home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > My Love Story Isn't Like A Novel

My Love Story Isn't Like A Novel

Share:
Author : chekai
Published : 29 Sep 2014, Updated : 29 Sep 2014
Cast : Kim Jongin a.k.a KAI, Kang Haneul (OC) and others
Tags :
Status : Complete
0 Subscribes |714 Views |1 Loves
My Love Story isn't Like a Novel
CHAPTER 1 : The Real Story - END

My Love Story isn’t Like a Novel

 

Cast : Kim Jongin, Kang Haneul (OC) and others

Genre : Molla, apa kata readers sudah

 

“Kisah cintaku memang berbeda dari kebanyakan novel karangan anak-anak. Dimana seharusnya kedua tokoh bersatu untuk salamanya dan berakhir bahagia.”

 

-----------

 

Haneul pov~

 

Annyeong Haseyo, nan Kang Haneul imnida. Hari ini hari spesialku lo, sehingga aku sempatkan untuk berkunjung ke apartemen namjaku, Kim Jongin, padahal aku selalu malas kalau disuruh ke apartemennya. Kalian harus tahu kalau dia itu tampan, astaga dia benar - benar tampan. Wajahnya, hidungnya walau agak pesek, bibir tebalnya yang seksi, tubuhnya yang tegap dan dada bidangnya itu, argh aku bisa gila kalo mendeskripsikan dia. Cukup sudah itu aja yang harus kalian ketahui.


Senyumku terus mengembang tatkala langkah kaki ini terus melangkah kesana. Hari ini aku mengkhususkan untuk belajar memasak. Dan ini masakan pertamaku yang sengaja kubentuk menjadi bento, dia harus menjadi orang pertama yang mencobanya.

Tiing (suara pintu lift terbuka)

Akhirnya sampai juga aku di depan pintu apartemennya, tak lupa ku lukis wajahku dengan senyumku yang lebar. Sampai-sampai ada orang yang tidak sengaja lewat disampingku mengerutkan alis sambil menatapku dengan pandangan aneh. Mungkin dia berpikir kalo aku yeoja gila. Ah masa bodoh, emang aku pikirin, yang terpenting aku senang, hahaha. Tapi beberapa saat kemudian aku terdiam, bibirku tak lagi menyingungkan sebuah senyuman, hanya muka datar selama aku mendengar setiap kata yang dia ucapkan bersama teman-temannya didalam. Akupun menaruh bento di depan pintu apartemennya seraya meneteskan air mata. Aku merogoh tasku dan mengambil selembar kertas serta sebuah bulpoin.
 

"Selamat tinggal Kai, kau yang terbaik selama ini dan kaupun yang pertama. Terima kasih sayang :* :) Annyeong"

 

Hanya sebaris kalimat yang bisa aku tulis di kertas itu, dan akupun pergi membawa kaki ini  menjauh dari kamar apartemen itu.


-----------
 

Kai pov~


Sial sekali nasibku, berkumpul bersama orang-orang bodoh ini harus membuatku berbohong sangat fatal. Gerutuku dalam hati. Aku memandang mereka satu pe satu dengan tatapan dinginku.

"Hei Kai, apa benar kau berpacaran dengan Haneul ?" namja jakung yang tingginya menjulang itu bertanya kepadaku. Aku hanya menganggukan kepalaku tanda mengiyakan.

 

"Jinjja?" tanyanya lagi. huh..

 

"Ne" jawabku malas

 

"Jinjjayo? dia cewek berdada rata gitu, biasanya kau hanya mencari cewek yang aduhaii saja" astaga mulut si eyeliner ini tajam sekali, ingin sekali aku sumpel mulutnya dengan kaos kaki bauku.

 

"Apa kau benar-benar mencintainya Jongin-ah ?" tanya hyung kesayanganku ini. D.O, kenapa dia ikut-ikutan segala sih, membuatku kesal saja.

 

"Sebenarnya aku juga sangat menyayangkan yang satu itu hyung" jawabku. Astaga mulutku, kenapa aku tak jujur saja pada mereka.

 

"Nah loo, kau hanya menjadikan dia pelampiasan bukan?" Baconnn... argh aku benar-benar kesal padamu.

 

"Emm... molla" astaga.. argh aku harus pergi dari sini untuk menghindari pertanyaan mereka yang semakin melantur. Mianhae Haneul-ah.

 

Saat aku membuka pintu apartemenku. Betapa terkejutnya aku menemukan sebuah bekal dengan sepucuk surat diatasnya yang ada dilantai luar kamarku. Kubungkukkan badanku untuk mengambil dan membaca suratnya.
 

"Selamat tinggal Kai, kau yang terbaik selama ini dan kaupun yang pertama. Terima kasih sayang :* :) Annyeong"

 

Kubulatkan kedua mataku usai membaca surat tersebut. Kutengok kanan dan kiri. Sepi. Nafasku berhembus tak karuan, keringat dinginku mengucur sedikit demi sedikit. Apa jangan-jangan dia mendengar ucapanku barusan bersama mereka. Kulihat bekal tersebut dan kubuka tutupnya. Sebuah bento yang kelihatannya enak sekali dan diatasnya ada tulisan namaku. Tanpa buang waktu kucicipi bento tersebut. Benar. Ini enak. Apa dia membuatkan ini untukku, tapi bukankah dia tidak pandai memasak. Pabo.

 

Setelah pamit pada mereka, aku berlari keluar apartemen ini dengan cepat. Kubuka pintu mobilku dan menjalankannya. Tujuanku hanya satu. Sungai Han. Dimana gadisku selalu kesana untuk menenangkan pikirannya. Tapi sesampainya aku disana, dia tidak ada, kemana dia? aku harus mencarinya sampai ketemu.

 

Kulajukan lagi mobilku tanpa arah dan betapa terkejutnya aku saat menemukannya dipinggiran jembatan. Kuhentikan mobilku dan berjalan perlahan kearahnya. Dia tidak tahu keberadaanku, karena dia sedang menikmati pemandangan dibawahnya dengan kepalanya yang menunduk dalam. Aku hanya diam tak bergerak, hatiku sakit saat mendengar suara tangisannya dan sesekali terdengar suara sesenggukkan dari gadis itu, padahal tinggal satu langkah lagi aku bisa merengkuhnya, tapi aku harus bersabar, aku hanya diam menunggunya sampai tenang. Tanpa kusadari air mataku berlahan ikut keluar satu persatu. Tapi segera saja kutepis kasar. Kenapa aku jadi namja cengeng saat bersamanya. Tanpa menunggu lama, kumajukan langkahku yang tinggal satu langkah dan merengkuh tubuhnya dari belakang. Kueratkan pelukanku seraya memejamkan kedua mataku menahan tangis.

 

"Saranghae" Ucapku

 

Kai pov end~

 

 

Haneul pov~

 

"Saranghae"

 

Deg.

 

Kai. Kenapa .. kenapa harus dia, kenapa dia tahu kalau aku disini. Lagi, air matakupun turun dengan derasnya. Aku bingung, aku takut, Kai aku memang tak cocok buatmu. Sekuat tenaga aku melepas tangannya yang melingkar di tubuhku. Tapi apa daya aku, dia terlalu erat memelukku. Malah sekarang semakin erat.

 

"Jeongmal saranghaeyo. Aku tidak peduli kau berdada rata, atau apapun aku tidak peduli. Aku sangat menerimamu apa adanya. Kembalilah padaku. Kumohon haneul-a" ucapnya dengan nada sedikit bergetar.

 

Kubalikkan badanku menghadap kearahnya. Kutatap dia dengan pandangan sedih. Aku tak peduli seberapa jelek wajahku saat ini. Lalu aku menangis dipelukannya. Dia mendekapku tidak terlalu erat, dan itu membuatku sadar, aku hanyalah seorang gadis yang tidak cantik dan tidak sexy. Aku sadar sekarang aku seperti berada didalam cerita fiksi karangan anak yang akan berakhir bahagia. Si jelek dan si ganteng bersatu. Haha itu hanyalah karangan fiksi semata. Tapi ...

 

Dengan perlahan aku menurunkan kedua tangannya, dan ku singgungkan sebuah senyuman. Dia menatapku aneh dan tangannya tadi, terangkat lagi untuk menangkup kedua pipiku, menghilangkan bekas air mataku dengan kedua ibu jarinya. Dia menatap mataku dalam yang mau tak mau menyeretku untuk ikut menatap kedua matanya.

 

“Haneul-a, mianhaeyo, jeongmal mianhaeyo. Aku tak bermaksud bicara seperti itu, aku menyesal, yang aku bicarakan tadi bersama mereka hanya kebohongan semata. Percayalah, aku tulus mencintaimu. Aku sangat mencintaimu, Haneul-a.” Ucapnya yang terdengar tulus ditelingaku. Sekilas aku melihat kedua matanya berkaca-kaca. Sebelum dia memejamkannya untuk menghilangkan air mata itu.

 

Aku pernah mendengar sebuah kutipan entah dari buku atau apa “jika seorang namja menangis karena seorang yeoja, dia pasti sangat mencintai yeoja itu.” Semoga saja kutipan itu tidak salah pada namja yang masih aku cintai ini. Sejujurnya aku tak ingin pisah darinya. Tapi, aku juga tidak mau menjadi beban baginya.

 

“Mianhae Jongin-a, aku berharap kau menemukan seorang yeoja sesuai dengan kriteriamu yang tidak akan membuatmu malu lagi didepan teman-temanmu. Annyeong” ucapku sambil menahan air mata yang akan tumpah sebentar lagi. Ku lepas tangannya dari pipiku. Dan ku kecup singkat bibirnya sebagai salam perpisahan. Akupun berlari sekuat tenaga menjauh darinya. Dan tak peduli dengan teriakannya yang menanggil namaku. Mungkin bila aku berbalik menghadapnya aku tak akan mampu untuk pergi darinya. Jadi, Kai, nae namja, mianhae and saranghaeyo.

 

 

“Kisah cintaku memang berbeda dari kebanyakan novel karangan anak-anak. Dimana seharusnya kedua tokoh bersatu untuk salamanya dan berakhir bahagia.”

 

 

THE END

 

 

Thank You, and I hope you are comfortable with the story , and support me. Gomawo :D

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK