home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Our World

Our World

Share:
Author : Zen
Published : 30 Jan 2015, Updated : 03 Feb 2015
Cast : Kang Seung Yoon, Heo Young Ji, Kim Hanbin aka B.I, Wang Jackson, Nam Taehyun, others
Tags :
Status : Ongoing
1 Subscribes |1030 Views |1 Loves
Our World
CHAPTER 1 : -Chapter 1 That’s How We Life-

Sinar matahari menerobos masuk melalui celah tirai di kamar yang hampir semuanya bernuansa putih itu. Seorang remaja pria tengah asik bergelut dengan selimutnya dan masih di dunia mimpinya yang indah. Serasa tengah di surga sana.

“Seung-Seungngieee~~~” Suara lengkingan seorang gadis menginterupsi mimpi indahnya dan memasuki kamar itu dengan sesuka hatinya.

Bbuaaak...

“Seung Yoon-ah, ppalli ireonawa!” Kini, gadis bername tag Heo Young Ji yang sudah lengkap dengan seragam sekolahnya memukul pangeran yang tengah terlelap itu dengan guling yang dijangkaunya.

 “Auwww...” Seung Yoon merintih kesakitan sambil tetap bergelung selimut seolah tak ingin melepaskan selimut yang menutupi hampir seluruh badannya. “Biarkan aku tidur sebentar lagi. Tak usah berteriak-teriak seperti itu.”

“Ya! Sebentar bagaimana, ini sudah hampir jam 7. Apa kau mau terlambat lagi, eoh?!” Young Ji menarik paksa selimut Seung Yoon, dan menggeret badan Seung Yoon menuju kamar mandi. Ynag digeret pun hanya bisa pasrah.

“Sekarang kau mandi, kuberi waktu 10 menit untuk bersiap-siap. Jika lebih dari itu kau tahu sendiri akibatnya.” Ujar Young Ji sambil mendorong Seung Yoon hingga pintu kamar mandi.

Seung Yoon akhirnya masuk ke dalam kamar mandi sementara Young Ji mulai membersihkan kasur Seung Yoon yang berantakan. Tak sampai semenit, Seung Yoon keluar dari kamar mandi, menghampiri Young Ji dan menatapnya lekat-lekat.

“Mwo? Apa lagi sekarang?” Tanya Young Ji heran.

 Seung Yoon tak menjawab pertanyaan Young Ji, ia mengangkat tangannya dan mengusak rambut Young Ji. Rambutnya yang sudah ditata dan dikepang satu itu pun kini sudah tek rapi lagi. Young Ji yang kaget hanya bisa melongo. Dan hal berikutnya yang terjadi adalah...

“YAAA!!! Kang Seung Hoon jelek!!! Mulai besok aku tak akan pernah lagi membangunkanmu jika kau selalu memperlakukanku seperti ini!!! Aku juga tak sudi lagi membereskan kamarmu!!! Mulai besok bangun saja sendiri!! Dan rapikan kamarmu sendiri!!!”

Omel Young Ji sambil tetap melanjutkan pekerjaannya membereskan kasur Seung Yoon. Sedangkan dari dalam kamar mandi Seung Yoon hanya menyungginggkan smirk andalannya dan mulai membersihkan dirinya.

“Aish, dasar!”

Setelah selesai merapikan kasur Seung Yoon, Young Ji pun berlari menuju meja makan. Di sana ada ibu Seung Yoon hampir selesai menyiapkan sarapan dan kotak bekal untuk putranya. Young Ji menghampiri nyonya Kang dan membantu sebisanya.

“Young Ji-ah, apa lagi yang dilakukan Seung Yoon kepadamu pagi-pagi begini?” Tanya nyonya Kang heran melihat rambut Young Ji yang berantakan sambil memberikan kotak bekal Seung Yoon pada Young Ji.

“Anak bibi yang terlewat tampan itu mengacak-acak rambutku sesuka hatinya dan langsung kabur ke kamar mandi. Bukankah itu sangat menyebalkan?” Young Ji menermi kotak bekal itu dan memasukkan ke dalam tas sekolahnya.

“Hahaha, kalian itu kenapa tak pernah bisa akur meski dari pagi sekalipun?”

“Yah, silakan bibi tanyakan pada Tuan muda Kang yang satu itu.”

Young Ji menggelembungkan pipinya sambil melirik Seung Yoon yang tengah menuruni tangga menuju meja makan. Ia menjinjing tas sekolahnya di tangan kiri dan tangan kanannya yang dimasukkan ke dalam saku. Sok keren, batin Young Ji.

Seung Yoon menghampiri ibunya dan langsung mencium kedua pipi ibu tercintanya itu. Ia menghabiskan segelas susu yang telah disiapkan oleh ibunya. Setelah selesai dengan ritualnya, Seung Yoon langsung menarik kepang rambut Young Ji dan menggeretnya menuju pintu depan.

“YA!!! Kang Seung Yoon, kau mau apa lagi, hah?!” Teriak Young Ji yang terpaksa beranjak dari kursi yang didudukinya dan mengikuti Seung Yoon.

“Seung Yoon-ah, perlakukanlah Young Ji dengan benar.” Kata ibu Seung Yoon yang hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah putra semata wayangnya itu.

“Ibu, aku berangkat dulu.” Kata Seung Yoon, “Bukankah kita bisa terlambat jika kau masih saja duduk di situ sambil ngobrol dengan ibuku? Bahkan aku bingung apa yang kau bicarakan dengannya.” Imbuh Seung Yoon sambil membukakan pintu mobil dan menyuruh Young Ji masuk ke dalamnya.

“Tapi tidak dengan menarik rambutku juga kan. Pagi ini sudah dua kali kau menghancurkan tatanan rambutku Tuan Kang.” Ujar Young Ji yang sedikit kesulitan memasang seat beltnya. Seung Yoon yang melihat itu pun membantu Young Ji memasangkannya.

Tak lama kemudian mobil sport berwarna biru metalik itu pun melaju meninggalkan rumah Seung Yoon menuju sekolah tempat mereka belajar.

•ᴥ•

Neoege sappeun sappeun georeoga

Jangmikkocheul kkeokkeoseo

Gaedaeege anngyeojul geoya

Kkamjjak nollae jul geoya~

Nyanyian Young Ji terhenti setelah Seung Yoon mengubah lagu yang sedang dinyanyikannya menjadi lagu instrumental dari Yiruma- Blind Film.

“Seungngie~, kenapa kau mengganti lagunya?” protes Young Ji sambil mengembungkan pipinya.

“Lagu itu sangat bising. Lagi pula ini masih pagi, lagu instrumental justru bisa meningkatkan konsentrasi. Jadi kita bisa fokus belajar.” Kata Seung Yoon tanpa melepas pandangannya dari jalanan kota Seoul yang lumayan padat, mengingat mereka berangkat di jam-jam sibuk.

“Aish, terserah kau sajalah.” Young Ji sengaja mengalah karena ia sedang malas berdebat dengan orang yang ada di sebelahnya itu.

Seung Yoon yang melihat Young Ji yang masih saja mempoutkan  bibirnya memunculkan ide jahil di otak encernya. Dengan segera menarik bibir yang tengah manyun itu, menimbulkan teriakan kesakitan dari sang pemilik bibir.

“Ya! Kang Seung Yoon! Aish, kau benar-benar. Tak cukupkah tadi pagi sudah menjahiliku?” Cerocos Young Ji setelah berhasil memaksa Seung Yoon untuk menyingkirkan tangan jahil itu dari bibirnya. Sedangkan Seung Yoon hanya menanggapinya dengan senyum kemenangan karena berhasil menggoda Young Ji dari tadi pagi.

“Ah, hampir saja lupa.” Young Ji merogoh tas sekolahnya dan mengambil kotak makan yang tadi diberikan oleh ibu Seung Yoon, “Seungngie, aaaahh.” Suruh Young Ji setelah ia mengambil sepotong sandwich tuna kesukaan Seung Yoon.

Seung Yoon tanpa banyak protes membuka mulutnya dan melahap sandwich itu. Saat Seung Yoon sibuk mengunyah sandwichnya, Young Ji menyiapkan sekotak susu untuk Seung Yoon. Tak selang berapa lama setelah habisnya sarapan Seung Yoon, mobil yang dikendarai keduanya telah berada sekitar 100m dari gerbang sekolah. Seung Yoon pun menepikan mobilnya.

“Kau yakin mau terus-terusan seperti ini?” Tanya Seung Yoon saat Young Ji tengah bersiap-siap keluar dari maobilnya.

“Eum, aku tak mau merepotkanmu.” Jawabnya sambil tersenyum lebar, menampilkan deretan gigi putihnya yang berbaris rapi. “Sampai ketemu lagi.” Imbuhnya.

Young Ji melambaikan tangannya singkat kearah Seung Yoon sebelum akhirnya mobil itu melesat meninggalkannya. Ia memasang earphonenya kemudian melanjutkan perjalanannya menuju sekolah yang jaraknya tak terlalu jauh itu.

Begitulah rutinitas pagi Young Ji. Pertama-tama ia harus membangunkan Seung Yoon yang mempunyai riwayat sebagai pangeran tidur, lalu membantu Ny. Kang menyiapkan kotak makan yang berisi sarapan untuk Seung Yoon  karena cowok satu itu tidak punya cukup waktu untuk sekedar duduk dan memakan sarapannya gara-gara selalu telat bangun tidur. Maka dari itu dia lebih memilih untuk sarapan di mobil selama perjalanan menuju sekolah.

Berhubung Young Ji dan Seung Yoon sudah mengenal sejak TK, bukan hal yang sulit baginya untuk berkeliaran di kediaman keluarg Kang itu. Hal yang sama juga berlaku untuk Seung Yoon di kediaman Heo. Orang tua keduanya juga begitu dekat bahkan saking terlalu dekatnya, kedua belah pihak itu berencana untuk menjodohkan keduanya namun ditolak mentah-mentah oleh Young Ji dan Seung Yoon.

Jika di rumah mereka begitu dekat, hal tersebut tidak terjadi di sekolah. Mereka memang belajar di sekolah yang sama, tapi kelas mereka berbeda. Seung Yoon yang lebih tua setahun dari Young Ji berada di kelas tiga sedangkan Young Ji duduk di kelas dua. Selain itu, karena ketampanannya, Seung Yoon menjadi idola para siswi di sekolah mereka. Walaupun reaksi para siswi itu selalu ditanggapi dingin oleh Seung Yoon, itu tidak menyurutkan antusiasme mereka. Bahkan para fans sejati Seung Yoon itu menjulukinya ice prince.

Hal itulah yang menjadi salah satu pertimbangan Young Ji mengapa ia selalu minta diturunkan beberapa meter sebelum sekolah mereka. Ia tak mau jadi bulan-bulanan fans fanatik Seung Yoon yang bisa melakukan apapun agar tak seorang pun bisa leluasa berada di dekat Seung Yoon. Young Ji juga paling benci keramaian meski ia sendiri suka berteriak sana sini. Sayangnya sikap itu hanya muncul saat ia berada dengan orang-orang yang membuatnya nyaman.

“Huwaaa... Seung Yoon Oppaaaa~~”

“Seung Yoonnie, saranghae. I love youuu~”

Teriakan-teriakan bising itu langsung tercipta saat Seung Yoon keluar dari mobilnya. Tak ayal, Seung Yoon pun langsung dikerubungi oleh siswi fanatik itu. Tak ada perubahan ekspresi pada wajah Seung Yoon, datar tanpa seulas senyum pun. Ia berjalan dengan cueknya, menghampiri Taehyun, salah satu sahabatnya yang juga the second ice prince setelah Seung Yoon. Taehyun menunggunya di dekat pintu masuk sekolah dengan bersandar pada dinding di belakangnya.

Di tempat yang tak jauh dari sana Young Ji hanya berdecih malas melihat Seung Yoon yang sudah dikerumuni oleh para fans gilanya itu pagi-pagi seperti ini. Langkahnya terhenti saat tangan seseorang dengan seenak jidatnya merangkul bahunya. Tak usah menebak lagi, ia sudah tahu persis siapa pemilik tangan itu.

“Young Ji-yaaaaa~~~”

Ya, si pemilik tangan itu adalah Jackson, Wang Jackson. Siswa keturunan china itu adalah salah satu bestfriend Young Ji di sekolahnya. Young Ji dan Jackson merupakan teman sekelas, jadi tak mengherankan jika mereka berdua begitu akrab.

“Hehe, Wang Jackson-ssi. Bisakah kau tidak mengagetkanku seperti itu?” Ujar Young Ji dengan ekspresi aku-akan-membunuhmu-jika-kau-lakukan-lagi.

Tapi sayangnya tatapan membunuh dari Young Ji itu tak mempan pada Jackson. Dengan cueknya Jackson tetap merangkul pundak Young Ji dan mengajaknya menuju kelas mereka. Sedangkan yang dirangkul hanya bisa pasrah.

Keduanya berjalan dengan santai sambil sesekali melempar candaan yang tak jarang membuat Young Ji mengeluarkan kebiasaannya, yaitu tertawa tanpa bersuara. Saat Young Ji dan Jackson berjalan menuju kelas mereka, ada tatapan membunuh yang tak disadari Young Ji. Tatapan mata yang menyiratkan ketidaksukaan terhadap keakraban keduanya.

•ᴥ•

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK