home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Just One Day

Just One Day

Share:
Author : ichen_aoi
Published : 15 Sep 2014, Updated : 06 Oct 2014
Cast : Baekhyun EXO, Jin BTS, Son So Hye
Tags :
Status : Ongoing
1 Subscribes |8285 Views |6 Loves
Just One Day
CHAPTER 2 : Meet With You

Sohye baru saja selesai dengan kuliahnya hari ini dan ia bergegas untuk segera pergi ke tempat kerja part timenya di salah satu cafe yang ada di Seoul, tepatnya di daerah Hongdae. Seperti hari-hari sebelumnya, ia menaiki bus umum yang dengan setia menjadi sahabatnya setiap hari. Mengantarnya ke kampus, cafe dan rumah kecilnya yang sederhana.

Tes tes

"Mwoya?"

Hujan deras turun secara mendadak, tanpa melalui gerimis dan ini tentu saja mengejutkan Sohye. Dengan sigap, gadis itu berlari menuju halte bus terdekat. Ia berteduh di sana sambil menantikan bus datang. Sesekali gadis itu melirik ke kiri-kanan atau sekedar menatap kosong ke depan, kearah kendaraan yang tidak henti hilir mudik.Seoul memang selalu sibuk. Setidaknya itulah yang ia pelajari setelah tiga tahun tinggal di negeri ibu-nya tersebut.

"KETERLALUAN KAU!! KIM SEOK JIN!!"

Teriakan itu sukses membuat Sohye langsung melirik seorang laki-laki yang mengenakan jeans dengan sobekkan di lutut, dengan atasan kaos hitam dipadu dengan luaran kemeja motif kotak-kotak berwarna biru, dengan topi di kepala dan... jujur saja, dia terlihat tampan.

Lelaki itu tampaknya menyadari tatapan Sohye dan menoleh kearah gadis itu. Ia sama sekali tidak memberikan senyum atau mengatakan apapun sebagai tanda permintaan maaf karena telah menimbulkan sedikit kebisingan, sebaliknya, ia menatap Sohye sekilas lalu kembali sibuk dengan ponsel dengan cashing putihnya. Seolah tidak ada kesalahan yang pernah ia lakukan dan itu sebenarnya sedikit menyebalkan.

"Hanya rupanya saja yang bagus," keluh Sohye pelan namun sukses mengundang perhatian si lelaki yang kemudian menatapnya sinis. Hal ini membuat Sohye mendecakkan lidahnya dan berdoa dalam hati semoga busnya segera datang sehingga ia tidak perlu berlama-lama bersama laki-laki menyebalkan ini.

"YAK! JIN! Dimana kau? Mana mobilku?!"

Bahkan volume suaranya yang standar pun terdengar menyebalkan, keluh Sohye dalam hati. Sama sekali bukan salahnya jika ia tidak menyukai lelaki tampan dan asing itu. Itu semua karena sikap si lelaki yang entah namanya siapa dan benar-benar bersikap menyebalkan.Bahkan Sohye yakin tidak akan ada gadis di dunia ini yang sanggup menjadi pasangannya.

Ya! Tidak ada!

Citttss

Sebuah mobil mewah berhenti di hadapan mereka, lebih tepatnya di hadapan lelaki menyebalkan itu. Sohye merasa penasaran dengan siapa yang datang menghampiri lelaki itu, ibunya mungkin. Dari sikapnya, bisa saja ia masuk ke dalam kategori anak mami.

"Masuklah!"

"Jin,mana mobilku?"

"Sudah kujual."

"WHAT?!"

"Sudahlah cepat, untunglah aku ini orang yang baik hati."

"Kau menjual mobilku dan kau bicara soal baik hati?"

"Kau percaya padaku?"

"Eh?"

"Baguslah, Byun Baekhyun. Cepat naik atau aku akan membiarkanmu menaiki bus umum seperti apa yang kau lakukan kemarin padaku."

Baekhyun langsung masuk ke dalam mobil Jin dengan setengah hati, namun sebelum itu ia melirik kearah seorang gadis yang benar-benar sedang memperhatikannya sejak tadi. Entah karena apa. Ah! Mungkin karena pesona dan ketampanannya, hal ini sudah menjadi hal biasa. Tidak ada yang aneh. 

Baekhyun pun masuk ke dalam mobil tanpa berpikir panjang lagi.

"HEH?! Lelaki? Apa itu kekasihnya? Bisa saja! Lelaki asing tadi cukup cantik atau... kakaknya mungkin? Hyeongnya? Ya mungkin!"

Sohye pun bergidik dengan pikirannya sendiri dan langsung masuk ke dalam bus, begitu busnya berhenti tepat di depan halte. Masih ada waktu satu jam untuk mencapai cafe, setidaknya ia cukup bersyukur karena ia tidak terlambat.

 

--

 

"Hhaaaa..."

"Ada apa lagi?" keluh Baekhyun kesal sambil menatap ke depan.

"Kau tidak lihat tatapan gadis asing yang bersamamu tadi?"

"Eh?"

"Kau tidak berkenalan dengannya?"

"Ada apa?"

"Kurasa dia menduga kita berpacaran."

"MWO?! Tidak mungkin!"

"Aish~ Byun-ah, aku juga lelaki normal. Malah kupikir kau yang diam-diam menyukaiku."

Lagi-lagi Jin tertawa, jika saja saat ini ia bukan berada dalam mobil Jin dan mobil ini miliknya. Mungkin ia sudah menendang Jin ke aspal, membiarkan teman sekaligus rivalnya itu berdarah-darah di trotoar. Well, siapa yang peduli? Malah ia merasa bersyukur setidaknya si pengganggu kehidupannya sudah pergi jauh dan tidak akan kembali lagi.

 

--

 

"Jin hyeong~ bagaimana dengan pesananku?"

Suara Taehyung langsung menyambut Jin begitu ia membuka pintu apartemen mewahnya. Taehyung, adik sepupunya yang manis dan sangat manja. Lihat saja posenya sekarang, benar-benar membuat Jin ingin memukul kepalanya dengan sepatu hitam berkilat miliknya. Kelebihan Taehyung hanya satu, wajahnya yang benar-benar hampir mirip dengan Baekhyun dan sukses membuat Jin curiga bahwa sejujurnya mereka adalah saudara kandung. 

Kalaupun bukan, mungkin keduanya bersaudara di kehidupan yang sebelumnya. Bisa jadi, 'kan?

"Permintaanmu terlalu sulit."

"Kenapa? Aku hanya minta pekerjaan. Apapun akan kulakukan."

"Termasuk menjadi seorang cleaning service?"

"Tidak masalah. Aku ingin membeli cincin untuk eomma dengan uang yang kuhasilkan sendiri."

Mau tidak mau, tekad Taehyung membuat Jin tersenyum. Setidaknya adik sepupu semata wayangnya itu memiliki sisi dewasa. Berbeda dengan Baekhyun yang ia yakini 90% jiwanya masih anak-anak. Diam-diam Jin tersenyum sambil menatap punggung Taehyung, Baekhyun kembali dalam bayangannya.

Seandainya saja hal itu tidak pernah terjadi, mungkin Jin tidak akan memendam rasa bersalah sebegini besar pada Baekhyun. Ya, seandainya saja hal itu tidak pernah terjadi dan tidak pernah tertulis dalam suratan takdir yang harus mereka lalui bersama dalam persahabatan mereka.

 

--

 

Baekhyun menyandarkan tubuhnya pada sofa panjang di ruang tengah apartemennya tanpa bersusah payah mengganti pakaiannya terlebih dahulu. Ia memandang ke tembok kaca yang langsung menembus pemandangan kota Seoul. Ia bisa melihat gedung-gedung yang berlomba untuk menjadi yang paling tinggi, paling artistik dan paling mewah.

Kehidupan yang semakin lama semakin membuatnya lelah.

Jika saja semuanya bisa ia ubah dan ia akhiri semudah ia membayar puluhan orang untuk bekerja dengannya. Semudah ia memperoleh apapun yang bisa di dapatkan dengan materi. Ia pasti tidak akan pernah merasa seperti ini.

Rasa dendam yang diam-diam ia pendam pada Jin.

Rasa benci yang diam-diam ia pendam pada ayahnya saat ini.

Seandainya saja kehidupan ini bisa berjalan seperti yang ia inginkan, ia tuliskan dia ia gambarkan pada beratus-ratus kertas kerja pada layar komputer entah seberapa banyak. Semuanya akan kembali kepada kata 'seandainya' yang semakin lama akan terus membuat dadanya semakin sesak.

Baekhyun dengan perlahan memejamkan matanya, meringkuk di atas sofa seolah sekujur tubuhnya kedinginan padahal suhu AC pun hanya 24 derajat. Lelaki itu semakin larut dalam gelapnya mimpi hingga setetes air mata jatuh di ujung matanya dan meluncur di pipi kanannya yang putih bersih.

Tidak tahu sampai kapan ia akan terus berselimut rasa takut.

Entah sampai kapan.

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK