home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Don't Flirt

Don't Flirt

Share:
Published : 28 Nov 2014, Updated : 28 Nov 2014
Cast : Park Jiyeon dan Kang Seung Yoon serta beberapa idol lainnya
Tags :
Status : Ongoing
1 Subscribes |1089 Views |1 Loves
Don't Flirt
CHAPTER 1 : This Is Only One Shot

Author           : Dewi Farihatus Sholihah Wu (WhieKyuYeonHaeri)

Type              : Ficlet ~

Genre            : Romance….

Rating            : PG

Cast              : Park Jiyeon (T-ara)

Kang Seung Yoon (Winner)

another Kpop idol

My FB id… Dewifarihatussholihah

my twitter https://twitter.com/dewi_fsholihah

Line id :  dewifsholihah

disclaimer : semua artis milik management mereka, ortu, sama Allah SWT. another ficlet #nosequel

Thank You!!

keep RCL!

Don’t Flirt!

Author pov
pasangan kekasih tengah berjalan bergandengan disebuah pusat perbelanjaan,
diantara sekian banyak pasangan terdapat satu yang berbeda, sigadis tengah berjalan melihat setiap toko yang berderet dikanan dan kirinya sedangkan sipria berjalan dibelakangnya menatap tajam pada setiap orang yang melihat wanitanya dengan tatapan angkuh seolah berkata ‘jangan berani melihatnya! dia milikku!’
sigadis yang mulai curiga akan keberadaan kekasihnya mulai berbalik dan menyunggingkan senyum 10.000 voltnya, senyum yang bahkan malaikatpun akan merasa silau akan senyumnya namun tak begitu dengan kekasihnya, sipria masih menatap tajam pada seorang pria yang terakhir Jiyeon lewati dan tertangkap tak sengaja matanya beradu pandang dengan Jiyeon.

Duk

“aw… wae gurae?” tanya Jiyeon, gadis itu meringis karena tak sengaja ditabrak kekasihnya Seungyoon – Kang Seungyoon.
“Ah… mianhae, jeongmal mianhae chagi…”
“Chagi?”
“nde, shirreo?”
“anniyo… joha…”
“sakit disebelah mana?” tanya Seungyoon cemas, Jiyeon tersenyum kecil dan menaruh jarinya di keningnya,

Seungyoon mengerti seberkas senyum terpancar dibibir tebalnya. pria itu mengecup kening Jiyeon didepan orang banyak, tiba-tiba mereka menjadi pusat perhatian hampir semua pria disana kecewa melihat ciuman itu tapi berbeda dengan para wanita, mereka bersorak sorai layaknya saat mereka melihat diskon besar-besaran akhir tahun baru saja digelar disana, jika Seungyoon mencium Jiyeon berarti bisa dipastikan kekasih-kekasih mereka tidak akan berani melirik-lirik Jiyeon lagi – itu yang para wanita itu pikirkan saat ini.
semua teriakan dan sorak-sorai itu tak bisa mengganggu momen keduanya, Jiyeon masih menatap Seungyoon mesra, Seungyoon yang terbawa suasana kembali mendekatkan wajahnya kearah Jiyeon, dengan sigap Jiyeon menaruh telunjuknya dibibir Seungyoon dan menarik tangan kekasihnya itu menjauh dari kerumunan,

“kita akan kemana?” tanya Seungyoon penasaran,
“kedai es krim, bukankah kau berjanji akan mentraktirku.” ucap gadis itu manis, Seungyoon tersenyum, ia ingat…

mereka kemari untuk menghabiskan honor kerja sambilannya sebagai penyanyi kafe untuk setiap akhir minggu dibulan ini,

“aku akan membelikanmu apapun yang kau mau, kenapa hanya es krim?”
“kau bisa memakai uangnya untuk hal lain yang lebih penting, sebentar lagi kau akan skripsi bukan?”
“kau membuatku mengingat hal itu.” senyum Seungyoon tiba-tiba memudar, meskipun dalam hatinya bunga-bunga masih bertebaran di mana-mana.
“maaf, tapi kau berjanji setelah lulus, kau akan membuat studio musik dan menjadi komposer terkenal bukan? jadi siapkan uangmu untuk membuat studio impianmu.”
“tapi kebahagiaanmu juga impianku.” ucapan Seungyoon berhasil menghentikan langkah Jiyeon,
“kebahagiaanku adalah bersamamu, setelah kau berhasil menjadi komposer sukses datanglah kerumahku dan temui orangtuaku.”

gadis itu kembali menarik Tangan Seungyoon menuju kedai eskrim yang terasa begitu jauh, namun bersama Jiyeon perjalanan super lama ini terasa sangat indah, tak dinyana bibir Seungyoon kembali menarik simpul ujungnya keatas membuat senyum bodoh yang sangat lebar terpatri disana.

Author pov end

Seungyoon pov

ketika kami baru masuk kedalam kedai eskrim,
kembali aku menatap tajam pada setiap penjuru, tentu saja aku marah sepertinya sebuah klub sepak bola entah klub basket atau apapun yang anggotanya hanya pria tengah menggelar pesta kemenangan atau apapun terserah,, disini,
seperti bocah saja merayakan dikedai es krim seharusnya mereka yang sudah dewasa melakukannya di klub malam atau kafe atau restoran atau apalah yang penting jangan disini dan didepan JiyeonKU, karena aku…

TAKUT,

aku TAKUT salah satu dari mereka akan MENCULIK JIYEONKU atau malah MEREBUT JIYEONKU. ANDWAE!
dalam diam aku berdoa

‘Jiyeon, jangan genit… tolong.’

kembali mantra ini kuucapkan dalam hati, sebenarnya aku membisikkannya setiap kali kami berjalan bersama, jujur saja aku baru tahu kalau memiliki kekasih secantik ini akan sangat sulit.

setiap aku membawa Jiyeon ke mall, bioskop ataupun Cafe, gadis ini selalu menarik perhatian baik wanita ataupun pria,
sering aku berpikir, apa memiliki Jiyeon adalah sebuah keberuntungan atau malah kesialan padaku, tapi semua pikiran bodoh dan aneh itu enyah begitu saja.

aku percaya pada Jiyeonku, gadis ini tak akan pernah mengkhianatiku, dia hanya milikku.

“Seungyoon~ah, kau mau makan apa?” tanya JiyeonKU
“aku mau ini dan ini,” aku menunjuk buku menu asal-asalan.
“baiklah pelayan kami pesan ini dan ini 2, terima kasih.” senyum berharga itu,

bisakah Jiyeon menghentikan senyumnya dan hanya tersenyum padaku?
Aigoo… kenapa aku bisa seperti ini, dia hanya pelayan kenapa aku harus secemburu ini?
heh… kenapa pelayan ini tersipu? dia ingin mati?

“baik pesanan anda ….. dua dan minuman …. dua, silakan tunggu sebentar nona.” ucap pelayan pria itu menggoda JiyeonKU

Sibrengsek tak tahu diri ini minta kuhajar sampai mati rupanya,
Jiyeon mengangguk dan kembali memberi perhatiannya padaku.
aku melirik pada pelayan pria itu,

“rasakan…” aku memberinya mehrong bodoh kekanakan, tapi ini pantas kuberikan pada orang itu,
“kenapa?” tanya Jiyeon, aku hanya mengangkat bahuku sambil tersenyum lebar.

~

 “Jiyeon~ah? ” panggil seseorang itu terdengar seperti ragu, membuat kami melirik kesumber suara,
pria dari kumpulan klub itu? siapa mereka? mana tampan lagi…
“Luhan oppa…”

oppa? oppa yang mana lagi?

“ah benarkah itu kau? kau sungguh berbeda … kau kenapa tidak pernah ke klub lagi, para senior menunggumu, dan rokmu… aku sampai tidak menyadari kalau itu kau, kau memakai rok. sulit dipercaya.” pria manis bernama Luhan itu melirik rok Jiyeon,

TIDAK SOPAN!

“geumanhae, oppa… aku jadi malu.” kenapa wanitaku tersipu…
“jadi kau Jiyeon? ingat aku? kau mengalahkanku dimenit awal pertandingan antar daerah.” ucap seseorang berbadan tengap,
“Chansung oppa!”

oppa lainnya?

“cih… bagaimana bisa aku kalah oleh gadis ber Rok sepertimu.”
“Aish… itu sudah lama bukankah kini kau juga sudah bekerja?”
“nde, tapi tetap saja itu aib paling memalukan yang pernah kualami.”

hingga beberapa atau malah semua pria itu kini berbicara dengan JiyeonKU, membuatku terabaikan seperti halnya obat nyamuk, dipasang lalu diabaikan.

“ehem…” aku berdehem keras membuat para pria itu menoleh,
“ah… perkenalkan oppadeul, dia kekasihku.” ucapan terakhir itu begitu terngiang ditelingaku

KEKASIHKU
Kekasih Park Jiyeon
ah… aku bisa mati bahagia sekarang, eh belum… kau belum bisa tenang Kang Seungyoon, kau harus dapat menikahi dan memiliki anak dan membahagiakan wanita ini terlebih dahulu baru kau bisa mati dengan tenang, Seungyoonie.

“hei… dia kenapa?” tanya salah satu dari pria itu menatapku aneh, jiyeon hanya menggeleng.
“Ya, aku kekasihnya, Kekasih Park Jiyeon.”
“Wooo.” sorak sorai membahana dari paara pria itu, aku tersenyum bangga membuat Jiyeon menggeleng tersipu.
“chakkam, aku seperti mengenalnya… kau kuliah di universitas Donghan?”
“eottokhe arra?” tanyaku gugup
“ah… apa ini junior yang kau sukai Jiyeon~ah? Junior yang membuatmu merubah penampilan?”

hah… apa maksud pria ini? JiyeonKu merubah penampilan demi aku?

“OPPA! GEUMANHAE!” teriak Jiyeon, aku menatap Jiyeon yang sudah memerah, aku berlari kearah pria itu.
“Hyung… benarkah? kau memiliki foto Jiyeonnie dulu?”
“tentu saja, heh tadi kau menatap kami begitu sengit, kenapa sekarang berpura-pura baik?”
“aku… aku hanya takut, JiyeonKU diambil orang, jadi itu bentuk pertahananku, Jwesonghamnida.” aku membungkuk 90 derajat pada semua orang,
“arraseo, kita mengerti. sulit memiliki kekasih yang cantik bukan?” aku tersenyum, hyung yang tadi mengatakan rahasia Jiyeon menyodorkan ponselnya padaku,

dalam foto itu semua orang laki-laki, dimana Jiyeon? akhirnya aku menemukan gadis dengan iris mata cokelat cantik itu namun kulitnya tak seputih sekarang dan rambutnya dikucir satu dan asal-asalan aku memperbesar fotonya dan mengirimnya melalui Katalk,
meskipun berbeda dengan sekarang tapi Jiyeon cantik sejak dulu.

“gomawo hyung.”
“uhm… jaga wanita itu, sejak dulu ia menarik banyak pria dan jangan sakiti dia.”
“nde.” aku mengangguk.
“kami pergi duluan, ayo teman-teman.” ucap Luhan, pria cantik itu… disusul dengan teman-temannya, Jiyeon masih belum mendekatiku, ia masih sibuk membagi nomor ponselnya pada semua teman lamanya.
“bagaimana? melihatku yang dulu membuatmu jijik?”
“mwo? ini.” aku memperlihatkan foto lamanya yang sontak membuat Jiyeon berjingkat mendekatiku. “ini cantik aku jadi ingin tahu, benarkah dulu kau yang menyukaiku lebih dulu.”
“huh? sudahlah … aku malu.”
“ayolah Park Jiyeon… aku mohon, hanbeonman jusseyo.” aku mengeluarkan aegyoku, Jiyeon terkekeh, ia kembali duduk dan mulai menceritakan kisah kami dalam versinya.

Seungyoon pov end

Jiyeon pov

“aku ingat hari dimana aku menandaimu sebagai milikku, dan itu berarti kau memang harus menjadi milikku.”

Flashback ON
hari itu adalah hari dimana semua mahasiswa tumpah ruah dihalaman kampus, aku sebagai anggota Klub taekwondo yang kebagian menjaga stan rumah hantu,
aku sebagai wanita satu-satunya bertugas membagikan brosur pada setiap pengunjung.

“ayo kita lihat pembukaannya, kudengar Kang Seungyoon akan menyanyi.”
“jinjja, ayo… ah, tapi pasti penuh sekali.”
“gwaenchana Hanna telah menempati bangku didepan.”

ucapan para gadis itu membuatku penasaran, siapa Kang Seungyoon? dan Penuh? benarti aku bisa membagikan brosur ini dan bersantai dikedai mi ramen tuan Oh, asssa!

~

“mari kita sambut Kang SeungYeon…”

pria itu…
dia? dipuja? demi apapun wajahnya biasa saja, matanya sipit, bibirnya tebal tapi sesuatu membuatku tak bisa melepaskan tatapanku darinya, suaranya…
suara yang khas dan indah, tangannya memetik gitar dengan luwes.
memang tidak sepandai sungha jung dalam memainkan alat musik itu, namun keluwesannya membuatku terperangah…
pria ini…
kau akan menjadi milikku,

~

selesai hari itu, aku merubah penampilanku, penampilan boyish dan acak-acakan harus kuhilangkan, tak mungkin pria menginginkan wanita separuh pria.
rambutku yang ikal kuluruskan, dengan bantuan make-up ku percantik wajahku, cara jalan dan bicarapun ku ubah semuanya aku ubah.
dalam beberapa hari teman satu jurusan dan para senior di klub Taekwondo menatapku dengan bingung dan tak mengerti jalan pikiranku, tapi kau tak akan mengerti kepala wanita yang tengah jatuh cinta,
aku jatuh cinta? YA
pada pandangan pertama?
Ya.
harus ku akui ini memang aneh dan bodoh, tapi inilah yang terjadi, aku menyukainya. dan aku akan membuatnya menyukaiku.

hingga saat itupun tiba.
Pria itu tengah duduk dibawah pohon rindang memainkan gitarnya,

“hai, boleh aku duduk.”
“ah…..” saat ia menatap wajahku, dia tak berkedip dan melebarkan mulutnya.

aku tersenyum karena kerja kerasku membuahkan hasil, pria ini terpesona olehku,

“hei, apa aku boleh duduk?” ulangku
“ya, tentu saja.” pria itu bergeser agar aku mendapat tempat menyender yang cukup luas pada pohon itu,
“kau… yang menyanyi di pembukaan bazar bulan kemarin?”
“uhm… dan apa kau murid baru? aku jarang melihatmu?”
“aku seniormu, mungkin karena gedung kita terpisah kau tidak pernah meilihatku.”
“ah, nde… “

~

senyum malu-malu itu masih kuingat dan akan selalu kuingat. Kang Seungyoon Neo Naekkoya!
Flashback off

sejak saat itu aku yakin, kau telah menjadi milikku.” ucapku mengakhiri narasi panjang ini

“nde, aku yakin akan hal itu, karena aku akan selalu menjadi milikmu.” Seungyoon merangkul tubuhku, “jadi karena itu kau memiliki banyak oppa?”
“kakakku laki-laki dan aku sejak kelas 1 SD dimasukan kedalam klub Taekwondo yang jarang sekali ada anggota wanitanya jadi, begitulah.”

Park Jiyeon pov end

Author pov

“dengar Park Jiyeon, aku percaya padamu sebanyak apapun oppamu, kau tetap milikku.”
“geureocho.” Jiyeon membalas pelukan itu, mereka tak sadar kalau kini mereka tengah menarik perhatian seluruh isi cafe es krim dan cake itu.
namun mereka tak peduli, mereka hanya sibuk dengan pikiran masing-masing dan rencana – rencana masa depan yang mulai mereka rajut dalam kepala mereka masing-masing.
~end

hai…. ini ficlet terbaru dariku Jinner (Jiyeon-Winner) kkk~ JiYoon (Jiyeon-SeungYoon) hahahaha….

semoga suka yaaa, aku suka Winner gegara nonton Weekly idol mereka yang gokil, moga kalian juga suka yaaa…

thanks…

#Whiekyuyeon

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK