home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Even If...

Even If...

Share:
Author : megadelians
Published : 25 Nov 2014, Updated : 25 Nov 2014
Cast : Park Chorong & Kim Junmyeon
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |631 Views |0 Loves
Even if...
CHAPTER 1 : Even If
 
Gaun putih yang membalut tubuh Chorong terlihat sangat cantik ditambah seikat bunga yang ia bawa sekarang. Dengan dekorasi serba putih di ruangan itu, Chorong berjalan dengan anggun disebuah karpet merah. Didampingi ayahnya, dia berjalan menghampiri seorang laki laki yang sudah menunggunya bersama seorang pendeta. Pandangan hangat dari orang orang disekitarnya, lentingan merdu piano yang di mainkan adiknya, Park Chanyeol, makin membuat jantungnya berdegup keras.
 
Sampai dia menapakkan kakinya di depan pria itu. Pria yang memandangnya dengan penuh cinta. Pria yang tersenyum padanya dengan sangat tulus. Pria yang menggenggam tangannya sangat erat seolah menunjukkan bahwa dia tak mau kehilangan wanita yang paling dicintainya itu.
 
Mata Chorong mulai berkaca kaca. Dipandangnya setiap inchi wajah pria yang ia cintai itu. Hatinya berdegup lagi. Membawa memori indah kembali tepat didepannya.
 
FLASHBACK
 
Pagi itu Park Chorong  membuka mata di hari pertamanya di Seoul setelah menghabiskan 3 tahun belajar di Inggris.
 
“ahhhh... udara Seoul dipagi hari! Aku sangat merindukannya...”  gumamnya sambil sedikit menguap dan berjalan ke arah jendela kamarnya.
 
“harusnya kau lebih merindukan aku hmm..” ucap seorang pria dari arah belakang Chorong. Chorong berbalik dan terlihat tak percaya dengan siapa yang ada di depannya saat ini. Dia membuka matanya lebih lebar dan mulai berlari kecil ke arah pria itu.
 
“Junmyeon-ah!” teriak Chorong terlihat sangat excited. Dipeluknya pria yang sangat ia rindukan itu, seakan tak mau berpisah lagi.
 
                Ya, setelah 3 tahun sama sama belajar di negeri orang, pada akhirnya sepasang kekasih ini saling bertemu lagi tentu saja dengan rasa rindu  yang menggunung.
 
“jangan pernah tinggalkan aku lagi..” pinta Chorong manja masih sambil memeluk Junmyeon. Sedangkan yang dipinta hanya terdiam dan mengusap kepala kekasihnya itu. Sesekali saling mencium satu sama lain.
 
~~*~~
Terlihat asap mengebul dari arah dapur. Aroma wangi kue pun menyebar keseluruh ruangan, bahkan sampai ke kamar Chanyeol.  Adik Chorong satu satunya itupun meninggalkan aktifitas penyetelan gitarnya dan beranjak melangkah ke dapur. Disana ia menemui noonanya sedang sibuk berkutat dengan red velvet yang nampak masih fresh from the oven.
 
“noona.. aku tahu kau sudah lama tidak bertemu denganku.. tapi tidak usah membuatkanku, eomma dan appa kue seperti ini, kau berlebihan..” kata Chanyeol sambil mencolek memakan sedikit potongan kue buatan noonanya itu.
 
“yak! Jangan makan itu ish.. pabo!” kata Chorong sambil memukul pelan lengan adiknya “hari ini adalah ulang tahun Junmyeonie~~ jadi aku akan membuat pesta kecil untuknya.. hanya aku dan dia.. bukankah itu sangat manis.. kk~” lanjut Chorong sambil mengkhayal dan kemudian mulai tersenyum kecil.
 
“ish.. wanita, hanya yang manis manis saja yang ada dipikiran mereka” kata Chanyeol sambil meninggalkan noonanya dengan kuenya di dapur. Sementara Chorong, tidak peduli dengana apa yang dikatakan adiknya.
~~*~~
Chorong POV
Aku sudah menunggu lama untuk hari ini, hari ulang tahun kekasihku Junmyeon. Hari jadi kami yang ke 6. Ya, 6 tahun bukanlah waktu yang singkat untuk sebuah hubungan sepasang kekasih, tapi aku harap kami bisa melalui tahun tahun yang lebih panjang bersama sampai kami tua nanti.
 
                Aku duduk disebuah meja di apartemen Junmyeon. Ruangan ini sekarang terlihat sangaaaat romantis dengan lampu yang tidak terlalu terang, lilin diatas meja makan, beberapa hiasan ulang tahun, balon dan tentunya kue yang aku buat dengan susah payah tadi pagi.
“hari ini, pasti akan sangat menyenangkan” kataku sambil menyalakan ponselku.
‘piiip’.....’piiip’
 
New message from Kyungsoo:
Noona, cepatlah ke rumah sakit dekat apartemen Junmyeon hyung.
Dia sekarang berada di UGD, ppali!!
 
‘......deg’
 
Mataku membulat membaca pesan dari Kyungsoo. Jantungku mungkin berhenti untuk sejenak barusan. Aku langsung berlari keluar apartemen dengan otak yang rasanya benar benar tak karuan.
 
‘Junmyeona.. ‘
 
AU POV
                Chorong terlihat berlari terengah engah ke rumah sakit yang hanya satu blok dari Partemen Junmyeon. Matanya sigap mencari ruang UGD yang dimaksud Kyungsoo tadi. Air matanya tidak berhenti mengalir.
“Noona!” teriak seorang pemuda sambil berlari menghampiri Chorong.
 
“..dimana dia?” tanya Chorong terisak memperlampat larinya
 
“noona, tenanglah”
 
“bagaimana aku bisa tenang?!” sentak Chorong sedikit berteriak. Dia berjalan cepat menuju pintu UGD sambil terus terisak.
 
“Noona!” panggil pemuda bernama Kyungsoo itu sambil menahan tangan Chorong. Chorong menghentikan langkahnya memberi kesempatan Kyungsoo untuk bicara.
 
“kita harus menunggu disini sampai hyung dipindahkan ke ruang inap.. tenanglah, percayalah padaku” jelas Kyungsoo. Chorong diam.
 
“ikutlah denganku” Kyungsoo kemudian mengajak Chorong duduk di taman tak jauh dari UGD, berusaha menenangkan Chorong.
 
“Kyungsoo-a, katakan padaku apa yang terjadi? Apa sesuatu yang buruk menimpanya? Sebuah kecelakaan?” tanya Chorong memandang Kyungsoo sambil terisak berturut turut bertanya.
 
“Noona..” dipandangnya lagi Chorong yang menangis terisak terlihat sangat khawatir. Rasanya semua kata kata tertahan dibibir Kyungsoo. Tegakah dia mengatakan sesuatu yang pastinya akan memperburuk keadaan gadis didepannya yang sudah ia anggap noonanya ini? Tapi jika tidak sekarang, suatu saat hal ini akan menjadi semakin buruk jika tidak dikatan sekarang.
 
“..sebenarnya..” Kyungsoo menahan lagi kata katanya, bernafas sebentar dan meyakinkan dirinya untuk memberi tahu Chorong, “ .. Noona.. Junmyeon hyung, dia ... sakit” lanjutnya.
Chorong menatap lagi mata Kyungsoo, mencari cari apa yang dia maksut. Sakit?
 
 
~~*~~
                Chorong duduk lemas disamping kekasihnya yang tertidur lelap. Matanya yang sembab rasanya sudah kehabisan air mata.
 
“Sudah 2 tahun ini Junmyeon hyung divonis terkena kanker usus. Di Singapore dia tidak berkuliah noona, dia berobat. Awalnya, dia memang melanjutkan studinya disana, tapi setelah dia tahu kankernya sudah di stadium 3 dan harus menjalani berbagai perawatan, jadi dia berhenti belajar” jelas Kyungsoo panjang lebar.
 
                Penjelasan Kyungsoo terasa makin menusuk nusuk dadanya. Chorong hanya diam dan mengusap tangan Junmyeon. Yang ada dipikirannya saat ini adalah, dia harus tetap berada di samping Junmyeon.
 
“Noona.. pulanglah, aku akan mengantarmu.. aku tahu ini pasti hari yang sangat berat untukmu”
 
“aku, mau disini. Kyungsoo, pulanglah. Biarkan aku yang menjaga Junmyeon” jawab Chorong tanpa melirik sedikitpun.
 
“tapi, noona-“
 
“pulanglah.” Chorong memotong kata kata Kyungsoo, merebahkan kepalanya di sebelah badan Junmyeon. Kyungsoo hanya terdiam dan kemudian pergi meninggalkan mereka berdua.
 
~~*~~
“hey, sleepy head~ bangunlah...”
Chorong terbangun dari tidurnya, merasa ada sesuatu yang mengusap usap kepalanya. Dilihatnya Junmyeon dengan senyum manisnya terbaring didepannya. Wajahnya tak menunjukkan dia sedang sakit, bahkan sikapnya terlihat seperti tidak terjadi apa apa padanya.
 
“kau bodoh”
 
“kau yang  bodoh” balas santai Junmyeon sambil menatap Chorong. “...kau bodoh menangisiku sampai, eih.. lihatlah matamu..” tangan Junmyeon mengusap wajah Chorong lembut.
 
“jangan tinggalkan aku” tangan Chorong menahan tangan Junmyeon dipipinya.
 
“apa yang bisa aku janjikan?” ucap Junmyeon
 
promise me, dont givin up on us, dont givin up on anything” jawab  Chorong dengan matanya yang berkaca kaca. Chorong bangun dari tempat duduknya dan memeluk kekasihnya yang terbaring didepannya. Air matanya tak dapat ia bendung lagi. Chorong menangis sesenggukan, membuat hati Junmyeon seakan teriris.
                Hati Junmyeon terasa sangat sesak mendengar gadis yang ia cintai terisak hanya karena dirinya. Hal seperti ini yang dia tidak pernah inginkan, melihat orang yang dia cintai sedih.
“Junmyeon-ah..” ucap Chorong terisak “...menikahlah denganku” pintanya sambil melepaskan pelukannya.
 
“eoh?” Junmyeon membulatkan matanya tak percaya “..tapi- “
 
“jangan katakan hal hal buruk yang bahkan belum terjadi, jika kau mencintaiku.. menikahlah denganku Junmyeonie..” ucap Chorong menatap Junmyeon yakin.
 
‘Chorongie...’
 
FLASHBACK END
~~*~~
“Apa kau siap?” bisik Junmyeon, sang mempelai pria. Chorong mengangguk dan mereka secara bersamaan membalikkan badan membelakangi para tamu yang bersiap menerima bunga. Dengan hitungan ketiga Chorong  kemudian melempar bunga yang sedari tadi ia bawa. Dengan sigap para tamu berebut menerima bunga, sampai Eunji –sahabat Chorong- yang akhirnya beruntung mendapatkan ikat bunga tersebut, melambai senang ke arah sang pengantin baru.
 
(Chorong POV)
 
                Akhirnya kami menikah, secara teknis sudah 2 jam menjadi suami istri. Pria ini, yang duduk disebelahku tersenyum sangat manis. Senyumnya seperti malaikat. Hidupku terasa sangat lengkap. Bersamanya, aku merasa seperti berada di tempat terindah di dunia ini. 
 
“Chorongie~.. gomawo” katanya membuyarkan lamunanku.
 
“nado, gomawo” aku mengusap wajah itu, wajah yang akan selalu membuat hatiku tenang saat melihatnya tersenyum. Wajah tampan itu semakin mendekat. Pandanganku berpindah kebibir merahnya. Tangannya memeluk pinggangku dengan lembut seiring bibirnya yang menempel dibibirku. Tanganku memeluk lehernya saat bibir kami saling bertautan. Aku mengusap lembut rambutnya. Rambutnya sudah mulai rontok, terasa ditanganku.
 
                Sekarang rambutnya mulai banyak rontok, kadang aku melihat dia terganggu dengan ingatannya, kata dokter itu efek kemotherapy. Aku tidak peduli apa saja yang akan terjadi pada kami ke depan. Aku akan terus berada disampingnya. Tidak peduli harus seperti apa aku merawatnya, tidak apa apa asal dia tetap tersenyum hangat seperti biasa, asalkan dia tetap bisa menatapku penuh cinta dengan mata indah itu, asalkan dia tetap bisa menciumku dengan bibir lembut itu. Aku hanya inigin bersamanya.
 
 Even if it hurts me to see him like this, I'll be there for him.
 
END
POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK