home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Magic School

Magic School

Share:
Author : fangirlkiddo
Published : 30 Jan 2015, Updated : 18 May 2016
Cast : Ahn Jiyoung (OC) Kim Jiwon Kim Woobin Choi Sulli Choi Minho Choi Siwon Jung Soojung Park Jiyeon
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |888 Views |0 Loves
Magic School
CHAPTER 2 : Prom Night

Author POV

Bel pulang sekolah berbunyi, semua murid mulai kembali ke asrama masing-masing tak terkecuali Jiyoung dan teman-temannya. Ketika mereka sedang bersenda-gurau saat masuk ke dalam asrama, tiba-tiba Jiyoung merasa menginjak sesuatu.

“Hey, tunggu sebentar.” Jiyoung melihat ke kakinya yang menginjak sesuatu itu.

Ia mengambil benda itu yang ternyata adalah sebuah amplop dari pihak organisasi siswa disana.

“Surat apa itu?” tanya Jiwon sambil melihat dengan seksama amplop surat itu.

“Dari stempel yang ada di amplopnya ini sudah pasti dari pihak organisasi siswa.” Jawab Jiyoung sambil merobek amplop yang tersegel rapi itu.

“Ayolah, Jiyoung. Cepat bacakan surat itu, aku sangat penasaran dengan isi dari surat itu.” Ucap Soojung tak sabar.

Jiyoung mulai membacakan suratnya.

“Teman-teman dari segala asrama, tingkatan, maupun kelas. Kami dari organisasi siswa Korean Magic School akan mengadakan event 5 bulan sekali yang dahulu sempat terhenti karena permasalahan internal. Event 5 bulan sekali itu adalah “Prom Night” ini adalah ajang yang dibuat oleh pihak organisasi sekolah dengan harapan setiap asrama, tingkatan, kelas yang berbeda bisa menjalin hubungan yang baik dan bisa mengenal satu sama lain. Acara ‘Prom Night’ ini akan diadakan Sabtu minggu ini di gedung pertemuan siswa pada jam 07.00 PM. Kami harapkan semua anak datang karena ini adalah event yang sangat menyenangkan, kami bisa jamin itu. Sekian pemberitahuannya, salam Anggota Organisasi Siswa”

“Jadi.. event itu kembali diadakan?” tanya Sulli.

Jiyoung hanya mengangguk.

“Akhirnya sekolah ini mengadakan lagi acara itu. Dimana lagi akan ada sekolah yang mengadakan event prom night 5 bulan sekali. Waktunya sangat pendek dan mendadak, aku pun bingung harus memakai gaun yang model apa dan warna apa. Hhhh…” Jiwon menghela nafas.

“Tak perlu khawatir, aku akan mengatur semua kostum kalian.” Semua temannya melihat kearah Soojung ketika ia berkata ia akan mengatur semua kostum teman-temannya itu.

“Aku curiga, jangan-jangan kau adalah orang yang berada dibelakang acara prom night ini.” Selidik Jiwon.

“Mengapa kau bisa berpikiran begitu? Ayolah, aku sudah tidak menjadi anggota organisasi sejak 7 bulan yang lalu. Dan aku tidak mungkin bergabung dengan mereka semua.” Jelas Soojung.

“Lagipula aku keluar dari organisasi itu karena Jiwon juga.” Ujar Soojung lagi sambil melihat kearah Jiwon.

“Mengapa kau bawa-bawa aku? Lagi pula aku menyuruhmu keluar karena kau tidak ingin kan diusik ketenangannya oleh pria aneh yang bernama Kim Woobin itu” ucap Jiwon bernada sinis.

“Oh, jadi Soojung diganggu oleh mantan pacarmu Woobin itu? Tapi mengapa ia harus menganggu Soojung? Ini terjadi ketika kau sudah putus dengannya? Benar?” ucap Jiyoung memastikan.

“Saat kita putus aku memutuskan semua komunikasi diantara kita. Nomor ponsel dan apapun yang berhubungan dengan komunikasi aku dengannya aku hapus. Aku kira dia akan menyerah dengan apa yang aku perbuat terhadapnya, ternyata dia pintar. Dia menghubungi Soojung untuk menanyakan alasan aku memutuskan hubungan dengannya, bagaimana kabarku dan lain-lain yang berhubungan dengan diriku.” Ujar Jiwon panjang lebar.

“Memangnya alasan kau putus dengannya apa?” tanya Jiyoung dan Sulli serempak.

“Jiwon putus dengannya karena Woobin tertangkap basah sedang berjalan berdua dengan perempuan lain.” Sahut Soojung.

“Hhh.. aku kira Woobin sangat berbeda dengan Siwon, ternyata mereka sama saja.” Ucap Jiyoung dengan nada sinis.

“Ah, tetapi aku tidak ingin  mengingatnya lagi. Melihatnya saja aku sudah bosan dan muak.” Kutuk Jiwon.

“Jangan begitu. Jika nanti ia mengajak kau kembali berpacaran seperti dulu, apakah kau masih muak?” selidik Sulli.

Jiwon menggelengkan kepalanya begitu keras.

“Aku berani bertaruh ketika malam prom night mereka akan menghabiskan malam bersama.. Kkk.” Ucap Soojung sambil terkekeh.

“Diam kau Soojung! Jangan sampai aku menjahit mulutmu yang jahil itu!” Jiwon menunjuk-nunjuk mulut Soojung.

Soojung langsung menutup mulutnya rapat-rapat dengan tangannya. Wajah Jiwon perlahan memerah, ini pertanda emosinya belum stabil meskipun Soojung sudah tak melanjutkan gurauan yang sedikit menyinggung Jiwon.

Jiyoung memegang bahu Jiwon, “Sudahlah, Soojung hanya bercanda.”

Seketika amarah dan emosi yang ada di diri Jiwon mereda dengan sentuhan dingin dari tangan Jiyoung. Jiyoung seperti penenang bagi Jiwon yang sangat mudah tersulut emosinya. Jiyoung memiliki kekuatan menstabilkan emosi bagi orang terdekatnya, tak terkecuali sahabat-sahabatnya itu. Diantara mereka yang paling sering tersulut emosi adalah Jiwon, tingkahnya yang arogan, emosional itu membuat sahabatnya itu tidak berani membuat emosinya memuncak seperti apa yang dilakukan Soojung sekarang.

-Asrama Folkstraad, 07.30PM-

Malam ini, kamar asrama Jiyoung sangat ramai dan berisik tak biasanya kamarnya yang sunyi. Mereka sibuk mencari bahan dan mendesain kostum untuk malam prom night. Bukan hanya itu, kamar mereka pun banyak makanan ringan yang tergeletak di lantai.

“Hey, aku membuat sketsa gaun untuk kalian. Mana yang kalian suka?” Sulli menunjukan hasil desainnya kepada Jiyoung, Soojung dan Jiwon.

Mereka menunjuk sketsa desain yang mereka sukai. Ketika mereka sedang berdiskusi tentang sketsa itu, tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu.

“Biar aku saja yang buka.” Jiyoung langsung bangun dari tempat duduknya.

Jiyoung terkejut ketika yang mengetuk pintu adalah Woobin.

“Woobin? Kau aneh sekali datang malam-malam ke asrama. Apa kau sudah meminta izin pada kepala asrama?” Jiyoung melihat ke lorong asrama.

“Tenang, aku sudah mendapatkan izin dari kepala asrama. Dan aku tidak sendiri, aku membawa Siwon.” Ujar Woobin sambil menunjukan senyumnya yang menegaskan rahangnya itu.

“Kau ajak dia? Mengapa kau tidak mengajak yang lain?” keluh Jiyoung.

Belum sempat Woobin menjawab pertanyaan Jiyoung, Siwon sudah datang dan sekarang tepat berdiri didepan kamar asrama.

“Aduh, aku muak melihat wajah dia. Apa bisa Woobin mengajak orang lain selain dia?” gerutu Jiyoung dalam hati.

Siwon dan Jiyoung saling bertatapan sinis dan rasa jengkel.

“Jiyoung? Kau tidak menyuruh aku masuk? Harus berapa lama lagi aku berdiri didepan pintu?” Woobin melambaikan tangannya tepat didepan mata Jiyoung.

“Baiklah, silahkan masuk.”

Jiyoung mempersilahkan dua orang itu bertamu di asramanya.

“Ah, rupanya kalian.” Sambut Sulli.

Jiwon yang sedang sibuk dengan laptopnya dialihkan perhatiannya oleh tamu yang sekarang berada di hadapannya.

“Dia lagi, aku muak.” Batin Jiwon.

Jiwon memberikan bahasa tubuh yang kurang menyenangkan dengan cara mengerutkan dahinya dan menggaruk-garuk kepalanya.

“Oow, sepertinya akan ada perang kedua jika Jiwon tidak bisa mengendalikan emosinya.” Bisik Soojung pada Sulli.

“Aku berdoa semoga suasana ini tidak berubah menjadi perang dunia.” Bisik Sulli.

*Author POV end*

 

Jiyoung POV

Aku membuat minuman untuk Woobin dan Siwon. Mengapa ia harus mengajak Siwon kesini? Tidak bisa jika ia mengajak temannya yang lain? Lagi pula temannya bukan hanya dia, masih ada Minho. Ah, aku tidak mengerti lagi bagaimana jalan pikiran dari laki-laki aneh itu.

“Ini minumnya.” Aku meletakkan dua cangkir teh hangat di meja.

“Terima kasih Jiyoung.” Woobin langsung menyeruput teh hangat itu.

“Jadi, dalam rangka apa kau datang kesini? Apa ada hubungannya dengan acara prom night minggu ini?” ucapku to the point.

“Aku sebagai panitia dari prom night ini bertanggung jawab atas semua acara. Karena untuk prom night ini tidak melibatkan seorang guru pun. Semua guru sedang sibuk liburan dan sebagai timbal balik karena mereka liburan organisasi siswa boleh mengadakan prom night kembali. Asalkan, semua berjalan tanpa ada gangguan dan pengacau.” Ujar Woobin.

“Seisi sekolah ini hanya ada siswa dan kepala asrama. Jadi aku harap ketika acara kalian bisa berkoordinasi penuh dengan semua panitia.” Lanjut Woobin.

“Tenang, aku dan teman-temanku bisa kau andalkan. Aku tidak akan membuat acara rusak sedikit pun.” Ucapku pada Woobin.

“Baiklah, itu saja yang aku sampaikan.” Woobin bangun dari tempat duduknya.

“Aku kembali ke asrama dan untuk Jiwon.” Woobin menaikan nada bicaranya sedikit agar didengar oleh Jiwon yang sedari tadi tidak pernah menyapanya atau bahkan menatapnya.

“Jangan tidur larut malam dan jangan makan malam.” Lanjut Woobin.

Woobin keluar dari asramaku bersama dengan Siwon yang menyebalkan itu.

Seisi kamarku dibuat terkejut oleh perhatian yang kembali Woobin tunjukkan untuk Jiwon.

*Jiyoung POV end*

 

Author POV

Wajah Jiwon merah padam menahan malu sekaligus tawa. Ia tidak  menyangka dirinya akan mendengar kembali perkataan untuk tidak tidur malam dan makan malam yang keluar dari mulut Woobin. Sudah sangat lama ia tidak mendengar kata-kata itu semenjak mereka menyudahi hubungan yang pernah mereka jalani.

“Aku berani bertaruh jika Jiwon disaat malam prom night akan diajak berdansa.” Jiyoung melipat kedua tangannya di meja dan meletakkan dagunya tepat didepan Jiwon.

“Ayolah, itu hanya gurauan atau gombalan dia. Aku tahu dia tidak bisa serius seperti itu dan perkataan itu hanya basa-basi dia saja.” Jiwon langsung beralibi.

“Jiwon.. Jiwon… Jika itu menjadi kenyataan baru kau tahu rasa. Hahaha..” ledek Soojung sambil tertawa.

 

-Asrama Danzel, 09.00 PM-

Sudah pukul 09.00 malam dan suasana di asrama Danzel sunyi dan sepi. Namun, kamar asrama yang dihuni Woobin, Siwon dan Minho pun belum sunyi dan sepi seperti di lorong. Mereka masih sangat asyik dengan games, televisi, gadget mereka. Bahkan sesekali mereka saling menjahili satu sama lain dengan candaan ala anak laki-laki.

“Hyung, bagaimana dengan kunjunganmu ke asrama Folkstraad tadi?” tanya Minho pada Woobin.

“Ah, entahlah. Jiwon sama sekali tidak menegurku atau menanyakan kabarku.” Jawab Woobin lesu.

“Ah? Jinjja? Ternyata dia masih belum juga ingin memaafkanmu ya. Hahaha” ledek Minho.

Gurauan Minho membuat Woobin jengkel.

“Kau ini! Sudah tahu aku sedang berusaha memperbaiki hubungan yang rusak. Sekarang, kau menambah moodku menjadi bertambah buruk.” Woobin memukul kepala Minho.

“Aduh, Hyung! Aku hanya bercanda. Lagi pula kau harus mendekatinya sesering mungkin. Jadi, jika kau terus-terusan bersamanya bukan tidak mungkin dia akan terbiasa denganmu.” Ujar Minho dengan semangat menggebu-gebu.

Woobin hanya tertawa mendengar penjelasan aneh dari Minho.

Sementara itu ketika Woobin dan Minho sedang bersenda-gurau. Siwon hanya diam terbaring di sofa berwarna hitam itu sambil memandang langit-langit kamar asrama.

“Ssst.. Dia kenapa? Mengapa dia diam seperti itu?” bisik Woobin pada Minho.

Minho menggelengkan kepalanya, “Entahlah. Mungkin dia rindu dengan Jiyeon.”

Tiba-tiba Woobin membentuk smirk di bibirnya.

Dia berniat untuk melemparkan bola tenis kearah Siwon untuk membuat ia terkejut.

BUUGGG!

Lemparan bola tenis yang Woobin lemparkan sukses mengenai kepalanya sehingga ia terkejut.

“Hey! Siapa yang melemparkan bola tenis ini??!” bentak Siwon sambil mengambil bola tenis itu.

“Aku!! Hahaha..” Woobin menjawab seraya mengangkat tangan.

Siwon hanya melihat sinis kearah Woobin.

“Kau kenapa? Tak biasanya kau diam termenung seperti orang yang sedang putus cinta.” Ledek Woobin.

“Ish.. Aku tidak sedang putus cinta. Aku hanya sedang memikirkan tentang gosip yang beredar.” Ujar Siwon dengan serius.

“Gosip? Gosip apa?” tanya Woobin bingung.

“Gosip tentang Jiyeon dan Jiyoung yang bertengkar di kantin saat makan siang.” Jawab Siwon.

“Oh, tentang itu. Dengar Siwon-ah tentang itu, menurut yang aku lihat diantara mereka berdua yang memulai duluan pertengkaran itu Jiyeon. Pacarmu.” Jelas Woobin.

“Benar Hyung.” Sahut Minho.

Siwon terdiam sesaat.

“Memangnya kenapa? Aneh sekali tiba-tiba kau memikirkan antaran Jiyoung dan Jiwon?” selidik Woobin.

“Entahlah, aku hanya memastikan apa gosip yang beredar tentang Jiyeon itu benar adanya. Aku memberikan Jiyoung pelajaran dengan cara menyiramnya dengan air yang sangat panas. Namun, ketika aku meninggalkannya aku merasa iba dan akhirnya aku pertanggung jawabkan perbuatanku.” Ungkap Siwon.

“Tunggu.. jangan bilang kau menyukai Jiyoung?” tanya Woobin.

“Tidak! Itu namanya aku sudah gila menyukai perempuan seperti dia.” Pungkas Siwon.

“Siwon hyung berbohong.” Teriak Minho.

“Ah, kau berbohong ya Siwon-ah.” Lirik Woobin.

“A..Aku tidak menyukainya. Lagi pula ia itu seperti perempuan aneh dan tentunya jika dibandingkan Jiyeon tentu saja aku memilih Jiyeon daripada dia.” Jelas Siwon.

“Terserahlah kau hyung. Lihat saja, cepat atau lambat perasaan itu akan terlihat nanti.” Ucap Minho memperingatkan.

*Author POV end*

 

Siwon POV

Ucapan Minho dan Woobin membuatku semakin berpikir tentang pertengkaran antara pacarku, Jiyeon dan Jiyoung. Selama ini aku tidak pernah mendengar Jiyeon bertengkar dengan siswa lain. Dia akan bertengkar jika ia tidak bisa menahan rasa kesal, jengkel dan marahnya.

“Apa mungkin Jiyeon menyimpan dendam dengan Jiyoung? Atau jangan-jangan rumor jika ia senang berbuat onar?” batinku.

“Ah, tak tahulah! Aku yakin ia bukan orang seperti itu.” Racauku dalam hati.

Aku hanya bisa berdoa jika ia bukan orang yang suka berbuat onar seperti apa yang dibicarakan oleh orang-orang disekolah. Aku yakin dengan pendirianku tentang Jiyeon yang baik, ramah, dan memiliki good attitude.

*Siwon POV end*

 

Author POV

Pagi yang indah, kabut tipis menghiasi lapangan hijau dan tak lupa kicauan burung selalu menambah ketentraman di tiap-tiap pintu asrama, menemani siswa-siswi yang sedang menyiapkan diri untuk berangkat ke sekolah. Matahari pun masih malu-malu untuk menunjukan sinarnya yang terang nan berkilau itu.

Jiwon, Soojung dan Sulli sudah siap untuk berangkat sekolah dan siap juga untuk meninggalkan asrama. Tetapi, Jiyoung masih berada di kamar mandi dan sampai detik ini ia belum selesai.

“Apa kita berangkat duluan saja ya?” tanya Soojung pada dua kawannya itu.

“Baiklah, nanti kita tinggal bilang dengan guru yang hari ini masuk kelas jika Jiyoung agak telat.” Ujar Sulli.

Sulli mengetuk pintu kamar mandi, “Jiyoung? Aku berangkat duluan ya nanti akan aku absen.”

“Iya, Sulli. Secepatnya aku akan menyusul.” Jawab Jiyoung.

Akhirnya mereka bertiga pun meninggalkan Jiyoung sendirian di asrama.

Ketika mereka sedang berjalan menuju gedung sekolah mereka bertemu dengan Siwon, Woobin dan Minho.

“Dia lagi… dia lagi..” gumam Jiwon dalam hati.

Sulli berbisik kepada Jiwon, “Jangan pernah bosan melihatnya Jiwon. Hihihi.”

“Hmm.. Lagi-lagi kau membaca isi hatiku lagi.” Keluh Jiwon.

“Hey, kalian. Mau berangkat sekolah juga ya?” sapa Woobin.

“Menurutmu kita akan kemana selain ke sekolah? Pergi ke kedai kopi?” ucap Jiwon ketus.

“Iya, Woobin. Kita akan ke sekolah.” Ucap Sulli.

Woobin hanya bisa diam mendengar ucapan ketus dari Jiwon.

“Woobin, kira-kira Jiyoung kemana? Mengapa dia tidak bersama teman-temannya?” bisik Siwon.

“Mana aku tahu. Tanya saja kepada temannya, itu pun jika kau berani.” Jawab Woobin.

Akhirnya, Siwon bertanya kepada teman-teman Jiyoung, “Jiyoung dimana? Mengapa tidak bersama kalian?”

“Oh, Jiyoung. Ia masih di asrama.” Jawab Soojung.

Tiba-tiba Minho berbisik pada Woobin, “Sepertinya, Siwon hyung akan menjemput Jiyoung.”

Woobin hanya tertawa mendengar bisikan dari Minho.

“Baiklah, ayo kita berangkat bersama nanti bisa repot urusannya jika kita terlambat.” Ajak Woobin.

“Aku mau kembali ke asrama sebentar. Ada barang yang aku lupa bawa. Kalian duluan saja.” Suruh Siwon.

“Benar kan, dia pasti ingin menjemput Jiyoung. Kkk..” Bisik Minho pada Woobin.

“Baiklah hyung. Cepat ya jangan buat dirimu terlambat masuk kelas.” Ucap Minho.

Siwon pergi kearah yang berbeda, teman-temannya pergi ke sekolah dan dia pergi ke asrama Folkstraad.

*Author POV end*

 

Jiyoung POV

Untung saja hari ini tidak ada mata pelajaran yang terlalu serius. Jadi aku masih santai-santai saja dan bangun tidak terlalu pagi.

Aku melihat jam dan sekarang sudah pukul 07.30, aku bergegas keluar dari asrama. Ketika aku ingin mengunci pintu kamar asrama aku dikejutkan pada sentuhan seseorang. Tentu saja aku melihat siapa orang yang menyentuhku.

Dan ternyata orang yang menyentuhku adalah Siwon.

“Huffft.. mau apalagi orang ini disini?” batinku kesal.

“Apa aku membuatmu terkejut?” tanya Siwon padaku.

“Tidak, hanya saja jantungku sedikit ingin lepas dari tempatnya.” Jawabku datar.

“Maaf, jika aku mengejutkanmu. Aku kesini hanya untuk menanyakan bagaimana kondisi tanganmu yang terkena air panas itu? Apakah membaik?” tanya Siwon sambil melihat perban yang masih membalut telapak tangan kiriku.

“Sudah membaik. Hanya perlu sedikit pengobatan lagi agar bisa sembuh total.” Jawabku sambil menunjukan perban yang membalut tanganku.

“Kau ingin berangkat? Bagaimana jika kita berangkat bersama? Apa kau mau?” ucapnya to the point.

“Heran sekali ia mengajak berangkat bersama. Aku takut ia ada niat buruk lagi.” Gumamku.

“Ah, tapi mungkin saja ia sudah berubah menjadi baik. Jika ia berniat buruk lagi ia akan mendapatkan balasan dariku.” Gumamku lagi.

“Baiklah aku mau.” Jawabku.

Akhirnya pagi ini aku berangkat bersama dengan Siwon. Sebenarnya, aku tidak takut berangkat bersama dengannya tetapi aku hanya malas berurusan bersama Jiyeon, pacarnya yang seorang pembawa masalah dan pembuat masalah.

Baru saja aku menginjak lorong sekolah sudah ada Jiyeon yang berdiri didepan lokernya sambil melihatku dengan sinis karena aku berjalan bersama pacarnya itu.

“Hey, Jiyoung. Untuk apa kau berangkat bersama dengan pacarku?” tanya Jiyeon ketus.

Baru saja aku ingin menjawabnya, Siwon sudah menjawab duluan pertanyaannya.

“Tadi, aku bertemu dia di jalan. Sebenarnya aku tidak ingin berangkat bersama dengan dia tetapi aku membawa buku milik temannya.”

“Hah? Bagaimana bisa ia berbohong dengan pacarnya yang sangatlah menyeramkan itu?” batinku.

Aku seperti pohon yang menganggu mereka, dan lagipula aku tidak nyaman berada di tengah-tengah introgasinya Jiyeon.

“Siwon, aku duluan ya.” Aku langsung meninggalkan Jiyeon dan Siwon yang masih berbicara tentang, mengapa aku berangkat dengan pacarnya dan aku rasa obrolan itu akan menjadi pertengkaran yang besar.

*Jiyoung POV end*

 

Author POV

Sepulang sekolah Jiyoung tidak lagi pulang atau jalan bersama dengan Siwon. Baginya itu menjadi satu malapetaka untuknya, mengingat Jiyeon itu adalah perempuan gila baginya.

Jiyoung pulang telat ke asrama karena ia harus mengganti perbannya di unit kesehatan sekolah.

Ketika Jiyoung masuk asrama ia disambut oleh teriakan yang melengking dari Soojung.

“JIYOUNGG!!!”

“Soojung! Aku sudah bilang jangan pernah berteriak seperti itu. Panggil aku saja dengan nada biasa pun itu cukup.” Keluh Jiyoung.

“Ia teriak seperti itu karena ia tidak percaya apakah benar pagi ini kau berangkat bersama dengan Siwon.” Ujar Sulli.

Jiyoung pun tidak memungkiri hal itu, “Benar, aku memang berangkat bersamanya tadi pagi.”

“Ayolah, Jiyoung. Kau jangan gila, Jiyeon itu nekat dan gila. Bisa saja jika ia tahu hal itu ia akan membuat kau mati.” Soojung memeluk Jiyoung.

“Tidak, aku yakin ia tidak akan berbuat seperti nekat ketika ia di kantin. Jika itu terjadi aku akan mengajaknya duel. Hahaha” gurau Jiyoung.

“Disaat seperti ini kau masih saja menyempatkan diri untuk bergurau. Kau tidak tahu sedari tadi kita mencemaskanmu yang pulangnya terlambat.” Ujar Jiwon.

“Aku telat karena aku mengganti perban sebentar. Oh, ya aku dengar acara prom night dimajukan ya? Aku lihat pengumumannya.” Tanya Jiyoung.

“Iya, acaranya dimajukan. Panitia bilang jika sekolah tidak menyetujui untuk memakai taman sebagai acara. Jadi pihak sekolah memberikan pilihan memakai aula yang untuk acara atau acara dibatalkan.” Jelas Sulli.

“Oh, begitu. Tetapi jika acara dimajukan kostum yang kita buat belum jadi?” ucap Jiyoung khawatir.

“Tenang, semua sudah diurus oleh Soojung. Ia menyuruh desainer pribadinya untuk menyelesaikan kostum besok pagi.” Tutur Sulli lagi.

*SKIP*

-The Day, Prom Night-

Matahari sudah meninggi, semua dekorasi dirancang sedemikian rupa agar terlihat menarik dan indah. Panitia sibuk mendekorasi sedangkan para murid sibuk make-up di kamar asrama mereka masing-masing.

Soojung sibuk membantu teman sekamarnya untuk berdandan dan memilihkan sepatu untuk mereka. Wajar saja, Soojung adalah murid yang paling mengerti apa itu fashion. Tak heran ia menjadi orang yang sangat repot ketika acara semacam prom night seperti ini berlangsung.

*SKIP*

Jam sudah pukul 06.00 PM. Satu per satu murid masuk kedalam aula. Jiyoung dan teman-temannya memasuki aula dan seisi aula terkejut dengan penampilan Jiyoung malam itu.

Jiyoung memang lah murid perempuan yang dingin, datar dan jarang sekali berkomunikasi dengan orang lain kecuali dengan sahabat-sahabatnya. Perhatian murid-murid sekolah malam ini tersita olehnya, karena penampilannya yang sangat berbeda. Rambutnya yang panjang lurus dan terurai ditambah ia menggunakan gaun berwarna putih dan sepatu hak tinggi berwarna putih, rancangan dari sahabatnya yaitu Sulli dan Soojung.

“Wow… kau lihat? Seisi aula ini semua memerhatikanmu.” Bisik Soojung pada Jiyoung.

“Kurasa tidak. Sepertinya mereka bukan memerhatikanku.” Jawab Jiyoung merendah.

Woobin, dan Minho menghampiri mereka untuk mengucapkan selamat datang.

“Kalian sangat sempurna malam ini. Terlebih Jiwon..” Woobin melirik kearah Jiwon yang sedari tadi hanya memasang wajah dingin dan datar.

“Gomawo..” jawab Soojung.

Mereka tampak asyik berbincang-bincang. Jiwon hanya terdiam dan tak berbicara sepatah kata pun.

Ditengah pembicaraan mereka ternyata sudah ada orang yang sedari tadi memperhatikan mereka,siapa lagi jika bukan Jiyeon. Jiyeon tengah berdiri sambil meneguk minuman bersama dengan Siwon.

“Kau lihat apa?” tanya Siwon sambil memperhatikan Jiyeon.

“Tidak, aku hanya melihat komplotan Jiyoung.” Jawabnya.

“Oh, begitu.” Siwon melihat kearah Jiyoung.

“Ayo, kita hampiri mereka.” Jiyeon membentuk smirk nya sambil menggenggam tangan Siwon.

Jiwon yang memperhatikan suasana di sekitarnya pun mau tak mau melihat Jiyeon yang sedang berjalan kearahnya bersama dengan pacarnya.

“Dia lagi, dia lagi dan dia lagi.” Keluhnya.

“Siapa?” tanya Soojung.

Woobin, Minho, Sulli, Jiyoung, Jiwon dan Soojung melihat kearah Jiyeon.

Wajah Jiyoung pun sudah berubah menjadi jengkel melihat orang yang suka membuat masalah itu berjalan kearahnya.

“Ternyata adik kelasku sudah datang. Selamat datang, adik-adikku.” Ucap Jiyeon yang terlihat setengah hati itu.

“Baiklah,sementara kalian membuat suasana hangat antara senior dan junior. Aku, Minho dan Woobin akan membuka acara.” Woobin langsung meminta izin pergi, entah memang ia takut berada disana atau memang karena ia memang harus membuka acara.

“Jiyeon, aku ikut dengan Woobin ya.” Izin Siwon.

“Baiklah, chagi.” Jiyeon langsung mencium pipinya tak lupa ia melirik Jiyoung ketika melayangkan kecupan di pipi pacarnya itu.

“Jiyoung.. saatnya membalas perbuatanmu.” Gumam Jiyeon.

*Author POV end*

 

Jiyoung POV

Aku sangat malas melihat Jiyeon, Woobin sudah berpesan agar aku tidak membuat masalah. Aku tidak ingin mencari masalah tapi mengapa Jiyeon datang? Aku merasakan ia memiliki niatan buruk terhadapku.

“Oh, ya Jiyoung.. aku ingin menanyakan sesuatu denganmu.” Jiyeon membuka pembicaraan diantara kami.

“Menanyakan hal apa?” tanyaku datar sambil menatapnya dengan aneh.

“Mengapa beberapa hari yang lalu kau berangkat bersama dengan pacarku? Kau tahu kan dia itu pacarku?” tanyanya lagi.

“Aku sudah jelaskan ia hanya mengembalikan buku. Apa itu tak cukup untukmu?” jawabku.

“Itu tidak cukup!” pekiknya.

Pekikan suaranya itu membuat seisi aula memerhatikannya tak terkecuali pacarnya.

Aku menghela nafas panjang, “Sudah ya, senior. Aku sedang malas bertengkar denganmu. Apalagi hanya karena pacarmu itu.”

Jiyeon mendengus kesal, “Dengar ya Ahn Jiyoung! Kau akan aku beri pelajaran!”

Soojung tiba-tiba menggenggam tanganku, “Ayo, kita pergi dari sini. Kita sudah seperti orang aneh disini. Kita jauhi dia.”

Baru saja Soojung ingin menarikku untuk menjauhi perempuan itu, tiba-tiba ia menyiramku dengan sirup berwarna merah.

*Jiyoung POV end*

 

Author POV

“Hah?? Berani sekali Jiyeon itu.” Ucap salah satu murid.

“Iya, berani sekali ia berbuat seperti itu.” Sahut murid lain.

Semua murid melihat kearah Jiyoung dan Jiyeon begitu pun Siwon.

Siwon yang kesal melihat perbuatan pacarnya itu pun segera menghampirinya.

Ia menggenggam lengan Jiyeon dengan kuat, “Ternyata, isu kau adalah pembuat masalah memang benar.”

Jiyeon yang terkejut pun tak mampu berkata apa-apa.

“A.. Aku hanya memberinya pelajaran. Karena ia sudah jalan berdua denganmu!” Jiyeon berteriak didepan Siwon dan juga murid-murid.

“Tapi, tidak begini caranya!” sahut Siwon dengan nada yang tinggi.

Jiyoung hanya bisa diam melihat pakaiannya yang semula berwarna putih sekarang menjadi merah karena terkena minuman.

“Dengar, Jiyeon! Aku muak dengan semua peraturanmu, kau terlalu mengekangku dalam segala hal. Mulai detik ini kita putus!” Siwon menunjuk-nunjuk kearah Jiyeon.

Mata Jiyeon berkaca-kaca mendengar perkataan Siwon. Jiyoung pun terperangah mendengarnya.

“Jiwon, Sulli, Soojung. Kalian disini saja, Jiyoung biar aku urus.” Perintah Siwon.

Ia langsung menggenggam tangan Jiyoung dan membawanya keluar dari aula.

-------------------TO BE CONTINUED---------------------

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK