkan deretan gigiku yang putih dan rapi.
"Iya sayang, tapi kamu juga harus hati-hati lo, sekarangkan banyak tindak kejahatan di sekitar kita, ah apa sebaiknya kita sewakan bodyguard saja yeobo" usul eomma, cepat sekali mengganti topik batinku.
"Oh ne ..ne .., bagus juga tuh yeobo-ya, sebentar saya telponkan tuan kim" setuju appa sambil memencet beberapa nomor di ponselnya dan pergi agak jauh dari tempatku tapi tetap saja aku masih bisa mendengar percakapan mereka -.-
"Yeoboseyo... Ne... Tuan Kim, aku minta tolong carikan bodyguard terbaik yang cocok untuk anakku.. kalo bisa orang terdekat tuan kim saja yang bisa dipercaya ... oh ya? .. gamsahamnida ... annyeong .. piip" ku lihat papaku memutuskan telponnya dan menghampiriku.
"oke sudah beres yeobo, sekarang kita bisa tenang karena sebentar lagi putra tuan kim akan segera datang" ujar appa sambil tersenyum senang, aku curiga kalau dilihat dari raut mukanya, dia sepertinya bahagia sekali, apa uri appa tak berfikir yang aneh-aneh kalo yang njaga aku tuh namja ? ah biarkan apa peduliku toh aku juga tidak kenal dan belum pernah bertemu sama anak Tuan Kim.
....
"Sudah ya sayang, jaga diri baik-baik. Ntar kalo mama mau pulang, tak bawain oleh - oleh yang banyak, yang kamu mau deh" ujar eomma sambil mentoel pipiku yang chubby ini.
"Jeongmalyo? jinjja? ahhh, senangnya aku mau tas, baju yang lucu, kalung, gelang, bla .. bla ... bla" ocehku panjang kali lebar kali tinggi dan aku tak bisa mengontrol ocehanku kalo sudah bicara tentang oleh-oleh. hehe aku kan suka oleh-oleh.
"Yak yak yak .. banyak sekali permintaanmu .. udah sana, eomma sama appa mau check in dulu.. bye sayang" ucap eomma sambil mencium keningku lembut.
"Oh ya sayang, kata tuan Kim tadi, anaknya sudah di rumah, ntar kamu kenalan sama dia okke" ujar appa, juga sambil mengacak-acak puncak kepalaku dan mengedipkan salah satu matanya genit ke arahku.
"Aissh" desisku sambil merapikan tatanan rambutku yang mulai berantakan karena ulah appa dan apa tujuannya cobak mengedipkan sebelah matanya untukku, ku bilangin mama baru tau rasa tuh papa. Ku lihat mereka berdua sudah berjalan jauh dari tempatku sekarang, "semoga selamat sampai tujuan .. eomma appa" ujarku dalam hati dan melambaikan sebelah tanganku ke arah mereka berdua yah walaupun mereka tidak tahu...
.....
"Selamat datang nona" ucap salah satu ahjumma di dalam rumah ini.
"Dia dimana ?" tanyaku tanpa menjawab sapaan ahjumma tadi.
"Dia siapa maksud nona ..? oh Tuan Kim Jongin itu kah ? dia ada di dapur, sepertinya sedang memasak " jawab ahjumma itu, aku menautkan kedua alisku bingung, Kim Jongin, Kim Jongin yang suka di panggil Kai itukah ? batinku, ah pasti bukan dia, segera ku tepis semua bayangannya dalam benakku. Eh ngomong - ngomong kenapa dia langsung main pakai dapurku, dia itu siapa, berani sekali dia. Aku marah, karena ada yang menyentuh barang-barang di rumah ini tanpa ijin dariku, yah meskipun yang membeli bukan aku, tapi aku yang bertanggung jawab atas rumah ini. Akupun langsung berjalan cepat menuju dapur. Kulihat dia memunggungiku, eh aroma ini, sudah lama aku tak mencium harum aroma masakan ini. Apa mungkin dia Kai ? cinta pertamaku, pacar pertamaku, dan mantan pertamaku yang kubenci? kenapa dia disini? apa mungkin orang yang menjadi bodyguardku dia? ANDWE !! CHOLTE ANDWE!! ah lebih baik aku sapa dia untuk memastikan.
"Yak Neo" tegurku dan dengan segera diapun membalikkan badannya yang tergolong atletis, kekar, dan mungkin enak sekali kalo di buat bersandar untuk pelukan, hihi
"Mwo?" jawabnya santai seolah-olah dia pemilik rumah ini. Apa-apaan dia ? dan sewaktu dia menatapku, mata hitam itu
deg..
Oh my, kenapa ? kenapa harus dia ?
deg..
hatiku.. hatiku sakit lagi, cukup ..
"Ka.. ka.. kai ?" kata itu keluar begitu saja, bibirku bergetar saat mengucap namanya. Tanpa terasa kedua mataku memanas, air mata ini, kenapa tak bisa berkompromi, kenapa aku bisa menjadi cewek cengeng bila sudah berhadapan dengannya. Sesegera mungkin aku mengusap kasar air mata ini, dan berusaha setenang mungkin.
"Hai, oh iya nama saya KIM JONGIN, bukan Kai bangapseumnida" ucapnya tersenyum manis sambil membungkukkan badan dan tentu saja dia sudah tidak memasak lagi.
"Ha ?" aku terbengong refleks, mulutku menganga, dan He, kok bisa ? heranku dalam hati
"Oh ne, hhe... mian aku Kang Soo Neul bangapseumnida" ucapku gugup dan agak canggung sih mengingat wajah, tata cara dia bicara, namanya, dan semua yang ada padanya sangat mirip sama Kim Jongin atau Kai mantan pacarku, hanya saja yang membedakan itu, dia lembut, suka tersenyum sedangkan JONGIN mantanku dia cuek, dingin selalu datar pada orang yang baru dikenalnya. Tapi sejak aku mengenal dan berpacaran dengan jongin-mantan pacarku- beberapa tahun silam, jujur Jongin yang sekarang mirip sama Jongin mantanku. Apa mungkin ini Jongin mantan pacarku, tapi ? ah molla, sudah biarkan mungkin hanya suatu kebetulan belaka, ya kebetulan belaka. Lalu kutinggal dia menuju kamar untuk tidur melepas penat lagian ini juga usah sore.
----------------Next Day----------------
"Hoamm...." aku menguap selebar-lebarnya sambil merentangkan kedua tangan diatas kelapaku, mungkin kalau ada orang yang melihat, aku dikira kuda nil, hahaha. ah biarlah apa peduliku mana ada yang liat.
"Selamat pagi, Soo-ah" sapa seorang namja di depan wajahku. Namja?? namja ..., mataku segera membulat sempurna saat mendengar suara itu.
huaaa
Bruakk. Ku dorong tubuhnya saat itu juga.
"Arghh" rintihnya
"Nu.. Nu ..gu ...ya.." tanyaku takut
"Astaga soo-ah, ini aku Jongin. Aduh pantatku sakit sekali" erangnya sambil mengelus - elus pantatnya .
"Apa yang kau lakukan Jongin-ssi. Aku tidak sexy dan aku jelek, tolong jangan lakukan sesuatu yang buruk terhadapku" aku berteriak dan memohon dengan tampang semelas - melasnya, tak lupa juga ku eratkan selimut untuk menutupi tubuhku.
"Astaga.. aku tidak akan macam-macam denganmu. Aku hanya membangunkanmu, tidak lebih" akunya. Akupun segara bangkit dan menyuruhnya keluar dari kamarku.
--------------
"Kenapa dari tadi kau terus-terusan memandangku? wae? aku tampan ya?"
uhuk
Dengan segera aku mengambil segelas air putih yang ada di samping piringku. Ya sekarang aku ada di meja makan tentunya bersama Jongin yang sekarang duduk di depanku.
"Gwenchana ?" tanyanya khawatir. Aku mengangguk dan mengusapi sisa-sisa kotoran yang sempat keluar dari mulutku dengan tissu akibat tersedak tadi. Mampus aku ketahuan batinku. Segera aku bersikap tenang dan memandangnya.
"Nan gwenchana, Jangan khawatir" jawabku sambil tersenyum senang. Ternyata ada yang perhatian padaku setelah Jongin si mantan –
"Hari ini kan liburan, bagaimana kalau kita jalan-jalan" ajaknya yang langsung saja aku mengiyakan ajakannya itu, lumayan daripada aku berdiam diri disini.
----------
Setelah sekian lama berjalan yang tak tahu arah akhirnya sampai juga. Ya ampun anak ini jeongmal, apa dia gak capek apa setelah sekian lama berjalan dari rumah ke tempat ini yang jaraknya sekitar 2 kilometer. Micheosseo! pikirku.
Deg..
Kenapa tujuannya kesini, kenapa tujuannya sama seperti Kai kalau mengajakku keluar? kenapa juga harus ketempat ini. Disini, lebih tepatnya di ruangan dance, ruangan bercat putih yang berukuran 5 x 6 m dan dikelilingi oleh kaca-kaca besar, serta disudut ruangan ada sebuah tipe radio dan speaker besar dengan warna coklat berpadu cream. Disini aku selalu menghabiskan waktuku bersama Kai kalau senggang dan kami juga lebih sering berpacaran disini, disini juga tempat bersejarahku dimana dia menyatakan dan memutuskan cintaku, serta tempat aku mendapatkan ciuman pertamaku. Aku memandang Jongin yang sedang berjalan menuju tipe radio itu dengan sedih, tanpa terasa aku mengeluarkan air mata. Dia menoleh dan menatapku sepertinya dia tahu kalau aku sedih dan menangis, kemudian dia berjalan cepat menghampiriku yang ada di depan pintu ruangan ini dan mengusapkan salah satu ibu jarinya ke kedua pipiku serta menghapus air mataku yang sempat jatuh, persis seperti Kai bila melihatku menangis. Tangiskupun mulai pecah saat mengetahui kemiripan ini. Dibenamkannya tubuhku kedalam pelukannya, mungkin dia bermaksud menyewakan dada kekarnya untukku menangis. Aku menangis sejadi-jadinya di dalam dekapannya. Semakin lama kepalaku pusing dan pandangankupun kabur. setelah itu yang kutahu... gelap.
------------
"Sudah sadar?" tanyanya saat aku membuka kedua mataku perlahan.
"Ka ... Ka .. Kai ?" rancauku. Entah kenapa aku merasakan kehadirannya dihadapanku. Dan itu berarti Jongin yang sekarang ini.
"Namaku Jongin bukan Kai, soo-ah" ucapnya. Mana aku peduli pokoknya aku akan tetap memanggilnya Kai. Jujur meskipun Kai sudah jahat padaku dalam hati ini aku masih sangat mencintainya dan berharap dia kembali lagi padaku. Aku tidak peduli terhadap orang yang nantinya menganggapku cewek murahan atau cewek apalah yang jelek-jelek. Pokoknya aku akan terus bersama Kai, egois bukan? tapi aku akan tenang dan nyaman bila bersamanya. Dan aku sangat sangat berharap bila Jongin yang ada di hadapanku itu Kai, akan kubuat dia mencintaiku lagi dan kubuat dia menjadi pacarku kembali. Aku mohon Tuhan ...
"Tapi, kau sungguh mirip dengan Kai, Jongin-ah" ucapku lagi, kali ini bersama dengan air mataku yang mulai turun. Tapi segera saja aku mengusapnya dengan kasar. Dia menarik tanganku menjauhkannya dari wajahku untuk menghentikan aktifitasku mengusap air mataku, dan mengganti dengan ibu jarinya untuk mengusap air mataku ini.
"Sepertinya aku harus menghentikan semua ini " Ucapnya tiba-tiba. Aku menautkan kedua alisku bingung. Ada apa ini ?
Hening
"Saengil chukkae hamnida, Saengil chukkae hamnida, Saranghaneun uri Soo Neul, saengil chukkae hamnida yeee" tiba-tiba saja pintu kamarku terbuka dan masuklah beberapa orang yang aku kenal. Aku menatap Jongin bingung, tapi yang ku tatap malah memamerkan senyuman evilnya. Kemudian eomma dan appa menghampiriku dan meletakkan kue ulang tahun di hadapanku. Tak lupa juga sahabat-sahabatku, satu persatu datang menghampiriku dan memberikanku hadiah. Aku tersenyum senang mengetahui teman dan keluargaku mengingat hari lahirku, dan Jongin ? bagaimana bisa ia mengetahui hari kelahiranku. Aku meniup lilin ulang tahun ini dan berdoa- berharap Kai-mantan pacarku- datang kesini dan melamarku. Setelah selesai berdoa, aku menatap mereka semua satu persatu dengan pandangan mengintimidasi seraya meminta penjelasan.
"Ah ituuu, biar dia saja yang menjelaskan" Ujar salah satu sahabatku menunjuk kearah Jongin? Eh
"Iya, soo-ah kau minta penjelasan saja sama dia" ujar eomma yang diamini oleh semua orang yang ada disini. Kemudian mereka satu persatu mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku dan pergi keluar dari kamarku dengan tergesa-gesa. Kecuali satu orang-Jongin. Aku menatapnya penuh selidik, kulihat dia salah tingkah akibat pandanganku yang mematikan ini.
"Sekarang jelaskan semua ini Jongin-ssi" gertakku dengan nada yang sengaja kubuat seram ini.
"Ah, kau ini chagiya, jangan menatapku seperti itu, aku jadi salting kan. Calm down baby" Ucapnya merajuk disambi cengar cengir gak jelas yang membuat emosiku melonjak.
"Cepat jelaskan" Tuntutku gak sabaran. Ya, aku butuh semua penjelasan darinya.
"Oke begini ..., sebentar aku duduk dulu, capek tau" Rajuknya lagi
"Ppalli" tuntuntku lagi
"Ne ne, ommo yeojachinguku ini gak sabaran" jawabnya sambil mencubit pipiku gemas
"Apa maksudmu, yeochin ? nugu ? na? aku mantan pacarnya KAI bukan PACARmu Kim Jongin" Ucapku penuh penekanan seraya memperbesarkan kedua mataku kearahnya. Aku menatapnya sengit.
"Jadi begini, singkatnya aku ini KAI yang kau kenal, dan Jongin itu, memang namaku tapi aku tak mengakui kalau aku ini KAI, aku bersama sahabat dan keluargamu udah berencana membuat kejutan di hari ulang tahunmu yang ke-17 ini. Kalau Sweet seventeen ya harus sweet dong, benar gak chagiya~" ujarnya sambil tersenyum manis kearahku. Aku menatap kedua matanya mencari-cari kalau dia mungkin saja berbohong. Tapi sepertinya tidak...
"Waktu kau memutuskanku apa itu juga salah satu bagian dari rencanamu" tanyaku
"Iyalah, aku sengaja membuatmu begitu agar rencana ini sukses :D" jawabnya innocent, aku cengo
"Aigoo..Aigoo.. Aku tidak percaya ini .." ucapku menggeleng-gelengkan kepalaku
“Percayalah .. aku ini KAI, yeobo~” akunya dan langsung memelukku. Ah nyaman sekali sepertinya dia memang KAI ku.
“Yakk” ku dorong tubuhnya dari tubuhku tapi
Brukk
Tanpa kuduga dia juga menarik tanganku alhasil kami terjatuh berdua dan posisinya itu yang sama sekali tidak mengenakkan dia dibawah tubuhku. Aku memandang wajahnya diapun melakukan hal yang sama denganku. Kami terlarut semakin dalam hingga wajah kami hanya beberapa centi, semakin dekat ... sampai bisa kurasakan nafasnya yang memabukkan itu terhirup dihidungku. Sedikit lagi ...
“Apa yang kalian lakukan ?” pekik eomma yang entah kapan sudah masuk ke dalam kamarku ini. Apa aku aja yang tidak sadar gara-gara terlarut dalam wajah Kai. Sontak kami berdua berdiri dan kulihat wajah Kai memerah dan gugup. Begitu juga aku.
“Kalian mama nikahin aja ya” ujar eomma yang sontak membuat kami kalang kabut.
“Ha”
“Nah itu kalian udah nunjukin kalo kalian cocok, oke dalam sebulan ini kalian harus siap-siap buat pernikahan kalian” ujar mamaku lagi yang membuatku shock, mataku membesar dan mulutku menganga. Begitu juga Jongin cuma dia tak melakukan hal terakhir yang aku lakukan.
“Oke kita pasrah saja” kata jongin sambil tersenyum
“Arraseo” ucapku tersenyum dan memeluknya. Dan mencium singkat bibirnya itu. and This is My Special Birthday Ever. Saranghae Jongin, Kim Jongin, Kai.
---END---