home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > That XX Part 1

That XX Part 1

Share:
Author : Leovivin
Published : 02 Oct 2014, Updated : 02 Oct 2014
Cast : G-dragon, seungri, Shin Ji ki
Tags :
Status : Ongoing
1 Subscribes |540 Views |1 Loves
That XX part 1
CHAPTER 1 : That XX Part 1

 

           Dorm YG masih terasa sepi saat Ji ki menapakkan kakinya. Mungkin semuanya masih belum terbangun dari tidur mereka. Shin Ji ki adalah seorang trainer baru di YG. Sudah hampir 1 tahun ia bekerja di YG entertaintment. Akhir-akhir ini ia sangat disibukkan dengan pembentukan girl band baru YG. Memang baru 3 orang yang terpilih, namun Ji ki sudah mulai menggembleng mereka untuk siap menjadi artis YG, mereka adalah Jenny kim, Kim Eunna dan Kim Eunbi. Sudah 1 minggu Ji ki mengasuh ke tiga trainer baru tersebut bersama Lydia dia terus mengembangkan bakat dari ketiga trainer tersebut.

            Ji ki terus menjejakkan kakinya menuju ruang dance, tapi langkahnya terhenti di sebuah studio. Entah seperti ada bisikan setan untuk menengok dan masuk ke dalam studio tersebut. lampunya masih menyala, Ji ki yakin ada kehidupan di dalamnya, tapi dari luar terasa amat sepi. Ji ki melangkah perlahan ke dalam, setelah sampai di dalam, ia melihat seseorang tertidur tepat di depan komputer. Kepalanya tertelungkup pada lengannya. Wajahnya nampak sangat kelelahan. Itu G-Dragon, seorang leader BIGBANG. Atau yang biasa dipanggil dengan Ji yong. Akhir-akhir ini Ji yong memang sangat disibukkan dengan album terbarunya sampai ia harus tertidur kelelahan di depan komputer seperti itu, Pasti dia mengejar deadline dan target yang sudah ditentukan oleh president YG. Ji ki tidak tega melihatnya. Dihampirinya namja tersebut, Ji ki sedikit membungkukkan badannya, diperhatikan kembali wajahnya yang nampak sangat kelelahan tersebut, ia tertidur amat pulas. Di elusnya lembut rambut Ji yong. Tak lupa pula Ji ki mengelus lembut pipi Ji yong, matanya berkaca kaca melihat Ji yong yang masih terdiam dalam tidurnya.

            “Fansmu pasti tidak tahu bagaimana kerja kerasmu menyelesaikan album ini?” batin Ji ki. tiba-tiba Ji yong mengerang dan mulai membuka pelupuk matanya perlahan. Ji ki langsung terperanjat dan bangkit dari posisinya, menjauhkan tangannya dan menyembunyikan di balik punggungnya.

            “Ji ki” sapa Ji yong dengan suara yang serak.

            “Ne..” jawab Ji ki tersipu malu.

            “Sedang apa kau di sini?” tanya Ji yong sambil mengucek ngucek matanya.

            “A..a...aku..tidak sengaja lewat saja dan melihatmu tertidur...” jawab Ji ki gugup.

            “Jinjja?”

            “Ne...em..lebih baik aku segera pergi...” ucap Ji ki tergesa gesa bergegas pergi namun langkahnya terhalang oleh Ji yong yang menarik tangannya.

            “Kenapa kau harus pergi?” tanya Ji yong membuat Ji ki menoleh dan mengurungkan niatnya meninggalkan Ji yong.

            “Aku masih banyak pekerjaan, sebentar lagi 3 anak baru itu akan datang dan aku harus segera melaksanakan tugasku, aku tidak ingin president kita marah dan akan berakibat aku dipecat dari sini, kau tidak ingin itu terjadi kan?” Ji ki tertunduk dan terdiam.

            “Aku ingin itu tejadi, aku ingin kau dikeluarkan dari sini, aku ingin kau dipecat dari sini, agar aku bisa dengan bebas menggenggam tanganmu di luar sana” Ji ki terhenyak mendengar kata-kata Ji yong. Sederet kata-kata yang begitu dingin sama dengan tatapan matanya yang begitu tajam menatap Ji ki. Yang bisa Ji ki lakukan hanya terdiam membeku. Menatap mata Ji yong yang seakan memanggilnya untuk masuk ke dalamnya, tapi Ji ki menolak, ia menarik narik tangannya, berusaha membuka genggaman tangan Ji yong.

            “Aku mohon Ji yong lepaskan aku!! atau semua orang akan tahu termasuk....” Ji ki tak meneruskan kata-katanya karena Ji yong langsung membuka genggaman tangannya dan memalingkan mukanya.

            “Pergilah!!!!!” suruh Ji yong dengan suara yang lemah.

            “Ji yong a~~~” panggil Ji ki lembut.

            “Cepat pergi! Sebelum aku berubah pikiran!!!” Suara Ji yong berubah sedikit membentak, tidak ada pilihan lain, Ji ki segera mengambil tindakan bergegas pergi dari tempat tersebut dengan air mata yang berlinang.

*********

            Suara Lydia mulai terdengar dari balik pintu ganti. Ternyata latihan sudah dimulai dari beberapa menit yang lalu dan Lydia sudah mulai melatih 3 training baru YG tersebut.

            “Maaf aku terlambat” ucap Ji ki.

            “Kenapa kau terlambat?” tanya Lydia.

            “Aku ada beberapa urusan” jawab Ji ki cuek.

            “Seharusnya dia juga dihukum, aku saja yang telat 1 menit dihukum, kenapa dia yang telat 10 menit tidak dihukum?” Jenny protes.

            “Hush Jenny!!!” Eunna menyenggol lengan Jenny dan berhasil membuatnya merengngut.

            “Sudah kita mulai saja latihannya!! Jenny ayo ulangi gerakan yang aku ajarkan tadi!!” suruh Lydia cool. Ji ki hanya terdiam dan memilih mengambil ponselnya, ada beberapa message disana, sejak semalam ia memang tak menyentuh ponselnya sama sekali. Dibukanya message tersebut, dan semuanya merupakan message dari namja chingunya. Belum sempat ia membacanya namja tersebut sudah menelfonnya, senyum langsung merekah lebar di bibir Ji ki, dengan sedikit aba-aba melambaikan tangan pada Lydia Ji ki segera bergegas ke luar dan mengangkat telfon tersebut.

            “Yaebboseo” sapa Ji ki riang.

            “Morning Honey...” sapanya balik dengan lembut.

            “Kemana saja kau semalam? Kenapa tidak membalas pesanku sama sekali?” tanyanya dengan manja.

            “Mianhae, aku sangat sibuk sampai lupa membalas pesanmu..” jawab Ji ki bersalah.

            “Bagaimana dengan anakku yang ada dalam kandunganmu? kau jaga dengan baikkan?” namja tersebut tertawa dari balik telfon, menggoda Ji ki.

            “Seung ri a~~~~” suara Ji ki terdengar manja menyebutkan nama tersebut.

            “Aku sangat merindukanmu...” mendengar kata-kata tersebut pipi Ji ki memerah.

            “Aku juga merindukanmu...” Ji ki tersenyum saat mengucapkan sederet kata-kata tersebut.

            “Jaga kesehatanmu baik-baik!! Akhir pekan ini aku tidak bisa kembali ke Korea, aku masih banyak pekerjaan di Jepang, ini semua aku lakukan untuk tabungan pernikahan kita...” suara Seung ri terdengar lembut, seakan mematikan semua saraf-saraf Ji ki, membuat yeoja ini mematung dan hanya bisa menyunggingkan senyum.

            “Jaga kesehatanmu juga!! Aku tidak ingin mendengar kabar seorang Seung ri sakit akibat terlalu banyak bekerja..”

            “Ne changiya...Sarang hae...”

            “Sarang hae..”

            “Cium pandamu dulu dong!!!” pinta Seungri manja, membuat pipi Ji ki serasa terbakar.

            “Sekarang?” tanya Ji ki kikuk.

            “Ne...Jaebal!!” suara Seung ri semakin merengek disana.

            “Baiklah...mmmuuuuuaaaccchhhhhh” Ji ki mencium ujung telfonnya, membuat Seung ri terkekeh di sana.

            “Love you....mmmmuuuuuaachhhh” itu ucapan terakhir Seung ri dan akhirnya telfon tertutup. Ji ki tersenyum. Di tatapnya telfon genggamnya yang terpampang fotonya dengan Seung ri sedang memeluk boneka panda.

**********

            Hubungan Ji ki dan Seung ri memang baru terjalin sekitar 1 tahun, belum ada media yang tahu mengenai hubungan mereka. Rahasia hubungan mereka memang sangat rapat, hanya anak YG yang mengetahuinya. Semuanya sudah sepakat untuk menyembunyikan hubungan tersebut sampai waktu yang tepat untuk mereka berdua go publik. Sebenarnya sangat sulit bagi Ji ki menerima Seung ri. Apalagi maknae BIGBANG ini terkenal dengan cap playboynya. Tapi akhirnya Ji ki luluh dengan Seung ri. Bagaimana tidak luluh jika setiap hari Seung ri mengiriminya sebuah boneka panda yang sedang menggenggam sebuah mawar merah. Selain itu Seung ri juga sering memberikan perhatian lebih terhadap Ji ki. Contohnya saat Ji ki sakit dan tergolek lemah di rumah sakit, Seung ri rela membatalkan acara shownya demi menjaga Ji ki. Seorang Seung ri rela meminum minuman jahe hanya karena Ji ki yang menyuruhnya dan kenarsisannya itulah yang membuat Ji ki harus betekuk lutut dan berkata, Seung ri aku mencintaimu. Bagi Ji ki tidak ada namja yang bisa membuatnya tertawa selain Seung ri. Setiap hari Seung ri selalu membanjiri Ji ki dengan kenarsisannya yang membuat Ji ki tidak bisa menahan tawa. Dia memang maknae yang sangat narsis dan yang sangat aku cintai, hanya Seung ri dan selamanya aku untuk Seung ri. Itulah yang Ji ki katakan di depan para anak Bigbang ketika mereka memutuskan untuk pacaran.

            1 tahun sudah berlalu, hubungan Ji ki dan Seung ri semakin melangkah maju. Tahun depan mereka berniat untuk menikah, tapi bukan hubungan namanya kalau berjalan dengan mulus harus ada batu kerikil yang menjadi sandungan. Sudah sering Ji ki memergoki Seung ri dengan yeoja lain. Foto-fotonya dengan fans, bahkan foto mesra dengan para artis korea dan jepang membanjiri segala jejaring sosial beserta alat elektroniknya. Sakit memang melihat itu semua, tapi ini sudah resiko bagi Ji ki mempunyai pacar seorang artis papan atas seperti Seung ri. Bukankah dari awal dia sudah berkomitmen menerima Seung ri yang jelas-jelas adalah seorang playboy. Tapi. Namanya juga yeoja. Kesabaran itu ada batasnya, tak selamanya Ji ki bisa menerima perlakuan mesra Seung ri terhadap beberapa yeoja di luar sana, bahkan selama 1 tahun berpacaran mereka jarang berpegangan tangan dan jalan berdua apalagi sejak Bigbang comeback, semua konsentrasi Seung ri hanya untuk Bigbang dan itu membuat Ji ki kesepian dengan cinta dan kasih sayang Seung ri.

            Ji ki tertunduk lesu di pinggir ruangan dance. Hari ini dia sudah seharian melatih dance 3 anak baru tersebut, rasa lelah sudah menghinggapi dan menyergap seluruh lekuk tubuhnya, tapi ia malas beranjak dari ruangan tersebut, ia masih ingin melepaskan penat sejenak. Tangannya masih asyik melihat updatetan twitter hari ini. Tiba-tiba ia menemukan foto Seung ri berjalan dengan yeoja lain di jepang. Mereka sangat mesra, Seung ri menggenggam tangan yeoja tersebut dengan hangat dan mesra, tawa mereka sangat lepas. Foto tersebut di ambil secara sembunyi, jadi Seung ri tidak menyadari kalau fotonya sudah banyak tersebar. Seluruh badan Ji ki seakan mati rasa. Ia tidak bisa berkata apa-apa melihat foto tersebut. Bukan untuk satu atau dua kali dia seperti ini. Sudah sering ia seperti ini, apakah dia belum menyadari kalau dia sudah memiliki seorang yeoja chingu yang setia menunggunya, yang setia memberikan pengertian, bahkan untuk menggengam tangan dan tertawa lepas seperti itu sangat jarang Seung ri lakukan walaupun hanya untuk sejenak. Air matapun sudah tak dapat tertahan, dan jatuh begitu saja. Isak tangispun tak dapat terhindarkan, suara tangisan Ji ki langsung memenuhi seluruh ruangan tersebut, ditumpahkan sepuasnya disana.

            “Seung ri a~~~ apakah kau sudah tidak menganggap aku sebagai yeoja chingumu lagi? Kalau tidak, lebih baik akhiri semuanya!! Aku tidak butuh message atau telfonmu, yang aku butuhkan hanya dirimu!! aku membutuhkanmu sekarang berada di sisiku, menggenggam tanganku, mengelus rambutku, mengecup keningku, memelukku dengan hangat dan berkata aku mencintaimu, bisakah kau lakukan itu untuk sekali? Aku sudah tidak pernah merasakan itu? kenapa kau berikan itu pada yeoja lain? Apakah mereka juga yeoja chingumu? Kalau memang benar? Siapa aku? Pelarianmu? Pelampiasanmu? Jawab Seung ri jawab!!!!” teriak Ji ki dalam hatinya, tangis Ji ki semakin menjadi, wajahnya tertelungkup ke dalam kaki yang tertekuk dan lengannya. Pikirannya sudah tidak dapat berpikir apa-apa, hanya wajah Seung ri yang tampak, hanya senyumnya yang terlihat semuanya hanya Seung ri.

            Di tengah tangisnya, tiba-tiba seorang Ji yong memasuki ruangan tersebut dengan raut wajah yang khwatir, mungkin suara tangis Ji ki terlalu keras sampai terdengar keluar, Ji ki juga tidak mengerti mengapa sampai seorang Ji yong masuk ke dalam dan mendatanginya.

            “Ji ki apa yang terjadi? Kenapa kau menangis?” tanya Ji yong khawatir. Tidak ada jawaban dari Ji ki, ia hanya bisa memandang Ji yong dengan mata yang sembab dan berkaca-kaca. Mulutnya ingin mengucapkan kata-kata tapi ia tak bisa membuka suaranya. Hanya bulir air mata yang bisa ia keluarkan.

            “Ji ki ceritakan apa yang terjadi!!” Ji yong mulai merendahkan suaranya dan mendekati Ji ki, kembali Ji ki tak memberikan respon.

            “Ji ki aku mohon jangan seperti ini, aku tidak bisa melihatmu seperti ini, apa yang terjadi? Siapa yang menyakitimu?” pertanyaan Ji yong terus memburu Ji ki, membuat Ji ki semakin tidak dapat menahan tangisnya.

            “Ji yong oppa....” Suara Ji ki akhirnya terbuka dan terdengar serak.

            “Ada apa?” tanya Ji yong sekali lagi, dan kali ini ia memberanikan diri menggenggam tangan Ji ki, pastinya Ji ki tertegun dibuatnya. Kembali Ji ki tak dapat bersuara, ia hanya menatap Ji yong nanar, hati Ji yong miris melihat yeoja yang disayangnya seperti ini, lemah tak berdaya. Perlahan Ji yong membelai lembut rambut hitam Ji ki, dan manarik Ji ki ke dalam pelukannya. Tangis Ji ki semakin menjadi dalam pelukan Ji yong. Batinnya berteriak, seharusnya Seung ri yang memberikan perlakuan seperti ini, kenapa harus Ji yong?

**************

            Ji yong masih berdiri di apartement Ji ki. ia ingin memastikan Ji ki sudah baik-baik saja.

            “Kau yakin sudah baikan?” tanya Ji yong penuh perhatian.

            “Aku sudah tidak apa-apa, kau bisa lihat sendiri kan?” Ji ki segera memberikan senyumnya, mencoba untuk meyakinkan Ji yong.

            “Aku harap besok bisa melihatmu dengan keadaan yang lebih baik!!” ucap Ji yong sambil melemparkan senyumnya, Ji ki hanya tersenyum dan melangkah pergi. Tak ada sepatah katapun yang Ji ki ucapkan karena malam ini yang ia pikirkan hanya Seung ri, Seung ri dan Seung ri.

            Sesampainya di dalam kamar, Ji ki melangkah gontai ke dalam kamarnya, sesampainya di dalam sana, tangisnya kembali pecah melihat semua barang pemberian Seung ri. Boneka panda berjejer manis lengkap dengan bunga mawar. Selain itu foto mereka berdua terpampang cukup besar di ujung tempat tidur Ji ki. Seung ri memeluk mesra Ji ki dengan boneka panda di tengah-tengah mereka. Di ambilnya salah satu boneka panda yang berukuran sedang, masih teringat jelas olehnya saat Seung ri memberikan pertama kali padanya. Seung ri berdiri seharian di depan apartementnya, baru setelah Ji ki keluar, ia berlutut dan menutup wajahnya dengan boneka panda tersebut, kala itu Ji ki benar-benar tidak dapat berkata apa-apa melihat Seung ri seperti itu, ia hanya membalas dengan mengambil boneka tersebut dan membuat Seung ri tertawa kegirangan, mengingat itu semua semakin membuat Ji ki hanya bisa meratapi nasib, ia hanya tertunduk dan kembali hanyut dalam tangisnya.

            Ddrrrrttttt, di sela tangisnya hpnya bergetar, sebuah nomer yang tidak dikenal, segera ia mengangkatnya. Suara yeoja terdengar di ujung sana.

            “Nugu?” tanya Ji ki mencoba sabar dan menahan isak tangisnya.

            “Kau sudah melihat fotoku dengan Seung ri saat aku berjalan jalan dengannya? Itu bukan seberapa, masih banyak foto mesra kita berdua, kau pasti akan sangat menyukainya, Seung ri memang laki-laki yang sangat romantis dan penuh perhatian, terlebih lagi dia sangat tampan, aku sangat menyukainya, dia harus menjadi milikku, jadi mulai sekarang kau lupakan saja dia!! dia tidak akan pernah kembali ke korea, karena dia akan segera menjadi milikku sepenuhnya, belajarlah untuk merelakannya dan melupakannya!!” yeoja tersebut berbicara dalam bahasa inggris, dan segera menutup telfonnya. Ji ki hanya tertegun, dia masih tidak mengerti dengan kata-kata yeoja tersebut, namun setiap kata-kata yeoja tersebut seakan menusuk nusuk hati Ji ki, Seung ri akan hilang dari sisinya, itu yang Ji ki rasakan. Tangis tentunya tidak dapat tertahan lagi, Ji ki semakin tidak dapat mengontrol dirinya, tangisnya semakin pecah, apakah ini akhir hubungannya dengan Seung ri? Bukankah Seung ri sudah berjanji pulang dari Jepang dia akan memulai mempersiapkan pernikahan mereka berdua, Seung ri a~~~~ Ji ki hanya bisa memanggil Seung ri dalam hatinya.

**************

            Ji yong berjalan lemah ke dalam studionya. Masih banyak kertas bertumpuk disana, rasanya kepalanya sudah mau meledak, seharusnya ia menyelesaikan materi lagu untuk albumnya, tapi sepertinya ia tak sanggup melanjutkannya. Pikirannya masih memikirkan Ji ki yang seakan kehilangan arah gara-gara sebuah foto Seung ri yang kepergok bermesraan dengan seorang wanita lain di jepang. Sebegitu cintakah kau padanya? Pertanyaan itu memenuhi kepala  Ji yong. Bukankah kau sudah tahu kalau Seung ri itu play boy. Dia masih belum bisa setia pada seorang wanita, kenapa kau tidak menyadari itu Ji ki? kenapa kau masih mau menerimanya? Masih setia menunggunya? Belum cukupkah kau disakitiya selama ini? bisakah kau melihat seseorang yang lebih bisa menyanyangimu melebihinya? Aku tak akan pernah membuatmu menangis, aku akan selalu membuatmu tersenyum dan bahagia di sampingku. Tapi kenapa kau masih mempertahankannya? Tak bisakah kau menoleh sejenak ke arahku yang bisa menggenggam tanganmu lebih hangat? Semua pertanyaan itu hanya bisa Ji yong batin sendiri. Mungkin ia memang harus menunggu semuanya berakhir.

            Perasaan Ji yong tiba-tiba berubah, segera ia menghubungi Ji ki, tidak ada yang mengangkat, tapi Ji yog tidak putus asa, ia terus menghubunginya. Hampir 10 kali Ji yong menelfon tapi tetap tidak ada jawaban, perasaan Ji yong semakin tidak menentu, segera ia mengambil kunci mobil dan pergi menemui Ji ki, ia tak ingin terjadi sesuatu yang lebih parah.

            Sesampainya disana Ji yong bisa masuk dengan leluasa itu karena Ji ki tidak mengunci pintunya.

            “Ji ki, Ji ki, Ji ki kau dimana?” Ji yong berteriak memanggil Ji ki, namun tidak ada jawaban, dan benar dugaan Ji yong, setelah masuk ke kamar Ji ki, ia sudah pingsan disana. Segera Ji yong menggendongnya dan membawanya ke rumah sakit.

***********

            Seung ri baru turun panggung, ia baru menyelesaikan jobnya untuk malam ini yaitu menjadi MC di salah satu acara tv lokal Jepang. Setelah berbenah di backstage ia segera bergegas untuk pulang beristirahat, namun hpnya berbunyi dan sebuah panggilan masuk.

            “Ji yong hyung? Ada apa dia menelfonku?” batin Seung ri.

            “Yaebboseo” sapa Seung ri.

            “Seung ri Ji ki pingsan setelah mengetahui fotomu” ungkap Ji yong dengan nada diburu.

            “Foto? Foto yang mana?” tanya Seung ri heran.

            “Fotomu saat jalan dengan seorang model jepang, foto itu sudah tersebar luas di internet” jawab Ji yong ketus.

            “Apa? Bagaimana keadaan Ji ki? tidak terjadi hal serius kan? Dia baik-baik saja kan?” Seung ri mulai panik.

            “Aku sudah membawanya ke rumah sakit, dokter sedang memeriksanya”

            “Malam ini aku akan kembali ke Korea, segera message nama rumah sakit dan kamarnya!!” sambungan telfon terputus segera.

            Segera Seung ri membereskan barangnya dan berpamitan dengan sang manager.

            “Malam ini aku akan kembali ke Korea, ada pekerjaan mendadak disana, batalkan acaraku untuk 2 hari ke depan!!” kata Seung ri dengan tergesa gesa pergi tanpa mendengarkan jawaban dari sang manager.

*********

            Saat sampai di bandara, banyak fans Seung ri yang kaget dengan keberadaan Seung ri di bandara dan tanpa pengawalan yang ketat, banyak di antaranya histeris namun Seung ri tidak peduli, tak ada sebuah senyumpun tergores di bibirnya, yang ia pikirkan segera sampai di Korea dan bertemu dengan Ji ki. Tidak butuh waktu lama untuk penerbangan Korea-Jepang, Seung ri segera mencegat taksi dan melesat pergi menuju rumah sakit yang sudah Ji yong message. Di dalam taksi ia tidak bisa duduk dengan tenang, ia sangat gelisah, tangannya gemetar, keringat dingin membasahi pelipis dan tangannya, dalam pikirannya hanya Ji ki saat ini. Sesampainya di plataran rumah sakit, Seung ri segera turun dan menuju recepcionist menayakan keberadaan kamar Ji ki.

            Kalap sudah Seung ri, bahkan di lorong rumah sakit ia berlari sekencang mungkin, padahal sudah banyak orang yang menegurnya untuk berjalan kaki, berlari itu membuat pasien lain terganggu, tapi Seung ri tidak peduli, ia ingin segera bertemu dengan Ji ki. langkah Seung ri terhenti di sebuah tikungan, dilihatnya sejenak nomer yang terpampang di depan pintu 258. Ya, itu pintu kamar Ji ki. segera Seung ri berlari dan mendobrak pintu tersebut, semua yang ada di dalam terkejut dengan kedatangan Seung ri. Lydia dan Ji yong memandang Seung ri dengan tatapan seduktif. Tapi Seung ri tidak peduli, yang ia pedulikan hanya yeoja yang tergolek lemah di atas kasur. Langkahnya langsung gontai melihat Ji ki hanya diam, tergolek lemah dengan selang infus di tangan kanannya. Tidak ada lagi sambutan hangat seorang Ji ki ketika Seung ri datang.

            “Ji ki a~~~” sapa Seung ri lembut saat tepat berada di sampingnya. Mendengar suara Seung ri Ji ki berusaha membuka pelupuk matanya yang berat. Ia paksakan terus, ia sangat merindukan sosok Seung ri yang sudah lama ia tak lihat secara langsung, hanya ia lihat di balik layar kaca. Tampak samar, itu yang Ji ki rasakan saat melihat Seung ri berada di matanya.

            “Mianhae...” ucap Seung ri merasa bersalah sudah membuat yeojanya seperti ini. ia segera memeluk Ji ki dengan erat.

            “Seung ri a~~ aku merindukan pelukanmu” lirih Ji ki membuat Seung ri semakin bersalah sudah lama meninggalkannya, tak menyempatkan diri walaupun sehari bertemu dengan Ji ki.

            “Aku sudah berada disini...aku sudah memelukmu...mianhae..” Seung ri terus mengucapkan kata maaf sambil mempererat pelukannya.

            “Gwenchana...” jawab Ji ki lembut sembari menangis di balik pelukan Seung ri.

            Perlahan Seung ri membuka pelukannya, mencoba menatap wajah Ji ki yang pucat dengan mata yang sembab dan kantong hitam sangat besar di pelupuk matanya. Seung ri mengelus lambut serta wajah Ji ki dengan lembut. Miris rasanya membuat orang yang sangat disayanginya seperti ini. diperhatikan tiap lekuk wajah Ji ki, gurat kesedihanpun masih tampak disana. Ji ki seakan tak bisa menyimpan rasa sedih sekaligus senang saat melihat Seung ri benar-benar berada di hadapannya, tangispun tak dapat ia bendung.

            “Kau pasti sangat sakit saat melihat semua itu?? mianhae, aku sudah menyakitimu untuk kesekian kalinya, masihkah kau memaafkanku?” lirih Seung ri. Dengan cepat Ji ki segera mengangguk.

            “Dan aku mohon untuk tidak menangisiku lagi!! Aku tidak ingin menjadi orang yang merasa paling bersalah karena sudah membuat orang yang paling aku cintai meneteskan air mata untukku, aku ingin dia tersenyum untukku” Seung ri menghapus air mata Ji ki dengan tangannya dan mengecup kening Ji ki dengan lembut.

            “Aku mohon untuk tetap mencintaiku dan setia berada di sisiku!!” pinta Seung ri sambil menggenggam tangan Ji ki dengan begitu erat dan hangat terasa bagi Ji ki.

            “Aku tidak akan pernah bisa mencintai orang lain kecuali seorang pandaku” jawab Ji ki dengan suara yang lemah. Seung ri tersenyum mendengar jawaban dari Ji ki. Sekali lagi dipeluknya erat Ji ki yang masih tergolek lemah.

            “Gomawo” bisik Seung ri.

            “Sarang hae” balas Ji ki.

            Seung ri membuka pelukannya dan sekali lagi menatap Ji ki dengan tatapan yang sangat sayu.

            “Aku janji tidak akan membuatmu seperti ini lagi...Aku janji tidak akan membuatmu menderita lagi...”

            “Aku selalu percaya dengan apa yang kau katakan” jawab Ji ki dengan suara yang masih lemah. Tanpa banyak ijin lagi, Seung ri segera mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Ji ki dengan lembut. Diraupnya bibir Ji ki dengan lembut, walaupun bibir itu dalam keadaan kering, tapi Seung ri mencoba untuk melampiaskan rasa bersalah dan rasa cintanya melalui itu semuanya.

            “Changiya mianhae...always love you...” bisik Seung ri dalam hatinya.

            Ji yong yang sedari tadi hanya menjadi penonton setia dari kursi sofa. Panas rasanya melihat Seung ri berkata sangat manis di depan Ji ki dan Ji kipun seperti anak kecil ketika di depan Seung ri, apapun yang dikatakan Seung ri semua di iyakannya. Tak ada satu tolakanpun, tak ingatkah dia saat menangis semalaman di dorm akibat foto Seung ri. Apakah betul apa yang dikatakan Seung ri? Dia tidak akan menyakiti Ji ki? rasanya itu semua hanya rayuan gombal belaka? Sudah berapa kali dia diperlakukan seperti ini? Ji ki tak peduli itu, yang dia pedulikan hanya Seung ri bersamanya. Bulsyeet....

            Ji yong bangkit dari duduknya tepat saat Seung ri menghentikan ciumannya dan beralih mencium kening Ji ki. Muak Ji yong melihat itu semua, segera ia beralih dari tempat tersebut dan pergi meninggalkan ruangan. Lydia yang melihat gelagat aneh Ji yong segera mengikutinya dari belakang, ternyata saat di luar ruangan Ji yong melampiaskan segala amarahnya. Dilemparnya dengan keras telfon genggam miliknya sampai hancur berkeping keping. Lydia hanya kaget melihat yang dilakukan Ji yong.

            “Ji yong apa yang kau lakukan?” tanya Lydia dengan takut-takut.

            “Tolong jaga Ji ki!! Sebentar lagi Seung ri pasti akan kembali ke Jepang, aku tidak mau Ji ki sendirian!!” itu saja kata-kata yang keluar dari Jiyong setelah dia membanting hpnya ke lantai dan menyebabkan pecahan kaca berserakan dimana-mana dan ditinggalkan begitu saja olehnya. Tatapannya begitu dingin, kata-katanya pula. Lydia bungkam, dia tidak menjawab perkataan Ji yong, dia masih bingung dengan apa yang baru dilihatnya. Sebenarnya apa yang terjadi pada Ji yong sehingga dia marah dan membuat dia membanting hp sekeras itu?

************************to be continued**************************

            

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK